Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Kegiatan : Penyuluhan Tentang Gastritis


Sasaran : Oma D Di Ruang Edelweis 2
Hari/Tanggal : senin 24 Agustus 2020
Jam : 10.00 – 11:00 Wib
Waktu : 60 menit

I. Latar Belakang
Masa lansia ditandai dengan memuncaknya kemampuan dan kesehatan fisik, individu
memiliki kekuatan yang terbesar, gerak-gerak refleks mereka sangat cepat. Demikian juga
dengan kemampuan reproduksi mereka. Meskipun pada masa ini kondisi kesehatan fisik
mencapai puncak, namun selama periode ini mereka juga mengalami penurunan keadaan
fisik. Sejak usia 25 tahun, perubahan-perubahan fisik mulai terlihat. Perubahan-perubahan
ini sebagian besar bersifat kuantitatif dari pada kualitatif. Secara berangsur-angsur,
kekuatan fisik mengalami kemunduran, sehingga lebih mudah terserang penyakit (Desmita
2010).

Kesehatan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan, sehingga tingkat yang
diwakili oleh angka harapan hidup menjadi indikator yang selalu digunakan dalam indeks
pembangunan manusia. Untuk mencapai suatu derajat kesehatan yang baik, harus
dibutuhkan peranan pendidikan kesehatan yang berkelanjutan di dalam masyarakat (FIP-
UPI, 2009).

Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu
pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum
banyak tertangani, di lain pihak telah terjadi peningkatan kasus penyakit-penyakit tidak
menular (PTM) terutama masalah kesehatan sistem pencernaan seperti diare, hernia,
appendiks, sembelit, konstipasi dan gastritis. (Depkes, 2015).
Gastritis merupakan radang pada jaringan dinding lambung paling sering diakibatkan
oleh ketidak teraturan diet. Misalnya makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan-
makanan terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi penyebab yang lain
termasuk alcohol, aspirin, refluk empedu atau therapy radiasi. (Brunner & Suddarth,
2012).

Gastritis sering dianggap penyakit ringan, namun dapat menyebabkan kekambuhan gastritis
hingga kematian sehingga peran perawat sangat dibutuhkan untuk mencegah penyakit
gastritis menjadi lebih parah. Adapun peran perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan dan mencegah keparahan penyakit gastritis melalui upaya promotif yaitu
penyuluhan kepada masyarakat dan keluarga dengan tujuan keluarga mampu mengenal
masalah gastritis dan dapat menanggulanginya. Upaya preventif yaitu menyarankan agar
tidak makan yang pedas dan asam. Upaya kuratif yaitu memberitahukan pada pasien untuk
mengkonsumsi obat-obat untuk mengatasi gastritis. Upaya rehabilitatif yaitu upaya masa
pemulihan perawat berperan penting untuk menyarankan kepada keluarga atau masyarakat
agar menjaga pola makan yang lebih ehat dan menyarankan agar makan tepat waktu dan
menghindari stress. (Smeltzer & Bare 1996 dikutip oleh Saroh, 2011). Keberhasilan
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan serta pelayanan kesehatan tidak lepas dari
peran keluarga dalam membantu anggota keluarga yang mengalami masalah. pelayanan
kesehatan yang tersedia di keluarga dan sumber-sumber dari profesi lain, termasuk pemberi
pelayanan kesehatan dan sektor lain di komunitas (Depkes RI, 2010).

Persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia didapatkan mencapai angka 40,8%.
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2016, gastritis merupakan salah satu
penyakit di dalam sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit di
Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%) (Zhaoshen, 2014). Angka kejadian gastritis
pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari
238,452,952 jiwa penduduk. Didapatkan data bahwa di kota Surabaya angka kejadian
Gastritis sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di Jakarta angka kejadian infeksi cukup
tinggi sebesar 91,6% (Maulidiyah, 2013).
Salah satu terapi komplementer gastritis adalah dengan kompres hangat pada area yang
sakit untuk meredakan nyeri. Kompres hangat meredakan nyeri dengan mengurangi spasme
otot, merangsang nyeri, menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah. Pembuluh
darah akan melebar sehingga memperbaiki peredaran darah dalam jaringan tersebut.
Manfaatnya dapat memfokuskan perhatian pada sesuatu selain nyeri, atau dapat tindakan
penglihatan seseorang tidak terfokus pada nyeri lagi, dan dapat relaksasi

Berdasarkan latar belakang diatas maka saya tertarik untuk melakukan pendidikan
kesehatan tentang kompres hangat pada area yang sakit pada Oma D Diruang Edelweiss 2
Rumah Sakit Tk. I Bhayangkara Raden Said Sukanto Jakarta Timur Tahun 2020

II. TUJUAN

a) Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan klien dapat memahami serta mampu melakukam
secara mandiri kompres hangat untuk penderita gastritis

b) Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan klien dapat :
1. Dapat menyebutkan kembali pengertian gastritis
2. Dapat menyebutkan kembali tanda gejala gastritis
3. Dapat menyebutkan kembali pennyebab gastritis
4. Dapat menyebutkan kembali komplikasi gastritis
5. Dapat mengetahui tujuan kompres hangat
6. Dapat mengetahui langkah-langkah melakukan kompres hangat

III. SASARAN
Oma D Diruang Edelweiss 2 Rumah Sakit Tk. I Bhayangkara Raden Said Sukanto Jakarta
Timur
IV. WAKTU DAN TEMPAT
1. Tanggal 24 Agustus 2020 09.00 WIB
2. Tempat : Ruang Edelweis 2

V. METODE
Penyuluhan, Tanya Jawab, demonstrasi

VI. MEDIA
1. Leafleat
2. SAP
3. Air hangat
4. Baskom
5. Handuk kecil

VII. RENCANA KEGIATAN

VIII. Rencina Kegiatan Penyuluhan


No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Klien Media
1. 5 menit Pembukaan :
- Membuka kegiatan dengan - Menjawab
- Lembar
mengucapkan salam. salam
balik
- Memperkenalkan diri - Mendengarkan
- Menjelaskan tujuan dari - Memperhatikan
penyuluhan
- Menyebutkan kontrak
- Menyebutkan materi yang
akan diberikan
- Menggali pengetahuan klien
tentang gastritis

2. 20 menit Pelaksanaan :
- Menjelaskan tentang
- Menyimak - Lembar
pengertian gastritis
penjelasan dan balik
- Menjelaskan penyebab
demonstrasi - Baskom
gastritis
- Mengajukan - Parutan
- Menjelaskan tanda-tanda dan
pertanyaan - Handuk
gejala gastritis
seputar materi
- Menjelaskan komplikasi
- Mengikuti
gastritis
demonstrasi
- Menjelaskan bagaimana cara
pencegahan gastritis
- Memberi kesempatan kepada
klien untuk bertanya
- Memberikan reinforcement
positif kepada klien yang
bertanya
- Mendemonstrasikan cara
kompres hangat
- Memberikan kesempatan
kepada klien untuk
mendemonstrasikan

3. 5 menit Evaluasi :
- Memperhatikan
- Mengevaluasi materi yang - laptop
penjelasan
telah di sampaikan - leaflet
- Menjawab
- Memberikan umpan balik
pertanyaan dan
- Memberikan kesempatan
memberikan
kepada klien untuk bertanya
umpan balik
- Menyimpulkan materi yang - Menjawab
telah di sampaikan salam
- Melakukan rencana tindak
lanjut
- Menutup acara dan
mengucapkan salam

IX. Evaluasi
1. Struktural
a. Kontrak waktu dengan lansia
b. Penyaji dan klien berada pada posisi yang sudah direncanakan
c. Klien hadir ditempat penyuluhan
d. Pesiapan alat dan bahan penyuluhan (SAP, leaflet, baskom, air hangat, handuk,)

2. Proses
a. Selama penyuluhan lansia memperhatikan penjelasan yang disampaikan
b. Selama penyuluhan lansia aktif bertanya tentang penjelasan yang disampaikan
c. Selama penyuluhan klien mengikuti jalannya penyuluhan sampai dengan selesai
d. Selama penyuluhan lansia aktif menjawab pertanyaan yang diajukan
e. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan

3. Evaluasi Hasil
a. 75% lansia mampu memahami tentang pengertian, tanda gejala, gastritis
b. 75% lansia mampu memahami tentang manfaat kompres hangat
c. 75% lansia mampu menyebutkan cara melakukan kompres hangat
DAFTAR PUSTAKA

Anustina, 2010 .Kompreshangatasamurat.Jakarta


Smeltzer, 2001 Program Study S-1 Keperawatan STIKES
Banyuwangi.2009.Panduan KeterampilanProsedur Lab KDM 2.Jawa Timur :
EGC
Ns. Kusyati, Eni, S.Kep, dkk.2006.Ketermpilan Danprosedurlaboratorium.jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai