Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PENCEGAHAN STUNTING DENGAN MPASI”

Dosen Pengampu :
Achmad Vindo Galaresa, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :

1. Amelia Eka Pebriana Putri (202202006)


2. Eka Desy Fitriana (202202018)
3. Faris Andhika Verdana (202202021)
4. Feny Yulia Andini (202202022)
5. Nisrina Ambar Sari (202202035)
6. Putri Hardianti Ningrum (202202036)
7. Razlyna Isdianti (202202037)
8. Satria Alifadin Nur Rama Putra (202202041)
9. Veronika Delia Putri Prabowo (202202046)
10. Zulfa Faradilla Adani (202202049)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA
MADIUN
2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“PENCEGAHAN STUNTING MELALUI MPASI”

Topik : Stunting
Sasaran : Orang tua anak
Tempat : Balai Desa Cibodas
Hari/Tanggal : Rabu, 18 Juli 2023
Waktu : 30 menit

I. Deskripsi
Stunting Asupan zat gizi yang tidak seimbang menjadi salah satu faktor yang
sangat berpengaruh langsung terhadap stunting. Stunting disebabkan karena kurangnya
asupan gizi dalam waktu yang lama. Salah satu upaya untuk menghindari stunting
adalah meningkatkan pengetahuan ibu tentang gizi seimbang dengan melalui salah satu
cara yaitu MPASI.
Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) bergizi kepada bayi
berusia enam bulan menjadi salah satu upaya mencegah bayi tumbuh stunting atau
gagal tumbuh dan berkembang. Dalam hal ini, makanan seimbang sangat dibutuhkan
untuk bayi dalam pemberian MPASI.
II. Tujuan Instruksi Umum
Diharapkan setelah mendapatkan proses penyuluhan pencegahan stunting
dengan MPASI berlangsung selama 30 menit, anak dan orang tua terutama ibu
mengetahui dan memahami tentang bagaimana mencegah stunting.
III. Tujuan Instruksi Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan peserta dapat:
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian stunting dan MPASI
2. Peserta dapat menjelaskan tanda dan gejala stunting
3. Peserta dapat menyebutkan tanda bayi siap mendapatkan MPASI
4. Peserta dapat menjelaskan bentuk MPASI
5. Peserta dapat menjelaskan tahapan pemberian MPASI
6. Peserta dapat menjelaskan pemberian makanan padat
IV. Pokok Bahasan
Pencegahan penyakit stunting dengan MPASI
V. Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian stunting dan MPASI
2. Tanda dan gejala stunting
3. Tanda bayi siap mendapatkan MPASI
4. Bentuk MPASI
5. Tahapan pemberian MPASI
6. Pemberian makanan padat
VI. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
VII. Media
1. Leaflet
2. Power point

VIII. Setting Tempat

KETERANGAN :
: Slide Power Point

: Penyaji

: Pemateri

: Peserta

: Fasilitator

: Observer
IX. Kegiatan Penyuluhan
NO. TAHAP KEGIATAN KEGIATAN PESERTA
1. Pendahuluan a. Membuka kegiatan dengan a. Menjawab salam
(5 menit) mengucapkan salam pembuka b. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri pembukaan yang
c. Menjelaskan maksud dan tujuan disampaikan oleh
penyuluhan moderator
d. Menggali pengetahuan peserta
tentang materi yang akan
disampaikan
2. Pelaksanaan a. Menjelaskan materi a. Memperhatikan
(10 menit) b. Peserta memperhatikan penjelasan b. Mendegarkan
pemateri tentang pencegahan c. Mengajukan dan
penyakit stunting melalui MPASI menjawab pertanyaan
c. Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya tentang
materi yang kurang dipahami
3. Penutup a. Mengevaluasi kembali materi yang a. Mendengarkan
(15 menit) telah disampaikan pada peserta b. Menjawab salam
b. Menyimpulkan kembali materi
yang telah disampaikan
c. Mengakhiri kegiatan dengan
mengucapkan terima kasih dan
salam penutup

X. Susunan Acara
1. Pembukaan oleh Pembawa Acara ( Amelia Eka Pebriana Putri )
2. Penyuluhan :
• Faris Andhika Verdana
• Satria Alifadinnur Rama Putra
3. Penutup
XI. Uraian Tugas Sosialisasi
1. Ketua : Razlyna Isdianti
Bertanggung jawab dan mengkoordinasi pelaksanaan penyuluhan
2. Sekretaris : Eka Desy Fitriana
Mengagendakan seluruh proses dan hasil penyuluhan
3. Bendahara : Feny Yulia Andini
Mengkoordinasi pemasukan dan pengeluaran selama penyuluhan
4. Humas : Putri Hardianti Ningrum
Mengkoordinasi dalam membina hubungan baik dengan Kepala Sekolah, Guru,
dan staf sekolah.
5. Perlengkapan : Nisrina Ambar Sari dan Zulfa Faradilla Adani
Bertanggung jawab mempersiapkan tempat dan peralatan yang dibutuhkan saat
penyuluhan
6. Dokumentasi : Veronika Delia Putri Prabowo
XII. Evaluasi
1. Evaluasi Terstruktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan.
b. Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia
penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung.
c. Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan pihak
sekolah.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antuasias mendengarkan dan menyimak acara materi penyuluhan.
b. Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab.
c. Peserta mampu merespon dan menjawab pertanyaan yang diberikan pemateri.
3. Evaluasi Hasil
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan sekitar 85%, peserta penyuluhan mampu
mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus.
XIII. Evaluasi
1. Metode evaluasi : ceramah dan tanya jawab
2. Jenis pertanyaan : lisan
XIV. Referensi
Handayani, F. (2012). Terampil Merawat Bayi dalam 4 Minggu. Jakarta: PT Gramedia.

Primisasiki, R. J. (2007). Balitaku Sehat. Jakarta Selatan: PT Sunda Kelapa Pustaka.


MATERI PENCEGAHAN STUNTING DENGAN MPASI

1. PENGERTIAN
Stunting adalah kondisi Ketika anak lebih pendek dibandingkan anak-anak lain
seusianya, atau dengan kata lain, tinggi badan anak berada di bawah standar. Stunting
disebabkan karena kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama. Stunting terjadi mulai
dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.
Untuk mencegah terjadinya stunting pada anak bisa melalui MPASI, MPASI adalah
Makanan Pengganti Air Susu Ibu. Biasanya setelah bayi berusia 6 tahun, sebab seiring
meningkatnya usia, kebutuhan akan zat gizi sang buah hati bertambah, selain organ
pencernaannya juga dinilai sudah lebih siap menerima makanan selain ASI. Namun,
pemberian MPASI harus dilakukan secara bijak dan tepat, mengingat organ-organ
pencernaanya masih membutuhkan penyesuaian saat ada makanan masuk.
Sesuai saran Badan Kesehatan Dunia, WHO, MPASI sebaiknya lengkap, terdiri atas
sumber karbohidrat, protein, lenak, mineral dan vitamin. Manfaatnya, kelak bisa terhindari
dari picky eater (suka pilih-pilih makanan), pengenalan berbagai campuran bahan
makanan, rasa dan tekstur ini juga berguna memperkaya zat gizi dalam MPASI.
Keberagaman bahan pun bermanfaat membantu penyerapan zat-zat gizi dalam tubuh.
2. TANDA dan GEJALA
Gejala umum ditandai dengan postur tubuh pendek dan jauh berbeda dengan anak
seusianya. Beberapa gejala lainnya, termasuk:
a. Penurunan berat badan
b. Mudah Lelah
c. Konsentrasi menurun
d. Gusi dan mulut sering luka atau nyeri
e. Kulit dan rambut kering
f. Pipi dan mata cekung
g. Mudah terkena infeksi karena sistem kekebalan tubuhnya menurun
h. Mudah kedinginan
i. Kehilangan selera makan
3. TANDA BAYI SIAP MENDAPATKAN MPASI
1. Kepalanya sudah tegak ketika didudukkan
2. Bayi mulai meraih makanan serta memasukkannya ke dalam mulut
3. Kalau diberikan makanan lumat, bayi tidak lagi mengeluarkan makanan dengan
lidahnya
4. BENTUK MPASI
1. Makanan lumat (diberikan pada bayi 6-9 bulan). Frekuensi 3 kali sehari sebanyak 2/3
mangkuk ukuran 250 ml
2. Makanan lembek (diberikan pada bayi 9-12 bulan). Frekuensi 3 kali sehari sebanyak
3/4 mangkuk ukuran 250 ml
3. Makanan keluarga untuk bayi usia 1 tahun ke atas. Frekuensi yang diberikan dapat
ditingkatkan lagi yaitu semangkuk 250 ml
5. TAHAPAN PEMBERIAN MPASI
1. Usia 6 bulan
a. Sebagai perkenalan awal, berikan bubur susu
b. Berikan makanan lunak. Contoh, biscuit bayi yang telah diencerkan
c. Buah-buahan juga dapat diberikan dan dihaluskan
d. Tetap berikan ASI hingga anak berusia 2 tahun
e. Ciptakan suasana pemberian makanan yang menyenangkan
2. Usia 7 bulan
a. Kenalkan dengan makanan bertekstur lebih kasar, yaitu bubur tim saring
b. Pada beberapa bayi yang memiliki bakat alergi, hindari beberapa lauk yang
berpeluang memicu alergi seperti, telur dan ikan
c. Boleh diberikan bumbu seperti garam atau bawang merah / putih
3. Usia 9 bulan
Pencernaan bayi sudah lebih berkembang. Mulai kenalkan dengan bubur beras atau nasi
lembek serta lauk pauk dengan sayuran
4. Usia 10-12 bulan
Sebaiknya asupan diberikan lebih beragam agar dapat merangsang pertumbuhan
giginya. Makanan semipadat seperti nasi tim dapat diberikan sebanyak 2 kali sehari
5. Usia <12 bulan
Dapat diperkenalkan dengan makanan keluarga. Kenalkan dengan beragam rasa dan
tekstur agar nantinya ia mudah mengonsumsi berbagai makanan bergizi

6. PEMBERIAN MAKANAN PADAT


Pemberian makanan padat pertama pada balita dilakukan dengan memperhatikan :
1. Mutu dan Jenis Bahan Makanan
a. Karbohidrat dan Lemak sebagai sumber energy
Karbohidrat di dalam tubuh diubah menjadi gula darah untuk memenuhi
kebutuhan tubuh dan otak. Bahan makanan sumber karbohidrat, misalnya beras,
tepung dan gula pasir.
Lemak berfungsi menjaga suhu tubuh dan organ tubuh. Berdasarkan asalnya,
dikelompokkan menjadi 2 golongan :
1. Lemak nabati adalah lemak dari tumbuhan-tumbuhan. Misalnya kacang tanah,
kemiri dan alpukat
2. Lemak hewani adalah lemak dari hewan. Misalnya ikan, minyak ikan, daging
dan susu
b. Protein sebagi pembangun tubuh
Protein berperan penting dalam pembelahan dan perbaikan sel yang rusak
sehingga dapat membangun sel-sel baru. Protein ada 2 macam, yaitu protein nabati
dan protein hewani
Gangguan akibat kekurangan kalori dan protein dikenal dengan sebutan KKP
(Kekurangan Kalori dan Protein). KKP yang berat disebut busung lapar atau hunger
oedema (HO).
Ada 2 bentuk HO yang berat yaitu :
1. Maramus gizi
Ditandai dengan gejala :
a) Otot mengecil (atropi)
b) Hampir tidak ditemukan lapisan lemak dibawah kulit
c) Raut muka tampak lebih tua
d) Berat badan sangat rendah
2. Kwashiokor
Ditandai dengan gejala :
a) Terdapat oedema terutama pada kaki
b) Raut muka tampak memelas
c) Bentuk muka bundar mengilap
d) Rambut berwarna pirang dan mudah rontok
e) Otot tubuh tidak berkembang dengan baik
f) Perut buncit
c. Vitamin dan Mineral sebagai zat pengatur
1. Vitamin
Berdasarkan kelarutannya, vitamin dibedakan 2 macam, yaitu vitamin
yang larut dalam air (vitamin B dan C) dan vitamin yang larut dalam lemak
(vitamin A, D, E dan K). Vitamin adalah senyawa organic yang berasal dari
makanan dan sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan, meskipun dalam jumlah
sedikit. Vitamin berfungsi untuk mengaktifkan biokatalisator (enzim).
Macam vitamin :
a. Vitamin A : untuk mencegah penyakit rabun senja dan meningkatkan daya
tahan tubuh. Contohnya : hati, minyak ikan, daging, susu, wortel dan
sayuran / buah warna orange
b. Vitamin B kompleks : untuk meningkatkan selera makan. Contohnya :
beras, susu, kacang dan telur
c. Vitamin C : untuk mempercepat penyembuhan luka dan meningkatkan daya
tahan tubuh. Contohnya : jeruk, papaya, tomat dan sayuran hijau
d. Vitamin D : untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi. Contohnya : sinar
ultraviolet
e. Vitamin E : untuk menjaga kesehatan kulit dan otot. Contohnya : biji-bijian,
sayuran, telur dan mentega
f. Vitamin K : untuk pembekuan darah. Contohnya : bayam, tomat dan wortel
2. Mineral
Tubuh membutuhkan mineral hanya dalam jumlah sedikit. Kekurangan
mineral (defisiensi mineral) dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit.
Kekurangan kalsium dapat mengakibatkan bentuk tulang seperti penderita
rakitis dan darah sukar membeku. Kekurangan natrium dapat mengakibatkan
kram otot. Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan anemia. Kekurangan iodin
mengakibatkan kelenjar gondok membesar. Kekurangan fluorin mengakibatkan
gigi mudah kropos.
Macam mineral : Kalsium (Ca), Fosfor (P), Besi (Fe), Fluorin (F), Iodin (I),
Klorin (Cl), Natrium (Na).
2. Jumlah atau Porsi Makanan
Selama masa perkenalan, jangan memaksa bayi untuk menghabiskan
makannya. Umumnya, pada awalnya bayi mau menerima 1-2 sendok teh makanan.
Setelah bayi semakin besar, makananya dapat diperbesar.
3. Jadwal Waktu Makanan
Jadwal waktu makan harus luwes atau sesuai dengan keadaan lapar atau haus
yang berkaitan dengan keadaan pengosongan lambung. Dengan demikian, saluran
pencernaan bayi lebih siap untuk menerima, mencerna dan menyerap makanan pada
waktu-waktu tertentu.
4. Urutan Pemberian Makanan
Urutan pemberian makanan pendamping ASI biasanya buah-buahan, tepung-
tepungan, kemudia sayuran. Daging, ikan dan telur umunya diberikan pada tahap
berikutnya. Apabila bayi menunjukkan gejala alergi, telur baru diberikan setelah
usianya 1 tahun.
5. Tekstur dan Konsistensi (Kekentalan)
Pada awalnya, berilah bayi makanan yang lumat dan cair, misalnya bubur, susu
atau bubur/sari buah (pisang, papaya dan jeruk manis). Selanjutnya secara bertahap,
makanan bayi dapat lebih kasar dan padat. Bayi yang telah berusia 6 bulan bisa diberi
jus buah-buahan dan setelah beberapa minggu kemudian bayi dapat diberi nasi tim
saring lemngkap dengan gizi. Setelah memasuki usia 9 bulan – 1 tahun, bayi mulai bisa
diberi makanan yang hanya dicincang.

Anda mungkin juga menyukai