Anda di halaman 1dari 13

FLORA DILINDUNGI

Di Indonesia, 29 jenis anggrek spesies telah dilindungi Undang-undang sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa (3 jenis masuk dalam Appendix I dan 26 jenis masuk dalam Appendix II). Menurut Kris Heriyanto, jenis anggrek yang tidak dilindungi tapi masuk dalam Appendix CITES, seperti : Dendrobium lowii masuk appendix I, Phalaenopsis amabilis masuk Appendix II dan Bulbophyllum lobbii masuk dalam Appendix II. Dendrobium lowii

Phalaenopsis amabilis

Bulbophyllum lobbii

Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) adalah Konvensi Perdagangan Internasional Fauna dan Flora Liar Langka (kesepakatan berbagai negara). Tujuan CITES untuk memastikan bahwa fauna dan flora liar yang diperdagangkan secara Internasional tidak dieksploitasi secara berlebihan/tidak berkelanjutan. Indonesia meratifikasi CITES berdasarkan keputusan Prsiden No. 43 Tahun 1978 dengan management Authority ; Ditjen Dep. Kehutanan dan Scientific Authority ; LIPI. Ada lima hal pokok yang menjadi dasar dibentuknya konvensi, adalah: 1.Perlunya perlindungan jangka panjang terhadap tumbuhan dan satwa liar. 2.Meningkatnya nilai sumber tumbuhan dan satwa liar bagi Adanya peran dari masyarakat dan negara dalam usaha perlindungan tumbuhan dan satwa liar. 3.Makin mendesaknya kebutuhan suatu kerja sama internasional untuk melindungi jenis-jenis tersebut dari eksploitasi lebih (over exploitation) melalui kontrol perdagangan internasional. 4.Untuk mencapai tujuan tersebut, maka jenis-jenis atas dasar kelangkaannya yang ditentukan oleh konferensi Para Pihak CITES digolongkon dalam 3 kelompok atau Appendix, yaitu Appendix I, II dan III. Appendix I adalah perdagangan Internasional (yang bersifat komersil) seluruhnya dilarang kecuali dari hasil penangkaran. Appendix II adalah perdagangan internasional diperbolehkan tetapi dikontrol melalui kuota. Appendix III perdagangan internasional diperbolehkan tapi dikontrol dengan pengawasan oleh negara lain (secara umum pembatsan perdagangannya lebih ringan dibandingkan dengan appendix II). Pandangan terhadap masalah anggrek: a. Untuk melindungi anggrek alam (spesies), masyarakat, pemerintah lokal dan daerah terkait dimana anggrek tersebut tumbuh perlu mendapat informasi, penguatan kapasitas dan adanya dukungan kebijakan sehingga dapat menjaga agar tidak terjadi pengambilan anggrek berlebihan. b. Perlu dibangun mekanisme benefit sharing bagi masyarakat, sebagai insentif dalam menjaga ekosistem dimana anggrek tersebut tumbuh. c. Explorasi terhadap pengenalan jenis anggrek alam (spesies) masih sangat dibutuhkan. d. Pentingnya penelitian dan pengembangan anggrek untuk menunjang budidaya dan penyediaan bibit.

e. Kebijakan dan penegakan hukum menyangkut perdagangan anggrek perlu dibereskan, sehingga upaya perdagangan tetap menjaga pelestarian dan pemanfaatan lestari anggrek. 5.Pemanfaatan Anggrek Semua anggrek hasil perbanyakan spesies dan hasil persilangan dapat dimanfaatkan (khusus Appendix I CITES harus terdaftar di skretariat CITES). Hasil perbanyakan spesies jenis-jenis yang dilindungi dan atau Appendix I CITES, TIDAK DIBENARKAN untuk diekspor. Para pecinta anggrek tidak hanya menikmati keindahan dan kecantikan anggrek, tapi mereka juga melakukan penyilangan. Penyilangan dilakukan berdasarkan indahnya, dan karakteristik yang mungkin bermanfaat dihilangkan, tegas Sjahrizal Siregar, pencinta anggrek dari Bandung. Menurut Sjahrizal perbanyakan/penyilangan anggrek spesies diambil dari hutan, dan ini tidak melalui ijin dari aparat setempat. Maka bila kita mengikuti peraturan, para pencinta anggrek seharusnya sudah dikenakan sanksi, karena telah melanggar peraturan, lanjut Sjahrizal. Hasil penyilangan yang indah untuk dijadikan perdagangan internasional. Janganlah jual anggrek yang langka ke luar, lantas beri dari yang baru. Tolong perlakuan secara eksitu diakreditasi, dan apa syarat-syarat hutan yang dilindungi untuk anggrek, pesan Sjahrizal di akhir acara.

Anggrek Hitam Liar Makin Kelam

Gambar Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata) Anggrek hitam adalah salah satu spesies anggrek yang dilindungi di Indonesia karena terancam kepunahan di habitat aslinya. Anggrek hitam yang dalam bahasa latin disebut Coelogyne pandurata merupakan flora identitas (maskot) propinsi Kalimantan Timur. Populasi anggrek hitam (Coelogyne pandurata) di habitat asli (liar) semakin langka dan mengalami penurunan yang cukup drastis karena menyusutnya luas hutan dan perburuan untuk dijual kepada para kolektor anggrek. Anggrek hitam (Coelogyne pandurata), sebagaimana namanya, mempunyai ciri khas pada bunganya yang memiliki lidah (labellum) berwarna hitam. Anggrek langka ini dalam bahasa Inggris disebut sebagai Black Orchid. Sedangkan di Kalimantan Timur, Anggrek Hitam yang langka ini mempunyai nama lokal Kersik Luai.

Meskipun Anggrek hitam identik dengan Kalimantan tetapi jenis anggrek ini selain di hutan liar Kalimantan juga tumbuh liar di Sumatera, Semenanjung Malaya dan Mindanao, Pulau Luzon dan Pulau Samar Filipina. 1. Bunga Bangkai (Rafflesia arnoldii)

Kerajaan: Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Alismatales Famili : Araceae Genus : Amorphophallus Spesies : A. titanum Bunga bangkai atau suweg raksasa atau batang krebuit (nama lokal untuk fase vegetatif), Amorphophallus titanum Becc. Ditemukan oleh rombongan Sir Stamfort (gubernur East Indi Company di Sumatera dan Jawa) dan Dr. Joseph Arnord, seorang naturalis yang mengadakan ekspedisi di Bengkulu pada tanggal 20 Mei 1818. Kedua nama tersebut diabadikan menjadi nama latin bunga ini oleh Robert Brown. Tumbuhan ini memiliki dua fase dalam kehidupannya yang muncul secara bergantian, fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif muncul daun dan batang semunya. Tingginya dapat mencapai 6m. Setelah beberapa waktu (tahun), organ vegetatif ini layu dan umbinya dorman. Apabila cadangan makanan di umbi mencukupi dan lingkungan mendukung, bunga majemuknya akan muncul. Apabila cadangan makanan kurang tumbuh kembali daunnya. Bunganya sangat besar dan tinggi, berbentuk seperti lingga (sebenarnya adalah tongkol atau spadix) yang dikelilingi oleh seludang bunga yang juga berukuran besar. Bunganya berumah satu dan protogini: bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan, sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri. Hingga tahun

2005, rekor bunga tertinggi di penangkaran dipegang oleh Kebun Raya Bonn, Jerman yang menghasilkan bunga setinggi 2,74m pada tahun 2003. Pada tanggal 20 Oktober 2005, mekar bunga dengan ketinggian 2,91m di Kebun Botani dan Hewan Wilhelma, Stuttgart, juga di Jerman. Namun demikian, Kebun Raya Cibodas, Indonesia mengklaim bahwa bunga yang mekar di sana mencapai ketinggian 3,17m pada dini hari tanggal 11 Maret 2004. Bunga mekar untuk waktu sekitar seminggu, kemudian layu. Apabila pembuahan terjadi, akan terbentuk buah-buah berwarna merah dengan biji di pada bagian bekas pangkal bunga. Biji-biji ini dapat ditanam. Setelah bunga masak, seluruh bagian generatif layu. Pada saat itu umbi mengempis dan dorman. Apabila mendapat cukup air, akan tumbuh tunas daun dan dimulailah fase vegetatif kembali. Bunga bangkai sekarang telah tersebar di berbagai tempat di penjuru dunia, terutama dimiliki oleh kebun botani atau penangkar-penangkar spesialis. Di Amerika, bunga yang muncul seringkali diberi julukan atau nama tertentu dan selalu menarik perhatian banyak pengunjung. Uniknya banyak pengunjung datang untuk "menikmati bau"nya.

2. Anggrek Pensil (Vanda Hookeriana)

Angger pensil (Vanda hookeriana) asal Sumatra adalah jenis anggrek yang langka. Anggrek yang banyak diminati para pencinta bunga itu hidup menumpang pada bunga bakung (Crinum asiaticum). Langkanya anggrek ini, dikarenakan habitat anggrek yang ada di Cagar Alam Dusun Besar (CADB), Bengkulu sudah rusak oleh tangan manusia. Kerusakan tersebut juga menyebabkan bunga bakung mati. Untuk mencegah kepunahan anggrek pensil, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu telah mencoba mengembangbiakkan anggrek ini. Uji coba pengembangbiakan anggrek langka itu di Danau Dendam Tak Sudah (DDTS), Bengkulu. Pada Februari 2005 ditanam sebanyak 20 batang, dan April 2006 sebanyak 7 batang. Ternyata anggrek tersebut dapat tumbuh subur di DDTS. Pada bulan Juni ini BKSDA akan menanam kembali 20 batang anggrek hasil penangkaran yang dilakukan oleh BKSDA. Demikian dikatakan Kepala BKSDA Bengkulu, Yohanes

Sudarto, Rabu (6/6).Anggrek pensil memiliki keindahan yang khas. Kesegaran bunga ini dapat mencapai 22 hari. Pada tahun 1882 anggrek ini dinobatkan sebagai Ratu Anggrek dan mendapat hadiah First Class Certificate dari pemerintah Inggris.

3.Bunga Edelweiss Anaphalis Javanica

Kerajaan: Plantae (tidak termasuk) Eudicots (tidak termasuk) Asterids Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Anaphalis Spesies : A. javanica Anaphalis javanica, yang dikenal secara populer sebagai Edelweiss jawa (Javanese edelweiss), adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Nusantara.Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 m dan memiliki batang sebesar kaki manusia, tetapi tumbuhan yang cantik ini sekarang sangat langka. Edelweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga seperti kutu, tirip, kupu-kupu, lalat, tabuhan dan lebah terlihat mengunjunginya. Jika tumbuhan ini cabang-cabangnya dibiarkan tumbuh cukup kokoh, edelweis dapat menjadi tempat bersarang bagi burung tiung batu licik Myophonus glaucinus. Bagianbagian edelweis sering dipetik dan dibawa turun dari gunung untuk alasan-alasan estetis dan spiritual, atau sekedar kenang-kenangan oleh para pendaki. Pada bulan Februari hingga Oktober 1988, terdapat 636 batang yang tercatat telah diambil dari Gunung Gede-

Pangrango. Dalam batas tertentu dan sepanjang hanya potongan-potongan kecil yang dipetik, tekanan ini dapat dihadapi. Sayangnya keserakahan serta harapan-harapan yang salah telah mengorbankan banyak populasi, terutama populasi yang terletak di jalan-jalan setapak. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa edelweis dapat diperbanyak dengan mudah melalui pemotongan cabang-cabangnya. Oleh karena itu potongan-potongan itu mungkin dapat dijual kepada pengunjung untuk mengurangi tekanan terhadap populasi liar.

4. Tanaman Pakis Ekor Monyet

Tanaman ini terbilang langka, sinonimnya cukup banyak yaitu pakis hanoman, pakis sun go kong, dll. Nama yang banyak disandangnya tidak lain disebabkan karena penampilan luar dari tanaman pakis ini sendiri. Tidak seperti tanaman lain yang berdaun, tanaman ini justru berbulu/berambut seperti monyet. Pohon ekor monyet yang ideal adalah tinggi antarpohonnya sama. Selain itu, pohon ekor monyet ini dapat dikembangbiakkan dengan cara di stek yaitu memotong salah satu bagian tanaman kemudian ditanam di pot. Perawatan pohon Monyet ini tidak begitu rumit, pohon hanya membutuhkan banyak air saja. Jika ditempatkan di tempat yang lembab akan menjadi semakin baik pertumbuhannya. Pohon Monyet tidak begitu membutuhkan cahaya. Peletakan pohon monyet ini paling baim ditaruh di teras rumah karena di teras rumah umumnya tidak begitu terkena sinar matahari. Kemudian harus sering disiram. Pohon ekor monyet ini tidak perlu dipupuk. Ada dua jenis pohon ekor monyet, yaitu pohon ekor monyet yang sudah jadi dan pohon ekor monyet yang belum jadi. Pohon ekor monyet yang belum jadi jika bulunya dielus akan rontok. Akan tetapi, jika pohon ekor monyet yang sudah jadi jika bulunya dielus tidak akan rontok. Pohon ekor monyet ini termasuk dalam kelas Pakis Monyet. Melihat bentuknya yang unik tak sedikit orang kagum bahkan ada pula yang takut terhadap pohon

ekor monyet ini. Bulu yang tumbuh di sekitar batang pohon tersebut membuat bulu kuduk orang yang melihatnya berdiri.

5. Kantong Semar

Kerajaan: Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Caryophyllales Famil i: Nepenthaceae Dumort. (1829) Genus : Nepenthes L. (1753) Genus Nepenthes (Kantong semar, bahasa Inggris: Tropical pitcher plant), yang termasuk dalam familia monotipik, terdiri dari 80-100 spesies, baik yang alami maupun hibrida. Nepenthes adalah tanaman unik. Tanaman karnivora ini termasuk tanaman langka yang dilindungi, hal tersebut dikarenakan Nepenthes/ kantong semar semakin langka karena adanya pembukaan hutan dan banyaknya orang yang memburu keberadaannya, tanpa mencoba untuk melestarikannya. Di Indonesia banyak sebutan diberikan pada tanaman karnivora ini, ada yang menyebut kantong semar, periuk monyet, kantong beruk, ketakung, sorok raja mantra dan masih banyak lagi. Tanaman merambat ini hidup di tanah-tanah lembap yang sedikit nutrisi makanan/ miskin hara. Namun ada juga yang menempel pada tanaman inang (epifit). Keindahan tanaman ini dapat dilihat dari Kantongnya yang merupakan ujung daun yang

berbentuk kantong dan berfungsi menjadi perangkap serangga atau binatang kecil lainnya. 6. Cendana (Santalum album) Santalum album adalah pohon tropis kecil dari keluarga Santalaceae, yang paling umum dikenal sumber kayu cendana. Spesies ini telah digunakan, dibudidayakan dan diperdagangkan selama bertahun-tahun, beberapa budaya sangat penting menempatkan pada wangi dan kualitas jamu. Untuk alasan ini itu telah banyak dieksploitasi, ke titik di mana penduduk liar rentan terhadap kepunahan. Perintah masih harga tinggi untuk minyak esensial, namun karena kurangnya pohonpohon yang cukup besar itu tidak lagi digunakan untuk fine woodworking seperti sebelumnya. Tanaman ini banyak dibudidayakan dan lama tinggal, meskipun panen adalah layak setelah 40 years.The tinggi dari pohon cemara adalah antara 4 dan 9 meter. Mereka dapat hidup sampai seratus tahun. Pohon adalah variabel dalam kebiasaan, biasanya tegak untuk luas, dan dapat jalin-menjalin dengan spesies lain. Parasitises tanaman akar dari jenis pohon lain, dengan adaptasi haustorium akar sendiri, tetapi tanpa kerugian besar kepada tuan rumah. Seorang individu akan membentuk hubungan non-wajib dengan sejumlah tanaman lain. Sampai 300 spesies (termasuk sendiri) dapat host perkembangan pohon macronutrients memasok fosfor, nitrogen dan potasium, dan bayangan terutama selama fase awal pembangunan. Mungkin menyebarkan dirinya melalui suckering kayu selama pengembangan awal, mendirikan berdiri kecil. Cokelat kemerahan atau kulit kayu dapat hampir hitam dan halus di pohon-pohon muda, menjadi retak dengan mengungkapkan merah. The heartwood adalah hijau menjadi putih pucat sebagai nama umum menunjukkan. Daunnya tipis, berlawanan dan ovate untuk berbentuk pisau pembedah dalam bentuk. Glabrous permukaan mengkilap dan hijau cerah, dengan pucat sayu sebaliknya. Buah yang dihasilkan setelah tiga tahun, layak benih setelah lima. Bibit ini didistribusikan oleh burung.

1.Bunga Melati Putih (Jasminum sumbac),sebagai Puspa Bangsa.

Bunga melati (Jasinum sumbac) atau disebut juga melati putih merupakan salah satu spesies melati yang berasal dari Asia Selatan.Tanaman perdu ini tersebar mulai dari daerah Hindustan, Indochina, Malaysia, hingga ke Indonesia. Di Indonesia ada banyak nama lokal yang diberikan kepada bunga melati seperti; Menuh (Bali), Meulu Cina,Meulu Cut (Aceh), Malete (Madura), Menyuru (Banda), Melur (Gayo dan Batak Karo), Manduru (Menado), dan Mundu (Bima,Sumbawa). Klasifikasi ilmiah melati adalah sebagai berikut; Kingdom, Plantae, Divisi, Magnoliophyta, Ordo, Lamiales, Famili, Oleaceae,Genus,Jasminum,Species: Jasminum sambac 2.Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis),sebagai Puspa Pesona.

Bunga Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) ditetapkan sebagai puspa pesona,salah satu dari puspa nasional Indonesia.Bunga Anggrek Bulan merupakan salah satu jenis anggrek (Orchidaceae) yang memiliki ciri khas kelopak bunga yang lebar dan berwarna putih. Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) tumbuh liar dan tersebar luas di Indonesia, Papua, Filipina, Malaysia, hingga ke Australia.Anggrek Bulan hidup secara epifit yaitu menempel pada batang

pohon atau cabang pohon inang.Secara liar anggrek bulan mampu tumbuh hingga pada ketinggian 600 meter dpl. Keelokan anggrek bulan yang kemudian memesona semua pihak.Pesonanya pun akhirnya menjadi dasar pertimbangan sehingga anggrek bulan pun ditetapka sebagai puspa pesona menyandingi puspa bangsa dan puspa langka. Klasifikasi Ilmiah anggrek bulan adalah sebagai berikut; Kingdom, Plantae, (tanpa tingkat) Monocots, Ordo, Arpagales, Familia, Orchidaceae, Subsuku, Epidendroideae, Genus, Phaklaenopsis, Species: Phalaenopsis amabilis. 3.Padma Raksasa (Rafflesia arnoldi),sebagai Puspa Langka.

Padma Raksasa (Rafflesia arnoldi) ditetapkan menjadi puspa langka melengkapi Melati Putih (Puspa Bangsa) dan Anggrek Bulan (Puspa Pesona).Selain menjadi salah satu dari bunga nasional,Rafflesia arnoldi juga menjadi flora identitas provinsi Bengkulu. Rafflesia arnoldi yang merupakan tanaman endemik Sumatera merupakan satu dari sekitar 30-an jenis Rafflesia yang ditemukan di Asia Ternggara,mulai dari Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sumatera, dan Filipina.Dinamakan padma raksasa lantaran ukuran bunganya mampu mencapai diameter 100 cm dan berat 10 kg. Sampai saat iniRafflesia arnoldi tidak pernah berhasil dikembangbiakkan di luar habitat aslinyadan apabila akar atau pohon inangnya mati,Rafflesia akan ikut mati.Oleh karna itu Rafflesia membutuhkan habitat hutan primer untuk dapat bertahan hidup.Mungkin lantaran hal ini yang menjadi dasar pertimbangan sehingga padma raksasa ditetapkan sebagai puspa langka Indonesia.Bersama melati putih (puspa bangsa) dan anggrek bulan (puspa pesona),Rafflesia arnoldi menjadi bunga nasional Indonsia.

Anggrek macan

Grammatophyllum speciosum atau seringpula disebut-sebut dengan nama G. papuanum yang diyakini sebagai salah satu variannya. Tanaman ini tersebar luas dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, hingga Papua. Oleh karena itu, tidak heran bila banyak ditemukan varian-varian nya dengan bentuk tanaman dan corak bunga yang sedikit berbeda. Dalam satu rumpun dewasa, tanaman ini dapat mencapai berat lebih dari 1 ton dan panjang malai bunga hingga 3 meter dengan diameter malai sekitar 1,5-2 cm. Itulah sebabnya malai bunganya mampu menyangga puluhan kuntum bunga berdiameter 7-10 cm. Dari corak bungany penduduk lokal sering menjulukinya dengan sebutan anggrek macan akan tetapi sebutan ini sering rancu dengan kerabatnya, Grammatophyllum scriptum yang memiliki corak serupa. Oleh sebab itu, anggrek ini populer juga dengan sebutan sebagai

anggrek tebu, karena sosok batang tanamannya yang menyerupai batang pohon tebu. Meskipun persebarannya cukup luasanggrek ini justru menghadapi ancaman serius dari perburuan tak terkendali serta kerusakan habitat. Sosok pohonnya yang sangat besar mudah terlihat oleh para pemburu, terlebih lagi saat memunculkan bunganya yang mencolok. Belum lagi perkembangbiakan alami di habitat dengan biji sangatlah sulit diandalkan karena lambatnya laju pertumbuhan dari fase biji hingga mencapai tanaman dewasa yang siap berbunga. Mungkin hal inilah yang mendasari kenapa anggrek ini menjadi salah satu species anggrek yang dilindungi.

Anda mungkin juga menyukai