menjelaskan secara mendalam respons individu dalam menghadapi kematian. Secara umum, ia
membedakan respons tersebut menjadi lima fase, yaitu penyangkalan dan isolasi, marah, tawar-
menawar, depresi, dan penerimaan (Taylor dkk., 1989). Berdasarkan pandangannya, Kubler-
Ross menyatakan bahwa respons tersebut :
a. Tidak selamanya berurutan secara tepat
b. Dapat tumpang tindih
c. Lama tiap tahap bervariasi
Perlu perhatian perawat secara penuh dan cermat Di samping empat fase di atas, ada pula fase
ketidaktahuan dan ketidakpastian yang dikemukakan oleh Sporken dan Michels (P.J.M. Stevens,
1999). Tetapi, dalam hal kondisi terminal pada pasien lebih ditekankan konsep lima fase
menjelang kematian menurut Kubler-Ross. berikut adalah kelima fase tersebut:
a.Menolak/Denial
Pada fase ini, pasien/klien tidak siap menerima keadaan yang sebenarnya terjadi, dan
menunjukkan reaksi menolak. Beberapa orang bereaksi pada fase ini dengan menunjukkan
keceriaan yang palsu (biasanya orang akan sedih mengalami keadaan menjelang ajal).
Karakteristik pada penyangkalan ini antara lain :
1. Menunjukkan reaksi penyangkalan secara verbal, “Tidak, bukan
saya. Itu tidak mungkin.”
2. Secara tidak langsung pasien ingin mengatakan bahwa maut
menimpa semua orang kecuali dia.
3. Merepresi kenyataan.
4. Mengisolasi diri dari kenyataan.
5. Biasanya begitu terpengaruh dengan sikap penolakannya.
6. Tidak begitu memperhatiakn fakta-fakta yang dijelaskan padanya.
7. Meminta penguatan dari orang lain untuk penolakannya.
8. Gelisah dan cemas.
b.Marah/Anger
Kemarahan terjadi karena kondisi klien mengancam kehidupannya dengan segala hal yang telah
diperbuatnya sehingga menggagalkan cita-citanya. Kemarahan-kemarahan tersebut biasanya
diekspresikan kepada obyek-obyek yang dekat dengan klien, seperti: keluarga, teman dan tenaga
kesehatan yang merawatnya karakteristiknya:
1. Mengekspresikan kemarahan dan permusuhan.
2. Menunjukkan kemarahan, kebencian, perasaan gusar, dan cemburu.
3. Emosi tidak terkendali.
4. Mengungkapkan kemarahan secara verbal.
5. Apapun yang dilihat atau dirasa akan menimbulkan keluhan pada individu itu sendiri.
6. Menyalahkan takdir.
7. Kemungkinan akan mencela setiap orang dan segala hal yang berlaku
c. Menawar/bargaining
Pada tahap ini kemarahan biasanya mereda dan pasien malahan dapat menimbulkan kesan sudah
dapat menerima apa yang terjadi dengan dirinya. Pada pasien yang sedang dying (menjelang
ajal), keadaan demikian dapat terjadi. Karakteristiknya :
d. emurungan/Depresi
Selama tahap ini, pasien cenderung untuk tidak banyak bicara dan mungkin banyak
menangis. Ini saatnya bagi perawat untuk duduk dengan tenang di samping pasien yang
sedang melalui masa sedihnya sebelum meninggal. Karakteristiknya :
1. Mengalami proses berkabung karena dulu ditinggalkan dan sekarang akan
kehilangan nyawa sendiri.
2. Cenderung tidak banyak bicara, sering menangis.
3. Klien berda pada proses kehilangan segala hal yang dicintai.
Menerima/Pasrah/Acceptance
Pada fase ini terjadi proses penerimaan secara sadar oleh klien dan keluarga tentang kondisi yang
terjadi dan hal-hal yang akanterjadi yaitu kematian. Fase ini sangat membantu apabila klien
dapat menyatakan reaksi-reaksinya atau rencana-rencana yang terbaik bagi dirinya menjelang
ajal. Karakteristiknya :
Smith, Sandra F, Smith Donna J with Barbara C Martin. Clinical Nursing Skills. Basic to Advanced
Skills, Fourth Ed, 1996. Appleton&Lange, USA.
Craven, Ruth F. Fundamentals of nursing : human healt and function.
Kozier, B. (1995). Fundamentals of nursing : Concept Procees and Practice, Ethics and Values.
California : Addison Wesley