Anda di halaman 1dari 6

DISKUSI BU SASA

Selamat Sore Ibu..


dari materi yang telah disampaikan.. saya mau bertanya dalam biological treatment. Yang saya baca
dalam biological treatment bagian trickling filter digunakan mikroorganisme untuk proses
pengolahan. jenis mikroorganisme seperti apa yang digunakan untuk pengolahan tersebut bu?

Ahmad Yusuf,
Unit Tricking Filter, Rotating Biological Contactor adalah 2 jenis unit pengolahan pada Secondary
Treatment. 
Pada Secondary Treatment, tujuan pengolahan adalah untuk menyisihkan meterial terlarut yang
masih terkandung dalam effluen primary treatment. Material yang terlarut dalam air limbah domestik
didominasi oleh senyawa organik karbon. Senyawa organik karbon ini bisa digunakan sebagai
subtrat/makanan mikroorganisme. oleh karena itu dalam secondary treatment digunakan proses
biologi yang memanfaatkan aktivitas mikroorganisme untuk mengubah material organik karbon
menjadi mineral (seperti CO2, H2O, H2, CH4) atau sel baru yang bisa dipisahkan dari air
limbahnya. 
Oleh karena itu TF dan RBC menggunakan aktivitas mikroorganisme dalam proses penyisihan
senyawa organik karbon dan nutrien. Hanya dalam 2 unit ini mikroorganisme tumbuh dalam sistem
terlekat pada permukaan media pendukungnya. Mikroorganisme yang berperan adalah kultur
tercampur yang terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme. Dalam sistem pertumbuhan terlekat
diperlukan mikroorganisme yang mampu menghasilkan EPS (extracellular polymer substances),
substansi seperti perekat yang memungkinkan mikroorganisme melekat pada media dan
membentuk biofilm. Biofilm adalah lapisan tipis pada permukaan media, yang mengandung polimer
dan berbagai jenis mikroorganisme (aerobik dan anaerobik) yang akan berperan dalam prosen
konversi dan degradasi senyawa organik dan nutrian.

Selamat sore Bu.


Terkait pengolahan limbah dengan trickling filter, saya masih belum paham tentang fungsi dari
sludge return sebagai flushing.
Sludge mengandung polutan dan mikroorganisme.
Jika sludge return digunakan untuk flushing, bukankah akan menambah banyak mikroorganisme di
dalam reaktor? Sedangkan fungsi flushing adalah untuk mengontrol ketebalan biofilm. Bukankah
dengan demikian, periode flushing akan menjadi lebih sering dilakukan, karena waktu penebalan
biofilm menjadi semakin singkat?
Terima kasih Bu.

Dalam pengoperasian TF diperlukan besaran beban hidrolis minumum untuk menjamin biofilm tetap
dalam keadaan basah. bila bofilm kurang mendapat air limbah (beban hidrolis kurang dari besaran
minimum) kama biofilm akan kering dan akan menyebabkan mikroorganisme akan mati. 
apabila beban hidrolis dari air limbah yang diolah dalam instalasi kurang dari beban hidrolis
minimum untuk unit TF maka sebagian dari effluen 2nd clarifier perlu diresirkulasikan ke unit TF
untuk menambah beban hidrolis yg masuk unit TF Jadi resirkulasi pada unit TF tujuannya untuk
menambah beban hidrolis, berbeda dengan resirkulasi pada sistem AS yg bertujuan untuk menjaga
konsentrasi MLSS atau MLVSS dalam tangki aerasi tetap sesua rasio F/M perencanaan. Dengan
demikian pada TF yang diresirkulasikan adalah supernatan atau efluen dar bak sedimentasi II bukan
lumpurnya. selain itu bila lumpur yang diresirkulasikan dapat menimbulkan penyumbatan pada
media TF. bila yang resirkulasikan ada lumpur nya maka resirkulasi masuk pada sebelum primary
treatment untuk memisahkan solid dari air limbahnya.
Aplikasi Flushing Dose adalah pengaturan pengaliran air limbah yang lebih banyak dari kondisi
operasional (dosing rate). pengaliran air limbah yang lebih banyak akan menghasilkan kecepatan
aliran yang lebih besar. kecepatan ini akan melepaskan biofilrm yang udah tua sehingga ketebalan
biofilm tetap terjaga di dalam reaktor. Pengaturan Flushing Dose dengan memperlambatan putaran
lengan distribusi. bila rpm diperkecil, lengan distribusi akan berada diatas suatu permukaan TF
dalam waktu lebih lama, maka air limbah yang mengalir pada permukaan tsb akan lebih banyak.
Pengoperasian FD hanya dilakukan 1x dalam 1 hari, karena hanya untuk keperluan pemeliharaan
ketebalan biofilm.

Bu,  kalau dari segi finansial,  penggunaan attach atau susupended,  mana yg lebih disarankan? 

Untuk kawasan permukiman kumuh,  penggunaan attach atau suspended ya yg lebih sesuai?
Apabila membandingkan sistem pertumbuhan tersuspensi dengan terlekat, perlu dipahami dalam
sistem tersuspensi, mikroorganisme hidup bebas dalam air limbah. 
Dalam pengolahan secara aerob prinsipnya adalah senyawa organik terlarut akan dioksidasi O2
menjadi CO2+ H2O dan energi yang digunakan untuk reproduksi menghasilkan sel baru.
mikroorganisme yang berperan dalam proses pengolahan dan sel baru yang terbentuk semua
bercampur dengan air limbah dalam tangki aerasi dikenal dgn MLSS atau MLVSS. 
Diakhir pengolahan mikroorganisme harus disisihkan dari air limbah agar nilai COD pada effluen
IPAL memenuhi target. karena mikroorganisme tidak hanya terukur sebagai TSS tetapi jg COD total.
bila tdk disisihkan dr air limbah maka effluen akan tetap memiliki nilai TSS dan COD yang tinggi.
BIla menggunakan sistem tersuspensi maka diperlukan unit pemisahan solid - liquid (untuk
memisahkan mikroorganisme dari air limbahnnya) bisa berupa bak sedimentasi II, atau
menggunakan membran filter.  
bila menggunakan sistem terlekat,mikroorganisme dan sel baru yang terlekat pada biofilm sehingga
hanya sedikit yang terbawa didalam air limbahnya. Mikroorganisme yg ada dalam air limbah pada
sistem ini berupa biofilm tua yang terlepas, dan memiliki densitas > dari pada flok mikroorganisme
pada sistem tersuspensi. Dengan demikian,luas permukaan bak sedimentasi II dapat lebih kecil
karena solid lebih mudah dan lebih cepat mengendap. 

Menurut anda, mana yang lebih baik digunakan? masing-masing sistem memiliki kelebihan dan
kekurangan. dalam memilih perlu diperhatikan pertimbangan teknis, OM dan institusi pengelolanya.

Selamat sore bu, 


Ibu saya mau bertanya untuk pengolahan menggunakan sistem wetland apakah media tanam untuk
pengolahan ini berpengaruh dalam mereduksi polutan juga? Melihat beberapa tanaman bisa hidup
menggunakan berbagai media tanam.
Terima kasih.
Untuk Pengolahan menggunakan wetland, tentu saja tanaman dan media tanam akan berpengaruh
dalam mereduksi polutan. Peran tanaman lebih besar dari pada media tanam. 
Penting sekali memilih tanaman yang mampu menggunakan polutan dalam proses
pertumbuhannya. Pemilihan jenis tanaman tidak hanya berdasarkan kemampuannya saja tetapi
juga dipilih tanaman yang bisa memberikan nilai tambah misal bisa dipanen lalu dimanfaatkan untuk
bahan kerajinan atau bunga yang memiliki nilai ekonomis. hal ini akan memberikan kontribusi
pemasukan untuk biaya operasional IPAL.
Hanya saja harus diingat tanaman yg digunakan tidak boleh berupa tanamanan pangan. Hal ini
mencegah tanaman tsb dikonsumsi  manusia atau hewan ternakm untuk menghindari paparan
polutan yang terakumulasi pada tanaman tsb.

Selamat Sore Bu,


Saya Ahmad Iman Tauhid. Saya izin bertanya mengenai unit pengolahan dengan Wetland dan
Attached Growth.
Berikut beberapa pertanyaan saya:
1.  Apakah selama proses pengolahan dengan Constructed Wetland, tanaman dan media dapat
mencapai titik jenuh sehingga adsorpsinya sendiri sudah tidak maksimal?
Apakah tanaman dan media tersebut perlu diganti?
2. Bagaimana metode startup (saat pengolahan pertama kali) untuk unit dengan metode
Attached Growth? 
Apakah perlu menyiapkan biofilm terlebih dahulu pada media atau biofilm dapat tumbuh
dengan sendirinya setelah dialirkan limbah?
Kira-kira berapa lama waktu yang dibutuhkan agar biofilm layak untuk mengolah?
Terima kasih
Pertanyaan #1
Pengolahan menggunakan Constructed wetland merupakan proses pengolahan yg tidak hanya
mengandalan mekanisme penyerapan oleh tanaman melainkan juga terjadi sorpsi oleh media
tumbuhnya.
Suatu proses sorpsi memilki kapasitas sorpsi maksimum yang besarnya ditentukan oleh banyak
faktor, seperti senyawa yg diserap dan mekanisme regenerasi sorbennya. Apabila material yang
diserap oleh tanaman dapat digunakan dalam proses pertumbuhan tanaman tsb maka titik jenuh
pengolahan akan lama dicapainya selama tanaman tersebut masih tetap tumbuh. lain halnya bila
senyawa yang diserap hanya diakumulasikan dalam bagian tanaman misal logam berat, bila
terakumulasi titik jenuh akan cepat dicapainya.
Hal yang sama terjadi pada media pertumbuhan (tanah) bila hanya terserap maka akan cepat jenuh.
namun bila setelah terserap lalu sorbat digunakan oleh mikroorganisme sebagai substrat maka
tanah akan tetap memiliki kemampuan untuk menyerap
Dalam aplikasi wetland, taman yang digunakan umumnya bukan tanaman berkayu, dan umur
tanamannya juga tdk panjang, dengan demikian secara berkala harus dilakukan penggantian
tanaman  dan media agar tetap dapat mendukung pertumbuhan tanaman yg optimal.
pertanyaan #2
Start up pada sistem pertumbuhan terlekat, merupakan masa pembentukan biofilm pada
permukaan media. Umumnya biofilm ditumbuhkan pada media yang sudah dipasang dalam
reaktor, karena pemindah media yg sudah ditumbuhi biofilm dalam merusak biofilmnya.

Start up dilakukan dengan mengalirkan airlimbah yang sudah diberikan bibit mikroorganisme.
Dalam air limbah domestik sudah terkandung campuran mikroorganisme dengan demikian bila
dialirkan ke dalam unit pengolahan, mikroorganisme secara alamiah akan membentuk biofilm.
namun proses pembentukan biofilm itu membutuhkan waktu sehingga kinerja penyisihan dari
unit pengolahan saat awal start up tidak akan sesuai dengan target perencanaan. 

Selamat sore Bu, terima kasih atas kesempatan nya untuk mendiskusikan kedua materi ini.
Setelah membaca kedua materi tentang trickling filter & RBC serta Wetland, ada beberapa hal yg
kurang saya pahami dan ingin saya tanyakan.
1.Apakah dengan menambah aerasi, dgn tujuan untuk membantu suplai oksigen, pada sistem
trickling filter ataupun RBC akan menghambat kinerja kedua sistem tsb atau justru meningkatkan
efisiensi?
2. Wetland merupakan sistem pengolahan menggunakan media tanaman, apakah media tanaman
tsb dapat (aman) dikonsumsi untuk makhluk hidup? mengingat air yg diolah merupakan air yg
mengandung beban pencemar berat (mulai dr organik hingga logam berat). Jika tidak, bila suatu
saat tanaman tsb sudah tidak memiliki kemampuan sbg media (layu atau membusuk) apakah akan
mengganggu sistem? 
Terima kasih.
Pertanyaan #1
Aplikasi TF dan RBC sebetulnya mengandalkan sistem aerasi alamiah dimana mikroorganisme
mengambil oksigen dari atmosfer. Proses pengambila oksigen ini melalui proses difusi O2 kedalam
biofilm. dngan demikian laju difusi menjadi pembatas ketersediaan O2 untuk proses degradasi
senyawa organik secara aerob.

Faktor pembatas inilah yang menyebabkan adanya besaran konsentrasi maksimum yang bisa
diolah pada sistem pertumbuhan terlekat dibandingkan dengan sistem pertumbuhan tersuspensi
dimana O2 dapat dipasok secara intensif menggunakan sistem aerasi sesuai dengan beban organik
yang diolah.
Saat ini mulai dikembangkan modifikasi TF dan RBC yang menggunakan sistem aerasi, tujuannya
adalah untuk meningkatkan kinerja pengolahan bila beban organik yg akan diolah melebihi beban
maksimum TF dan RBC atau akibat keterbatasan area, maka kedalaman air limbah dalam tangki
RBC harus > 40% kedalaman  tangki yang mengakibatkan semakin terbatas O2 yang bisa masuk ke
dalam biofilm.

Anda mungkin juga menyukai