Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

BLOK KELUHAN NEUROPSIKIATRI


ANESTESI LOKAL

OLEH:
Nama: Annisa Fitria Chaerany
NIM: 1910911220044
Kelompok: 14

ASISTEN PRAKTIKUM:
Muhammad Arifial Asyum (NIM. 1810911110045)
DOSEN KOORDINATOR PRAKTIKUM:
dr. Alfi Yasmina, M. Kes, Ph.D

DEPARTEMEN FARMAKOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2021
A. Tujuan Praktikum
1. Melihat pengaruh obat anestetika lokal terhadap rangsangan rasa sakit.
2. Membandingkan potensi farmakologi dari 2 macam obat anestetika
lokal.

B. Probandus

Katak.

C. Alat
1. Jarum deserebrator. 6. Pinset.
2. Kapas. 7. Papan operasi.
3. Lidi. 8. Gunting.
4. Pencatat waktu (jam). 9. Gelas beker.
5. Pipet tetes. 10. Penggantung katak (statif).

D. Obat
1. Prokain HCl 1%.
2. Lidokain HCl 2%.
3. Larutan HCl 0,2 N.
4. Ringer katak (frog ringer).

E. Cara Kerja
1. Masing-masing kelompok mahasiswa bekerja dengan 1 ekor katak dan
1 macam obat anestetika lokal.
2. Katak dirusak otaknya secara sempurna (complete decerebration),
dengan cara: jarum decerebrator ditusukkan pada foramen occipital
magnum, kemudian jarum diarahkan ke arah otak. Medulla spinalis
sama sekali jangan dirusak.
3. Setelah katak lemas, katak diletakkan di atas papan operasi, kemudian
dibuka perutnya dengan gunting kearah longitudinal. Organ-organ
dalam perut disisihkan sambil ditetesi larutan ringer katak (frog ringer)
sampai kelihatan kedua plexus ischiadicus di sisi kanan-kiri tulang
belakang.
4. Satu plexus (kanan misalnya) diganjal dengan batang halus (lidi) dan
digunakan sebagai plexus yang diberi anestetika lokal. Plexus yang
lain digunakan sebagai kontrol.
5. Katak kemudian digantung pada alat penggantung (statif) atau pada
tepi papan operasi sehingga kedua kaki bebas. Bersihkan kedua kaki
dengan ringer.
6. Rangsangan rasa sakit ditimbulkan dengan mencelupkan kaki satu per
satu pada larutan HCl 0,2 N selama 10 detik (tes anestesi). Reaksi
positif ditunjukkan dengan terangkatnya kaki keatas.
7. Sebelum dilakukan tes anestesi, mula-mula diuji lebih dahulu kedua
kaki secara bersamaan, bila:
a. Keduanya positif: katak masih hidup, bisa dipakai.
b. Keduanya negatif: katak mungkin sudah mati, jangan dipakai,
ganti katak.
c. Salah satu negatif: jangan dipakai, ganti katak.
8. Plexus yang diganjal tadi (kanan, misalnya) ditetesi dengan anestetika
lokal, jangan sampai plexus yang lain juga kena anestetika. Tiap 2
menit dilakukan tes anestesi seperti point 6 (sebelum efek anestesi
terlihat), sesudah anestetika bekerja tes dilakukan tiap 5 menit.
9. Catat mulanya obat bekerja (onset) dan lama kerja (durasi). Data
seluruh kelas dikumpulkan, dan dilakukan perbandingan onset dan
durasi prokain dan lidokain dengan menganalisisnya dengan t-test.
10. Bahas hasilnya dengan membandingkannya dengan teori tentang jenis-
jenis anestetika lokal beserta efek farmakologisnya.

PERHATIAN
1. Mulainya kerja obat (onset) adalah jarak waktu antara pemberian obat
sampai refleks negatif. Lama kerjaobat (durasi) adalah jarak waktu
antara saat reflex mulai negative sampai positif kembali.
2. Selama percobaan, organ internal katak harus ditetesi terus dengan
larutan ringer.
3. Setiap kali selesai dicelupkan ke dalam HCl, masing-masing kaki
katak harus dicuci dan dibilas dengan larutan frog ringer.
4. Obat jangan sampai tercampur. Pleksus jangan sampai terkena HCl.
5. Kaki yang plexusnya tidak diberi anestetika (kontrol) harus selalu
positif, bila negatif, katak tidak bisa dipakai lagi.

F.Hasil Eksperimen
1. Tabel onset dan durasi

KELOMP PROKAIN LIDOKAIN


ONSET DURASI ONSET DURASI
OK
(menit) (menit) (menit) (menit)
1 4 15
2 4 10
3 6 15
4 5 12
5 2 20
6 2 25
7 3 25
8 2 30

KELOMP PROKAIN LIDOKAIN


ONSET DURASI ONSET DURASI
OK
(menit) (menit) (menit) (menit)
1 3 15
2 4 10
3 6 15
4 5 12
5 3 30
6 2 25
7 3 25
8 1 30
2. Hasil T-Test perbandingan onset prokain dan lidokain
Group Statistics

Jenis Obat N Mean Std. Deviation Std. Error Mean


Onset Prokain 8 4.63 1.061 .375
Lidokain 8 2.25 .707 .250
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Sig. (2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Onset Equal
variances
assumed 2.011 .178 5.270 14 .000 2.375 .451 1.408 3.342

Equal
variances not 5.270 12.196 .000 2.375 .451 1.395 3.355
assumed

3. Hasil T-Test perbandingan durasi prokain dan lidokain


Group Statistics

Jenis Obat N Mean Std. Deviation Std. Error Mean


Durasi Prokain 8 13.00 2.268 .802
Lidokain 8 26.25 3.536 1.250
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Sig. (2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Durasi Equal
variances 1.310 .272 -8.922 14 .000 -13.250 1.485 -16.435 -10.065
assumed
Equal
variances not -8.922 11.926 .000 -13.250 1.485 -16.488 -10.012
assumed
G. Lampiran Eksperimen
H. Pembahasan

Anestesi lokal adalah hilangnya sensasi pada bagian tubuh tanpa kehilangan kesadaran atau
gangguan pengendalian pusat fungsi vital. Anestesi ini memberikan dua kelebihan.
Pertama, gangguan fisiologis yang berkaitan dengan anesresi umum dapat dihindari; kedua
respons neurofisiologis, terhadap nyeri dan stres dapat diubah secara bermanfaat. Akan
tetapi, anestetik lokal dapat menimbulkan efek samping membahayakan. Pemilihan
anestetik lokal yang sesuai dan perhatian dalam penggunaannya merupakan penentu utama
dalam. mencegah terjadinya tokiisitas. Anestetik lokal ialah obat yang menghambat
hantaran saraf bila dikenakan secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar cukup. Obat ini
bekerja pada tiap bagian susunan saraf. Sebagai contoh, bila anestetik lokal dikenakan pada
korteks motoris, impuls yang dialirkan dari daerah tersebut terhenti, dan bila disuntikkan
ke dalam kulit maka transmisi impuls sensorik dihambat. pemberian anestetik. lokal pada
batang saraf menyebabkan paralisis sensorik dan motorik di daerah yang dipersarafinya.
Banyak macam zat yang dapat mempengaruhi han_ taran saraf, tetapi umumnya tidak
dapat dipakai karena menyebabkan kerusakan permanen pada sel saraf. Paralisis saraf oleh
anestetik lokal bersilat reversibel, tanpa merusak serabut atau sel saraf. Secara umum
anestetik lokal mempunyai rumus dasar yang terdiri dari 3 bagian : gugus amin hidrofil
yang berhubungan dengan gugus residu aromatik lipolil melalui suatu gugus antara. Gugus
amin selalu berupa amin tersier atau amin sekunder. Gugus antara dan gugus aromatik
dihubungkan dengan ikatan amid atau ikatan ester. Maka secara kimia anestetik lokal
digolongkan atas senyawa ester dan senyawa amid. Adanya ikatan ester sangat menentukan
sifat anestetik lokal sebab pada degradasi dan inaktivasi di dalam badan, gugus tersebut
akan dihidrolisis. Karena itu golongan ester umumnya kurang stabil dan mudah mengalami
metabolisme dibandingkan dengan golongan amid. Anestetik lokal yang tergolong dalam
senyawa ester ialah tetrakain, benzokain, kokain dan prokain dengan prokain sebagai
prototip. Sedangkan yang tergolong dalam senyawaan amid ialah dibukain, lidokain,
[1]
mepivakain dan prilokain. Lidokain (xilokain) adalah anestetik lokal kuat yang
digunakan secara luas dengan pemberian topikal dan suntikan. Anestesia terjadi lebih
cepat, lebih kuat, lebih lama dan lebih ekstensif daripada yang ditimbulkan oleh prokain.
Lidokain merupakan aminoetilamid. Anestetik ini efektif bila digunakan tanpa
vasokonstriktor, tetapi kecepatan absorpsi dan toksisitasnya bertambah, dan masa kerjanya
lebih pendek. Lidokain merupakan obat terpilih bagi mereka yang hipersensitil terhadap
prokain dan juga epinefrin. Lidokain dapat menimbulkan kantuk.Lidokain dapat pula
digunakan untuk anestesia permukaan. Anestesi yang lebih larut dalam lemak umumnya
lebih manjur, memiliki durasi kerja yang lebih lama, dan membutuhkan waktu lebih lama
untuk mencapai efek klinisnya. Pengikatan protein ekstensif juga berfungsi untuk
meningkatkan durasi kerja. Penerapan anestesi lokal ke area yang sangat vaskular seperti
mukosa trakea atau jaringan di sekitar saraf interkostal menghasilkan penyerapan yang
lebih cepat dan dengan demikian kadar darah lebih tinggi daripada jika anestesi lokal
disuntikkan ke jaringan yang perfusi buruk seperti lemak subkutan. Ketika digunakan
untuk blok konduksi mayor, kadar serum puncak akan bervariasi sebagai fungsi dari tempat
injeksi tertentu, dengan blok interkostal di antara yang tertinggi, dan skiatik dan femoralis
di antara yang terendah . Ketika vasokonstriktor digunakan dengan anestesi lokal, penuruna
aliran darah yang dihasilkan berfungsi untuk mengurangi kecepatan absorpsi sistemik dan
dengan demikian menurunkan kadar serum puncak. Efek ini umumnya paling jelas dengan
anestesi yang bekerja lebih pendek, kurang ampuh, dan lebih sedikit larut lemak.
Mekanisme utama kerja anestesi lokal adalah blokade saluran natrium . Membran akson
saraf, seperti membran otot jantung dan badan sel saraf , mempertahankan potensi
transmembran istirahat dari -90 hingga -60 mV. Selama eksitasi, saluran natrium terbuka,
dan arus natrium masuk yang dengan cepat mendepolarisasi membran menuju potensial
kesetimbangan natrium (+40 mV). Akibat proses depolarisasi ini, saluran natrium menutup
(tidak aktif) dan saluran kalium terbuka. Aliran keluar kalium repolarisasi membran
menuju potensial kesetimbangan kalium (sekitar -95 mV); repolarisasi mengembalikan
saluran natrium ke keadaan istirahat dengan waktu pemulihan karakteristik yang
menentukan periode refraktori. Gradien ionik transmembran dipertahankan oleh pompa
[1]
natrium. Karakteristik penting dari calon anestesi lokal ialah Zat baru harus
menunjukkan lima karakteristik penting untuk dianggap sebagai anestesi lokal yang sukses,
menurut Dr. Braun, seorang dokter Jerman yang mempelajari anestesi lokal baru pada awal
abad XX: 1) Tingkat toksisitas yang lebih rendah daripada kokain sebanding dengan
kekuatan anestesi lokalnya; 2) Kelarutan yang cukup dalam air. Larutannya harus stabil,
yaitu tetap tidak rusak dan mampu disterilkan dengan cara direbus;3) Tidak adanya tanda-
tanda iritasi. Seharusnya tidak ada cedera pada jaringan. Anestesi lokal harus mudah
diserap tanpa menimbulkan efek samping, seperti hiperemia, inflamasi, infiltrasi, atau
nekrosis; 4) Kompatibilitas dengan epinefrin (vasokonstriktor yang meningkatkan durasi
anestesi); 5) Penetrasi cepat pada selaput lendir, dan keberlanjutan untuk anestesi meduler.
[2]
I. Kesimpulan
Anestesi lokal adalah hilangnya sensasi pada bagian tubuh tanpa kehilangan
kesadaran atau gangguan pengendalian pusat fungsi vital. Anestesi ini
memberikan dua kelebihan. Pertama, gangguan fisiologis yang berkaitan dengan
anesresi umum dapat dihindari; kedua respons neurofisiologis, terhadap nyeri dan
stres dapat diubah secara bermanfaat. Akan tetapi, anestetik lokal dapat
menimbulkan efek samping membahayakan. Pemilihan anestetik lokal yang sesuai
dan perhatian dalam penggunaannya merupakan penentu utama dalam. mencegah
terjadinya tokiisitas. Anestetik lokal memblok konduksi dengan menurunkan atau
mencegah pening katan permeabilitas yang besar namun pada membran eksitasi
terhadap Na- yang biasanya dihasilkan dari sedikit depolarisasi membran.Secara
umum anestetik lokal mempunyai rumus dasar yang terdiri dari 3 bagian : gugus
amin hidrofil yang berhubungan dengan gugus residu aromatik lipolil melalui
suatu gugus antara , secara kimia anestetik lokal digolongkan atas senyawa ester
dan senyawa amid . senyawa ester ialah tetrakain, benzokain, kokain dan prokain
dengan prokain sebagai prototip. Sedangkan yang tergolong dalam senyawaan
amid ialah dibukain, lidokain, mepivakain dan prilokain. Mekanisme utama kerja
anestesi lokal adalah blokade saluran natrium .Karakteristik penting dari calon
anestesi lokal ialah Zat baru harus menunjukkan lima karakteristik penting untuk
dianggap sebagai anestesi lokal yang sukses
DAFTAR PUSTAKA

1. Katzung, B.G., Masters, S.B. dan Trevor, A.J., Farmakologi Dasar & Klinik,
Vol.2, Edisi 14, Editor Bahasa Indonesia Ricky Soeharsono et al. Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta:2018
2. BEZERRA, Marco M., et al. A brief history behind the most used local
anesthetics. Tetrahedron, 2020, 131628.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai