Anda di halaman 1dari 29

SATUAN ACARA PENYULUHAN

STUNTING DAN PMBA


(Pedoman Pemberian Makan Bayi dan Anak)

Disusun Oleh:
Kelompok Program Studi Profesi Ners

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NGUDIA HUSADA MADURA
2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN

STUNTING

Topik : Stunting dan PMBA


Sub Topik : Stunting dan PMBA
Sasaran : Orang tua dan balita di Desa Pacangan
Tempat : Desa Alang-Alang Kecamatan Tragah Bangkalan
Hari/Tanggal : Rabu, 14 Juni 2023
Waktu : 10.00 -12.00 WIB

I. Tujuan Intruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta memahami tentang
stunting dan pedoman pemberian makan bayi dan anak
II. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta mampu:
1. Menjelaskan Definisi stunting
2. Menjelaskan Gejala stunting
3. Menjelaskan Tinggi dan berat badan ideal anak usia 1-5 tahun
4. Menjelaskan Penyebab stunting
5. Menjelaskan Resiko Kesehatan pada anak stunting
6. Menjelaskan Cara mencegah stunting
7. Menjelaskan Penatalaksanaan
8. Menjelaskan Seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK)
9. Menjelaskan Pemberian makan bayi dan anak
10. Menjelaskan Pemenuhan gizi ibu hamil
11. Menjelaskan Pemenuhan gizi ibu menyusui
12. Menjelaskan Masalah dalam pemberian makan bayi dan anak

III. Sasaran
Orang Tua dan balita di Desa Alang-Alang
IV. Materi : (terlampir)
A. Stunting
1. Definisi stunting
2. Gejala stunting
3. Tinggi dan berat badan ideal anak usia 1-5 tahun
4. Penyebab stunting
5. Resiko Kesehatan pada anak stunting
6. Cara mencegah stunting
7. Penatalaksanaan
B. PMBA
1. Seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK)
2. Pemberian makan bayi dan anak
3. Pemenuhan gizi ibu hamil
4. Pemenuhan gizi ibu menyusui
5. Masalah dalam pemberian makan bayi dan anak
V. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
VI. Media
1. Leaflet dan PPT
VII.Kegiatan Penyuluhan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA

1. 3 Menit Pembukaan:
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri 2. Merespon
3. Menjelaskan tujuan dari 3. Mendengarkan
penyuluha, kontrak waktu dan 4. Memperhatikan
kontrak bahasa
4. Menyebutkan materi penyuluhan
yang akan diberikan
5. Menggali pengetahuan audience
2 15 Menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan Definisi stunting 1. Mendengarkan dan
2. Menjelaskan Gejala stunting memperhatikan
3. Menjelaskan Tinggi dan berat
badan ideal anak usia 1-5 tahun
4. Menjelaskan Penyebab stunting 2. Bertanya
5. Menjelaskan Resiko Kesehatan
pada anak stunting
6. Menjelaskan Cara mencegah
stunting
7. Menjelaskan Penatalaksanaan
8. Menjelaskan Seribu hari pertama
kehidupan (1000 HPK)
9. Menjelaskan Pemberian makan
bayi dan anak
10. Menjelaskan Pemenuhan gizi ibu
hamil
11. Menjelaskan Pemenuhan gizi ibu
menyusui
12. Menjelaskan Masalah dalam
pemberian makan bayi dan anak

3 10 Menit Evaluasi :
1. Memberi kesempatan kepada 1. Menjawab &
audience untuk bertanya menjelaskan pertanyaan
2. Menanyakan pada peserta dari pertanyaan yang di
tentang materi yang diberikan ajukan penyaji
dan reinforcement kepada pasien
bila dapat menjawab &
menjelaskan kembali
pertanyaan/materi
4 2 Menit Terminasi :
1. Mengucapkan terimakasih 2. Mendengarkan dan
kepada peserta penyuluhan membalas salam
2. Mengucapkan salam
3. Memberikan leaflet

VIII. Pengorganisasian :
Ketua Panitia : Siti Nur Halimah, S.Kep
Wakil Ketua : Akhmad Kavin Hidayatullah, S.Kep
Sekretaris : Uswatun Hasanah, S.Kep
Innatus Solihatin, S.Kep
Bendahara : Diana Rahmi Isnaini, S. Kep
Pemateri : Asma Inas Tesa, S.Kep
Moderator : Lilis Sarifah, S.Kep
Operator : Ali Sofa Hendriyani, S.Kep
Observer : Fatimatus Sahroh, S. Kep
Fasilitator : Halimatus Sa’diyah, S.Kep
Icha Anisa Zaini, S. Kep
Notulen : Meri intan sari, S.Kep
a. Sie Acara : Moh. Fajar Sodiq, S.Kep
Luandri, S.Kep
b. Sie Humas : Muhammad Holil, S.Kep
Gamariya Assegaf, S.Kep
Halimatus Sadiyah, S.Kep
c. Sie Perlengkapan : Fajar Mustafa, S.Kep
Sahidi, S.Kep
Efa Datul Umami, S.Kep
d. Sie Konsumsi : Moh. Sofyan Adiputra, S.Kep
Wahidah Nur Islamiyah, S.Kep
Diyah Rachmawati, S.Kep
Indra Hendriyanto, S.Kep
e. Sie Dokumentasi : Dimas Yusril Ferdiansyah, S.Kep
Makmum Hanafi, S.Kep

IX. Jod Description


1. Moderator/ Pembawa acara
Uraian tugas :
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta.
b. Mengatur proses dan lama penyuluhan.
c. Menutup acara penyuluhan.
d. Memotivasi peserta untuk bertanya
2. Penyuluh
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta.
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan.
c. Menggali pengetahuan orang tua tentang materi stunting
3. Fasilitator
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
d. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang
jelas bagi peserta.
e. Berpartisipasi membantu penyuluh menjawab pertanyaan dari peserta
4. Observer
Uraian tugas :
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri
sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses
penyuluhan.
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan.
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan denga rencana penyuluhan.
e. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan.
5. Dokumentasi
Uraian tugas :
a. Mendokumentasikan saat acara berlangsung

X. Setting Tempat

Power point
presentator Moderator

Observe
r
Audien Audien Audien

Audien Audien Audien

fasilitator Dokumentas
i
XI. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria struktur :
a. Peserta hadir di tempat penyuluhan tepat waktu.
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Desa Alang-Alang
Kecamatan Trageh Kabupaten Bangkalan
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan satu minggu
sebelum pelaksanaan penyuluhan.
2. Kriteria Proses :
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
c. Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
d. Jalannya penyuluhan terfasilitasi dengan baik
e. Dapat menjalankan perannya sesuai dengan tugas
3. Kriteria Hasil :
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
b. Peserta dapat memahami:
1. Pengertian stunting
2. Gejala stunting
3. Tinggi dan berat badan ideal anak usia 1-5 tahun
4. Penyebab stunting
5. Resiko kesehatan pada anak stunting
6. Cara mencegah stunting
7. Penetalaksanaan
8. Seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK)
9. Pemberian makan bayi dan anak
10. Pemenuhan gizi ibu hamil
11. Pemenuhan gizi ibu menyusui
12. Masalah dalam pemberian makan bayi dan anak
XII. Evaluasi hasil
a) Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil apabila sasaran mampu
mempraktekkan dan menjawab lebih dari 80% pertanyaan yang diberikan
b) Pendidikan dikatakan cukup berhasil apabila sasaran mampu
mempraktekkan dan menjawab 50-80% pertanyaan yang diberikan
c) Pendidikan dikatakan kurang berhasil apabila sasaran tidak mampu
mempraktekkan dan hanya mampu menjawab kurang dari 50% pertanyaan
yang diberikan.

Lembar Pengamatan
NILAI
NO ASPEK PENGAMATAN
1 2 3 4
Keaktifan peserta dalam memperhatikan dan
1.
mendengarkan materi yang disampaikan
2. Pemahaman peserta terhadap materi yang disampaikan
3. Keaktifan peserta dalam mengajukan pertanyaan
Keaktifan peserta dalam menjawab pertanyaan baik dari
4.
petugas maupun dari peserta yang lain
Keaktifan peserta dalam mempraktekkan kembali materi
5.
yg disampaikan pemateri
MATERI PENYULUHAN

A. STUNTING

1. Definisi
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada tubuh dan otak akibat
kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari
anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang
kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak
sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan
baru terlihat saat anak berusia dua tahun
Menurut UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak-
anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah minus (stunting sedang
dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari standar pertumbuhan
anak keluaran WHO. Selain pertumbuhan terhambat, stunting juga
dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal, yang
menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang kurang, serta prestasi
sekolah yang buruk.
Stunting dan kondisi lain terkait kurang gizi, juga dianggap sebagai
salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi, obesitas dan kematian akibat
infeksi
2. Gejala Stunting
a. Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya
b. Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih
muda/kecil untuk usianya
c. Berat badan rendah untuk anak seusianya
d. Pertumbuhan tulang tertunda
3. Tinggi dan Berat Badan Ideal Anak 1 – 5 Tahun
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, berikut adalah berat dan
tinggi badan ideal untuk anak perempuan 1-5 tahun:
a. Usia 1 tahun
1. Berat badan ideal: 7 – 11,5 kg
2. Tinggi badan ideal: 68,9 – 79,2 cm
b. Usia 2 tahun
1. Berat badan ideal: 9 – 14,8 kg
2. Tinggi badan ideal: 80 – 92,9 cm
c. Usia 3 tahun
1. Berat badan ideal: 10,8 – 18,1 kg
2. Tinggi badan ideal: 87,4 – 101,7 cm
d. Usia 4 tahun
1. Berat badan ideal: 12,3 – 21,5 kg
2. Tinggi badan ideal: 94,1 – 111,3 cm
e. Usia 5 tahun
1. Berat badan ideal: 13,7 – 24,9 kg
2. Tinggi badan ideal: 99,9 – 118,9 cm
Sedangkan untuk anak laki-laki usia 1-5 tahun, berat badan serta tinggi
idealnya adalah sebagai berikut:
a. Usia 1 Tahun
1. Berat badan ideal: 7,7 – 12 kg
2. Tinggi badan ideal: 71 – 80,5 cm
b. Usia 2 Tahun
1. Berat badan ideal: 9,7 – 15,3 kg
2. Tinggi badan ideal: 81,7 – 93,9 cm
c. Usia 3 Tahun
1. Berat badan ideal: 11,3 – 18,3 kg
2. Tinggi badan ideal: 88,7 – 103,5 cm
d. Usia 4 Tahun
1. Berat badan ideal: 12,7 – 21,2 kg
2. Tinggi badan ideal: 94,9 – 111,7 cm
e. Usia 5 Tahun
1. Berat badan ideal: 14,1 – 24,2 kg
2. Tinggi badan ideal: 100,7 – 119,2 cm
4. Penyebab Stunting
Secara umum, kekerdilan atau stunting ini disebabkan oleh gizi
buruk pada ibu, praktik pemberian dan kualitas makanan yang buruk,
sering mengalami infeksi serta tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat.
Stunting dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
a. Pemberian nutrisi atau makanan yang buruk
Calon ibu yang tidak bisa menjaga asupan nutrisi makanannya
ketika hamil, memiliki resiko yang cukup besar untuk melahirkan
anak dengan dengan masalah kesehatan seperti stunting. Bahkan,
dalam beberapa kasus, hal seperti ini menyebabkan stunting menjadi
penyakit turun-temurun. Tak sampai disitu saja, pemberian nutrisi atau
makanan terhadap bayi dimasa-masa awal pertumbuhan, juga bisa
menjadi penyebab stunting. Kurangnya pemberian ASI eksklusif di 6
bulan awal menjadi salah satunya
b. Infeksi yang berasal dari lingkungan sekitar
kondisi lingkungan sekitar yang buruk menjadi salah satu faktor
penyebab munculnya beberapa masalah kesehatan. Stunting menjadi
salah satunya. Bayi yang sudah diberi nutrisi cukup melalui ASI
namun hidup dikawasan atau daerah yang tidak terjaga
kehigienisannya, masih berpotensi cukup besar untuk mengidap
penyakit stunting. Kenapa? Sebab, infeksi yang disebabkan oleh
buruknya lingkungan sekitar dapat mengurangi kemampuan usus
untuk bekerja dengan baik. Dampaknya tentu saja langsung menuju
ke tumbuh kembang anak.
c. Kelahiran dengan berat badan yang rendah
Stunting bisa muncul jikalau calon ibu tidak dapat menjaga pola
makannya ketika masih hamil. Pola makan yang tidak dijaga, dengan
kecenderungan malas makan menjadi yang paling utama. Beberapa
penelitian menyebut bahwa bayi yang lahir dengan berat badan rendah
(yang notabene hasil dari kurangnya asupan nutrisi sang ibu),
memiliki peluang yang cukup tinggi untuk mengidap stunting. Untuk
mencegahnya, para ibu bisa melakukan pengecekan rutin terkait berat
badannya setiap satu bulan sekali.
d. Kondisi ekonomi yang buruk
Sebuah penelitian yang dilakukan di Guatemala, menunjukkan
bahwa sebagian besar anak pengidap stunting disana, tidak
mendapatkan pendidikan yang layak dan hidup dalam kondisi
ekonomi yang buruk. Tingkat ekonomi yang buruk tentu saja
memiliki dampak yang sangat kuat dengan pemberian nutrisi si calon
ibu kepada calon anaknya. Dengan fakta ini, kita bisa menyimpulkan
apabila stunting biasa terjadi di negara atau kawasan dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang lambat atau tidak baik.
Penyebab lain
Anak yang terlahir dengan sindrom alkohol janin (Fetus Alcohol
Syndrome/FAS) juga dapat mengalami stunting. FAS merupakan pola
cacat yang dapat terjadi pada janin karena Sang Ibu mengonsumsi
terlalu banyak minuman beralkohol saat sedang hamil. Anak dengan
FAS memiliki sekelompok rangkaian gejala yang mencakup bentuk
wajah yang berbeda dari anak normal, pertumbuhan fisik terhambat,
serta beberapa gangguan mental.

5. Risiko Kesehatan pada Anak Stunting


Berikut adalah beberapa risiko kesehatan pada anak stunting.
a. Stunting dikaitkan dengan otak yang kurang berkembang dengan
konsekuensi berbahaya untuk jangka waktu lama, termasuk kecilnya
kemampuan mental dan kapasitas untuk belajar, buruknya prestasi
sekolah di masa kecil, dan mengalami kesulitan mendapat pekerjaan
ketika dewasa yang akhirnya mengurangi pendapatan, serta
peningkatan risiko penyakit kronis terkait gizi seperti diabetes,
hipertensi, dan obesitas.
b. Memiliki risiko yang lebih besar untuk terserang penyakit, bahkan
kematian dini.
c. Kekerdilan dapat menurun pada generasi berikutnya, disebut siklus
kekurangan gizi antargenerasi.
d. Ketika dewasa, seorang wanita stunting memiliki risiko lebih besar
untuk mengalami komplikasi selama persalinan karena panggul mereka
lebih kecil, dan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah.

6. Cara Mencegah Stunting


Stunting dapat di cegah dengan hal-hal berikut :
a. Seorang ibu harus mengonsumsi nutrisi yang dibutuhkan selama hamil
dan nutrisi yang dibutuhkan selama menyusui.
b. Memberikan nutrisi yang baik kepada Si Buah Hati, seperti
memberikan ASI eksklusif dan nutrisi penting lainnya seiring
pertambahan usia.
c. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat, terutama mencuci tangan
sebelum makan, meminum air yang aman, mencuci peralatan makan
dan peralatan dapur, membersihkan diri setelah buang air besar atau
kecil, serta memiliki sanitasi yang ideal (toilet yang bersih).
d. Menjaga asupan nutrisi yang ideal dan bervariatif ditambah dengan
perilaku hidup bersih dan sehat memegang peranan yang krusial bagi
kesehatan ibu hamil, terutama bagi janin. Hal ini untuk mencegah
terjadinya kekerdilan demi kelangsungan hidup anak dalam jangka
pendek dan dalam jangka panjang yang sehat, serta untuk memastikan
anak tumbuh menjadi orang dewasa yang kuat, terdidik, dan produktif
7. Penatalaksanaan Gizi Kurang
Adapun cara mengatasi gizi kurang adalah:
a. Pemberian makanan TKTP dengan ukuran yang telah dianjurkan dan
diberikan secara bertahap.
b. Tetap memberikan ASI sesuai dengan aturan secara terus-menerus bagi
anak dibawah usia 2 tahun.
c. Pemberian makanan tambahan.
d. Pemberian terapi cairan dan elektrolit bila perlu.
e. Kontrol berat badan secara rutin.
f. Berikan obat/ vitamin sesuai dengan anjuran pengobatan.
g. Penyuluhan tentang gizi seimbang terutama bagi orang tua yang
memiliki anak balita
B. PMBA

1. Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK)


Periode 1000 HPK yang dimulai sejak 270 hari masa kehamilan sampai
dengan 730 hari (2 tahun) setelah seorang anak dilahirkan merupakan masa
kritis sekaligus masa emas dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh
karena itu, kebutuhan gizi dan kesehatan pada periode tersebut harus terpenuhi
dengan optimal.

Masa 1000 HPK sangat penting dalam menentukan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) dan masa depan suatu bangsa, karena pada periode inilah
terjadi perkembangan otak yang pesat. Perkembangan fungsi otak terjadi sejak
masa embrio dan pada saat bayi dilahirkan sudah terbentuk 25% otak orang
dewasa. Setelah anak lahir terjadi perkembangan otak yang sangat pesat,
sehingga saat anak berusia 2 tahun telah terbentuk 70-80% otak orang dewasa.
Pada saat anak usia 5 tahun perkembangan otak sudah mencapai 90% atau
hampir sama dengan otak orang dewasa.
Kekurangan gizi pada periode 1000 HPK dapat berdampak terhadap
gangguan perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik,
gangguan metabolisme dalam tubuh dan anak menjadi mudah sakit. Anak
yang perkembangan otaknya terganggu memiliki jaringan otak yang lebih
sedikit sehingga dapat menyebabkan anak lama mencerna rangsangan.
Strategi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) yang mengacu pada
Global Strategy for Infant and Young Child Feeding (WHO/UNICEF,2003),
yang merekomendasikan standar emas PMBA yaitu:
a. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada bayi baru lahir,
b. Pemberian ASI eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan,
c. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI) mulai usia 6
bulan,
d. Melanjutkan pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahunatau lebih.

2. Pemberian Makan Bayi dan Anak


Standar emas pemberian makan bayi dan anak ada 4 antara lain Inisiasi
Menyusu Dini (IMD), pemberian ASI Eksklusif, pemberian MP ASI dan
melanjutkan pemberian ASI sampai usia 2 tahun atau lebih.
a. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Inisiasi Menyusu Dini adalah proses menyusu dimulai segera setelah lahir.
IMD dilakukan dengan cara kontak kulit ke kulit antara bayi dengan ibunya
segera dalam waktu 1 (satu) jam setelah kelahiran dan berlangsung minimal
1 (satu) jam.
IMD dilakukan dengan cara meletakkan bayi di dada ibu dalam satu jam
pertama segera setelah lahir. Langkah- langkah mempersiapkan dan
melakukan IMD oleh dokter/bidan dalam asuhan bayi baru lahir adalah
sebagai berikut:
1) Anjurkan suami atau anggota keluarga mendampingi ibu waktu bersalin
2) Anjurkan tindakan non farmakologis (pijatan, aromaterapi, cairan,
anjuran untuk bergerak) untuk membantu ibu melalui proses persalinan
3) Biarkan persalinan berlangsung sesuai dengan posisi yang diinginkan
ibu.
4) Keringkan bayi secepatnya, biarkan lapisan putih (verniks) yang
melindungi kulit bayi.
5) Lakukan kontak kulit dengan kulit dengan cara meletakkan bayi di atas
dada ibu, menghadap ibu dan tutupi keduanya dengan kain atau selimut.
6) Ibu membantu memposisikan bayinya lebih dekat dengan payudara agar
terstimulasi refleks rooting (tidak memaksakan memasukkan puting
susu ibu ke mulut bayi).
7) Teruskan kontak kulit dengan kulit hingga menyusui pertama kali
berhasil diselesaikan dan selama bayi menginginkannya.
8) Ibu yang melahirkan melalui sectio caesaria juga bisa melakukan kontak
kulit dengan kulit setelah bersalin.
9) Bayi dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang, diukur dan diberikan obat
preventif setelah menyusu awal selesai. Tunda prosedur yang invasif
atau membuat stres seperti menyuntik Vitamin K dan menetesi mata
bayi.
b. ASI Ekskulif
Pemberian ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa makanan
atau minuman lain, kecuali vitamin, mineral atau obat-obatan dalam
bentuk sirup. ASI Eksklusif diberikan mulai lahir sampai usia 6 bulan.
Bayi hendaknya disusui tanpa dijadwal, tanpa pembatasan waktu dan
frekuensi atau disebut juga menyusu semau bayi (on demand feeding)
untuk keberhasilan pemberian ASI Eksklusif. Menyusu sesering mungkin
sesuai keinginan bayi 8 (delapan) sampai dengan 12 (dua belas) kali atau
lebih dalam 24 jam. Pada saat menyusu biarkan bayi selesai menyusu dari
satu payudara sampai bayi melepas sendiri, sebelum memberikan
payudara yang lain agar bayi mendapatkan ASI akhir (hind milk) yang
kaya akan lemak.
Manfaat ASI bagi Bayi:
1) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
ASI mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari
berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit, dan jamur.
2) Mendapatkan anti tumor dari ibu (Human Alpha- Lactalbumin Made
Lethal to Tumor Cell).
Zat anti tumor tersebut dapat membunuh 40 jenis sel tumor berbeda
tanpa mengganggu sel yang sehat.
3) ASI sebagai sumber zat gizi
ASI merupakan sumber zat gizi yang sangat ideal dengan komposisi
yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi.
4) ASI meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan anak
Kontak kulit saat menyusui berpengaruh terhadap perkembangan
bayi. Interaksi yang timbul waktu proses menyusui antara ibu dan
bayi menimbulkan rasa aman dan nyaman. Perasaan aman sangat
penting untuk membangun dasar kepercayaan bayi (basic sense of
trust) yaitu dengan mulai mempercayai orang lain (ibu), maka
selanjutnya akan timbul rasa percaya pada diri sendiri.
5) ASI mudah dicerna dan diserap secara efisien ASI mengandung
protein whey yang mudah diserap dan kasein dalam jumlah sedikit.
6) Mengupayakan pertumbuhan yang baik
Bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik
dan mengurangi risiko obesitas. Frekuensi menyusu yang sering (tidak
dibatasi) juga dibuktikan bermanfaat karena volume ASI yang
dihasilkan lebih banyak sehingga penurunan berat badan bayi hanya
sedikit.
Manfaat Menyusui bagi Ibu
1) Mempercepat rahim kembali ke ukuran semula Sewaktu menyusui,
perut ibu terasa sakit yang menandakan terjadinya kontraksi
dengan demikian pengecilan rahim terjadi lebih cepat.
2) Mencegah perdarahan pasca persalinan sehingga meminimalkan
kejadian anemia pada ibu menyusui
Perangsangan pada payudara ibu oleh isapan bayi akan diteruskan ke
otak dan ke kelenjar hipofisis yang akan merangsang terbentuknya
hormon oksitosin. Oksitosin membantu rahim berkontraksi, mencegah
terjadinya perdarahan pasca persalinan dan mempercepat keluarnya sisa
plasenta.
3) Mengurangi terjadinya kanker payudara karena pada saat menyusui
hormon estrogen mengalami penurunan, sementara itu tanpa aktivitas
menyusui, kadar hormon estrogen tetap tinggi dan inilah yang diduga
menjadi salah satu pemicu kanker payudara karena tidak adanya
keseimbangan hormon estrogen dan progesteron.
4) Menyusui secara eksklusif dapat digunakan sebagai Metode
Amenorrhea Laktasi (MAL) yang harus dipenuhi dengan 3 syarat:
a) Amenorrhea (tidak menstruasi) setelah 6 minggu pasca persalinan
b) Menyusui secara eksklusif tidak lebih dari 4 jam antara waktu
menyusui dan hanya satu kali dalam satu hari tidak lebih dari 6 jam
(dalam kurun 24 jam) diantara waktu menyusui
c) Usia bayi kurang dari 6 bulan
Mempercepat kembali ke berat badan semula Lemak tubuh yang
tersimpan dibawah kulit selama hamil, akan dipakai untuk
membentuk ASI, sehingga apabila ibu tidak menyusui, lemak
tersebut akan tetap tersimpan dalam tubuh.
5) Memudahkan ibu karena ASI selalu tersedia dengan suhu yang sesuai
dengan bayi.
6) Memudahkan ibu karena ASI selalu tersedia dengan suhu yang sesuai
dengan bayi.

c. Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP ASI)


Pemberian Makanan Pendamping ASI (Complementary Feeding)
adalah proses pemberian makanan dan cairan lainnya yang diberikan kepada
bayi mulai usia 6 bulan ketika ASI saja tidak lagi mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan gizinya. Makanan Pendamping ASI (Complementary
Food) adalah makanan dan cairan lainnya selain ASI.
Pada usia 0-5 bulan ASI mampu memenuhi seluruh kebutuhan energi
bayi. Gambar di bawah ini menjelaskan bahwa setelah memasuki usia 6
bulan terdapat kesenjangan (gap) dari kebutuhan energi bayi dengan energi
yang diperoleh dari ASI. Kesenjangan (gap) semakin besar mengikuti
pertambahan usia sehingga diperlukan MP ASI untuk memenuhi kebutuhan
energi yang tidak dapat dipenuhi lagi dari ASI.
Prinsip pemberian MPASI
Pemberian MP ASI memenuhi syarat sebagai berikut
1) Terjadwal
- Jadwal makan termasuk makanan selingan teratur dan terencana
- Lama makan maksimum 30 menit
2) Lingkungan yang mendukung
- Hindari memaksa meskipun hanya makan 1-2suap (perhatikan
tanda lapar dan kenyang)
- Hindari pemberian makan sebagai hadiah
- Hindari pemberian makan sambil bermain atau nonton televisi
3) Prosedur makan
- Porsi kecil
- Jika 15 menit bayi menolak makan, mengemut, hentikan
pemberian makan
- Bayi distimulasi untuk makan sendiri dimulai dengan pemberian
makanan selingan yang bisa dipegang sendiri
- Membersihkan mulut hanya setelah makan selesai
Standar menu MPASI

STANDAR ZAT GIZI BAHAN MAKANAN USIA (bulan)


MP ASI (gram) 6-8 9-11 12-23

Standar 1 karbohidrat beras putih 10 g 15 g 20 g

Protein hati ayam 25 g 25 g 50 g

Lemak minyak kelapa 5g 5g 10 g

Vitamin bayam 10 g 15 g 20 g

Standar 2 karbohidrat beras putih 10 g 15 g 20 g

Protein ikan kembung 30 g 30 g 35 g

Lemak minyak kelapa 5g 5g 10 g

Vitamin buncis 10 g 15 g 20 g

Standar 3 karbohidrat beras putih 10 g 15 g 25 g

protein hewani telur ayam 30 g 30 g 40 g

protein nabati tempe kedelai 10 g 10 g 10 g

Vitamin wortel 10 g 15 g 20 g

Lemak santan 30 g 30 g 50 g

Standar 4 karbohidrat kentang 40 g 50 g 80 g

protein hewani daging ayam 20 g 20 g 40 g

protein nabati tahu 15 g 15 g 15 g

Vitamin labu kuning 10 g 15 g 20 g

Lemak margarin 3g 5g 5g

Standar 5 karbohidrat makaroni 15 g 20 g 25 g

protein hewani daging sapi 15 g 20 g 25 g

protein hewani susu segar 10 g 10 g 20 g

Vitamin wortel 10 g 15 g 20 g

Lemak margarin 3g 3g 5g
MP ASI dapat diambil dari makanan keluarga dengan
memperhatikan kecukupan karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral terutama zat besi.

d. Melanjutkan ASI Sampai 2 Tahun Atau Lebih


Pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun atau lebih dengan
memperhatikan pertumbuhan, perkembangan serta pemberian makanan
yang adekuat dan seimbang sesuai usia. Dengan melanjutkan menyusui
sampai 2 tahun atau lebih dapat meningkatkan bonding (ikatan batin) ibu
dan bayi serta memberikan daya tahan tubuh pada bayi.

3. Pemenuhan Gizi Ibu Hamil


Pada saat konsepsi seorang ibu harus dalam kondisi sehat. Mulai dari awal
kehamilan sampai usia 20 minggu kehamilan terjadi proses membangun tinggi
badan potensial pada janin, pada saat ini protein dan zat gizi mikro terutama
Asam folat, Vitamin B12, Seng (Zn) dan Iodium mempunyai peranan penting.
Setelah kehamilan 20 minggu terjadi proses membangun berat badan potensial
pada janin sehingga fungsi energi menjadi lebih penting, selain itu proses
tumbuh kembang perlu didukung oleh zat gizi lainnya seperti protein, zat gizi
mikro terutama besi (Fe), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Vitamin B komplek
serta asam lemak Omega 3 dan Omega 6.
Ibu hamil memerlukan asupan gizi yang berkualitas dengan susunan
makanan dan minuman yang bergizi seimbang dengan mempertimbangkan hal-
hal berikut:
a) 55-60% kebutuhan energi berasal dari karbohidrat
b) 15-20% kebutuhan energi berasal dari protein Jumlah protein hewani sekitar
30% dari kebutuhan protein total (utamakan hati, telur, ikan).
c) Sekitar 25% kebutuhan energi berasal dari lemak
d) Sayur dan buah untuk memenuhi kebutuhan vitamin, mineral, dan serat
masing-masing dibutuhkan 3-4 porsi per hari
e) Gula sekitar 20 gram (2 sdm) sehari
f) Garam dibatasi
g) Air minum sedikitnya 8 gelas (2 liter) per hari

Anjuran Jumlah Porsi Sehari menurut Kecukupan Energi untuk


Ibu Hamil

Bahan Makanan Ibu Hamil Ibu Hamil


Trimester 1 Trimester 2 dan 3
Makanan Pokok 5 Porsi 6 Porsi
Protein Hewani seperti
ikan, telur, ayam, dan 4 Porsi 4 Porsi
lainnya
Protein nabati seperti
Tempe, tahu, kacang- 4 Porsi 4 Porsi
kacangan

Sayuran 4 Porsi 4 Porsi

Buah 4 Porsi 4 Porsi


Minyak/lemak*) 5 Porsi 5 Porsi
Gula**) 2 Porsi 2 Porsi

Keterangan:
1. Nasi 1 porsi = ¾ gelas = 100 gr = 175 kkal
2. Daging 1 porsi = 1 potong sedang = 35 gr = 50 kkal
3. Ikan mas segar 1 porsi = 1/3 ekor = 45 gr = 50 kkal
4. Tempe 1 porsi = 2 potong sedang = 50 gr = 80 kkal
5. Sayuran 1 porsi = 1 gelas = 100 gr = 25 kkal
6. Buah 1 porsi = 1 buah pisang ambon = 50 gr = 50 kkal
7. Susu sapi cair 1 porsi = 1 gelas = 200 ml = 130 kkal
8. Susu rendah lemak 1 porsi = 1 gelas = 4 sdm = 20gr =
75 kkal
9. Minyak 1 porsi = 1 sdt = 5 gr = 50 kkal
10. Gula = 1 sdm = 20 gr = 50 kkal
*) sdm : sendok makan
**) sdt : sendok teh

4. Pemenuhan Gizi Ibu Menyusui


Pada ibu menyusui terjadi peningkatan kebutuhan zat gizi, untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayinya, sehingga diperlukan asupan zat gizi yang cukup dan
seimbang. Ibu menyusui memerlukan tambahan energi sebesar 330 kkal pada 6
bulan pertama dan 400 kkal pada 6 bulan kedua untuk memproduksi ASI. Selain
itu ibu memerlukan tambahan cairan sebanyak 800 ml pada 6 bulan pertama
dan 650 ml pada 6 bulan kedua untuk menghindari terjadinya dehidrasi.
Apabila asupan ibu kurang, maka untuk memproduksi ASI diambil dari
cadangan zat gizi ibu. Namun jika ibu tidak mempunyai cadangan zat gizi, maka
zat gizi untuk memproduksi ASI akan diambil dari jaringan tubuh ibu, sehingga
ibu menjadi kekurangan gizi. Masyarakat juga mengenal istilah laktogog yang
merupakan makanan, minuman atau jamu-jamuan khusus yang dipercaya orang
dapat meningkatkan produksi ASI. Laktogog tidak bekerja seperti layaknya
obat, namun bisa membantu seorang ibu merasa percaya diri dan rileks. Contoh
laktogog antara lain daun katuk, daun papaya, daun kacang panjang, kacang
tanah sangrai dan daun bangun-bangun.
5. Masalah-masalah dalam pemberian makan pada anak
a. Gerakan akan muntah
Beberapa cara untuk mengatasinya adalah sebagai berikut:
1) Membiarkan bayi mengeksplorasi benda dalam mulutnya:
menggunakan bibir, lidah, dan gusi untuk mengenal bentuk dan tekstur
yang dapat mengurangi sensitivitas rongga mulut.
2) Mengalihkan perhatian dengan memberikan benda seperti mainan yang
teksturnya sesuai dengan perkembangan makan bayi.
3) Menghentikan pemberian makan bila bayi muntah, jangan dipaksakan
terus makan
b. Kurang nafsu makan dapat terjadi karena anak sakit, makanan kurang
menarik/kurang bervariasi, terlalu banyak minum susu.
c. Gerakan tutup mulut/mogok makan
Gerakan tutup mulut dapat terjadi bila bayi/anak merasa kurang
sehat/kurang nyaman. Untuk itu dapat disiasati dengan memberikan
makanan yang lebih bervariasi/menarik.
d. Pilih-pilih makanan tertentu
Pilih-pilih makanan tertentu sering terjadi karena pada periode emas
pengenalan makanan (6-8 bulan), anak tidak diperkenalkan makanan yang
bervariasi baik jenis, rasa, tekstur dan macam pengolahannya. Menunda
memperkenalkan makanan tertentu membuat anak tidak menyukai makanan
yang tidak biasa dikonsumsi.
Pada periode usia 18-23 bulan anak mengalami neophobia yaitu sulit
menerima makanan yang baru. Untuk mengatasinya, perkenalkan makanan
tertentu/baru tersebut berulang-ulang (bisa sampai 10-15 kali) sampai anak
mau menerima dan mencoba. Cara lain yang dapat digunakan yaitu dengan
menyajikan makanan baru tersebut serupa dengan makanan kesukaannya
(food chaining). Orangtua dapat menjadi contoh untuk mengonsumsi
makanan yang beranekaragam.
e. Adanya mitos dan kebiasaan di masyarakat yang menghambat pemberian
MP ASI, seperti:
1) Makan daging/ikan dapat menyebabkan kecacingan.
2) Menunda memperkenalkan protein hewani (ikan, telur, ayam, daging,
sea food dll) pada bayi untuk mencegah alergi.
3) MP ASI encer lebih disukai karena anak mudah menelan.MP ASI baru
dapat diberikan ketika giginya sudah tumbuh.
4) Memberi makan rendah lemak dan tinggi serat baik untuk bayi
LEMBAR OBSERVASI

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PMBA

Hari/ Tanggal : Rabu, 14 Juni 2023


Pukul : 10:00 – 12.00 WIB
Tempat : Desa Alang-Alang
Materi : PMBA dan Stunting

No. ASPEK YANG DI NILAI YA TIDAK


1. Persiapan:
• SAP
• Leaflet
• Power Point
• Tempat
• Peserta
2. Alat:
• Leaflet
• Power Point

3. Materi
• SAP
• Leaflet
• Power Point

4. Moderator:
• Pembukaan
• Diskusi
• Penutup

5. Penyaji:
• Suara
• Penguasaan materi
• Penutup
• Bahasa
6. Fasilitator:
• Penguasaan materi
• Bahasa
7. Proses:
• Keaktifan sasaran
• Ketetapan jawaban
• Ketetapan waktu
DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, Siti Uswatun. (2013). Peningkatan prevalensi gizi kurang pada balita

setelah pemberian bantuan langsung tunai. http://eprints.undip.ac.id/

News medical. (2015). Penyebab Gizi Kurang.http://www.news-


medical.net/health/Causes-of-malnutrition-(Indonesian).aspx

Kementrian Kesehatan RI (2020). Pedoman Pemberian Makan Bayi dan Anak.


Jakarta: Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai