Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KWASHIORKOR

Satuan Acara Penyuluhan Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata
Kuliah Pada Stase Keperawatan Komunitas
Dosen Pembimbing : Ns.Roselina Tambunan, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kom

Disusun Oleh:
Kelompok 6

Daniel Tana 1490120034


Pepen Taguma Apin 1490120050
Novia Manuhutu 1490120042
Anjelina Elhena Mokodompit 1490120040
Nerry Endah Nazchary 1490120039
Riyanti Novia Dewi 1490120038
Andiya Marini Reawaruw 1490120037

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XXIV


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Pembahasan : KWASHIORKOR


Sasaran : Orang Tua Anak
Hari/Tanggal : Kamis, 11 Juni 2020
Jam/Waktu : 11.00 WIB/30 menit
Tempat : Kantor Desa
Penyuluh :
1. Daniel Tana
2. Pepen Taguma Apin
3. Novia Manuhutu
4. Anjelina Elhena Mokodompit
5. Nerry Endah Nazchary
6. Riyanti Novia Dewi
7. Andiya Marini Reawaruw

A. ANALISA SITUASI
Kurang Energi dan Protein (KEP) pada anak masih menjadi masalah
gizi dan kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan Riskesdas tahun
2010, sebanyak 13% berstatus gizi kurang, diantaranya 4,9% berstatus gizi
buruk. Data yang sama menunjukkan 13,3% anak kurus, diantaranya 6% anak
sangat kurus dan 17,1% anak memiliki kategori sangat pendek.1 Gizi buruk
adalah KEP tingkat berat akibat kurang konsumsi makanan bergizi dan atau
menderita sakit dalam waktu lama. Ditandai dengan status gizi sangat kurus
menurut berat badan (BB) terhadap tinggi badan (TB). Marasmus dan
kwashiorkor adalah hasil akhir dari tingkat keparahan penderita gizi buruk.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan Stunting selama 1 x 30 menit,
diharapkan para Orang Tua dapat memahami tentang masalah Kwashiorkor
pada Anak, serta mampu melakukan cara penanganan dan pencegahan
Kwashiorkor.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan Kwashiorkor, diharapkan para
Orang Tua mampu:
1. Menjelaskan pengertian Kwashiorkor
2. Menyebutkan penyebab terjadinya Kwashiorkor
3. Menyebutkan tanda dan gejala Kwashiorkor
4. Menjelaskan cara pencegahan Kwashiorkor
5. Menjelaskan cara penanganan Kwashiorkor

D. ISI MATERI (uraian materi penyuluhan terlampir)


1. Pengertian Kwashiorkor
2. Penyebab Kwashiorkor
3. Tanda dan Gejala Kwashiorkor
4. Cara Pencegahan Kwashiorkor
5. Cara Penanganan Kwashiorkor

E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

F. MEDIA
1. Laptop (Powerpoint) dan LCD
2. Leaflet

G. KEGIATAN PENYULUHAN
Kegiatan
Waktu Penyuluh Audiens
Penyuluhan
5 menit Pembukaan:
 Salam  Memberi salam  Menjawab salam
 Perkenalan  Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Tujuan  Menjelaskan tujuan  Memperhatikan
penyuluhan
15 menit Inti: Menjelaskan tentang:  Menyimak dan
Menjelaskan 1. Pengertian Kwashiokor mendengarkan
materi penyuluhan 2. Penyebab Kwashiokor
3. Tanda dan gejala
Kwashiokor
4. Cara Pencegahan
Kwashiokor
5. Cara Penanganan
Kwashiorkor
5 menit Evaluasi:  Memberikan kesempatan  Memberikan
Tanya Jawab kepada audiens untuk pertanyaan
bertanya
 Menjawab pertanyaan  Menyimak dan
audiens mendengarkan
 Memberikan evaluasi  Menjawab
secara lisan kepada evaluasi
audiens mengenai materi
penyuluhan yang telah
disampaikan.
5 menit Penutup:
 Kesimpulan  Membacakan kesimpulan  Mendengarkan
materi penyuluhan
 Membagikan leaflet  Menerima leaflet
tentang Kwashikor dengan antusias
 Mengucapkan terima kasih  Mendengarkan
 Terima kasih atas partisipasi dan
ketersediaan para Orang
Tua dalam kegiatan
penyuluhan ini.
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
penutup

H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktural
a. Sasaran hadir di tempat penyuluhan sesuai waktu yang dijadwalkan
b. Penyuluhan dilaksanakan di kantor desa

2. Evaluasi Proses
a. Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan
b. Semua sasaran mengikuti penyuluhan sampai akhir
c. Sasaran mengajukan pertanyaan dan dapat menjawab evaluasi
pertanyaan dari tim penyuluh

3. Evaluasi Hasil
Respons
No Evaluasi Lisan Nilai
Audiens
1. Pengertian Kwashiokor
2. Penyebab Kwashiokor
3. Tanda dan Gejala Kwashiokor
4. Cara Pencegahan Kwashiokor
5. Cara Penanganan Kwashiorkor

I. DAFTAR PUSTAKA
Susilowati, Dwi. 2016. MODUL BAHAN AJAR CETAK KEPERAWATAN. PROMOSI
KESEHATAN. Hal.184-188. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan Badan Pengembangan
dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Promkes-
Komprehensif.pdf. Diakses pada 9 Juli 2020 pukul 16.10 wib.
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Kwashiorkor

Kwashiorkor adalah suatu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh


defisiensi protein yang berat bisa dengan konsumsi energi dan kalori tubuh
yang tidak mencukupi kebutuhan.

2. Penyebab Kwashiorkor
Banyak hal yang menjadi penyebab kwashiorkor, namun faktor paling
mayor adalah menyusui, yaitu ketika ASI digantikan oleh asupan yang tidak
adekuat atau tidak seimbang. Setelah usia 1 tahun atau lebih, kwashiorkor
dapat muncul bahkan ketika kekurangan bahan pangan bukanlah menjadi
masalahnya, tetapi kebiasaan adat atau ketidaktahuan (kurangnya edukasi)
yang menyebabkan penyimpangan keseimbangan nutrisi yang baik.
Kwashiorkor paling seringnya terjadi pada usia antara 1-4 tahun, namun
dapat pula terjadi pada bayi. Kwashiorkor yang mungkin terjadi pada orang
dewasa adalah sebagai komplikasi dari parasit atau infeksi lain.
Walaupun kekurangan kalori dan bahan-bahan makanan yang lain
mempersulit pola-pola klinik dan kimiawinya, gejala-gejala utama malnutrisi
protein disebabkan oleh kekurangan pemasukan protein yang mempunyai nilai
biologik yang baik. Bisa juga terdapat gangguan penyerapan protein, misalnya
yang dijumpai pada keadaan diare kronik, kehilangan protein secara tidak
normal pada proteinuria (nefrosis), infeksi, perdarahan atau luka-luka bakar
serta kegagalan melakukan sintesis protein, seperti yang didapatkan pula pada
penyakit hati kronis.
3. Tanda dan Gejala Kwashiorkor
Kwashiorkor ditandai dengan pembengkakan (edema) pada seluruh
tubuh hingga tampak gemuk, wajah anak membulat dan sembab (moon face),
bengkak pada bagian punggung kaki, bila bagian punggung kakinya ditekan
akan meninggalkan bekas seperti lubang, otot mengecil dan menyebabkan
lengan atas kurus sehingga ukuran Lingkar Lengan Atas (LLA)-nya kurang
dari 14 cm, serta munculnya ruam yang berwarna merah muda pada kulit
kemudian berubah menjadi coklat kehitaman dan mengelupas, tidak bernafsu
makan atau kurang, rambutnya menipis berwarna merah seperti rambut jagung
dan mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit, sering disertai infeksi,
anemia dan diare, anak menjadi rewel dan apatis, perut yang membesar juga
sering ditemukan akibat dari timbunan cairan pada rongga perut salah satu
gejala kemungkinan menderita busung lapar.

4. Cara Pencegahan Kwashiorkor


Pencegahan kwashiorkor dapat dilakukan dengan memberikan
makanan yang bergizi seimbang yaitu makanan yang mengandung karbohidrat
(seperti nasi, kentang, jagung), makanan yang mengandung protein (telur, ikan
,daging, tahu, tempe, dll), makanan yang mengandung vitamin dan mineral
seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Setelah anak disapih (berhenti
menyusu), sebaiknya anak diperhatikan benar-benar asupan gizinya. Apalagi
protein adalah zat pembangun jaringan tubuh, di mana anak masih sangat
membutuhkannya karena masih dalam masa pertumbuhan. Kwashiorkor 
memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang kulitas biologiknya
baik. Usaha-usaha tersebut memerlukan sarana dan prasarana kesehatan yang
baik untuk pelayanan kesehatan dan penyuluhan gizi.
a. Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber
energi yang paling baik untuk bayi.
b. Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6
tahun ke atas.
c. Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan
dan kebersihan perorangan.
d. Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makanan yang adekuat
merupakan usaha pencegahan jangka panjang.
e. Pemantauan (surveillance) yang teratur pada anak balita di daerah yang
endemis kurang gizi, dengan cara penimbangan berat badan tiap bulan.
f. Pemberian imunisasi

5. Cara Penanganan Kwashiorkor


Kwashiorkor dapat ditangani dengan memberikan makan yang
mengandung lebih banyak protein dan lebih banyak kalori secara keseluruhan,
terutama bila perawatan dimulai sejak awal. Namun sebelum melakukan itu
semua, perlu ditangani terlebih dahulu masalah kesehatan yang mengancam
nyawa, misalnya dehidrasi dengan memberikan cairan, infeksi dengan
memberikan antibiotik, pemberian vitamin A dan lain-lain.
Pertama diberikan lebih banyak kalori dalam bentuk karbohidrat, gula,
dan lemak. Setelah kalori ini menyediakan energi, selanjutnya
diberikan makanan tinggi protein. Makanan harus diperkenalkan dan kalori
harus ditingkatkan secara perlahan karena tubuh perlu menyesuaikan diri
dengan asupan yang meningkat, karena sebelumnya kekurangan nutrisi.
Dokter juga akan merekomendasikan vitamin dan suplemen untuk
digunakan jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Edukasi Kwashiorkor.


http://edukasismn.blogspot.com/2017/11/pengertian-kwashiorkor.html
diakses pada 9 juni 2020 pukul 21.56 wib
Anonim. 2019. Kwashiorkor. https://www.honestdocs.id/kwashiorkor. Diakses
pada 9 juni 2020 pukul 21.55 wib
Nurarif dan Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jilid 2. Mediaction; Jogjakarta.
Pusdatin kemenkes RI. 2015. Situasi kesehatan anak indonesia.
file:///C:/Users/USER/Downloads/infodatin-anak-balita%20(4).pdf.
Diakses pada 9 juni 2020 pukul 21.40 wib

Anda mungkin juga menyukai