Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PEMNYULUHAN

MANAJEMEN DIET PADA GAGAL JANTUNG (CHF)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Laboratorium

Disusun Oleh :

Anggota Kelompok 7

1. Puput Puji Rahayu (920173038)

2. Putri Nofitasari (920173039)

3. Ririn Ayu S.N (920173040)

4. Rizka Amalia (920173041)

5. Siti Khofifatud D (920173043)

3A – S1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Pengaturan Pola Hidup Pasien Dengan Penyakit Gagal Jantung

Sub Pokok Bahasan : Pengaturan Diet dan Aktivitas

Sasaran : Pasien Jantung

Target : Tn. K dan Keluarga

Hari/tanggal : Rabu , 14 Oktober 2020

Waktu : 10.00 – 11.30 WIB

Penyuluh : Mahasiswa UMKU Kelompok 7

Tempat : Rumah Bapak K

I. Latar Belakang
Gangguan kardiovaskuler merupakan gangguan kesehatan yang menunjukkan trend
semakin meningkat. Bahkan di banyak negara penyakit kardiovaskuler sudah menjadi
salah satu penyebab kematian utama pada orang dewasa. Pada tahun 2001 penyakit
cardiovaskuler menyumbang hampir sepertiga dari kematian global. World Health
Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2020 hampir 25 juta kematian di
seluruh dunia diakibatkan oleh penyakit kardiovaskuler. Dari hasil riskesdas 2007 di
Sumatera Utara penyakit jantung menempati peringkat kedua dari sepuluh penyakit tidak
menular dengan prevalensi 6,98%. Dalam Framingham Heart Study, gagal jantung
merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang menjadi fokus perhatian. Heart
Failure atau gagal jantung merupakan ketidakmampuan jantung untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan pada saat istirahat atau kerja ringan. Hal tersebut akan
menyebabkan respon sistemik khusus yang bersifat patologik (sistem saraf, hormonal,
ginjal, dan lainnya) serta adanya tanda dan gejala yang khas (Fathoni, 2007). Prevalensi
gagal jantung di negara berkembang cukup tinggi dan makin meningkat. Oleh karena itu
gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang utama. Setengah dari pasien yang
terdiagnosis gagal jantung masih punya harapan hidup 5 tahun (Fathoni, 2007).
Penelitian Framingham menunjukkan mortalitas 5 tahun sebesar 62% pada pria dan 42%
wanita ( Sugeng dan Sitompul, 2003). Di Indonesia belum ada data epidemiologi untuk
gagal jantung, namun pada Survei Kesehatan Nasional 2003 dikatakan bahwa penyakit
sistem sirkulasi merupakan penyebab kematian utama di Indonesia (26,4%) dan pada
Profil Kesehatan Indonesia 2003 disebutkan bahwa penyakit jantung berada di urutan ke-
delapan (2,8%) pada 10 penyakit penyebab kematian terbanyak di rumah sakit di
Indonesia. Hasil survei awal yang dilakukan di RSU Herna Medan diketahui bahwa
jumlah penderita gagal jantung yang dirawat inap tahun 2009 adalah sebanyak 97 orang
dan pada tahun 2010 sebanyak 75 orang. Berdasarkan data di atas perlu dilakukan
penelitian untuk mengetahui karakteristik penderita gagal jantung yang dirawat inap di
Rumah Sakit Umum Herna pada tahun 2009-2010. Dengan terganggunya salah satu
organ yang sangat penting dalam tubuh, maka akan berdampak buruk bagi tubuh baik
secara fisik, fisikologis dan juga spritual. Dampak fisik yang dapat ditimbulkan dari
penyakit gagal jantung kongestif ini yaitu : kesulitan dalam bernafas / sesak nafas, batuk
dan mudah lelah. Sedangkan dampak psikologis dari penyakit gagal jantung kongestif
adalah klien merasa tidak menerima keadaan bahwa klien mengalami penyakit penyakit
jantung, klien mudah tersinggung karena keadaan klien yang tidak stabil, klien tidak
dapat berinteraksi dengan orang-orang terdekat atau orang-orang yang disekitarnya
seperti keluarga, tetangga dan masyarakat setempat dikarenakan keterbatasan aktivitas.
Dilihat dari banyaknya kasus Gagal Jantung Kongestif yang terus meningkat karena pola
hidup yang tidak sehat, seperti kebiasaan merokok, diit yang tidak sehat, kebiasaan
mengkonsumsi alkohol, jarang olahraga dan sebagainya, hal inilah yang perlu
diperhatikan oleh pasien maupun keluarga untuk lebih meningkatkan kepedulian
terhadap pola hidup demi mencegah terjadinya kekambuhan dan memperburuk kondisi
klien.

II. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 25 menit, diharapkan sasaran dapat memahami


pentingnya pengaturan diet dan aktivitas pada pasien gagal jantung
III. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapakan bapak x dan keluarga dapat :

a. Menyebutkan kembali pengertian gagal jantung


b. Memahami penyebab terjadinya gagal jantung
c. Memahami tanda dan gejala gagal jantung
d. Menyebutkan diet dan aktivitas yang dianjurkan pada klien gagal jantung

IV. Strategi Pelaksanaan


1. Metode : Ceramah dan diskusi
2. Media : leaflet
Lembar Balik
PPT
3. Garis besar materi (penjelasan terlampir):
 Pengertian gagal jantung
 Penyebab gagal jantung
 Tanda dan gejala gagal jantung
 Pengaturan diet dan aktivitas untuk pasien gagal jantung

V. Pelaksanaan kegiatan
No. Kegiatan Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta

1. Pendahuluan 3 menit Pendahuluan


 Salam Pembuka
 Membalas salam
 Perkenalan
 Memperhatikan
 Menyampaikan
 Menyimak
tujuan penyuluhan
 Apersepsi
 Mendengarkan,
menjawab
pertanyaan
2. Kerja 15 menit  Penyampaian garis  Memperhatikan
besar materi penjelasan dan
mencermati materi
 Mengajukan
 Membuka sesi
pertanyaan
tanya jawab
 Memperhatikan
 Menjawab
jawaban yang
pertanyaan
diberikan
 Menjawab
 Evaluasi
Pertanyaan

3. 1 menit 2 menit  Menyimpulkan  Mendengarkan

 Mengakhiri  Menjawab salam


dengan salam

VI. Setting Tempat

3 2 3

Keterangan gambar:

1. Perawat
2. Pasien
3. Keluarga pasien
VII. Rencana Evaluasi
 Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dipersiapkan dua hari sebelum kegiatan

 Evaluasi Proses
- Kegiatan berlangsung tepat waktu.
Tempat : Di Rumah Bapak K

-
- Vortphilization
- Peserta yang aktif bertanya 30% dari total
peserta.

 Evaluasi Hasil
1. Bapak K dan keluarga mampu
menjelaskan pengertian gagal jantung
2. Bapak K dan keluarga mampu
menyebutkan penyebab gagal jantung
3. Bapak K dan keluarga mampu
menyebutkan gejala gagal jantung
4. Bapak K dan keluarga mampu
menyebutkan diet dan aktivitas yang dianjurkan pada klien dengan gagal jantung
LAMPIRAN : MATERI

1. Pengertian Penyakit
 Gagal jantung sering disebut dengan gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan
jantunguntuk memompakan darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan
akan oksigen dannutrisi.Istilah gagal jantung kongestif sering digunakan kalau terjadi
gagal jantung sisi kiri dankanan ( Brunner & Suddarth, 2015)
 Congestive Heart Failure (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi
jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaring an dan/atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian
volume diastolik secara abnormal (Mansjoer, 2015).
 Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang
adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi (Smeltzer &
Bare, 2015)

2. Penyebab
Ada beberapa penyebab dari gagal jantung :

 Kelainan Otot Jantung


Menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung

 Aterosklerosis Koroner
Menyebabkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah keotot jantung.
Terjadihipoksia dan asidosis ( akibat penumpukan asam laktat)

 Hipertensi Sistemik Atau Pulmonal


Meningkatnya beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrophi
serabut otot jantung
 Peradangan Dan Penyakit Miokardium Degeneratif
Sangat berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak
serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.

 Penyakit jantung lain


Gagal dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya tidak secara
langsungmempengaruhi jantung. Mekanisme yang biasanya terlibat mencangkup
gangguan aliran darahmelalui jantung, ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah.

 Faktor Sisitemik
Terdapat sejumlah faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya gagal
ginjal.Meningkatnya laju metabolisme, hipoksia dan anemia memerlukan peningkatan
curah jantunguntuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik ( Brunner & Suddarth,
2002 ).

3. Gejala
Gagal Jantung Kiri :

a. Sesak nafas , Terjadi akibat


penimbunan cairan dalam paru-paru dan mengganggu pertukaran gas. Beberapa
pasien dapat mengalami sesak nafas pada malam hari yang dinamakan Paroksimal
Nokturnal Dispnea (PND)
b. Batuk
c. Mudah lelah, Terjadi karena
curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dan sirkulasi normal dan
oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga terjadi karena
meningkatnya energi yang digunakan untuk bernafas dan insomnia yang terjadi
karena distress pernafasan dan batuk
d. Kegelisahan atau kecemasan,
Terjadi karena akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress akibat kesakitan bernafas
dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik
Gagal Jantung Kanan

a. Oedema pada alat gerak bawah, biasanya oedema pitting, penambahan BB.
b. Hepatomegali atau pembesaran pada hati dan nyeri tekan atas perut terjadi akibat
pembesaran vena hati
c. Tidak nafsu makan dan mual, terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam
rongga abdomen
d. Sering kencing di malam hari
e. Kelemahan

4. Pengaturan diet dan aktivitas


a. Diet Seimbang
Diet seimbang yang dipilih dari Canada’s Food Guide merupakan titik awal yang baik
untuk mengelola gagal jantung. Berat badan berlebihan menyebabkan kerja jantung
lebih berat. Penurunan berat badan secara bertahap, tetapi tetap ideal dapat dicapai
dengan menggunakan jumlah porsi minimal yang direkomendasikan dari masing-
masing empat kelompok makanan, diantaranya makanan dengan rendah garam,
rendah lemak, rendah kolesterol dan rendah gula. Selain itu kebiasaan merokok perlu
dihentikan. Walaupun tidak makan terlalu banyak, tetapi harus dipastikan pasien
makan cukup untuk memiliki gizi yang baik. Beberapa orang dengan gagal jantung
mengalami kesulitan menjaga berat badan yang sehat, karena kebutuhan energi yang
lebih tinggi, kurang nafsu makan, mual dan gejala lain yang terkait. Bagi orang yang
sulit untuk makan yang cukup, suplemen makanan khusus mungkin disarankan.
Dengan gagal jantung adalah penting untuk mengurangi atau menghindari
penggunaan kafein untuk mencegah peningkatan denyut jantung atau irama jantung
yang abnormal. Tujuan diet seimbang pada manajemen gagal jantung kongestif :
 Untuk menurunkan beban kerja jantung
 Untuk mengurangi edema perifer (ekstremitas)
 Untuk memperbaiki pernafasan terutama pada penderita yang sudah mengalami
sesak nafas

Hal penting yang perlu diperhatikan adalah :

 Jangan tambahkan garam pada waktu memasak atau tersaji di meja makan
 Hindari makanan dengan penmgawet dan makanan olaha
 Baca label makanan , untuk memilih produk dengan tinggi sodium atau rendah
sodium
 Kurangi intake garam sampai 2000-3000 mg per hari
 Level pembatasan sodium tergantung tingkat keparahan penderita gagal jantung
 Gunakan bahan rempah-rempah sebagai pemberi rasa pada makanan 
 Pembatasan intake cairan dibutuhkan pada gagal jantung yang parah
 Pola diet ini dilaksanakan pada diet harian sepanjang waktu
b. Garam (Sodium)

Salah satu langkah terbaik yang dapat dilakukan adalah untuk mengurangi jumlah
garam (Sodium) dalam diet . Makanan yang tampaknya tidak "asin" dapat memiliki
garam (natrium) tersembunyi. Hal ini menyebabkan cairan ekstraselular pindah ke
intravaskular sehingga jantung bekerja lebih keras. The Heart and Stroke Foundation
merekomendasikan bahwa gizi masyarakat Kanada tidak lebih dari 2.300 mg natrium
(sekitar 1 sdt / 5 mL garam) total per hari dari makanan olahan dan garam
ditambahkan selama makan.

Bagi mereka yang mengalami gagal jantung, konsumsi garam harus dibatasi yaitu,
tidak lebih dari 2.000 mg per hari. Bagi mereka yang telah didiagnosa dengan tekanan
darah tinggi (hipertensi), atau mereka yang sensitif, asupan natrium harus dibatasi
sampai 1.500 mg (2 / 3 sdt) sehari. Penderita gagal jantung juga hendaknya
menghindari:
 natrium tinggi pada makanan olahan, minuman atau bumbu 
 Makanan cepat saji
 daging asap, daging asin
 makanan kaleng (tidak termasuk buah-buahan)
 Acar sayuran 
 snack asin 
 Soya saus 
 Bila memungkinkan, ganti garam biasa dengan garam rendah sodium.

c. Serat

Penderita gagal jantung cenderung mengalami keterbatasan dalam aktivitas fisik.


Karena adanya kongesti cairan ke sentral. Oleh sebab itu beberapa metode pengobatan
menggunakan diuretic untuk mengurangi jumlah cairan yang ada Faktor-faktor ini
dapat mengakibatkan sembelit yang menyebabkan ketegangan pada jantung. Sembelit
ini dapat diatasi dengan meningkatkan serat dalam diet. Serat ditemukan pada sereal
gandum, roti, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran.

d. Cairan

Asupan cairan harus dibatasi, tidak lebih dari 8 gelas per hari. Ini mencakup semua
jenis cairan yang diminum, pada saat makan dan antara waktu makan. Jika natrium
darah berada pada tingkat yang rendah, pasien mungkin harus secara drastis
mengurangi asupan cairan agar tubuh dapat mengimbangi kadar natrium darah.

Pedoman pilihan makanan untuk sodium 2000 mg

Jenis makanan Dianjurkan Dihindari

Roti, beras, pasta dan Muffin inggris, kraker yang Roti manis, biscuit, kraker
sereal tidak asin, nasi dan pasta asin, sereal instan
yang dimasak tanpa garam
Sayuran Semua sayuran segar, saus tomat Sayuran kaleng, jus tomat dan
(tanpa garam), sayuran rendah sayuran dalam kemasan
garam dan jus sayuran
Buah Semua buah segar Buah kering (umumnya tinggi
kandungan sodium)
Susu dan produk susu Susu skim, yogurt rendah lemak, Susu cokelat, susu krim, susu
dibatasi 2 cangkir (500 ml) per kental manis, es krim,
hari.keju rendah garam, dibatasi
84 gr keju per minggu
Daging, ikan,telur Daging,ikan,telur segar, daging Daging, ikan yang diasap,
merah, tuna, salmon yang di dikalengkan dan diasinkan,hot
rendam pada air untuk melarutkan dog,sarden.
garam.
Lemak Margarine nonhidtogenated,bebas batasi penggunaan selai
garam, mayonnaise rendah kalori kacang
Makanan tinggi potassium Jeruk, pisang, jus buah, apricot,
bayam, tomat segar

e. Pembatasan Aktivitas Fisik


Pembatasan aktivitas fisik yang ketat merupakan tindakan awal yang sederhana
namun sangat tepat dalam penanganan gagal jantung. Tetapi harus diperhatikan
jangan sampai memaksakan larangan yang tidak perlu untuk menghindari kelemahan
otot-otot rangka. Kini telah diketahui bahwa kelemahan otot rangka dapat
mengakibatkan intoleransi terhadap aktifitas fisik. Tirah baring dan aktivitas yang
terbatas juga dapat menyebabkan flebotrombosis. Pemberian antikoagulansia
mungkin diperlukan pada pembatasan aktivitas yang ketat untuk mengendalikan
gejala

Menurut kelas fungsinal NYHA, pembatasan aktivitas fisik yang dilakukan adalah:

 Kelas I : Tidak ada 


 Kelas II :
- Hentikan olahraga dan kerja berat

- Hentikan kerja purna waktu atau aktivitas yang setara ; mulai terapkan adanya
fase istirahat siang 

 Kelas III:
Aktivitas fisik terbatas di rumah 

 Kelas IV:
Aktivitas fisik terbatas di tempat tidur dan kursi 

Anda mungkin juga menyukai