PENDAHULUAN
Pada saat ini, penerapan teori keperawatan kedalam praktik keperawatan keluarga
belum lengkap, tapi berkembang secara mengesankan. Teori-teori keperawatan sangat
menjanjikan apabila diterapkan dalam keluarga. Teori-teori keluarga memiliki
gambaran yang jauh lebih lengkap dan memiliki kekuatan lebih dalam menjelaskan
tentang perilaku keluarga (teori ilmu sosial keluarga) dan intervensi keluarga (teori
terapi keluarga) tapiperlu dirumuskan ulang atau diadaptasi ulang sehingga teori-teori
tersebut cocok dengan perspektif keperawatan. Salah satu teori keperawatan keluarga
yang sering digunakan adalah teori Friedman. Model pengkajian keluarga Friedman
merupakan integrasi dari teori sistem, teori perkembangan keluarga, dan teori
struktural fungsional sebagai teori-teori utama yang merupakan dasar dari model dan
alat pengkajian keluarga. Teori-teori lain ikut berperan kedalam dimensi struktural
dan fungsional adalah teori komunikasi, peran dan stress keluarga (Friedman 2010)
Sasaran dari Indonesia sehat adalah meningkatnya drajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaa masyarakat yang didukung
dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Penerapan
paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengaruh utama kesehatan dalam
pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan
masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan stategi peningkatan
akses pelayanan kesehatan, optimalitas system rujukan dan peningkatan mutu
menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan.
Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan
manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu dirujukan kepada
tercapainya keluarga-keluarga sehat (Kemenkes RI, 2017)
Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam undang-undang
dasar 1945 untuk melakukan upaya peningkatan derajat kesehatan baik perorangan,
maupun kelompok atau masyarakat secara keseluruhan (Depkes RI 2009), namun
diindonesia saat ini drajat kesehatan masyarakat yang masih belum optimal pada
hakikatnya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan
kesehatan dan genetika (Riskesdas 2011). Hal ini dibuktikan dengan pembangunan
kesehatan di Indonesia saat ini sedang mengalami double burden disease, yaitu
beban penyakit tidak menular sekaligus, penyakit tidak menular (PTM) telah menjadi
masalah kesehatan masyarakat yang cukup besar di Indonesia, hal ini ditandai dengan
bergesernya pola penyakit secara epidemiologi dari peyakit menular yang cenderung
menurun dan penyakit tidak menular yang secara gelobal meningkat. Penyakit tidak
menular (PTM) merupakan penyakit kronis tidak ditularkan dari orang ke orang,
mempunyai durasi yang panjang dan umumnyya berkembang lambat. Menurut data
PTM didapat melalui pertanyaan atau wawancara responden tentang penyakit tidak
menular yang terdiri dari : 1. Asma, 2. Stroke, 3. Kanker, 4.Diabetes Militus (DM), 5.
Hipertensi, 7. Jantung Koroner, 8. Asam urat, 9. Stroke, 10. Gagal ginjal kronis, 11.
Batu ginjal (Riskesdas, 2013).
Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus dan
dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau
usia. Angka kejadian stroke meningkat secara dramatis seiring usia, setiap
penambahan usia 10 tahun sejak usia 35 tahun, risiki stroke meningkat dua kali lipat.
Sekitar lima persen orang berusia diatas 65 tahun pernah mengalami setidaknya satu
kali stroke. Stroke adalah serangan otak yang timbul secara mendadak dimana terjadi
gangguan fungsi otak sebagian atau menyeluruh sebagai akibat dari gangguan aliran
darah oleh karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah tertentu di otek, sehingga
menyebabkan sel-sel otak kekurangan darah, oksigen atau zat-zat makanan dan
akhirnya dapat terjadi kematian sel-sel tersebut dalam waktu relatif singkat (Yastroki,
2011).
Stroke adalah terjadi perubahan sistem neurologis yang disebabkan adanya gangguan
suplai darah ke otak (Black & Hawks, 2009; dalam Yeni, 2011). Menurut Heart and
Stroke Foundation (2014) stroke adalah kehilangan fungsi otak secara tiba-tiba
disebabkan oleh gangguan aliran darak ke otak atau pecahnya pembuluh darah di
otak. Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda
klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global),
dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan
kematian, tanpa adanya penyebab lain selain vaskuler
Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2012, kematian akibat stroke
sebesar 51% di seluruh dunia disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Menurut data
Heart and Stroke Foundation (2012), Sekitar 80% stroke iskemik disebabkan oleh
gangguan aliran darah keotak akibat gumpalan darah. Sekitar 20% stroke hemoragik
disebabkan oleh perdarahan yang tidak terkontrol diotak. Untuk setiap 100 orang
yang terserang stroke, 15 orang meninggal (15%), 10 orang sembuh sepenuhnya
(10%), 25 orang pulih dengan gangguan kecil atau cacat (25%), 40 orang yang tersisa
dengan gangguan sedang sampai kerusakan parah (40%), 10 orang dengan kecacatan
yang sangat parah dan mereka memerlukan perawatan jangka panjang (10%).
Upaya untuk menghindari kejadian penyakit stroke salah satunya adalah pengontrolan
dan perubahan perilaku gaya hidup, anggota keluarga merupakan sumber dukungan
dan bantuan paling bermakna dalam membantu anggota keluarga lain dalam
mengubah gaya hidupnya (Friedman, Bowden & Jones, 2003, dalam Yenni, 2011).
Dengan adanya dukungan keluarga terhadap pola hidup kearah yang lebih sehat dan
pengontrolan kesehatan secara teratur, diharapkan dapat meningkatkan kesehatan
keluarga. Berdasarkan hal itu, penting bagi perawat komunitas untuk memberikan
pendidikan atau informasi yang cukup kepada keluarga sesuai dengan apa yang
dibutuhkan keluarga tersebut, segingga keluarga dapat memberikan dukungan penuh
pada anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan khususnya dengan
penyakit stroke. Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk membuat
laporan keperawatan keluarga dengan masalah Stroke Di Rumah Sakit Tk.I R. Said
Sukanto Jakarta Timur Tahun 2020”
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaporkan asuhan keperawatan keluarga pada Ny. M dengan penyakit Stroke di
Di Rumah Sakit Tk.I R. Said Sukanto Jakarta Timur Tahun 2020
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan diharapkan:
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada keluarga Ny. M dengan penyakit
Stroke
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga Ny. M
dengan penyakit Stroke
c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada keluarga Ny. M
dengan penyakit Stroke
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada keluarga Ny. M dengan penyakit
Stroke
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada keluarga Ny. M dengan penyakit
Stroke.
TINJAUAN TEORI
a. Tahap I ( keluarga pasangan baru/ beginning family) Keluarga baru di mulai pada
saat masing-masing individu, yaitu suami istri membentuk keluarga melalui
perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing, secara
psikologis keluarga tersebut sudah memiliki keluarga baru.
b. Tahap II ( keluarga dengan kelahiran anak pertama/ child bearing family) Tahap
II mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia 30
bulan. Transisi ke masa menjadi orangtua adlah salah satu kunci dalam siklus
kehidupan keluarga. Dengan kelahiran anak pertama, keluarga menjadi kelompok
trio, membuat sistem yang permanen pada keluarga untuk pertama kalinya (yaitu,
sistem berlangsung tanpa memerhatikan hasil akhir dari pernikahan).
c. Tahap III ( keluarga dengan anak prasekolah/ families with prescholl) Tahap III
siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 21/2 tahun dan
diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat terdiri dari tiga
sampai lima orang, dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara
laki-laki, dan putrisaudara perempuan. Keluarga menjadi lebih kompleks dan
berbeda
d. Tahap IV ( keluarga dengan anak sekolah/ families with children) Tahap ini
dimulai pada saat anak tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir
pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai jumlah anggota
keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktifitas sekolah,
masing-masing anak memiliki aktifitas di sekolah, masing-masing akan memiliki
aktifitas dan minat sendiri. Demikian pula orang tua yang mempunyai aktifitas
berbeda dengan anak.
e. Tahap V ( keluarga dengan anak remaja/ families with teenagers) Ketika anak
pertama berusia 13 tahun, tahap V dari siklus atau perjalanan kehidupan keluarga
dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung selama enam atau tujuh tahun, walaupun
dapat lebih singkat jika anak meningglakan keluarga lebih awal atau lebih lama
jika anak tetap tinggal di rumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Anak
lainnya yang tinggal di rumah biasanya anak usia sekolah. Tujuan utama keluarga
pada tahap anak remaja adalah melonggrakan kebebasan remaja yang lebih besar
dalam mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa muda.
f. Tahap VI ( keluarga dengan anak dewasa/ launching center families) Tahap ini
dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.
Lama tahap ini bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang
belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orangtua. Tujuan utama pada tahap
ini adalah mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam
melepaskan anaknya untuk hidup sendiri.
g. Tahap VII ( keluarga usia pertengahan/ middle age families) Tahapan ini dimulai
pada saat anak yang terakhir meningglakan rumah dan berakhir saat pensiun atau
salah satu pasangan meninggal. Beberapa pasangan pada fase ini akan dirasakan
sulit karena masalah usia lanjut, perpisahan dengan anak, dan perasaan gagal
sebagai orang tua. Pada tahap ini semua anak meninggallkan rumah, maka
pasangan berfokus untuk mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktifitas.
h. Tahap VIII ( keluarga usia lanjut) Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga
dimulai dengan pensiun salah satu atau kedua pasangan, dan berakhir dengan
kematian pasangan lainnya
2.1.4 Karakteristik keluarga sebagai sistem Berikut ini akan dijelaskan mengenai
karakteristik keluarga sebagai suatu sistem (Harmoko, 2012):
a. Pola komunikasi keluarga Secara umum ada dua pola komunikasi dalam
keluarga yaitu sistem terbuka dan sitem tertutup. Sistem terbuka pola
komunikasi dilakukan secara langsung, jelas, spesifik, tulus, jujur dan tanpa
hambatan. Sedangkan pola komunikasi seitem tertutup adalah tidak langsung,
tidak jelas, tidak spesifik, tidak selaras, saling menyalahkan, kacau dan
membingungkan.
b. Aturan keluarga
2.2.2 ETIOLOGI
Ada dua mekanisme proses yang menyebabkan stroke (Yastroki, 2011), yaitu:
1. penyumbatan pembuluh darah otak akibat dari adanya gumpalan darah yang
menyumbat jalannya darah atau penyempitan pembuluh darah, kondisi ini disebut
stroke iskemik atau tidak berdarah
2. pembuluh darah yang merupakan rangkaian tertutup pada keadaan tertentu jadi pecah
akibat dari tekanan darah yang sangat tinggi dan darah masuk ke jaringan otak,
kondisi ini disebut stroke berdarah
2.2.3 Patofisiologi
Otak sangat tergantung kepada oksigen, bila terjadi anoksia seperti yang terjadi
pada stroke di otak mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan kerusakan
permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit (non aktif total).
Pembuluh darah yang paling sering terkena ialah arteri serebral dan arteri karotis
Interna. Adanya gangguan peredaran darah otak dapat menimbulkan jejas atau
cedera pada otak melalui empat mekanisme, yaitu :
a. Penebalan dinding arteri serebral yang menimbulkan penyempitan sehingga
aliran darah dan suplainya ke sebagian otak tidak adekuat, selanjutnya akan
mengakibatkan perubahan-perubahan iskemik otak.
b. Pecahnya dinding arteri serebral akan menyebabkan bocornya darah ke
kejaringan (hemorrhage).
c. Pembesaran sebuah atau sekelompok pembuluh darah yang menekan jaringan
otak.
d. Edema serebri yang merupakan pengumpulan cairan di ruang interstitial
jaringan otak.
Konstriksi lokal sebuah arteri mula-mula menyebabkan sedikit perubahan pada
aliran darah dan baru setelah stenosis cukup hebat dan melampaui batas kritis
terjadi pengurangan darah secara drastis dan cepat.
Oklusi suatu arteri otak akan menimbulkan reduksi suatu area dimana jaringan
otak normal sekitarnya yang masih mempunyai pendarahan yang baik berusaha
membantu suplai darah melalui jalur-jalur anastomosis yang ada. Perubahan awal
yang terjadi pada korteks akibat oklusi pembuluh darah adalah gelapnya warna
darah vena, penurunan kecepatan aliran darah dan sedikit dilatasi arteri serta
arteriole. Selanjutnya akan terjadi edema pada daerah ini. Selama berlangsungnya
perisriwa ini, otoregulasi sudah tidak berfungsi sehingga aliran darah mengikuti
secara pasif segala perubahan tekanan darah arteri. Berkurangnya aliran darah
serebral sampai ambang tertentu akan memulai serangkaian gangguan fungsi
neural dan terjadi kerusakan jaringan secara permanen.
1. Stroke Iskemik
Stroke iskemik terjadi pada otak yang mengalami gangguan pasokan darah
yang disebabkan karena penyumbatan pada pembuluh darah otak.
penyumbatnya adalah plak atau timbunan lemak yang mengandung
kolesterol yang ada dalam darah. Penyumbatan bisa terjadi pada pembuluh
darah besar (arteri karotis), atau pembuluh darah sedang (arteri serebri)
atau pembuluh darah kecil.
2. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik terjadi pada otak yang mengalami kebocoran atau
pecahnya pembuluh darah di dalam otak, sehingga darah menggenangi
atau menutupi ruang-ruang jaringan sel otak. Adanya darah yang
mengenangi atau menutupi ruang-ruang jaringan sel otak akan
menyebabkan kerusakan jaringan sel otak dan menyebabkan kerusakan
fungsi kontrol otak. Genangan darah bisa terjadi pada otak sekitar
pembuluh darah yang pecah (intracerebral hemorage) atau dapat juga
genangan darah masuk kedalam ruang sekitar otak (subarachnoid
hemorage) bila ini terjadi stroke bisa sangat luas dan fatal bahkan sampai
pada kematian. Stroke hemoragik pada umumnya terjadi pada lanjut usia,
karena penyumbatan terjadi pada dinding pembuluh darah yang sudah
rapuh (aneurisma). Pembuluh darah yang sudah rapuh ini, disebabkan
karena faktor usia (degeneratif), akan tetapi bisa juga disebabkan karena
faktor keturunan (genetik). Keadaan yang sering terjadi adalah kerapuhan
karena mengerasnya dinding pembuluh darah akibat tertimbun plak atau
arteriosklerosis akan lebih parah lagi apabila disertai dengan gejala
tekanan darah tinggi. Beberapa jenis stroke hemoragik menurut Feigin
(2007), yaitu:
1. Hemoragi ekstradural (hemoragi epidural) adalah kedaruratan bedah
neuro yang memerlukan perawatan segera. Stroke ini biasanya diikuti
dengan fraktur tengkorak dengan robekan arteri tengah atau arteri meningens
lainnya. Pasien harus diatasi beberapa jam setelah mengalami cedera untuk
dapat mempertahankan hidup.
2. Hemoragi subdural (termasuk subdural akut) yaitu hematoma subdural yang
robek adalah bagian vena sehingga pembentukan hematomanya lebih lama
dan menyebabkan tekanan pada otak.
3. Hemoragi subaraknoid (hemoragi yang terjadi di ruang subaraknoid) dapat
terjadi sebagai akibat dari trauma atau hipertensi tetapi penyebab paling sering
adalah kebocoran aneurisma.
4. Hemoragi interaserebral, yaitu hemoragi atau perdarahan di substansi dalam
otak yang paling umum terjadi pada pasien dengan hipertensi dan
aterosklerosis serebral karena perubahan degeneratif karena penyakit ini
biasanya menyebabkan ruptur pembuluh darah.
17
2.2.6 PATHWAY STROKE
Thrombosis
Anoksia
Perubahan
metabolik
Kematian sel
Kerusakan
permanen
18
2.2.7 Komplikasi
19
f. EEG (Electroencephalography): mengidentifikasi penyakit didasarkan pada
gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
g. Sinar X: menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang
berlawanan dari massa yang meluas, kalsifikasi karotis interna terdapat pada
thrombosis serebral.
2.2.9 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksaan medis menurut menurut Smeltzer & Bare (2002) meliputi:
a.Diuretik untuk menurunkan edema serebral yang mencapai tingkat maksimum 3
sampai 5 hari setelah infark serebral.
b.Antikoagulan untuk mencegah terjadinya thrombosis atau embolisasi dari tempat lain
dalam sistem kardiovaskuler.
c.Antitrombosit karena trombosit memainkan peran sangat penting dalam pembentukan
thrombus dan embolisasi.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Pemasangan jalur intravena dengan cairan normal salin 0,9% dengan kecepatan 20
ml/jam. Cairan hipotonis seperti dekstrosa 5% sebaiknya tidak digunakan karena
dapat memperhebat edema serebri.
b. Pemberian oksigen melalui nasal kanul.
c. Jangan memberikan apapun melalui mulut.
d. Pemeriksaan EKG
e. Pemeriksaan rontgen toraks.
f. Pemeriksaan darah: Darah perifer lengkap dan hitung trombosit, Kimia darah
(glukosa, ureum, kreatinin dan elektrolit), PT (Prothrombin Time)/PTT (Partial
Thromboplastin time)
g. Jika ada indikasi lakukan pemeriksaan berikut:
1) Kadar alcohol
2) Fungsi hepar
20
3) Analisa gas darah
4) Skrining toksikologi
1. PENGERTIAN
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang komplek dengan menggunakan
pendekatan sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan indivisu sebagai anggota
keluarga.(Harmoko, 2012)
2. PENGKAJIAN
a. Data umum
a. Nama kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada, pekerjaan dan
pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga, yang terdiri atas nama atau inisial,
jenis elamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan kepala keluarga, status
imunisasi dari masing-masing anggota keluarga, dan genongram (genogram
keluarga dalam tiga generasi)
b. Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang
terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
c. Suku bangsa, mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa terkait dengan kesehatan.
d. Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
memengaruhi kesehatan.
e. Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh pendapatan, baik kepala keluarga
maupun anggota keluarga maupun anggota keluarga lainnya.
f. Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya dilihat
kapan keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjung tempat rekreasi, namun
menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakn aktivitas rekreasi.
21
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua dari keluarga
inti.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan bagaimana tugas
perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.
c. Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi:
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing, anggota, dan
sumber pelayanan yang digunakan keluarga seperti perceraian, kematian, dan
keluarga yang hilang.
d. Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal keduanya orang tua (seperti apa
kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat dengan orang tua dari
kedua orang tua.
c. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah Gambaran tipe tempat tinggal, gambaran kondisi rumah, kamar
mandi, dapur, kamar tidur, kenersihan dan sanitasi rumah, pengaturan privasi dan
perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau penataan rumah mereka.
b. Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal Tipe lingkungan tempat
tinggal komunitas kota atau desa, tipe tempat tinggal, keadaan tempat tinggal dan
jalan raya, sanitasi jalan dan rumah, fasilitas-fasilitas ekonomi dan transportasi.
c. Mobilitas geografis keluarga Ditentukan apakah keluarga tiggal di daerah ini atau
apakah sering mempunyai kebiasaan berpindah-pindah tempat tinggal.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Menjelaskan waktu yang
digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada.
e. Sistem pendukung keluarga Jumlah anggota keluarga yang sehat, sumber dukungan
dari anggota keluarga dan jaminan pemeliharaan kesehtan yang dimiliki keluarga.
d. Struktur keluarga
22
b. Struktur kekuatan keluarga, kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan
dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
c. Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
formal/informal.
d. Struktur nilai atau norma keluarga, menjelaskan mengenai nilai dan norma yang
dianut keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.
e. Fungsi keluarga
23
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
keputusan klinis mengenai individu, keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui
suatu proses pengumpulan data dan analisa data secara cermat, memberikan dasar untuk
menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung jawab untuk
melaksanakannya (Harmoko, 2012). Tipologi dari diagnosa keperawatan (Harmoko,
2012)
a. Diagnosis aktual: Masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan
memerlukan waktu yang cepat.
b. Diagnosis resiko tinggi: masalah keperawatan yang belum terjadi tetapi maslah
keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat.
c. Diagnosis potensial: suatu keadaan sejahtera ketika keluarga telah mampu memenuhi
kebutuhan kesehatannya.
4. RENCANA KEPERAWATAN
5. IMPLEMENTASI PELAKSANAAN
merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga dimana perawat
mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam mengadakan
24
perbaikan ke arah perilaku hidup sehat (Harmoko, 2012). Tindakan keperawatan keluarga
mencakup hal-hal di bawah ini (Harmoko, 2012).
6. EVALUASI
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian diberikan untuk
melihat keberhasilannya. Bila tidak/ belum berhasil, maka perlu disusun rencana baru
yang sesuai (Harmoko, 2012) .
25
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KELUARGA
1. IDENTITAS UMUM
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Ny. N
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SLTP
Alamat : RT 13/ RW 06, Jl. Lembur no 1 Jakarta Timur
No. Telp :-
b. Komposisi Keluarga
Hub.
No Nama Jk Umur Pekerjaan Pendidikan
Dgn Kk
1 Tn. K L 57 th Kk Pekerja Lepas SMK
2 Ny. N P 50 th Istri IRT SD
c. Genogram
Ny.N Tn.K
26
Keterangan
: Laki-laki : Perempuan : meninggal
d. Tipe keluarga
Keluarga Tn. K adalah Keluarga inti yaitu keluarga yang terdiri atas ayah dan ibu
dengan anak yang telah berkeluarga dan tidak tinggal serumah lagi
e. Suku bangsa
Asal suku bangsa
Keluarga Tn.K adalah berasal dari suku Jawa. Dimana suku jawa adalah suku asli
dari jawa tengah.
Budaya yang berkembang dengan kesehatan
Budaya pada keluarga Tn.K tidak mengikuti kebiasaan kebudayaan jawa seperti
menentukan tanggal baik dan hari buruk tapi mengikuti budaya zaman modern .
Keluarga Tn.K tidak mempunyai kebiasaan yang mempengaruhi derajat kesehatan.
f. Agama dan Kepercayaan
Keluarga menganut agama islam, dan menjalankan sholat 5 waktu semua aktivitas
dilakukan tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama islam.
g. Status ekonomi keluarga
Anggota yang mencari nafkah
Anggota keluarga yang mencari nafkah adalah Tn. K dimana Tn. K bekerja sebagai
buruh bangunan.
Penghasilan
Penghasilan perbulan keluarga Tn. K tiap bulannya tidak tetap ± Rp. 1.000.000
perbulan, selain pendapatan dari bekerja keluarga Tn.K juga mendapatkan
sumbangan dari anak mereka yang telah berkeluarga.
Upaya lain yang dilakukan
27
Tn.K tidak melakukan usaha lain dirumah.
Harta benda yang dimiliki
Harta benda yang dimiliki oleh keluarga Tn.K adalah rumah, motor, dan perabotan
rumah tangga.
Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan
Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulannya sudah dapat mencukupi kebutuhan
sehari-hari yaitu ± Rp. 1.000.000 perbulan.
Tabungan
Keluarga Tn.K tidak menyimpan tabungan di bank hanya menyimpan uang
dirumah.
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Selama Ny. N terkena penyakit stroke keluarga Tn.K tidak pernah merencanakan untuk
melakukan aktivitas rekreasi keluarga.
28
Riwayat kesehatan masing masing keluarga
Keadaan Masalah Tindakan Yang Telah
No Nama Umur Bb Imunisasi
Kesehatan Kesehatan Dilakukan
1 Tn.K 57 67 Sakit Tidak Gagal Rontgen dan CT scan
tahun kg jantung
2 Ny.N 50 56 Sakit tidak Hipertensi konsumsi semut jepang
tahun kg dan Stroke 2x1
Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan
Sumber pelayanan kesehatan yang keluarga manfaatkan adalah pelayanan
puskesmas, klinik terdekat, dan rumah sakit. Setiap ada anggota yang sakit keluarga
selalu memabwa anggota keluarga yang sakit ke puskesmas, klinik terdekat.
3. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah
Luas rumah keluarga Tn.K 30 m² terdiri dari ruang tamu, 3 buah kamar tidur, 2 kamar mandi
dan 1 dapur. Sumber air minum dan air bersih menggunakan air sumur. WC terletak di
bagian belakang. Lantai rumah dari keramik. Semua kamar mempunyai jendela dan
ventilasi. Rumah tampak rapi.
b. Denah rumah
U
Keterangan: KT: Kamar tidur, RK: Ruang keluarga, D: dapur, KM/WC: Kamar mandi/ WC,
Lt. 1 Lt. 2
Tangga Tangga
KM/WC KM/WC
D RK
RK KT
m
5
7,
RT
Jemuran
KT KT
29
Teras
4m 4m
Kehidupan antar anggota keluarga setiap keputusan ada di tangan kepala keluarga dan
selalu didiskusikan dengan anggota keluarga.
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara komunikasi keluarga
Komunikasi yang biasa digunakan adalah menggunakan bahasa Indonesia jarang
mengunakan bahasa jawa . Komunikasi keluarga sifatnya terbuka satu sama lain dan
dua arah. Sehingga apabila ada masalah akan cepet terselsaikan dengan adanya
pertisipasi dari seluruh anggota keluarga.
c. Struktur peran
30
Tn. K berperan sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah untuk keluarga.
Sedangkan istrinya Tn. K berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi semua
kebutuhan rumah tangga, namun semenjak terkena stroke Ny. N tidak sepenuhnya
mengurusi semua kebtuhan rumah tangga, tetapi di bantu dengan anaknya yang tingal
tetap bertetangga walaupun sudah bersuami.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Anggota keluarga saling menyayangi, memiliki dan mendukung. Persoalan dalam
keluarga selalu dibicarakan bersama sehingga tidak memicu terjadinya masalah
komunikasi.
b. Fungsi sosialisasi
Diantara anggota keluarga berusaha selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya,
begitu pula berinteraksi dengan anggota masyarakay sekitarnya.
31
Keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan oleh keluarga telah tepat karena telah
memeriksakan kesehatan ke pelayanan kesehatan terdekat.
Kemampuan keluarga merawat aggota keluarga yang sakit
Keluarga mengataka bahwa sudah diajarkan cara mengurut bagian tangan dan kaki Ny.
N yang sulit digerakkan. Ny. N sendiri sudah bisa melakukan dengan mandiri.
Kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang sehat.
Setiap hari ruangan rumah di sapu dan 1 minggu sekali rumah di pel oleh anak Tn. K.
Lantai kamar mandi bersih.
Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat
Jika ada anggota keluarga yang sakit keluarga akan membawa anggota keluarga yang
sakit ke klinik terdekat
d. Fungsi reproduksi
Tn. K memiliki 1 orang anak perempuan. Ny. N mengatakan sudah mempunyai cucu
dari anaknya.
c. Strategi koping
Ny. N selalu menyarankan kepada suaminya Tn. K untuk tidak memaksakan diri ketika
berkerja agar tidak terlalu lelah, dan selalu menyiapkan telepon genggam untuk
menghubungi anaknya jika perlu bantuan untuk dirinya ataupun suaminya.
32
d. Strategi adaptasi disfungsional
Dalam keluarga tidak ada adaptasi disfungsional
8. PEMERIKSAAN FISIK
Anggota keluarga
Pemeriksaan
Tn. K Ny. N
Kepala
Rambut Beruban, ada ketombe Bersih, beruban.
Konjungtiva Tidak anemis, penglihatan baik Tidak anemis, penglihatan baik
Hidung Bersih, simetris, tidak ada polip Bersih, simetris, tidak ada polip
Telinga Bersih Bersih
Mulut Mukosa lembab Mukosa lembab
Leher Tidak ada pembengkakan Tidak ada Tidak ada pembengkakan
pembesaran tiroid Tidak ada pembesaran tiroid
Dada Simetris, gerakan ritmis Simetris, gerakan ritmis
Jantung BJ abnormal, terdengar S3 BJ normal
Paru Vesikuler Wheezing (+), di perkusi redup
Bentuk dada normal Bentuk dada normal
Abdomen
Peristaltik terdengar 12 x/menit, Peristaltik terdengar 9 x/menit, Tidak
Kulit Tidak terdapat nyeri tekan terdapat nyeri tekan
9. HARAPAN KELUARGA
1) Terhadap masalah kesehatannya
33
Harapan Ny.N terhadap kesehatannya nanti agar secepatnya penyakitnya dapat disembuhi
tanpa banyak mengeluarkan biaya yang berlebih sehingga tidak terlalu menjadi beban
untuk anak anaknya yang mencari nafkah.
A. ANALISA DATA
Data Etiologi Problem
Data Subyektif : Stroke Hambatan mobilitas fisik
pada keluarga Tn.K
Ny. N mengatakan tidak bisa
beraktifitas, berjalan pun perlu
khususnya Ny. N
bantuan di pegan. (D.0054)
Penurunan kemampuan
Ny. N mengatakan pernah belajar motorik fisik
berjalan dengan tongkat, tapi
kesulitan dan terasa lebih aman bila di
pegang dengan orang lain. Kelemahan/ kurangnya
Tn. K mengatakan Ny. N pernah kontrol motorik halus dan
terjatuh saat berjalan menggunakan kasar
tongkat
Data obyektif :
Ny. N hanya duduk di tempat tidur Hambatan mobilitas fisik
dan kesehariannya hanya menonton tv
Ny. N masih belum bisa
menggerakkan tangan nya dengan
baik
pemeriksaan ekstremitas atas dan
bawah mengalami keterbatasan gerak
Data Subyektif : Riwayat hipertensi, Pola Kesiapan meningkatkan
hidup pengetahuan tentang
Ny.N mengatakan sering mengeluh penyakit Stroke pada
kesemutan, ketika kesemutan hanya keluarga Tn. K khususnya
dengan dipijit sembuh Peningkatan Cardiac Output Ny. N (D.0113)
Tn. K mengatakan keluarga memang
sudah pernah di ajarkan cara merawat
Ny. N Tekanan darah cranial
34
Ny.N mengatakan sudah biasa melatih meningkat
gerakan pada sendi yang kaku
Ny. N mengatakan ingin mendapatkan
kembali informasi tentang
penyakitnya Timbul tanda & gejala
Data obyektif :
Ny. N. hanya mengetahui tanda dan
penyebab stroke ketika ditanya. Keinginan meningkatkan
Ny. N tampak antusias dalam kesehatan dan pengetahuan
pemeriksaan fisik. tentang penyakit stroke
Data Subyektif : Riwayat hipertensi, Pola Kesiapan meningkatkan
hidup pengetahuan tentang
Tn. K mengatakan susah tidur penyakit Jantung pada
dimalam hari keluarga Tn. K khususnya
Tn. K mengatakan mudah lelah dan Disritmia jantung, malfungsi Tn. K (D.0113)
sesak katup
Tn. K mengatakan bila kelelahan
timbul nyeri dada
Tn. K mengatakan sudah pernah Kegagalan pompa jantung
dirawat di rumah sakit dan sudah tahu
tentang penyakitnya
Data obyektif :
Timbul tanda & gejala
Tn. K telah mengetahui tanda dan
penyebab penyakitnya ketika ditanya.
Tn. K tampak antusias dalam
pemeriksaan fisik. Keinginan meningkatkan
kesehatan dan pengetahuan
tentang penyakit jantung
B. Diagnosa keperawatan
35
1. Gangguan mobilitas fisik pada keluarga Tn.K khususnya Ny. N.
KRITERIA PENGHITUNGAN NILAI PEMBENARAN
1. Sifat masalah Sifat masalah adalah Aktual. Ny. N
Aktual 3/3x1 1 mengatakan sudah mengerti
Resiko penyakitnya mengakibatkan
Potensial kesulitan bergerak dan perlu
kesabaran dalam latihan
menggerakkan bagian tubuh yang
sakit
2. Kemungkinan masalah Masalah dapat diubah. Ny. N
untuk diubah 1/2x2 1 memiliki niat yang baik untuk
Mudah memperbaiki status kesehatannya
Sebagian dengan selalu melatih bagian tubuh
Tidak dapat yang sakit.
3. Potensial masalah Ny. N mampu mengatasi masalah
untuk dicegah 3/3x1 1 dengan pemanfaatan fasilitas
Tinggi kesehatan dan dukungan dari
Cukup keluarga.
Rendah
4. Penonjolan masalah Masalah tidak perlu segera
Masalah berat harus 1/2x1 1/2 ditangani. Ny. N mengatakan
segera ditangani mengerti keadaan diri dan karena
Masalah tidak perlu kesembuhanya butuh waktu.
segera ditangani
Masalah tidak
dirasakan
JUMLAH 3 1/2
36
Cukup keluarga.
Rendah
4. Penonjolan masalah Masalah tidak perlu segera
Masalah berat harus 1/2x1 1/2 ditangani. Ny. N mengatakan
segera ditangani mengerti keadaan diri dan karena
Masalah tidak perlu kesembuhanya butuh waktu.
segera ditangani
Masalah tidak
dirasakan
JUMLAH 4 1/2
37
38
B. RECANA ASUHAN KEPERAWAT
39
Setelah dilakukan Keluarga mampu 1. Kaji kemampuan 1. Kesiapan keluarga
tindakan menyebutkan keputusan keluarga dalam dalam diskusi
keperawatan utama yang utama yang kesiapannya untuk memudahkan
selama 30 menit harus dilakukan pada diskusi berjalannya diskusi
diharapkan anggota keluarga yang
keluarga mampu terkena stroke
2. Jelaskan kepada keluarga 2. Pertolongan
2. Mengambil Verbal keputusan yang harus pertama pada
keputusan yang Mencari pertolongan diambil saat anggota anggota keluarga
tepat pada yang tepat sesuai keluarga terkena stroke: yang terkena stroke
keluarga yang keadaan keluarga Mencari pertolongan dapat mencegah
menderita Bila keluarga memiliki yang tepat sesuai kondisi yang lebih
stroke keterbatasan dana dan keadaan keluarga fatal/ komplikasi
lain-lain, keluarga bisa Bila keluarga memiliki stroke
meminta bantuan orang keterbatasan dana dan
lain dilingkungan lain-lain, keluarga bisa
sekitar keluarga/tempat meminta bantuan orang
tinggal. lain dilingkungan
sekitar keluaraga/tempat
tinggal
40
diturunkan atau cara perawatan stroke dan 3. Meningkatkan
dipertahankan cara melatih gerak untuk kemampuan
sesuai berat badan keluarga yang terkena keluarga
ideal stroke
makan-makanan
sehat 4. Motivasi keluarga untuk
olah raga yang tetap aktif dalam merawat 4. dengan motivasi
cukup dan teratur keluarga yang stroke yang baik
kadar lemak keinginan sembuh
(kolesterol) dalam klien akan
darah kurang dari meningkat
200 mg
tekanan darah
dipertahankan
120/80 mmHg
Keluarga mampu
melakukan ROM
pada keluarga yang
terkena stroke
41
keperawatan TUM TUK Kriteria Standar
Hambatan Setelah Setelah dilakukan Keluarga mampu 1. Kaji kesiapan keluarga Kesiapan klien dalam
Mobilitas Fisik dilakukan tindakan menyebutkan dalam diskusi diskusi mempermudah
pada keluarga tindakan keperawatan pengertian Range Of perawat dalam
Ny. N keperawatan selama 30 menit Motion (ROM) memberikan
khususnya Ny. selama 1 diharapkan Range Of Motion penyuluhan kesehatan
N minggu keluarga mampu: (ROM) adalah latihan
keluarga Verbal gerakan sendi yang
mampu memungkinkan Meningkatkan
merawat 1. Mengenal terjadinya kontraksi dan pengetahuan keluarga
anggota tentang pergerakan otot, dimana dalam Range Of
keluarga Range Of klien menggerakan 2. Beri penjelasan pada Motion (ROM)
yang Motion masing–masing keluarga tentang:
mengalami (ROM) persendiannya sesuai a. pengertian Range Of
hambatan gerakan normal baik Motion (ROM
mobilitas secara aktif ataupun b. tujuan Range Of Motion
fisik. pasif (ROM
c. indikasi Range Of
Motion (ROM
Keluarga mampu d. kontra indikasi Range Mengecek kemampuan
menyebutkan 2 atau 3 Of Motion (ROM keluarga dalam
tujuan Range Of Motion mengungat diskusi
(ROM. yang dilakukan
Tujuan Range Of
Motion (ROM: 3. Evaluasi/ meminta
a. Merangsang keluarga menyebutkan
sirkulasi darah, kembali diskusi yang
b. Mempertahankan dilakukan
fungsi jantung dan
pernapasan,
c. Mempertahankan
fungsi jantung dan
pernapasan,
d. Mencegah kelainan
bentuk, kekakuan
42
dan kontraktur,
e. Meningkatkan atau
mempertahankan
fleksibilitas dan
kekuatan otot.
Keluarga mampu
menyebutkan 2 atau 3
indikasi Range Of
Motion (ROM).
indikasi Range Of
Motion (ROM):
a. Stroke atau
penurunan tingkat
kesadaran
b. Kelemahan otot
c. Fase rehabilitasi
fisik
d. Klien dengan tirah
baring lama
Keluarga mampu
menyebutkan 2 atau 3
kontra indikasi Range
Of Motion (ROM).
Kntra indikasi Range Of
Motion (ROM):
a. Trombus/emboli dan
keradangan pada
pembuluh darah
b. Kelainan sendi atau
tulang
c. Klien fase
imobilisasi karena
kasus penyakit
(jantung)
43
d. Trauma baru dengan
kemunginan ada
fraktur yang
tersembunyi atau
luka dalam
e. Nyeri berat
f. Sendi kaku atau
tidak dapat bergerak
Setelah dilakukan Keluarga mampu 4. Kaji kemampuan Kesiapan keluarga
tindakan menyebutkan keputusan keluarga dalam dalam diskusi
keperawatan utama yang utama yang kesiapannya untuk memudahkan
selama 30 menit harus dilakukan pada diskusi berjalannya diskusi
diharapkan anggota keluarga yang
keluarga mampu mengalami hambatan Pertolongan pertama
mobilitas fisik. 5. Jelaskan kepada keluarga pada anggota keluarga
2. Mengambil Verbal keputusan yang harus yang mengalami
keputusan diambil saat anggota hambatan mobilitas
yang tepat Mencari pertolongan mengalami hambatan fisik.dapat mencegah
pada keluarga yang tepat sesuai mobilitas fisik. kondisi yang lebih
yang keadaan keluarga Mencari pertolongan fatal/
mengalami Bila keluarga memiliki yang tepat sesuai
hambatan keterbatasan dana dan keadaan keluarga
mobilitas lain-lain, keluarga bisa Bila keluarga memiliki
fisik. meminta bantuan orang keterbatasan dana dan
lain dilingkungan lain-lain, keluarga bisa
sekitar keluarga/tempat meminta bnatuan orang
tinggal. lain dilingkungan
sekitar keluaraga/tempat
tinggal
44
keperawatan menyebutkan : dijalankan memperlancar diskusi
selama 45 menit
diharapkan Verbal, 3 atau 4 cara untuk 6. Jelaskan kepada keluarga Meningkatkan
keluarga mampu: psikomot mendemostrasikan cara melakukan Range Of kemampuan keluarga
or & ulang cara melakukan Movement (ROM).
3. merawat afektif Range Of Movement
anggota (ROM). 7. Demostrasikan cara Meningkatkan
keluarga yang Gerakan Leher melakukan Range Of pengetahuan dan
mengalami Gerakan Bahu Movement (ROM). kemampuan kelurga
hambatan Gerakan Siku untuk mengingat
mobilitas gerakan dalam melakukan
fisik. pergelangan tangan melakukan Range Of
gerakan jari tangan Movement (ROM).
gerakan pinggul
dan lutut 8. Minta kelurga untuk Meningkatkan
gerakan telapak melakukan ulang cara kemampuan keluarga
kaki dan melakukan Range Of dan mengevaluasi
pergelangan kaki Movement (ROM). kemampuan keluarga
Membantu
penyembuhan keluarga
9. Motivasi keluarga untuk yang sakit
tetap aktif dalam
melakukan Range Of
Movement (ROM).
45
C. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
46
dilakukan
1 1. Mengkaji kesiapan keluarga dalam diskusi S: keluarga Ny. N mengatakan sudah
(TUK III) yang akan dijalankan mengerti dan sudah tau cara mencegah
dan merawat keluarga dengan stroke
2. Menjelaskan kepada keluarga cara mencegah
stroke O: keluarga Ny. N mampu menyebutkan: cara
mencegah stroke dan cara merawat
3. Menjelaskan kepada keluarga cara perawatan keluarga yang terkena stroke
stroke
Keluarga mengatakan senang bisa dibantu
dalam pengobatannya
A: masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi
47
1 1. Melakukan pemeriksaan kekuatan otot S: keluarga mengatakan sudah melakukan
(TUK III) latihan ROM teratur
2. Memotivasi keluarga Ny. N untuk tetap
melakukan ROM O: - Kekuatan otot bagian ekstermitas bawah
Ny.N 4444/4444
- Tekanan darah Ny.N 160/90
P: lanjutkan intervensi
2 1. Mengkaji kesiapan keluarga dalam diskusi S: Keluarga Ny. N mengatakan sekarang sudah
(TUK I) mengetahui apa itu pengertian, Tujuan,
2. Memberi penjelasan kepada keluarga tentang: Indikasi, dan Kontra indikasi Range Of
a. Pengertian Range Of Motion (ROM) Motion (ROM).
b. Tujuan Range Of Motion (ROM)
c. Indikasi Range Of Motion (ROM) O: Keluarga Ny. N mampu menyebutkan:
d. Kontra indikasi Range Of Motion (ROM) Rio Andhika
Pengertian Range Of Motion (ROM)
3. Mengevaluasi atau meminta keluarga untuk Tujuan Range Of Motion (ROM)
menyebutkan kembali: Indikasi Range Of Motion (ROM)
a. Pengertian Range Of Motion (ROM) Kontra indikasi Range Of Motion (ROM)
b. Tujuan Range Of Motion (ROM)
c. Indikasi Range Of Motion (ROM) A: Masalah teratasi
d. Kontra indikasi Range Of Motion (ROM)
48
4. Melakukan Latihan Range Of Motion (ROM) P: Lanjut TUK II
pada Ny. N
2 1. Mengkaji kemampuan atau kesiapan keluarga S: keluarga Ny. N mengatakan saat sakit anaknya
(TUK II) dalam diskusi selalu membantunya dan tidak ada masalah
dengan dana Rio Andhika
2. Menjelaskan kepada keluarga keputusan yang
harus diambil saat anggota keluarga terkena O: keluarga Ny. N mampu menyebutkan kembali
Hambatan mobilitas hasil diskusi
49
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL INTERVENSI
5000 4444
4500
4000
3333
3500
3000
25002222 2222 Grafik
2000 Intervensi
Rom
1500
1000
500
0
Sebelum Intervensi Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
Hasil intervensi pada grafik diatas menunjukkan efektifitas yang baik pada pemberian terapi
ROM pada pasien strok. Sebelum intervensi dan pada pertemuan ke 1 kekuatan otot didapatkan
nilai 2222/2222 di ekstermitas bawah namun setelah dilakukan pemberian terai ROM pada
pertemuan ke 2 terdapat kenaikan nilai kekuatan otot menjadi 3333/3333, hasil terakhir pada
pertemuan ke 3 intervensi ROM terjadi kenaikan angka menjadi 4444/4444 walaupun masih di
kategorikan kekuatan otot masih agak kurang, tinggal melanjutkan terapi agar mendapatkan hasil
yang lebih baik lagi
Hasil intervensi yang dapat kita lihat pada grafik diatas menunjukkan keefektifitasan atau terjadi
peningkatan yang nyata pada pemberian terapi komplementer menggunakan ROM pada keluarga
Tn.K khususnya Ny.N. apabila terapi yang dilakukan secara rutin dan memperhatikan pola
makan serta mengurangi faktor resiko stroke besar kemungkinan tekanan darah akan menjadi
normal.
50
A. Pengkajian
Dari data yang telah dikumpulkan selama pengkajian ternyata tidak ditemukan kesenjangan
antara data hasil pengkajian dengan tanda dan gejala yang ada dalam teoritis. Pada pengkajian
secara teoritis dikatakan pada klien dengan stroke mengalami tanda dan gejala yang sama secara
teori yaitu gangguan mobilitas fisik..
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan teori keperawatan yang muncul pada keluarga Ny. I khususnya Ny. I. Penulis
menemukan satu masalah keperawatan yang terdapat pada keluarga Ny. I sesuai yang ada pada
teori yaitu gangguan mobilitas fisik pada keluarga Tn.K khususnya Ny. N.
C. Rencana Keperawatan
Pada tahap perencanaan, rencana yang terdapat dalam teori belum disusun sesuai prioritas
masalah yang ada, namun pada asuhan keperawatan yang nyata, penulis membuat rencana sesuai
prioritas diagnosa yang muncul berdasarkan yang penulis dapatkan selama 1 minggu dan dari
hasil pengakajian keperawatan. Tidak semua rencana tindakan penulis masukan kedalam rencana
tindakan pada asuhan keperawatan secara nyata, hal ini karena penulis ingin merencanakan
rencana tindakan dengan keadaan klien saat itu. Saat perencanaan tindakan pada klien yaitu:
TUK 1 (Kaji kesiapan keluarga dalam diskusi, Beri penjelasan pada keluarga tentang: pengertian
penyakit hipertensi, tanda dan gejala, penyebab serta komplikasi penyakit stroke), Evaluasi/
meminta keluarga menyebutkan kembali diskusi yang dilakukan), TUK 2 (Kaji kemampuan
keluarga dalam kesiapannya untuk diskusi, Jelaskan kepada keluarga keputusan yang harus
diambil saat anggota keluarga terkena penyakit hipertensi: (Mencari pertolongan yang tepat
sesuai keadaan keluarga, bila keluarga memiliki keterbatasan dana dan lain-lain, keluarga bisa
meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluaraga/tempat tinggal), Evaluasi tindakan
yang sudah dilakukan/evaluasi diskusi). TUK 3 (Kaji kesiaan keluarga dalam diskusi yang
dijalankan, jelaskan kepada keluarga cara mencegah penyakit stroke, jelaskan kepada keluarga
cara perawatan penyakit stroke dengan terapi komplementer, demostrasikan cara melakukan
ROM, minta kelurga untuk melakukan ulang cara melakukan ROM, motivasi keluarga untuk
tetap aktif dalam membuat membantu pasi dalam melakukan ROM, minta keluarga untuk
menghentikan terapi medis yang dikonsumsi saat ini dan melakukan pemeriksaan kekuatan otot.
51
Kendala dalam melakukan perencanaan yaitu karena keterbatasan waktu dari keluarga karena
sedang dalam masa pandemic covid-19.
D. Implementasi Keperawatan.
Tahap implementasi merupakan tahap realita dari rencana tindakan yang telah dibuat
sebelumnya, tidak semua implementasi dapat dilakukan dengan baik, dikarenakan ada
keterbatasan waktu dari keluarga dan masalah- masalah tekhnis lainnya.
E. Evaluasi Keperawatan
Tahap Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk menilai
perkembangan pada keluarga khususnya pada klien yang menderita penyakit asam urat, untuk
mengetahui apakah masalah klien teratasi atau tidak jika masalah belum teratasi berarti
intervensi dilanjutkan atau perlu rencana tindakan yang baru jika masalah teratasi maka
intervensi dihentikan. Selama melakukan asuhan keperawatan selama 1 minggu mulai tanggal 05
desember 2020 sampai 30 desember 2020 pada keluarga Tn.K khususnya pada Ny.N d
Kelurahan kramatjati dari diagnosa keperawatan yang diangkat telah teratasi dengan baik.
Diagnosa tersebut yaitu gangguan mobilitas fisik pada keluarga Tn.K khususnya Ny.N.
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Stroke adalah kerusakan fungsi sarafakibat kelainan vascular yang berlangsunglebih dari 24
jam atau kehilangan fungsiotak yang diakibatkan oleh berhentinyasuplai darah kebagian
otaksehinggamengakibatkan penghentian suplai darah keotak, kehilangan sementara atau
permanengerakan, berfikir, memori, bicara atausensasi dan mobilisasi (Yastroki, 2010).
Cara memperbaiki otot yang terkena stroke adalah dengan melakukan Latihan Range of
Motion (ROM) merupakan salah satu bentuk latihan dalam proses rehabilitasi yang dinilai
masih cukup efektif untuk mencegah terjadinya kecacatan pada pasien dengan stroke. Latihan
ini adalah salah satu bentuk intervensifundamental perawat yang dapat dilakukan untuk
keberhasilan regimen terapeutik bagipasien dan dalam upaya pencegahan terjadinya kondisi
cacat permanen pada pasien
B. Saran
Setelah membaca laporan pendahuluan ini saya berharap semoga teman-teman atau para
pembaca lain agar Selalu menjaga kesehatan. Kesehatan merupakan anugrah yang tak ternilai
harganya. Karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Selalu memperhatikan
asupan makanan yang masuk dalam tubuh kita. Makanlah makanan yang bergizi tinggi yang
dapat memenuhi semua kebutuhan tubuh kita Rajin berolahraga.
53
DAFTAR PUSTAKA
54