Nim : 1904139
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lambung merupakan salah satu organ tubuh yang tak asing pada kebanyakan orang,
hampir semua orang tahu bahwa lambung dalam tubuh berfungsi untuk menampung makanan
secara sementara, yang mana dalam lambung makanan tersebut akan di proses untuk bisa di
ubah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil agar kandungan dalam makanan dapat diserap
secara baik untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan zat-zat tertentu.
Lambung setiap harinya bekerja untuk memproses makanan yang kita makan, dan
seperti organ tubuh lainnya lambung juga bisa rusak akibat asam lambung yang dihasilkan
secara berlebihan, terinfeksi bakteri/ virus yang ada dalam makanan, penguanaan obat dalam
jangka lama, dll. Dan jika hal tersebut dibiarkan, bisa terjadi kerusakan yang serius/
komplikasi yang dapat mengancam jiwa jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat.
Gastritis atau kebanyakan orang mengenalnya dengan sebutan magg ini merupakan
salah satu kejadian yang sering dialamin oleh kebanyakan orang termasuk warga Suka
Senang, hampir 60% warga Suka Senang pernah mengalaminya dan tidak melakukan
penanganan secara baik. Kebanyakan mereka menggap hal biasa yang timbul karena lapar,
padahal jika di biarkan bisa menyebabkan gastritis yang akhirnya dapat merusak lambung.
Pada lingkungan tempat tinggal kami mahasiswa melihat diit makanan pada lansia tidak
sesuai dengan penyakit yang diderita. Contoh penyakit gastritis.
B. TUJUAN
a. Tujuan umum :
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan klien dan keluarganya, serta pengunjung
lainnya mampu memahami permasalahan tentang gastritis, dan cara pencegahannya.
b. Tujuan khusus :
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan klien dan keluarganya, serta pengunjung
lainnya mampu menjelaskan:
KEGIATAN PENYULUHAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
2) Sasaran : Ny.N
4) Media : - Leaflet
d. Waktu : 30 menit
Pelaksanaan Mengemukak
an Pendapat
2. 15 Mengkaji pengetahuan klien tentang pengertian Gastritis
menit
• Menjelaskan pengertian Gastritis
• Menjelaskan proses terjadinya Gastritis Bertanya,
• Menjelaskan jenis jenis penyakit Mendengar &
• Menjelaskan Penyebab gastritis Menjelaskn gejala gast Memperhatik
ritis an
• Menjelaskan tentang komplikasi gastritis
• Menjelaskan penatalaksaan gastritis Menjelaskan
Pencegahan Gastritis Bertanya,
Mendengar &
Memperhatik
an
Bertanya,
Mendengar &
Memperhatik
an
Bertanya,
Mendengar &
Memperhatik
an
Bertanya,
Mendengar &
Memperhatik
an
Menyimpulka
n materi
3. 10 Penutup penyuluhan
menit bersama
Menyimpulkan materi penyuluhan bersama dengan klien
dengan
Melakukan evaluasi mahasiswa
Menjawab
Menutup penyuluhan dan memberikan salam
pertanyaan
Menjawab
salam
B. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
• Peserta hadir ditempat penyuluhan
• Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah Ny.N
• Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
• Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
• Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
• Peserta memahami isi penyuluhan
MATERI PENYULUHAN
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung yang diakibatkan oleh diet yang tidak
benar, atau makanan yang berbumbu atau mengandung mikroorganisme penyebab penyakit.
(Brunner and Suddarth, 2001). Sedangkan menurut Mansjoer tahun 2001, gastritis akut
adalah lesi mukosa akut berupa erosi atau perdarahan akibat faktor-faktor agresif atau akibat
gangguan sirkulasi akut mukosa lambung.
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung, secara
histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut.
(Suyono Slamet, 2001). Gastritis adalah episode berulang nyeri epigastrium, gejala sementara
atau cepat hilang, dapat berhubungan dengan diet, memiliki respon yang baik dengan antasid
atau supresi asam. (Grace, Pierce A,dkk, 2006).
Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung setiap waktu dalam
jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan biasanya kadar glukosa dalam darah telah
banyak terserap dan terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar dan pada saat itu jumlah
asam lambung terstimulasi. Bila seseorang telat makan sampai 2-3 jam, maka asam yang
menumpuk dalam lambung akan semakin banyak dan berlebih. Hal ini dapat menyebabkan
luka atau iritasi pada dinding lambung sehingga timbul rasa perih.
Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi jaringan
mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal dengan magh berasal dari
bahasa Yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi atau
peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa
kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung.
B. Patofisiologi
Adanya hal-hal yang dapat meningkatkan sekresi lambung baik obat-obatan, garam,
empedu,\ atau enzim-enzim pankreas dapat merusak mukosa lambung mengakibatkan
terganggunya pertahanan mukosa lambung dan memungkinkan difusi kembali asam atau
pepsin kedalam jaringan lambung sehingga menimbulkan peradangan lambung.
Hal ini menimbulkan peradangan respon mukosa lambung.iritasi yang terus menerus
akan mengakibatkan terjadinya peradangan pada jaringan dan dapat juga menyebabkan
perdarahan.Ditambah bila masuknya zat-zat asam dan basa yang bersifat korosif
mengakibatkan peradangan atau nekrosis sehingga dapat menyebabkan perdarahan. Stress
berhubungan dengan sistem parasimpatis yang berespon dengan meningkatnya hiperaktifitas
lambung dan meningkatnya sekresi lambung.
C. Klasifikasi
Gastritis ada 2 kelompok yaitu gastritis akut dan gastritis kronik. Tetapi gastritis
kronik bukan merupakan lanjutan dari gastritis akut, dan keduanya tidak saling berhubungan.
a) Gastritis akut
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis akut
erosif. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam
daripada mukosa muskularis.
b) Gastritis kronis
Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang
menahun (Soeparman, 1999, hal : 101). Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian
permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung
jinak maupun ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori (Brunner dan Suddart, 2000, hal :
188).
Gastritis kronik dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B:
a. Dikatakan gastritis kronik tipe A (korpus) jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini
dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada
sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa berkembang pada proses
ini.
b. Gastritis kronik tipe B (antrum) lebih lazim. Tipe ini dikaitkan dengan infeksi helicobacter
pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.
(Almatsier, 2002).
D. Etiologi
a.Pola Makan
Menurut Yayuk Farida Baliwati (2004), terjadinya gastritis dapat disebabkan oleh
pola makan yang tidak baik dan tidak teratur, yaitu frekuensi makan, jenis, dan jumlah
makanan, sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat.
b.Kopi
c.Teh
Sebagai contoh Teh Hijau, yang mengandung banyak antioksidan dapat membunuh
bakteri dan memiliki efek antioksidan berjenis polifenol yang mencegah atau menetralisasi
efek radikal bebas yang merusak. Namun, jika beberapa antioksidan bersatu akan membentuk
suatu zat yang disebut tannin. Tannin inilah yang menyebabkan beberapa buah dan tumbuh-
tumbuhan memiliki rasa sepat dan mudah teroksidasi (Shinya, 2008).
d. Rokok.
Dalam sebatang rokok, terkandung berbagai zat-zat kimia berbahaya yang berperan
seperti racun. Dalam asap rokok yang disulut, terdapat kandungan zat-zat kimia berbahaya
seperti gas karbon monoksida, nitrogen oksida, amonia, benzene, methanol, perylene,
hidrogen sianida, akrolein, asetilen, bensaldehid, arsen, benzopyrene, urethane, coumarine,
ortocresol, nitrosamin, nikotin, tar, dan lain-lain. Selain nikotin, peningkatan paparan
hidrokarbon, oksigen radikal, dan substansi racun lainnya turut bertanggung jawab pada
berbagai dampak rokok terhadap kesehatan (Budiyanto, 2010).
e.Obat-Obatan.
Obat-obatan yang sering dihubungkan dengan gastritis erosif adalah aspirin dan
sebagian besar obat anti inflamasi non steroid (AINS) (Suyono, 2001). Obat AINS adalah
salah satu golongan obat besar yang secara kimia heterogen menghambat aktivitas
siklooksigenase, menyebabkan penurunan sintesis prostaglandin dan prekursor tromboksan
dari asam arakhidonat.
f. Stress
1. Stress Psikis
Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan stress, misalnya pada beban
kerja berat, panik dan tergesa-gesa. Kadar asam lambung yang meningkat dapat mengiritasi
mukosa lambung dan jika hal ini dibiarkan, lama-kelamaan dapat menyebabkan terjadinya
gastritis. (Friscaan, 2010).
2. Stress Fisik
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar, refluks empedu atau
infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga ulkus serta pendarahan pada lambung.
Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi
dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat
mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung
(Anonim, 2010).
g. Alkohol
i. Usia.
Usia tua memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita gastritis dibandingkan
dengan usia muda. Hal ini menunjukkan bahwa seiring dengan bertambahnya usia mukosa
gaster cenderung menjadi tipis sehingga lebih cenderung memiliki infeksi Helicobacter
Pylory atau gangguan autoimun daripada orang yang lebih muda.
Sebaliknya, jika mengenai usia muda biasanya lebih berhubungan dengan pola
hidupyang tidak sehat. Kejadian gastritis kronik, terutama gastritis kronik antrum meningkat
sesuai dengan peningkatan usia. Di negara Barat, populasi yang usianya pada dekade ke-6
hampir 80% menderita gastritis kronik dan menjadi 100% pada saat usia mencapai dekade
ke-7. Selain mikroba dan proses imunologis, faktor lain juga berpengaruh terhadap
patogenesis Gastritis adalah refluks kronik cairan penereatotilien, empedu dan lisolesitin
(Suyono, 2001).
E. Gejala Klinis
a) Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik
atau lebih buru ketika makan
b) Mual
c) Muntah
e) Kembung
F. Komplikasi
a. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas
(SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik, terjadi
ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.
b. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12,
akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi
terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.
G. Penatalaksanaan Medis
Jika anda mengalami atau mempunyai riwayat gastritis, hal-hal yang dapat anda lakukan
antara lain adalah:
1. Makan dengan porsi kecil tapi sering. Contoh makanan adalah snack atau makanan
ringan.
Kunir dan kunyit telah banyak digunakan untuk kesehatan dan dimasukkan ke dalam daftar
tanaman obat. Kunyit selama ini bisa digunakan sebagai cara mengecilkan perut buncit
dengan bahan tradisional dan campurkan dengan asam. Tidak hanya itu saja, kunyit juga bisa
digunakan untuk cara menghilangkan panu secara alami. Ternyata kunyit juga bisa digunakan
untuk menyembuhkan sakit maag. Cara menghilangkan sakit maag dengan kunyit adalah
sebagai berikut ini:
· Minum air perasan air kunyit tersebut menggunakan madu dan juga air hangat.
· Minumlah secara teratur ramuan tersebut saat pagi hari dan juga saat sore hari.
· Dengan cara menggunakan ramuan tersebut secara teratur bisa mengobati sakit maag
yang sedang anda derita.
H. Cara Pencegahan
1. Jaga pola makan secara baik dan teratur. Hindari menunda waktu makan karena akan
mengakibatkan produksi asam lambung meningkat
2. Makan makanan yang bersih, sehat dan bergizi. Hindari makanan yang merangsang
kerja lambung. Contohnya makanan pedas, asam, dan kopi
3. Hindari stress yang berlebihan. Anda dapat mengalihkan rasa stress dengan berolahraga
yang baik bagi tubuh
4. Tidak merokok
b. Sayur yang tak berserat dan tidak menimbulkan gas: labu kuning, labu siam, wortel,
brokoli
c. Buah-buahan yang tidak asam dan tidak beralkohol : pisang, pepaya, tomat
a. Makanan yang secara langsung merusak dinding lambung: nasi keras, ketan, jagung, ubi
talas.
e. Minuman yang mengandung soda dan alkohol: soft drink, tape, susu, anggur putih dan
kopi.
f. Makanan yang secara langsung merusak dinding lambung yaitu makanan yang
mengandung cuka dan pedas, merica.
g. Makanan yang sulit dicerna yang dapat memperlambat pengosongan lambung. Karena
hal ini dapat menyebabkan peningkatan peregangan di lambung yang akhirnya dapat
meningkatkan asam lambung antara lain makanan berlemak, kue tart, coklat dan keju.
(Almatsier, 2002).
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilyn E. dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta :Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Smeltzer, Suzanne C, ,Brenda G. Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Sudarth. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Long, BC, 1996, Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses Keperawatan, Yayasan
Ikatan Pendidikan Keperawatan Pajajaran , Bandung.
MC, Closkey, Joanne C, 1996, Nursing Intervention Classification (NIC), second edition,
Mosby, United State of American.
Santosa, Budi, 2006, Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006 Definisi dan
Klasifikasi, EGC, Jakarta.
Priharjo, R, 1996, Pengkajian Fisik Keperawatan, editor Gede Yasmin asih, EGC, Jakarta.