Oleh
Kelompok 3
Lie Liana Fuadiati, S.Kep NIM 192311101032
Kharisma Cahya Mentari, S.Kep NIM 192311101073
Uswatun Hasanah, S.Kep NIM 192311101090
Purwanti Nurfita Sari, S.Kep NIM 192311101119
Topik : Diare
Sub Topik : Pengertian, penyebab, tanda dan gejala, akibat, pengobatan dan
pencegahan diare
Sasaran : Orang tua dan keluarga pasien di ruang Bougenville RSUD dr.
Haryoto Lumajang
Tempat : Ruang Bougenville RSUD dr. Haryoto Lumajang
Hari/Tanggal : Januari 2020
Waktu : 20 menit
Penyuluh : Kelompok 3
I. Analisa Data
A. Kebutuhan Peserta Didik
Faktor timbulnya penyakit diare salah satunya kurangnya pengetahuan
orang tua dalam menjaga kebersihan. Maka dari itu perlu diadakannya
penyuluhan yang berfungsi utuk memberikan pengetahuan tentang
penyakit diare kepada masyarakat yang belum mengetahui hal tersebut
serta dapat meningkatkan kesadaran diri masyarakat supaya menjaga
kebersihan lingkungannya.
B. Karakteristik Peserta Didik
Orang tua dan keluarga pasien di ruang Bougenville RSUD dr. Haryoto
Lumajang
V. Metode
Ceramah dan diskusi
VI. Media
Leaflet dan Powerpoint
VIII. Evaluasi
1. Jelaskan pengertian diare
2. Sebutkan penyebab terjadinya diare
3. Sebutkan tanda dan gejala diare
4. Sebutkan jenis-jenis diare
5. Jelaskan cara mengobati diare
6. Jelaskan cara mencegah diare
IX. Referensi
Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Edisi ketiga, Depkes RI, Direktorat
Jenderal PPM dan PL tahun 2007.
Mansjoer, Arif dkk.2000.Kapita Selekta Edisi Jilid 4.Jakarta:Media Aescalapius
FKUI.
Lampiran 1: Berita acara
BERITA ACARA
Lumajang, 2020
Mengetahui,
DAFTAR HADIR
1. Pengertian Diare
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak
lebih dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan
konsistensi tinja dari penderita (Depkes RI, Kepmenkes RI tentang pedoman
P2D, Jkt, 2002).
Jika ditilik definisinya, diare adalah gejala buang air besar dengan
konsistensi feses (tinja) lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja.
Frekuensinya bisa terjadi lebih dari dua kali sehari dan berlangsung dalam
jangka waktu lama tapi kurang dari 14hari. Seperti diketahui, pada kondisi
normal, orang biasanya buang besar sekali atau dua kali dalam sehari dengan
konsistensi feses padat atau keras.
2. Penyebab Diare
Penyebab diare dapat diklasifikasikan menjadi enam golongan:
a. Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.
b. Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi.
c. Alergi.
d. Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan.
e. Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.
f. Penyebab lain
5. Cara mengobati
Karena bahaya diare terletak pada dehidrasi maka penanggulangannya
dengan cara mencegah timbulnya dehidrasi dan rehidrasi intensif bila telah
terjadi dehidrasi. Cairan rehidrasi oral yang dipakai oleh masyarakat adalah
air kelapa, air tajin, ASI, air teh encer, sup wortel, air perasan buah, dan
larutan gula garam (LGG). pemakaian cairan ini lebih dititik beratkan pada
pencegahan timbulnya dehidrasi, sedangkan bila terjadi dehidrasi sedang atau
berat sebaiknya diberi minum oralit.Oralit merupakan salah satu cairan
pilihan untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi. Oralit sudah dilengkapi
dengan elektrolit, sehingga dapat menggantikan elektrolityang ikut hilang
bersama cairan
6. Cara mencegah
Pencegahan diare bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang
bersih dan sehat.
a. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.
b. Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
c. Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di
lingkungan tempst tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih,
tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
d. Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
e. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan
muka.
f. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan
tempat. Kalau bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah
g. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal,
seperti air bersih dan jamban/WC yang memadai.
h. Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya,
jarak antara jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber
air sedikitnya 10 meter agar air tidak terkontaminasi. Dengan
demikian, warga bisa menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-
hari, untuk memasak, mandi, dan sebagainya.