Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DIABETES MELLITUS

Oleh :

Kelompok 1

Ari Pratama Putra Regina Anandia


Deby Ayu Kintani Satria Nurmaicing
Fani Pringgawuni Suci Ramadhani
Jerry fernando Putra Uci Aliza Putri
Lisnawati Qintan Zentia Putri
Zulviana Rahmadanti

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

Ns. Siti Aisyah Nur, M.Kep Ns.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES SYEDZA SAINTIKA
PADANG

SATUAN ACARA PENYULUHAN


HIPERTENSI

Masalah : Diare

Pokok Pembahasan : Diare dan penatalaksanaannya

Sasaran : Balita

Jam : 10:00 Selesai

Waktu : 20 Menit

Tanggal : 26 Agustus 2021

Tempat : Ruangan Anak

Pemateri : Mahasiswa

A. LATAR BELAKANG
Penyakit diare di Indonesia sampai saat ini masih merupakan salah satu penyakit
endemis dan masih sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) di masyarakat oleh
karena seringnya terjadi peningkatan kasus-kasus pada saat atau musim-musim tertentu
yaitu pada musim kemarau dan pada puncak musim hujan (Sunoto, 1990). Penyakit diare
masih termasuk dalam 10 penyakit terbesar di Indonesia tahun 1999 sebesar 5 per 1000
penduduk dan menduduki urutan kelima dan 10 penyakit terbesar.
Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) seperti
halnya Kolera dengan jumlah penderita yang banyak dalam waktu yang singkat. Namun
dengan tata laksana diare yang cepat, tepat dan bermutu kematian dapat ditekan
seminimal mungkin.
Diare hingga kini masih merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada
bayi dan anak-anak. Saat ini morbiditas (angka kesakitan) diare di Indonesia mencapai
195 per 1000 penduduk dan angka ini merupakan yang tertinggi di antara negara-negara
di Asean (kalbe.co.id). Diare juga masih merupakan masalah kesehatan yang penting di
Indonesia. Walaupun angka mortalitasnya telah menurun tajam, tetapi angka morbiditas
masih cukup tinggi Penanganan diare yang dilakukan secara baik selama ini membuat
angka kematian akibat diare dalam 20 tahun terakhir menurun tajam. Walaupun angka
kematian sudah menurun tetapi angka kesakitan masih cukup tinggi. Lama diare serta
frekuensi diare pada penderita akut belum dapat diturunkan.

B. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan 20 menit, diharapkan pasien mampu memahami dan

mengerti tentang Diare.

C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit tentang Diabetes Diare, diharapkan
pasien dapat:
1. Menjelaskan pengertian Diare
2. Penyebab Diare
3. Tanda dan gehala Diare
4. Komplikasi Diare
5. Pengobatan Diare

D. Pelaksanaan Kegiatan

1. Topik Kegiatan

Pelaksanaan penyuluhan tentang Diare.

2. Sasaran

Sasaran Umum : seluruh pasien

Sasaran Khusus : pasien yang mengalami Diare

Metode
a. Ceramah

b. Diskusi dan tanya jawab

3. Media dan peralatan

a. Leafleat

b. Lembar balik

4. Tempat

Di RSUD Dr. M ZEIN PAINAN RUANGAN ANAK

5. Waktu

Sesuai dengan waktu penyuluhan.

6. Pengornisasian

Setting tempat penyuluhan :

: Dosen : CI
: Moderator : Observer

: Presenter : Fasilitator

: Pasien : Dokumentator

E. Kegiatan penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media


Kegiatan

1. Pembukaan 3 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab Kata-kata/


Menit 2. Memperkenalkan diri salam kalimat
3. Menyampaikan 2. Mendengarkan
tentang tujuan pokok dan menyimak
Materi 3. Bertanya
4. Meyampakaikan mengenai
pokok pembahasan perkenalan dan
5. Kontrak waktu tujuan jika ada
yang kurang
jelas

2. Pelaksanaan 12 Penyampaian Materi 1. Mendengarkan Leaflet


Menit 1. Menjelaskan dan menyimak
Pengertian 2. Bertanya
2. Menjelaskan mengenai hal-
Penyebab hal yang belum
3. Menjelaskan tanda jelas dan
dan gejala dimengerti
4. Menjelaskan faktor
Resiko
5. Menjelaskan upaya
Pencegahan

3. Penutup 5 1. Tanya jawab 1. Sasaran dapat Kata-kata/


Menit 2. Memberikan menjawab kalimat
Kesempatan pada tentang
Peserta untuk pertanyaan
Bertanya yang diajukan
3. Melakukan evaluasi 2. Mendengar
4. Menyampaikan 3. Memperhatikan
kesimpulan materi 4. Menjawab
5. Mengakhiri salam
Pertemuan dan
mengucapkan salam
F. Evaluasi
Diharapkan pasien mampu :
1. Menjelaskan pengertian Diare
2. Menyebutkan penyebab Diare
3. Menyebutkan tanda dan gejala Diare
4. Menyebutkan cara pencegahan /Pengobatan Diare
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
Diare biasanya ditandai dengan seringnya si kecil buang air dengan tinja yang encer
atau berair. Selain membuat si kecil tidak nyaman, diare dapat menyebabkan dehidrasi, dan
ruam bila si kecil yang masih pakai popok. Bila si buah hati mengalami diare, langkah
pertama yang harus kita lakukan adalah mengetahui penyebab diare, karena gangguan
kesehatan ini dapat disebabkan oleh banyak hal. Penyebab diare bisa diketahui dari gejala-
gejala yang muncul, dengan mengetahui penyebab diare, bunda dapat menentukan
pertolongan yang tepat bagi si kecil.
Diare atau mencret adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar 3 kali atau
lebih dalam satu hari dan tinja atau feses yang keluar berupa cairan encer atau sedikit
berampas, kadang juga bisa disertai darah atau lendir tergantung pada penyebabnya.
Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), anak dinyatakan menderita diare bila buang
air besarnya “lebih encer” dan “lebih sering” dari biasanya. Gejala ikutan lainnya adalah
demam dan muntah. Kadangkala gejala muntah dan demam mendahului gejala mencretnya.

B. Penyebab Diare
1. Faktor infeksia
a) Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utamadiare
pada anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella,Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus(Enterovirus, Adenovirus,
Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E.hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan
jamur (C. albicans).
b) Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang
dapatmenimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis,
bronkopneumonia,ensefalitis dan sebagainya.
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa),monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa
merupakanpenyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu bisa
terjadimalabsorbsi lemak dan protein.
3. Faktor Makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap
jenismakanan tertentu.
4. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi
tetapidapat ditemukan pada anak yang lebih besar

C. Tanda dan Gejala Diare


1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
2. Pada anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makanberkurang.
3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
4. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya difekasi dan tinjamenjadi
lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
5. Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elistitas kulit menurun),ubun-ubun
dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunanberat badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyutjantung
cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran menurun.
7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).

D. Komplikasi Diare
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi,perubahan
pada elektro kardiagram).
4. Hipoglikemia.
5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karenakerusakan
vili mukosa, usus halus.
6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita jugamengalami
kelaparan.

E. Penatalaksanaan Diare
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja dengan /
tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa / karbohidrat lain
(gula, air tajin, tepung beras sbb).
1. Obat anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg/ch dengan dosis minimum 30 mg.
Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari
2. Obat spasmolitik, dll umumnya obat spasmolitik seperti papaverin, ekstrak beladora,
opium loperamia tidak digunakan untuk mengatasi diare akut lagi, obat pengeras tinja
seperti kaolin, pektin, charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare
sehingg tidak diberikan lagi.
3. Antibiotik
Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas bila
penyebabnya kolera, diberiakn tetrasiklin 25-50 mg / kg BB / hari. Antibiotik juga
diberikan bile terdapat penyakit seperti : OMA, faringitis, bronkitis / bronkopneumonia

Anda mungkin juga menyukai