Disusun Oleh :
SURABAYA
1
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagian besar diare pada anak disebabkan oleh infeksi virus. Penyebab
lainnya adalah infeksi bakteri dan parasit. Kondisi yang menjadi pemicu utama
diare pada anak akibat infeksi ini adalah kebersihan lingkungan
dan sanitasi yang buruk. Selain karena infeksi, diare pada anak juga bisa
disebabkan oleh alergi, keracunan makanan, gangguan penyerapan makanan,
dan efek samping obat. Saat diare, tubuh akan kehilangan cairan dan elektrolit
dengan sangat cepat. Hal ini dikarenakan saluran cerna sulit menyerap cairan
dan elektrolit.
2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama ± 60 menit, peserta
diharapkan mampu memahami tentang penyakit diare pada anak.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama ± 60 menit, diharapkan
peserta mampu :
a. Menjelaskan pengertian penyakit kejang diare.
b. Menyebutkan pengobatan dan pencegahan diare.
c. Menjelaskan penyebab dan tanda gejala diare.
3
BAB II
KEGIATAN
2.1 Topik
“DIARE PADA ANAK”
2.2 Sasaran
Para Ibu di daerah binaan Jetis Wetan
2.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/tanggal : Senin, 27 September 2021
Waktu : 07.30 WIB - selesai
Tempat : Balai RW Jetis Wetan, Surabaya
Setting tempat :
Penyaji melakukan penyuluhan kesehatan di Balai RW Jetis Wetan
3 4
5
6
1
Keterangan :
Pintu masuk :1
Tempat duduk peserta :2
Posisi penyaji :3
Posisi moderator :4
Posisi observer :5
Pengambilan Konsumsi :6
4
2.4 Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan oleh penyaji pada saat penyuluhan kesehatan adalah :
1. Ceramah
2. Tanja jawab
2.6 Media
Media yang digunakan oleh penyaji pada saat melakukan penyuluhan kesehatan
antara lain :
1. Leaflet
2. LCD proyektor
3. Laptop
4. Power point
5
2.9 Rencana Anggaran
No. Keperluan Harga
1. Kesekretariatan pengadaan proposal Rp 50.000,00
2. Leaflet 100 lembar Rp 100.000,00
3. Konsumsi Rp 300.000,00
Total Rp 450.000,00
6
Menyimpulkan materi yang
telah disampaikan
Memberi salam penutup
7
BAB III
MATERI
Lampiran 1
A. Pengertian Diare
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari, dengan/tanpa darah
dan lendir dalam tinja. Diare dikatakan sebagai keluarnya tinja berbentuk cair
sebanyak tiga kali atau lebih dalam dua puluh jam pertama, dengan temperatur
rectal di atas 38°C, kolik, dan muntah-muntah.
B. Penyebab Diare
Penyebab umum bisa disebabkan oleh :
Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk
Persediaan air yang tidak adekuat
Kemiskinan
Pendidikan yang terbatas (WHO, 2013).
8
C. Tanda Gejala Diare
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2015), tanda dan gejala diare pada anak
adalah sebagai berikut:
a. Diare akut
Diare dehidrasi berat: letargi/tidak sadar, mata cekung, tidak bisa
minum/malas minum, cubitan kulit perut kembali sangat lambat
10
Diare dehidrasi ringan/sedang: gelisah, rewel, mudah marah,
mata cekung, cubitan kulit perut kembali lambat, selalu ingin
minum/ada rasa haus.
Diare tanpa dehidrasi: keadaan umum baik dan sadar, mata tidak
cekung, tidak ada rasa haus berlebih, turgor kulit normal.
Diare persisten atau kronis dengan dehidrasi/tanpa dehidrasi
Diare disentri: ada darah dalam tinja
D. Pengobatan Diare
Diare merupakan salah satu gangguan di saluran gastrointestinal.
Gangguan ini dapat memberikan manifestasi darurat berupa defekasi lebih dari 3
kali dan feses encer (dominan air). Diare dapat dianggap fisiologis maupun
patologis sesuia dengan penyebab, jika disebabkan karena adanya perubahan
sekretorik eletrolit dan osmoralitas osmotik maka diare tersebut dianggap
sebagai kondisifisiologis tubuh. Sedangkan jika diare tersebut diakibatkan
adanya agen infeksi baik dari virus maupun bakteri maka diare tersebut
dianggap sebagai diare patologis.
Probiotik adalah bakteri baik yang memberikan nutrisi tambahan dan
menghambat pertumbuhan bakteri pathogen. Fungsi utama probiotik adalah
Fungsi probiotik adalah sebagai pertahanan mukosa, fungsi proteksi dan
pertahanan imunitas saluran cerna seperti misalnya lapisan epitel, lapisan
mukus, peristaltik, dan deskuamasi epitel, serta sekresi. Probiotik telah
menunjukkan efikasi dalam mencegah dan mengobati berbagai kondisi medis,
terutama yang melibatkan saluran pencernaan pada anak-anak. Dalam beberapa
literatur yang ada menunjukkan adanya manfaat probiotik dalam menurunkan
9
intensitas, durasi dan jumlah konsultasi untuk gastroenteritis akut yang
disebabkan oleh berbagai agen infeksi, sebagian besar virus dan penyakit parasit
yang terkait.8
Pemberian probiotik dapat menurunkan durasi diare akut pada bayi
dengan usia 1-12 bulan dibandingkan dengan tanpa pemberian probiotik.
Menurut penelitian lain, pemberian probiotik pada anak usia 6-24 bulan dapat
menurunkan lama rawat inap dibandingkan dengan tanpa probiotikPrebiotik
adalah bahan makanan yang menguntungkan bagi hostnya yang dengan selektif
merangsang pertumbuhan dan atau aktivitas dari sejumlah bakteri di usus besar,
dan dengan demikian meningkatkan kesehatan hostnya. probiotik penting karena
diyakini bahwa probiotik sama seperti mikrobiota usus yang sehat, demonstrasi
yang menunjukkan bahwa prebiotik dapat mengubah komposisi mikrobiota ke
dalam bentuk yang lebih sehat, sebagai alternatif untuk probiotik, yang dapat
sulit untuk menangani di beberapa bahan makanan, tetapi yang manfaatnya
untuk kesehatan dalam hal pencegahan diare dan immunomodulation yang
menjadi semakin mapan dan karena prebiotik yang sedang digunakan, terutama
inulin dan turunannya, dan galacto-oligosakarida (GOS) relatif murah untuk
dibuat atau ekstrak dari tanaman, dan di samping itu memiliki efek
menguntungkan pada mikrobiota usus.
Isi didalam Probiotik adalah bakteri hidup baik yang membantu nutrisi di
saluran gastrointestinal dan memberikan pertahanan untuk melawan bakteri
patogen.Fungsi probiotik adalahsebagai pertahanan mukosa, fungsi proteksi dan
pertahanan imunitas saluran cerna seperti misalnya lapisan epitel, lapisan
mukus, peristaltik, dan deskuamasi epitel, serta sekresi imunoglobulin A (IgA),
sangat berpengaruh terhadap perlekatan kuman patogen dan juga untuk modulasi
sistem imun lokal dan sistemik.
E. Pencegahan Diare
Pencegahan tingkat pertama dilakukan pada masa prepatogenesis dengan
tujuan untuk menghilangkan faktor resiko terhadap diare, Tindakan yang
dilakukan yaitu, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat dan
mencuci tangan dengan sabun (Ariani, 2016). Cuci tangan pakai sabun
10
merupakan salah satu perilaku non-kesehatan yang berpengaruh terhadap status
kesehatan balita. Jari tangan adalah salah satu jalur masuknya virus, bakteri dan
patogen penyebab diare ke makanan. Dengan pola seperti ini, salah satu bentuk
perilaku efektif dan efisien dalam upaya pencegahan dan pencemaran adalah
mencuci tangan (Astidya Paramita, 2011).
Pencegahan tingkat kedua ditujukan kepada anak yang telah menderita
diare, tindakan yang dilakukan yaitu berikan penderita lebih banyak cairan dari
biasanya seperti oralit atau larutan gula garam untuk mencegah dehidrasi serta
pemberian makanan yang mudah dicerna dan dapat diserap zat- zat gizinya
seperti bubur tempe (Ariani, 2016). Pemberian oralit pada pasien diare MTBS
(2008), oralit adalah campuran garam elektrolit seperti natrium klorida (NaCl),
Kalium Klorida (KCL), dan trisodium sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat
(Mardayani, 2014). Digunakan untuk meningkatkan keseimbangan elektrolit dan
pencegahan komplikasi akibat kadar cairan yang tidak normal (Wilkinson,
2011). Oralit sendiri diberikan untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam
tubuh yang hilang karena diare (Mardayani, 2014). Walaupun air penting untuk
pencegahan dehidrasi, air minum biasa yang dikonsumsi tidak mengandung
garam dan elektrolit yang diperlukan saaat diare dengan dehidrasi, untuk
mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh maka diberikan oralit
(Wulandari, 2013). Keadaan diare berhubungan dengan penurunan nafsu makan
sehingga sangat membuhtuhkan makanan yang mengandung padat gizi. Tempe
merupakan pilihan makanan yang tepat untuk diberikan pada penderita diare,
tempe mempunyai kandungan protein yang tinggi dan jenis asam amino esensial
yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Tempe mengandung zat
antimikroba aktif yang dapat menghambat 9 pertumbuhan bakteri gram positif
sehingga dapat memperbaiki ganguan pencernaan seperti diare (Susianto, dkk,
2013).
Pencegahan tingkat ketiga ditujukan kepada penderita penyakit diare
dengan maksud jangan sampai bertambah berat penyakitnya atau terjadi
komplikasi. Bahaya yang dapat diakibatkan oleh diare adalah kurang gizi dan
kematian. Kematian akibat diare disebebkan oleh dehidrasi, yaitu kehilangan
banyak cairan dan garam dari tubuh. Dehidrasi adalah kondisi ketidak
11
seimbangan yang ditandai dengan defisiensi cairan dan elektrolit. Dehidrasi
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya kekurangan cairan dan
kekurangan asupan zat terlarut misalnya protein dan klorida atau natrium
(Saputra, 2013). Pencegahan tingkat ketiga adalah mencegah diare bertambah
berat atau sampai terjadi komplikasi, segera bawa anak kepada petugas
kesehatan bila diare tidak membaik dalam 3 hari.
F. Klasifikasi Diare
Ada tiga jenis diare menurut lama terjadinya yaitu diare akut, diare persisten dan
diare kronik. Klasifikasi diare berdasarkan lama waktu dapat dikelompokkan
menjadi :
a. Diare Akut
Diare akut yaitu buang air besar dengan frekuensi yang
meningkat dan konsistensi tinja yang lembek atau cair dan bersifat
mendadak datangnya dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2
minggu. Diare akut berlangsung kurang dari 14 hari tanpa diselang-
seling berhenti lebih dari 2 hari.
Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dari tubuh penderita,
gradasi penyakit diare dapat dibedakan dalam empat kategori, yaitu:
1. Diare tanpa dehidrasi
2. Diare dengan dehidrasi ringan, apabila cairan yan hilang 2-
5% dari berat badan
3. Diare dengan dehidrasi sedang, apabila cairan yang hilang
berkisar 5-8% dari berat badan
4. Diare dengan dehidrasi berat, apabila cairan yang hilang lebih
dari 8-10% dari berat badan.
b. Diare persisten
Diare persisten adalah diare yang berlangsung 15-30 hari,
merupakan kelanjutan dari diare akut atau peralihan antara diare akut dan
kronik.
12
c. Diare Kronik
Diare kronis adalah diare hilang-timbull, atau berlangsung lama dengan
penyebab non-infeksi, seperti penyakit sensitive terhadap gluten atau
gangguan metabolism yang menurun. Lama diare kronik lebih dari 30
hari. Diare kronik adalah diare yang bersifat menahun atau persisten dan
berlangsung 2 minggu lebih.
13
Daftar Pustaka
https://mpitsjournal.wordpress.com/2020/01/21/satuan-acara-penyuluhan-diare-pada-
balita/ Diakses pada tanggal 23 September 2021
14