Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROTEKNOLOGI

ACARA 4
PERKECAMBAHAN BIJI

Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Rizal Firrizzqi Alfi Syach
NPM : 2010401052
Kelas : Agroteknologi B
Asisten Praktikum : Nur Afifah & Zainul Abidin Zaki

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman adalah salah satu makhluk hidup dari beberapa makhluk hidup
yang ada pada bumi. Tanaman memiliki perbedaan dengan manusia dan hewan
dimana pada tanaman tidak dapat berpindah pindah tempatnya untuk hidup,
berbeda dengan manusia dan hewan yang dapat berpindah pindah. Tanaman
adalah makhluk yang special karena ia dapat memproduksi makanannya sendiri
dan hal tersebut disebut dengan fotosintesis.
Pada tanaman untuk tumbuh dan berkembang diawali dari yang namanya
benih, kemudian dari benih tersebut terjadi perkecambahan lanjut pada proses
pertumbuhan vegetative, lalu pertumbuhan generative dan masa akhir/kematian.
Menurut Marten (2013) bahwa perkecambahan adalah suatu kegiatan atau proses
dimana plumula atau radikula muncul dan berkembang. Pada perkecambahan ini
sendiri sebenarnya terbagi menjadi 2 juga yakni perkecambahan epigeal dan
perkecambahan hypogeal. Pada perkecambahan epigeal adalah perkecambahan
yang terjadi pada benih tanaman dimana kotiledon dari benih terangkat naik ke
atas permukaan tanah, sedangkan untuk perkecambahan hypogeal berbanding
terbalik dengan epigeal dimana pada hypogeal untuk benih yang ditanam nantinya
akan tetap didalam tanah atau dibawah permukaan tanah.
Praktikum dari acara 4 ini dilaksanakan dengan maksud agar para
mahasiswa mengetahui bagaimana perkecambahan dari benih padi yang
digunakan dan juga mengetahui bagaimana pengaruh dari konsentrasi dan lama
perendaman terhadap perkecambahan dari benih padi.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan dari praktikum acara 4 “Perkecambahan Biji”
adalah agar mahasiswa mengetahui bagaimana perkecambahan pada biji dan
pengaruh dari lama dan konsentrasi pada perendaman biji dalam alcohol.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan embrio serta komponen-
komponen benih yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi
tumbuhan. Benih merupakan biji yang nantinya akan digunakan untuk
perbanyakan tanaman secara generatif. Alat perkembangbiakan berupa benih ini
memerlukan waktu yang tepat supaya dapat tumbuh dengan baik. Perkecambahan
benih merupakan batas antara benih yang masih tergantung pada sumber makanan
dari induknya dengan tanaman yang mampu mengambil sendiri unsur hara (Husna
dkk, 2015). Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi supaya benih dapat
berkecambah, salah satunya yaitu ketersediaan air yang terdapat di lingkungan
yang akan disemaikan. Namun, tersedianya air tersebut belum tentu dapat
meresap melalui kulit biji ke dalam biji (Girsang, 2019).
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji, diantara
yaitu faktor dalam dan faktor luar. Pada faktor dalam terdiri atas tingkat
kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan hormon penghambat
perkecambahan. Pada tingkat kemasakan benih, benih yang sudah dipanen
sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai dan tidak memiliki viabilitas
tinggi. Pada ukuran benih, benih yang berukuran besar dan berat disangka
mengandung cadangan maknan yang lebih banyak dibandingkan dengan benih
yang kecil. Kemudian faktor lainnya yaitu dormansi, benih dikatakan dormansi
ketika itu sebenarnya hidup namun tidak mau berkecambah walaupun diletakkan
pada keadaan lingkungan yang memenuhi syarat bagi perkecambahannya. Faktor
yang terakhir yaitu hormon penghambat perkecambahan (inhibitor), hormon ini
berupa NaCl, herbisida, sianida yang terkandung dalam buah diantara yaitu gas
etilen dan asam absisat. Sedangkan faktor luar yang mempengaruhi
perkecambahan diantaranya yaitu air, suhu, udara, dan cahaya. Air merupakan
faktor terpenting dalam proses perkecambahan biji. Suhu yang diperlukan biji
untuk proses perkecambahan yaitu suhu minimum yang disebut dengan “minimum
hydration” yang memiliki sifat khusus untuk perkecambahan. Faktor lainnya yang
mempengaruhi proses perkecambahan yaitu udara. Udara terdiri atas 20%
oksigen, 0.03% karbon dioksida, dan 80% nitrogen. Terdapatnya oksigen pada
proses respirasi pada perkecambahan sangat berpengaruh. Apabila konsentrasi
oksigen diudara sangat rendah maka dapat menyebabkan terhambatnya
perkecambahan. Faktor yang terakhit yaitu cahaya. Cahaya merupakan faktor
lingkungan lain yang menentukan kemampuan atau sebagai faktor pengontrol biji
berkecambah (Triyomi, 2020).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan praktikum ini dilakukan pada tanggal 4 November 2021 dan
tempat dilaksanakannya praktikum adalah pada Laboratorium P202 Fakultas
Pertanian Universitas Tidar dan secara online di Dusun Tabang RT. 06 RW. 014,
Desa Gulon, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang dipergunakan dalam pelaksanaan praktikum acara 4 adalah
cawan petridish, gelas beaker, pinset, kertas saring, label, dan guntung. Sedangkan
untuk bahan yang digunakan adalah benih padi, alcohol dan aquadest.
3.3 Cara Kerja
a. Alat dan bahan disiapkan dahulu
b. Benih padi direndam pada aquadest
c. Benih padi yang bernas dan tidak dipisahkan
d. Kertas saring dipotong sesuai dengan cawan petridish
e. Larutan alcohol dibuat dengan konsentrasi 0%, 10%, 30%, 50%, dan 70%
f. Benih direndam pada masing masing larutan dengan waktu 10 menit, 30
menit dan 60 menit
g. Petridish diberi kertas saring dan dibasahi
h. Benih yang telah direndam dicuci dan diletakkan pada cawan
i. Cawan ditutup dan diamati selama 1 minggu
j. Pengamatan biji dalam berkecambah dihitung lalu dibuang dan disemprot
dengan aquadest
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
No Tanggal Pengamatan Hasil
1 5 November 2021 -
2 8 November 2021 10% 10 menit : 3
10% 30 menit : 1
30% 30 menit : 1
10% 60 menit : 2
3 9 November 2021 0% 10 menit : 1
30% 30 menit : 1
70% 30 menit : 1
10% 60 menit : 1
4 10 November 2021 0% 30 menit : 1
10% 30 menit : 4
30% 30 menit : 3
10% 60 menit : 1
5 11 November 2021 10% 60 menit : 1

Perhitungan Indeks Vigor

Rumus Indeks Vigor

IV = G1/D1 + G4/D4 + G5/D5 + G6/D6 + G7/D7

a. Benih Konsentrasi Alkohol 0%


 10 menit
= 0/1 + 0/4 + 1/5 + 0/6 + 0/7
= 0,2
 30 menit
IV = 0/1 + 0/4 + 0/5 + 1/6 + 0/7
= 0,167
 60 menit
IV = 0/1 + 0/4 + 0/5 + 0/6 + 1/7
= 0,143

b. Benih Konsentrasi Alkohol 10%


 10 menit
IV = 0/1 + 3/4 + 0/5 + 0/6 + 0/7
= 0,75
 30 menit
IV = 0/1 + 1/4 + 0/5 + 4/6 + 0/7
= 0,917
 60 menit
IV = 0/1 + 2/4 + 1/5 + 1/6 + 0/7
= 0,867

c. Benih Konsentrasi Alkohol 30%


 10 menit
IV = 0/1 + 0/4 + 0/5 + 0/6 + 0/7
=0
 30 menit
IV = 0/1 + 1/4 + 1/5 + 3/6 + 0/7
= 0,95
 60 menit
IV = 0/1 + 0/4 + 0/5 + 0/6 + 0/7
=0

d. Benih Konsentrasi Alkohol 50%


 10 menit
IV = 0/1 + 0/4 + 0/5 + 0/6 + 0/7
=0
 30 menit
IV = 0/1 + 0/4 + 0/5 + 0/6 + 0/7
=0
 60 menit
IV = 0/1 + 0/4 + 0/5 + 0/6 + 0/7
=0

e. Benih Konsentrasi Alkohol 70%


 10 menit
IV = 0/1 + 0/4 + 0/5 + 0/6 + 0/7
=0
 30 menit
IV = 0/1 + 0/4 + 1/5 + 0/6 + 0/7
= 0,2
 60 menit
IV = 0/1 + 0/4 + 0/5 + 0/6 + 0/7
=0

4.2 Pembahasan
Dari hasil yang didapatkan bahwa praktikum acara 4 ini dalam
pengamatan yang telah dilakukan bahwa di tanggal 5 november 2021 belum ada
dari benih yang mengalami perkecambahan, namun dalam selang 3 hari yakni
pada tanggal 8 November 2021 terjadi perkecambahan untuk benih yang
direndam pada konsentrasi 10% dengan durasi 10 menit (3 benih), 30 menit (1
benih) dan 60 menit (2 benih) serta terdapat benih berkecambah hasil rendaman
konsentrasi 30% dalam 30 menit yakni terdapat 1 benih. Dan pada hari
selanjutnya yakni tgl 9 November 2021 untuk perkecambahan terjadi pada benih
rendaman konsentrasi 0% durasi 10 menit, 30% 30 menit 70% 30 menit dan 10 %
60 menit. Pada tanggal 10 November, perkecambahan terjadi pada konsentrasi 0%
30 menit, 10% 30 menit, 30% 30 menit, 10% 60 menit. Dan yang 11 November
2021 perkecambahan hanya terjadi benih rendaman konsentrasi 10% dengan
durasi 60 menit yakni 1 benih yang berkecambah. Dan jika ditotalkan bahwa
selama pelaksanaan dari pengamatan terdapat 3 jenis perlakukan denga
perkecambahan paling banyak yakni pada konsentrasi 10% durasi 30 menit, 30%
30 menit dan 10% durasi 60 menit.
Pada perkecambahan dari benih terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi dari benih tersebut dapat tumbuh, dan untuk mengetahui dari benih
dapat digolongkan kedalam benih yang unggul atau mutunya tinggi adalah
viabilitas benih dan juga vigor dari benih yang baik atau tinggi. Ditinjau dari
definisinya untuk viabilitas benih menurut Ridha dkk (2017) bahwa viabilitas
adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh benih untuk berkecambah dengan
normal. Sedangkan pada vigor adalah kemampuan tumbuh yang dimiliki benih
namun pada kondisi lapangan yang subnormal (Cutrisni dkk, 2015). Dari yang
dapat disimpulkan bahwa untuk perendaman yang dilakukan memiliki durasi
perendaman yang cukup lama dan untuk konsentrasinya justru yang sedikit.
Untuk perendaman semakin lama maka akan berpengaruh pada perkecambahan
dari benih itu sendiri.
Hasil dari perhitungan vigor pada benih yang direndam pada larutan
alcohol didapatkan hasil bahwa untuk yang paling tinggi adalah pada benih yang
direndam di konsentrasi 30% selama 30 menit (0.95). Dan untuk yang kedua
adalah benih yang direndam pada konsentrasi 10% durasi 30 menit (0.916) dan
10% durasi 60 menit (0.867). dan yang paling rendah adalah pada benih yang
direndam dalam alcohol dengan konsentrasi 30 % pada durasi 10 menit, 60 menit,
kemudian konsentrasi 50% pada semua durasi, dan konsentrasi 70% di durasi 10
menit dan 60 menit.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada praktikum acara 4 ini didapatkan hasil dimana untuk perkecambahan
paling banyak terdapat pada perlakuan konesntrasi 10% dengan waktu 30 menit,
kemudian 30% durasi 30 menit, 10% durasinya 60 menit dengan masing-masing
yang berkecambah totalnya adalah 5 benih atau biji sedangkan untuk konsentrasi
yang lain yakni terdapat pada 70% dan 0 % dengan durasi yang beragam. Dan 3
kadar vigor tertinggi pada secara berturut turut adalah 30% selama 30 menit
(0.95), 10% 30 menit (0.917) dan 10% 60 menit (0.867).
DAFTAR PUSTAKA

Cutrisni., Suwarno, F. C., Suwarno. 2015. Pengujian Vigor Daya Simpan dengan
Metode Pengusangan Cepat Fisik dan Vigor Kekuatan Tumbuh pada
Benih Padi. Buletin Agrohorti. 3(3). Hal 366-376.
Girsang, R. (2019). Peningkatan Perkecambahan Benih Bawang Merah (Allium
Ascalonium L.) Akibat Interval Perendam H2SO4 Dan Beberapa Media
Tanam. Jasa Padi, 4(1), 24-28.
Husna, Tuheteru, F. D., Alimuddin, dan Arif. (2015). Penuntun Praktikum Silvika.
Laboratorium Kehutanan, Fakultas Kehutanan Dan Ilmu Lingkungan,
Universitas Halu Oleo : Kendari, Indonesia.

Marthen, M., Kaya, E., & Rehatta, H. (2018). Pengaruh perlakuan pencelupan dan
perendaman terhadap perkecambahan benih sengon (Paraserianthes
falcataria L.). Agrologia, 2(1). 10-16.
Ridha, R., Syahril, M., & Juanda, B. R. (2017). Viabilitas dan vigoritas benih
kedelai (Glycine max (L.) Merrill) akibat perendaman dalam ekstrak telur
keong mas. Jurnal Penelitian Agrosamudra, 4(1), 84-90.
Triayomi, Y. (2020). PENGARUH MASA SIMPAN DAN JENIS KEMASAN
TERHADAP VIABILITAS BENIH SUREN (Toona sureni Merr.) (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Malang).
LAMPIRAN

Merendam benih untuk mengetahui Memisahkan biji padi bernas dan tidak
benih bernas

Membuat larutan alcohol konsentrasi Perendaman biji pada larutan alcohol


0%, 10%, 30%, dan 70% selama 10 menit, 30 menit dan 60 menit
Membuang air hasil rendaman Memindahkan benih ke cawan petri
dengan lapisan kertas saring

Menutup cawan petridish dan diberikan


label

Anda mungkin juga menyukai