Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM (LKP)

TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

Materi Praktik ke-10


Uji Daya Bunuh Racun Nabati Jalur Kontak Binatang
Percobaan (jentik nyamuk instar 3)

A. Materi Praktikum
1. Acara Praktikum
Uji Daya Bunuh Racun Nabati Jalur Kontak Binatang Percobaan
2. Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui
daya bunuh racun nabati jalur kontak pada binatang percobaan.

B. Dasar Teori
Uji toksisitas umumnya bertujuan untuk menilai resiko yang mungkin ditimbulkan
dari suatu zat kimia atau toksikan. Uji toksisitas pada dasarnya bertujuan untuk menekan
resiko bahaya yang ditimbulkan bagi manusia. Sehingga umumnya uji toksisitas dilakukan
pada binatang, hewan bersel tunggal, atau sel kultur. Hambatan etik, tidak memungkinkan
langsung melakukan uji toksisitas pada manusia. Perkembangan ilmu QSAR (Quantitative
Structure Activity Relationships) tidak cukup untuk memprediksi potensi resiko bahaya suatu
zat kimia.

C. Alat dan Bahan


1. Alat yang digunakan
a. Blender
b. Timbangan
c. Gelas ukur
d. Beaker glass
e. Pipet ukur dan filler
f. Pipet tetes
g. Saringan
h. 6 buah gelas plastic
i. Bahan yang digunakan
j. Racun nabati (ditentukan bersama-sama dengan mahasiswa)
k. Air
l. Jentik nyamuk instar 3 = 30 ekor

D. Cara Kerja
1. Pembuatan racun nabati :
a. Timbang 100 gr tumbuhan dan masukkan ke blender
b. Tambahkan 500 ml air dan blender sampai halus
c. Saring dan masukkan ke wadah
2. Siapkan 6 buah gelas plastik di laboratorium
3. Masing-masing gelas plastik diisi dengan larutan racun nabati dengan konsentrasi 10%,
20%, 30%, 40%, 50% dan 0%.
- Konsentrasi 10% yaitu 10 ml racun nabati ditambah 90 ml air.
- Konsentrasi 20% yaitu 20 ml racun nabati ditambah 80 ml air.
- Konsentrasi 30% yaitu 30 ml racun nabati ditambah 70 ml air.
- Konsentrasi 40% yaitu 40 ml racun nabati ditambah 60 ml air.
- Konsentrasi 50% yaitu 50 ml racun nabati ditambah 50 ml air.
- Konsentrasi 0% yaitu 100 ml air yang berfungsi sebagai kontrol.
4. Masukkan 5 ekor jentik nyamuk instar 3 ke dalam masing-masing gelas plastik
5. Amati kematian jentik nyamuk setiap 10 menit.
6. Konsentrasi larutan racun nabati yang efektif adalah yang paling cepat menyebabkan
kematian seluruh jentik nyamuk.

E. Hasil Uji
Persentase rata-rata kematian larva Aedes aegypti pada berbagai konsentrasi ekstrak Lidah
buaya ( Aloe vera) dalam waktu 4320 menit
Jumlah Kematian Jentik Nyamuk
No Waktu Abate 1% 0 (Kontrol -)
(Kontrol +) 0,25 % 0,5 % 0,75 % 1%

1 5 menit 0 0 0 0 0 0
0 0

2 10 menit 0 0 0 0 0 0
3 20 menit 45 0 0 0 5 0

4 40 menit 87,5 0 0 2,5 8,75 0

5 60 menit 100 0 0 10 17,5 0

6 120 menit 100 0 3,75 21,25 40 0

7 240 menit 100 5 8,75 35 73,75 0

8 480 menit 100 13,75 18,75 53,75 83,75 0

9 1440 menit 100 17,5 27,5 58,75 87,5 0

10 2880 menit
100 22,5 36,25 71,25 96,25 0

11 4320 menit 100 30 41,24 80 98,75 0

F. Interpretasi Hasil
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh rata-rata persentase sejumlah
larva instar III Aedes aegypti yang mati. Kematian larva dimulai pada menit ke-20 pada
konsentrasi abate 1% dengan presentase rata-rata kematian larva uji sebesar 45%. Seiring
dengan lamanya waktu pajanan dan besarnya konsentrasi, kematian larva mulai terlihat dan
menunjukkan jumlah kematian yang semakin meningkat seperti yang terlihat pada tabel.
Kematian larva uji pada masing-masing kelompok menunjukkan jumlah kematian yang
bertambah seiring lamanya waktu pajanan dan besarnya konsentrasi. Hal ini terlihat dari hasil
penelitian dimana kematian larva pada konsentrasi 0,25% baru terlihat pada menit ke-240,
konsentrasi 0,5% pada menit ke-120, konsentrasi 0,75% pada menit ke-40, konsentrasi 1 %
menit ke-20, abate 1% pada menit ke-20. Hal ini menunjukkan bahwa dosis ekstrak Lidah
buaya (Aloe vera) konsentrasi 1% memiliki daya bunuh yang sama dengan abate 1%.
Perbedaan terlihat pada jumlah larvasida yang mati di akhir menit ke-4320, yang mana dosis
ekstrak Lidah buaya (Aloe vera) konsentrasi 1% hanya dapat membunuh 98,75% total
larvasida yang diuji, sedangkan abate 1% dapat membunuh hingga 100%. Data yang
diperoleh dari hasil penelitian dihitung menggunakan program analisis statistik untuk
mengetahui adanya perbedaan pengaruh dari masing-masing konsentrasi. Pada penelitian ini
digunakan daun Lidah buaya (Aloe vera) karena daun tersebut merupakan insektisida alami
yang dapat tumbuh disekitar kita. Daun Lidah buaya (Aloe vera) mengandung saponin dan
flavonoida yang merupakan zat aktif yang dapat menjadi larvasida alami.

G. Kesimpulan

Ekstrak daun Lidah buaya (Aloe vera) memiliki efektivitas larvasida terhadap larva
Aedes aegypti instar III . Namun, konsentrasi ekstrak daun Lidah buaya (Aloe vera) yang
paling efektif dalam membunuh larva nyamuk Aedes aegypti instar III adalah terdapat pada
konsentrasi 1%. Yaitu dapat membunuh larva Aedes aegypti instar III sebanyak 98,75%.

H. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek senyawa yang terkandung pada
bagian tanaman Lidah buaya lainnya seperti akar yang nantinya diharapkan dapat berfungsi
juga sebagai larvasida.

2. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan mengenai senyawa-senyawa yang terkandung


dalam daun Lidah buaya (Aloe vera) selain dari saponin dan flavonoida yang berfungsi
sebagai larvasida alami.

Purwokerto, 14 April 2021


Mengetahui/Setuju,
Asisten Dosen Praktikan,

(Lilis Suryani, SST. KL) ( Alfiah Fitri Setyani)


NIM : P1337433120016

DAFTAR PUSTAKA

https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/50/49, Diakses pada


tanggal 14 April 2021, pukul 06.28 WIB.

Anda mungkin juga menyukai