KWASHIORKOR
Satuan Acara Penyuluhan Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata
Kuliah Pada Stase Keperawatan Komunitas
Dosen Pembimbing : Ns.Roselina Tambunan, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kom
Disusun Oleh:
Kelompok 6
A. ANALISA SITUASI
Kurang Energi dan Protein (KEP) pada anak masih menjadi masalah
gizi dan kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan Riskesdas tahun
2010, sebanyak 13% berstatus gizi kurang, diantaranya 4,9% berstatus gizi
buruk. Data yang sama menunjukkan 13,3% anak kurus, diantaranya 6% anak
sangat kurus dan 17,1% anak memiliki kategori sangat pendek.1 Gizi buruk
adalah KEP tingkat berat akibat kurang konsumsi makanan bergizi dan atau
menderita sakit dalam waktu lama. Ditandai dengan status gizi sangat kurus
menurut berat badan (BB) terhadap tinggi badan (TB). Marasmus dan
kwashiorkor adalah hasil akhir dari tingkat keparahan penderita gizi buruk.
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. MEDIA
1. Laptop (Powerpoint) dan LCD
2. Leaflet
G. KEGIATAN PENYULUHAN
Kegiatan
Waktu Penyuluh Audiens
Penyuluhan
5 menit Pembukaan:
Salam Memberi salam Menjawab salam
Perkenalan Memperkenalkan diri Mendengarkan
Tujuan Menjelaskan tujuan Memperhatikan
penyuluhan
15 menit Inti: Menjelaskan tentang: Menyimak dan
Menjelaskan 1. Pengertian Kwashiokor mendengarkan
materi penyuluhan 2. Penyebab Kwashiokor
3. Tanda dan gejala
Kwashiokor
4. Cara Pencegahan
Kwashiokor
5. Cara Penanganan
Kwashiorkor
5 menit Evaluasi: Memberikan kesempatan Memberikan
Tanya Jawab kepada audiens untuk pertanyaan
bertanya
Menjawab pertanyaan Menyimak dan
audiens mendengarkan
Memberikan evaluasi Menjawab
secara lisan kepada evaluasi
audiens mengenai materi
penyuluhan yang telah
disampaikan.
5 menit Penutup:
Kesimpulan Membacakan kesimpulan Mendengarkan
materi penyuluhan
Membagikan leaflet Menerima leaflet
tentang Kwashikor dengan antusias
Mengucapkan terima kasih Mendengarkan
Terima kasih atas partisipasi dan
ketersediaan para Orang
Tua dalam kegiatan
penyuluhan ini.
Mengucapkan salam Menjawab salam
penutup
H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktural
a. Sasaran hadir di tempat penyuluhan sesuai waktu yang dijadwalkan
b. Penyuluhan dilaksanakan di kantor desa
2. Evaluasi Proses
a. Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan
b. Semua sasaran mengikuti penyuluhan sampai akhir
c. Sasaran mengajukan pertanyaan dan dapat menjawab evaluasi
pertanyaan dari tim penyuluh
3. Evaluasi Hasil
Respons
No Evaluasi Lisan Nilai
Audiens
1. Pengertian Kwashiokor
2. Penyebab Kwashiokor
3. Tanda dan Gejala Kwashiokor
4. Cara Pencegahan Kwashiokor
5. Cara Penanganan Kwashiorkor
I. DAFTAR PUSTAKA
Susilowati, Dwi. 2016. MODUL BAHAN AJAR CETAK KEPERAWATAN. PROMOSI
KESEHATAN. Hal.184-188. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan Badan Pengembangan
dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Promkes-
Komprehensif.pdf. Diakses pada 9 Juli 2020 pukul 16.10 wib.
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Kwashiorkor
2. Penyebab Kwashiorkor
Banyak hal yang menjadi penyebab kwashiorkor, namun faktor paling
mayor adalah menyusui, yaitu ketika ASI digantikan oleh asupan yang tidak
adekuat atau tidak seimbang. Setelah usia 1 tahun atau lebih, kwashiorkor
dapat muncul bahkan ketika kekurangan bahan pangan bukanlah menjadi
masalahnya, tetapi kebiasaan adat atau ketidaktahuan (kurangnya edukasi)
yang menyebabkan penyimpangan keseimbangan nutrisi yang baik.
Kwashiorkor paling seringnya terjadi pada usia antara 1-4 tahun, namun
dapat pula terjadi pada bayi. Kwashiorkor yang mungkin terjadi pada orang
dewasa adalah sebagai komplikasi dari parasit atau infeksi lain.
Walaupun kekurangan kalori dan bahan-bahan makanan yang lain
mempersulit pola-pola klinik dan kimiawinya, gejala-gejala utama malnutrisi
protein disebabkan oleh kekurangan pemasukan protein yang mempunyai nilai
biologik yang baik. Bisa juga terdapat gangguan penyerapan protein, misalnya
yang dijumpai pada keadaan diare kronik, kehilangan protein secara tidak
normal pada proteinuria (nefrosis), infeksi, perdarahan atau luka-luka bakar
serta kegagalan melakukan sintesis protein, seperti yang didapatkan pula pada
penyakit hati kronis.
3. Tanda dan Gejala Kwashiorkor
Kwashiorkor ditandai dengan pembengkakan (edema) pada seluruh
tubuh hingga tampak gemuk, wajah anak membulat dan sembab (moon face),
bengkak pada bagian punggung kaki, bila bagian punggung kakinya ditekan
akan meninggalkan bekas seperti lubang, otot mengecil dan menyebabkan
lengan atas kurus sehingga ukuran Lingkar Lengan Atas (LLA)-nya kurang
dari 14 cm, serta munculnya ruam yang berwarna merah muda pada kulit
kemudian berubah menjadi coklat kehitaman dan mengelupas, tidak bernafsu
makan atau kurang, rambutnya menipis berwarna merah seperti rambut jagung
dan mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit, sering disertai infeksi,
anemia dan diare, anak menjadi rewel dan apatis, perut yang membesar juga
sering ditemukan akibat dari timbunan cairan pada rongga perut salah satu
gejala kemungkinan menderita busung lapar.