Anda di halaman 1dari 17

NITRIFIKASI DAN DENITRIFIKASI

PENDAHULUAN

Nitrifikasi merupakan gambaran dari dua langkah proses biologis dimana

ammonia (NH4-N) dioksidasi menjadi NO2- N dan nitrit dioksidasi menjadi nitrat

(NO3- N). Mengapa proses nitrifikasi ini diperlukan dalam mengolah air limbah yang

mengandung unsur N ?

Proses ini diperlukan karena :

1. Ammonia yang terkandung dalam air limbah akan mempengaruhi konsentrasi

Dissolve Oksigen (DO) dan bersifat racun terhadap ikan.

2. Nitrogen yang ada harus diremoval agar tidak terjadi “Eutrophkasi” pada

permukaan air.

Proses ini dilakukan untuk menjaga badan air yang diperuntukkan sebagai

air minum. Tingkatan Nitrat – N sebagai air minum adalah 45 mg/l, sedangkan untuk

nitrat sebagai Nitrogen adalah 10 mg/l. Dan total konsentrasi organic dan konsentrasi

Ammonia Nitrogen dalam air limbah antara 25 mg/l – 45 mg/l.

Denitrifikasi merupakan proses biologis yang mereduksi nitrat menjadi

nitrit oksida, nitrous oksida dan gas nitrogen. Pengolahan biologis dengan

denitrifikasi ini merupakan suatu kesatuan dari proses biologis untuk meremoval

nitrogen, yang mana proses ini biasa disebut sebagai proses Nitrifikasi dan

Denitrifikasi.

VI -
NITRIFIKASI

Nitrifikasi merupakan proses konversi nitrogen aminia menjadi nitrat.

Nitrifikasi menjadi salah satu proses yang penting untuk diperhatikan hal ini sebab :

 Air limbah yang banyak mengandung N organik cenderung merangsang

pertumbuhan algae yang pada akhirnya akan menimbulkan eutrophikasi di

perairan.

 Adanya nitrifikasi akan menyebabkan turunnya konsentrasi oksigen terlarut

(DO), hal ini disebabkan pada setiap tahap reaksi dalam nitrifikasi akan

mengkonsumsi DO.

 NH4 juga merupakan atau bersifat toxic terhadap kehidupan air.

 NH4 juga mengkonsumsi dosis chlorine yang berakibat naiknya kebutuhan

chlor untuk desinfectan di PDAM.

Total nitrogen biasanya disebut sebagai total Kjeldahl nitrogen (TKN). TKN

terdiri dari bahan organik (protein, asam nucleic, urea) dan anorganik (NH4).

Proses Nitrifikasi

Proses konversi nitrogen amonia menjadi nitrat melibatkan bakteri autrotof.

Bakteri autrotof adalah bakteri yang menggunakan sumber energi dari cahaya

matahari (photoautotrof) maupun hasil oksidasi bahan anorganik (chemoautotrof).

Sumber karbon berasal dari fiksasi dioksida genus Nitrosomonas dan Nitrobacter

adalah jenis yang paling memegang peranan penting dalam proses nitrifikasi.

Pada kebanyakan autotrof adalah bahwa tidak ada NAD dan NADP yang

ikut serta selama proses oksidasi sumber energi. Untuk memperoleh NADH 2 atau

NADPH2 yang diperlukan untuk fiksasi karbon dan biosintesa, organisme ini

VI -
menggunakan proses kebalikan transport elektron. Pada proses ini yang terjadi

adalah sebagaian ATP yang dihasilkan sel harus dipergunakan menjadi bentuk

NADH2.

Proses nitrifikasi yang dilaksanakan oleh organisme autotrof dan

berlangsung dalam dua tahap, yaitu :

1. Tahap nitritasi, yaitu tahap oksidasi ion ammonia (NH 4+) menjadi ion nitrit

(NO2-) dan dilaksanakan oleh bakteri Nitrosomonas dengan reaksi sebagai

berikut :

2NH4+ + 3O2 Nitrosomonas 2NO2- + 2H2O+4H+ Gram = -64.8 Kcal/mol

2. Tahap nitratasi, yaitu tahap oksidasi ion nitrit menjadi nitrat NO 3- dan

dilakukan oleh Nitrobacter dengan reaksi :

2NO2- + O2 Nitrobacter
2NO3- Gram = -18.1 Kcal/mol

Total energi hasil reaksi Gram = -82.9 Kcal/mol.

1 mol NH4+ menghasilkan 2 mol H+, yang akan mengkonsumsi alkalinity.

Persamaan reaksi stoichiometri untuk pertumbuhan

Nitrosomonas :

55NH4+ + 76O2 + 109HCO3-C5H7O2N + 54NO2- + 572H2O + 104H2CO3

Nitrobacter :

400NO2- + NH4+ + 4H2CO3 + HCO3- + 195O2  C5H7O2N + 400NO3- + 3H2O

VI -
Kebutuhan oksigen :

32 x 1.5
- Pada proses nitritasi : = 3.43 mg O2/mgNH4-N
14

32 x 0.5
- Pada proses nitratasi : = 3.43 mg O2/mgNH4-N
14

= 4.57 mg O2/mgNH4-N

Alkalinity yang dikonsumsi :

Alkalinity bikarbonat mg/L CaCO = mg/L HCO3-/1.22

2 H+ sebanding dengan 2HCO3-

2 x 61
= 7.14 mg CaCO2/mgNH4-N
1.22 x 14

Kinetika Pertumbuhan Mikroorganisme

Kinetika pertumbuhan bakteri autrotof dan penurunan substratnya dapat

dinyatakan dalam persamaan yang sama dengan yang digunakan pada bakteri

heterotrof.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinetika :

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinetika meliputi :

 Konsentrasi amonia dan nitrit.

Efek ini akan berpengaruh terhadap fraksi bakteri nitrifikasi.

m S

Ks  S

 Ratio BOD5 / TKN,

VI -
Efek ini terhadap maximum spesific growth rate bakteri nitrifikasi.

 Konsentrasi Oksigen terlarut,

Berpengaruh terhadap maximum spesific growth rate bakteri nitrifikasi

 mn DO
 mn 
K O2  DO

 Temperatur,

Penurunan temperatur akan menurunkan pertumbuhan bakteri,

 mn   mn e 0.098 (T -15)

Kn = 100.051T-1.158

T dalam derajat celcius

 pH, pertumbuhan maksimum bakteri nitrifikasi terjadi pada pH 7.2 – 9

Sedangkan untuk proses kombinasi dengan penurunan karbon mengikuti

persamaan :

 , mn   [1 - 0.833 (7.2 - pH)]

Penerapan Nitrifikasi mengikuti Pengolahan Aerobik

Proses nitrifikasi dapat diterapkan pada sistem lumpur aktif CFSTR atau

plug flow dengan resir, dan bioflim (Tricking Filter dan Cakram Biologis).

Pada pengolahan dengan lumpur aktif dapat dilakukan secara terpisah

dalam tangki yang berbeda maupun dalam satu tangki dengan proses kombinasi.

Gambar 6.1 dan 6.2 berikut ini adalah beberapa jenis pengolahan

penurunan amonia dengan nitrifikasi dengan cara lumpur aktif.

VI -
penyisihan karbon nitrifikasi

Gambar 6.1 Single Stage Nitrifikasi

Penyisihan C Nitrifikasi

Gambar 6.2 Two Stage Nitrifikasi

Dasar pemilihan antara sistem dengan satu tangki atau dua tangki aerasi

biasanya dengan memperhatikan perbandingan BOD5/TKN, untuk :

 BOD5/TKN < 3 menggunakan sistem terpisah (two stage)

 BOD5/TKN < 5, menggunakan satu tangki (single stage)

Tabel 4.1. menunjukkan hubungan antara fraksi organisme nitrifikasi dan

ratio BOD5/TKN. Fraksi f dihitung dengan rumus :

1
f 
BOD5 YB
1
TKN Y N

Dengan :

YB, YN, masing-masing adalah koefisien yield untuk penyisihan BOD dan nitrogen.

YB = 0.55 Gram sel/Gram BOD

YN = 0.15 sel/Gram NH4 – N

VI -
Sehingga YB / YN = 3.667

Tabel 6.1. Hubungan antara ratio BOD5/TKN dan fraksi bakteri nitrifikasi

BOD5/TKN fraksi f BOD5/TKN fraksi f

1 0.21 6 0.043

2 0.12 7 0.037

3 0.083 8 0.033

4 0.064 9 0.029

5 0.054

DENITRIFIKASI

Proses Denitrifikasi

Denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat menjadi gas nitrogen (N 2) secara

biologis pada kondisi anoxic (tanpa oksigen). Bakteri yang bertanggung jawab dalam

proses denitrifikasi adalah jenis heterotrof fakultatif. Nitrit dan nitrat sebagai

akseptor elektron, sedangkan organik karbon sebagai donor elektron. Dalam hal

kandungan karbon dalam air buangan rendah, biasanya ditambahkan methanol

(CH3OH) sebagai sumber karbon, sedangkan sumber energi diperoleh dari hasil

reaksi anorganik.

Bakteri yang melakukan proses denitrifikasi meliputi Achromobacter,

aerobacter, alcaligenes, bacillus, brevibacterium, flavobacterium, micrococcus,

proteus, pseudomona dan spirillum.

Ada dua tahap konversi dalam proses denitrifikasi yaitu :

 Tahap nitrat menjadi nitrit

VI -
 Tahap nitrit menjadi gas nitrogen

Sehingga keseluruhan proses secara berurutan adalah :

NO3  NO2  NO  N2O  N2

Reaksi Stoikiometri Proses Denitrifikasi

Reaksi stoichiometri pada proses denitrifikasi dengan menggunakan

methanol (CH3OH) sebagai sumber karbon dapat diuraikan sebagai berikut :

6 NO3 + 2CH3OH  6NO2 + 2CO2 + 4H2O

6 NO2 + 3 CH3OH  3 N2 + 3CO2 + 2H2O + 6 OH

6 NO3 + 5 CH3OH  3N2 + 5CO2 + 7H2O + 6 OH

Pada reaksi ini dihasilkan energi sebesar 546 kJ/mol.

Reaksi assimilasi :

3NO3 + 14CH3OH + CO2 + 3H+  3C5H7NO2 + 2H2O

Sehingga penggabungan antara reaksi assimilasi dan dissimilasi dapat ditulis

sebagai :

NO3 + 1.08 CH3OH + H+  0.065 C5H7N02 + 0.47 N2 + 0.76 CO2 + 2.44 H2O
MW = 32 MW=113

Jumlah methanol yang diperlukan untuk proses ini adalah :

1.8 x 32 
 2.47mgCH 3 OH / mgNO3 N
14

Dan sel yang dihasilkan adalah :

0.65 x 32 
 0.52mgCH 3 OH / mgNO 3 N
14

Kebutuhan methanol secara empiris dapat ditulis sebagai berikut :

Cm = 2.47 NO3- + 1.53 NO2- + 0.87 DO

VI -
Pengolahan Penurunan Nitrat dengn Proses Denitrifikasi

Pengolahan untuk menurunkan nitrat dengan proses denitrifikasi dapat

dilakukan bersama-sama dengan proses nitrifikasi. Biasanya setelah proses nitrifikasi

diikuti dengan denitrifikasi, namun ada juga yang menerapkan proses denitrifikasi

diawal pengolahan. Gambar di bawah ini menunjukkan alternatif pengolahan

nitrifikasi dan denitrifikasi secara terpisah.

metanol

Nitrifikasi Denitrifikasi

Nitrifikasi Denitrifikasi

Penyisihan BOD
Denitrifikasi & Nitrifkasi

Gambar 6.3 Alternatif pengolahan nitrifikasi dan denitrifikasi secara terpisah.

Proses nitrifikasi dan denitrifikasi dalam satu sistem pengolahan dapat

dijelaskan sebagaia berikut :

VI -
a. Pre Denitrifikasi

Tangki anoxic Tangki aerobic clarifier

Sumber
Carbon NH4+
NH4+ NO3-

NO3- N2
resirkulasi

Sludge return
Buangan Lumpur

Gambar 6.4 Pengolahan Nitrifikasi - Denitrifikasi

Pada sistem ini tangki anoxic mendahului tangki aerobik. Tangki anoxic

berfungsi untuk proses denitrifikasi (mengubah nitrat menjadi gas nitrogen)

sedangkan tangki acrobik berfungsi untuk melakukan proses nitrifikasi (perubahan

amonia menjadi nitrat).

Pada proses denitrifikasi sumber karbon diperoleh dari organik karbon air

limbah yang dari organik karbon air limbah yang diolah yang masuk ke tangki

anoxic. Nitrat diperoleh dengan meresirkulasi dari tangki erobik, sedangkan lumpur

yang dihasilkan dikembalikan ke tangki anoxic.

Pada proses nitrifikasi kondisi aerobik dipertahankan dengan memasang

aerator (seperti Pada proses lumpur aktif) pada tangki ini berlangsung perubahan

amonia menjadi nitrat.

Besarnya tangki denitrifilcast (anoxic) kurang dari setengah volume total

(< ½ Vol total).

VI -
b. Denitrifikasi secara Simultan

Pada proses ini nitrifikasi-denitrifikasi dilakukan dengan sistem oxidation

ditth. Air buangan diolah dalam satu sistem tangki yang berupa saluran yang

membentuk loop aerator ditempatkan pada salah satu sisi untuk mencapai kondisi

aerobik dan anoxic.

Proses aerobik (nitrifikasi) dilakukan setelah aerator sedangkan anoxic

sebelum aerator. Air buangan masuk menuju daerah anoxic dan mernberikan sumber

karbon untuk proses denitrifikasi.

Gambar 6.5 Pengolahan Nitrifikasi-Denitrifikasi dengan Oxidation Ditch

Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Proses Nitrifikasi Dan Denitrifikasi

 Konsentrasi nitrat, akan berpengaruh terhadap laju pertumbuhan maksimum.

 Konsentrasi karbon

 Temperatur

 pH.

VI -
Tabel 6.2 harga koefisien untuk proses Nitrifikasi dan Denitrifikasi.

Koefisien Satuan Harga tipikal


Proses Nitirifikasi

Nitrosomonas Hari-1 0.7
m NH4+ -N, mg/L 0.6
Ks
 Hari-1 1.0
Nitrobacter NH2 ¯¯N, mg/L 1.4
m
Ks Hari-1 1.0
 NH4+ -N, mg/L 1.4
Secara keseluruhan NH4+ -N, mgVSS/mg BOD 0.2
m Hari-1 0.05
Ks
Y
kd Hari-1 0.3
NH3- -N, mg/L 0.1
Proses Denitrifikasi NH3- -N, mgVSS/mg BOD 0.8
m Hari-1 0.04
Ks
Y
kd

Parameter Disain Kombinasi Nitrifikasi / Denitrifikasi

Ratio Resirkulasi

Asumsi NO3- -N diresirkulasikan ke tanki anoksik dengan mengabaikan

asimilasi nitrogen maka ratio resirkulasi (mix liquor + lumpur) dapat ditulis sebagai

berikut :

VI -
(NH4+ -N)o – (NH4+ -N)e
R = ------------------------------------- - 1
( NO3 - -N)e

Dengan:

R = ratio resirkulasi (mix liquor + lumpur)

(NH4+-N)o = nitrogen amonia yang masuk ke sistem

(NH4+-N)e = nitrogen amonia yang keluar ke sistem

(NO3--N)e = nitrogen nitrat yang keluar sistem

Umur lumpur (c’) :

Perlu diketahui bahwa nitrifikasi hanya dapat tumbuh di tanki aerobik,

sehingga umur lumpur atau mean cell residence time dinyatakan sebagai :

c
c’ = -------------
fVaerobic

Dengan :

c’ = umur lumpur untuk proses nitrifikasi pada single stage

c = umur lumpur untuk proses nitrifikasi konvensional

fVaerobic = fraksi volume aerobik

Hidraulic Residence Time (HRT) tangki aerobik :

HRT untuk sistem ini mengalami modifikasi sebagai berikut :

c’ Yh (So – S)
 = -------------------------
X [1 + kd fvas c’]

Dengan :

VI -
 = Hidraulic Residence Time (hari)

Yh = Keofisien Yied heterotrophic, mg VSS/mg BOD (harga 0.55)

So-S = BOD yang diturunkan

kd = Koefisien endogenous

X = MLVSS, mg/L

fvas = fraksi MLVSS yang degradabel pada saat aerasi

f’vas
fvas = ---------------------------
[1 + (1 – f’vas) kd c’]

f’vas = fraksi VSS yang degradabel (harga 0.75 – 0.8)

Hidraulic Residence Time (HRT) tangki anoksik :

DN = (1 – f Vaerobik) a

Dengan

a = HRT aerobik

fVaeorbik = fraksi volume aerobik

Hidraulic Residence Time (HRT) untuk denitrifikasi :

N Denit
’ DN = -----------------
U DN X

VI -
CONTOH SOAL

Suatu limbah industri, yang mempunyai karakteristik di bawah ini akan diolah

dengan menggunakan proses Trikling Filter yang termasuk di dalamnya untuk

meremoval TKN. Karakteristik limbah industri tersebut adalah :

Q = 100 l/det

BOD = 160 gr/m3

TKN = 25 gr/m3

Tss = 70 gr/m3

Jawaban :

1. Spesifik TKN removal berdasarkan perbandingan BOD dan TKN adalah sebagai

berikut
0.44
 BOD 
R n  0.82 
 TKN 

BOD / TKN = 160/25 = 6,4

Rn = 0.82 (6.4)-0.44

= 0.36 g/m2.d

2. Perhitungan TKN removal

Q = 100 L/s = 8640 m3/d

TKN removal = 0.90 (8640 m3/d) (25 g/m3)

= 194,400 g/d

3. Perhitungan surface area dari media

VI -
(194,400 g / d ) (194,400 g / d )
As    540,000m 2
Rn (0.36 g / m 2 .d

4. Volume media

540,000m 2
Vol  2 3
 5400m 3
(100m / m )

5. Perhitungan kecepatan hydraulic

Volume 5400m 3
Filter area =   885m 2
depth 6.1m

Kecepatan Hydraulic q

Q (100 L / s)
q  2
 0.11L / m 2 s
A 885m

6. Perhitungan BOD loading berdasarkan volume dan surface area

a. Loading berdasarkan volume

(8640m 3 / d )(160 g / m 3 )(1kg / 10 3 g )


BOD loading = 3
 0.26kg / m 3 .d
5400m

b. Laoding berdasarkan area

BOD loading = (0.26 kg/m3.d)[1/100m2/m3)](103g/kg)

7. Perhitungan volumetric oksidasi

 S e  4.6( NO x )Q
VOR =
V (10 3 g / kg )

So = 160 g/m3

Nox = 0.90(25)=22.5 g/m3

VOR =
160g / m 3

)  4.6( 22.5 g / m 3 ) (8640m 3 / d )
(5400m 3 )(10 3 g / kg )

= 0.42 kg/m3.d

VI -
DAFTAR PUSTAKA

Bowo Djoko M. Teknik Pengolahan Air Limbah Secara Biologis. Jurusan Teknik
Lingkungan – ITS.
Mark J Hammer. Water & Wastewater Technology. Upper Saddle River New
Jersey Colombus, Ohio, 2004.
Metcalf & Eddy. Wastewater Treatment and Reuse, Fourth Edition. Mc-Graw Hill
Higher Education, 2003.
Metcalf & Eddy. Wastewater Engineering : Treatment Disposal Reuse, Second
Edition. Tata Mc-Graw Hill Publishing Company LTD, New Delhi, 1979.

VI -

Anda mungkin juga menyukai