GENETIKA
(AKBK 3312)
Disusun Oleh:
Rabiatul Adawiyah
(2110119120001)
Kelompok II A
Asisten Dosen:
Kamila Nur Faizza
Shafa’ Muthi’ah
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Muhammad Zaini, M. Pd.
Dr. Bunda Halang, M.T.
Riya Irianti, S. Pd., M. Pd.
Sukrosa
5%
Sukrosa
10%
Asam
Boraks
2. Serbuk Sari Bunga Waru (Hibiscus tiliaceus)
Larutan Gambar dengan waktu
5 Menit 10 Menit 20 Menit 40 Menit
Sukrosa
2%
Sukrosa
5%
Sukrosa
10%
Asam
Boraks
B. Tabel Foto Pengamatan
1. Serbuk Sari Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Sukrosa
5%
Sukrosa
10%
Asam
Boraks
Sukrosa
5%
(Perbesaran 100x10) (Perbesaran 100 x 10) (Perbesaran 100 x10) (Perbesaran 40 x10)
Sukrosa
10%
Asam
Boraks
Keterangan :
1 1. Serbuk sari/Polen
2. Inti sel
3. Penebalan
sentrifugal
3
D. Foto Praktikum
(Sumber : Dok.
Kel IIA, 2022)
V. ANALISIS DATA
1. Butir serbuk sari Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap
pertumbuhan buluh serbuk sari pada Butir serbuk sari Bunga Sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) bertujuan untuk mengamati proses keluarnya
buluh serbuk sari, serta untuk mengamati pengaruh larutan sukrosa dan
asam borax terhadap proses tersebut. Pada kegiatan ini butir serbuk sari
Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) dilepaskan dari tangkainya lalu
direndam menggunakan larutan sukrosa 2%, 5%, dan 10% dan asam borax
dengan kurun waktu perendaman yang bervariasi yaitu 5 menit, 10 menit,
20 menit, dan 40 menit. Kemudian, diletakkan diatas kaca benda dan
ditutup dengan kaca penutup. Lalu, digerus menggunakan pensil bulat
sampai dengan tidak bertumpuk lagi, sehingga dapat diamati dengan jelas
di bawah mikroskop.
Polen yaitu polen merupakan perkembangan mikrosporosit (sel
induk mikrospora) yang mengalami meiosis serta sitokenesis
menghasilkan sel mikrospora haploid tersususn tetrad yang dapat terpisah
menjadi monad. Inti sel mikrospora akan mengalami mitosis menghasilkan
inti sel generatif dan inti sel vegetatif (Husnudin et al., 2015). Biasanya
polen juga disebut sebagai pembawa gamet jantan yang memiliki tiga
domain yang berbeda, struktur kimiawi, morfologis yang berbeda pula.
Polen adalah sel mikrospora yang berisi sel vegetatif dan sel generatif.
Polen berada dalam antera tepatnya dalam kantung yang disebut teka.
Pengembangan serbuk sari merupakan proses yang penting dalam siklus
hidup dari tanaman berbunga dan merupakan faktor utama yang
mempengaruhi hasil dan kualitas benih tanaman. Peran gametophytes
jantan atau biji-bijian serbuk sari dalam tanaman biji yaitu untuk
memberikan sperma sel ke ovula, tempat pembuahan terjadi. Butir serbuk
sari disimpan pada stigma, di mana masing-masing akan berkecambah
untuk membentuk tabung serbuk sari yang tumbuh melalui stigma dan
gaya ke arah aparatus telur di ovula (Hoedemakers et al., 2014).
a. Sukrosa 2%
Pada perendaman butir serbuk sari Bunga Sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) menggunakan sukrosa 2% selama 5 menit, dapat
diketahui bahwa bahwa terlihat bulatan-bulatan dari sel serbuk sari
dan sudah mulai terlihat adanya tonjolan-tonjolan dari buluh serbuk
sari yang disebut penebalan dinding sel secara sentrifugal (mengarah
ke arah luar) namun masih sedikit sekali. Namun, sudah terlihat
adanya sesuatu tonjolan yang sedikit dari serbuk sari yang dinamanan
pembuluh serbuk sari. Pada 10 menit terlihat adanya tonjolan-tonjolan
dari dinding sel serbuk sari dengan penebalan sentrifugal tetapi masih
sangat sedikit, dan tidak terdapat adanya pembuluh serbuk sari. Pada
20 menit terlihat tonjolan-tonjolan yang lebih banyak memenuhi
permukaan sel serbuk sari, dan terdapat suatu tonjolan pembuluh
sebuk sari yang lebih panjang di bandingan pada 5 menit sebelumnya.
Serta pada 40 menit terlihat tonjolan-tonjolan yang sangat
banyak memenuhi permukaan sel serbuk sari, dan terdapat suatu
tonjolan pembuluh sebuk sari yang lebih panjang lagi di bandingan
pada 20 menit sebelumnya. Pada konsentrasi sukrosa 2% ini
ditemukan adanya pembuluh serbuk sari atau pollen tube pada waktu
perendaman 5, 20 dan 40 menit. Dengan pertambahan panjang
pembuluh serbuk sari pada setiap menitnya. Sehingga, pada
perendaman 40 menit terdapat pemubuluh serbuk sari yang
terpanjang.
b. Sukrosa 5%
Pada perendaman butir serbuk sari Bunga Sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) menggunakan sukrosa 5% selama 5 menit, dapat
diketahui bahwa sudah terlihat adanya tonjolan-tonjolan dari sel
serbuk sari yang disebut penebalan sentrifugal (ke arah luar), tetapi
sangat sedikit sekali. Pada perendaman 10 menit terlihat tonjolan
ataupun penebalan sentrifugal yang ;lebih banyak . Pada perendaman
20 menit tonjolannya jauh semakin banyak.. serta pada perendaman
40 menit jauh lebih banyak di bandingkan pad 20 menit, walaupun
disertai adanya perubahan warna polen yang mulai menghitam,
dikerenakan lamanya perendaman. Pada konsentrasi sukrosa 5% ini
tidak ditemukan adanya pembuluh serbuk sari atau pollen tube.
c. Sukrosa 10%
Pada perendaman butir serbuk sari Bunga Sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) menggunakan sukrosa 10% selama 5 menit pertama
tonjolannya sudah terlihat adanya tonjolan-tonjolan dari sel serbuk
sari yang disebut penebalan sentrifugal (ke arah luar), tetapi sangat
sedikit sekali. Pada perendaman 10 menit terlihat tonjolan ataupun
penebalan sentrifugal yang ;lebih banyak . Pada perendaman 20 menit
tonjolannya jauh semakin banyak.. Serta pada perendaman 40 menit
jauh lebih banyak di bandingkan pad 20 menit, walaupun disertai
adanya perubahan warna polen yang mulai menghitam, dikerenakan
lamanya perendaman. Pada konsentrasi sukrosa 10% ini ditemukan
adanya pembuluh serbuk sari atau pollen tube pada waktu perendaman
20 menit yang memiliki warna seperti hitam.
d. Asam borax
Pada perendaman butir serbuk sari Bunga Sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) menggunakan asam borax selama 5 menit, dapat
diketahui bahwa terlihat tonjolan atau penebalan sentrifugal yang
sudah sangat banyak pada permukaan sel serbuk sari. Pada 10 menit
dapat terlihat tonjolan pada polen mulai sedikit berkurang. Pada 20
menit dapat terlihat tonjolan makin sedikit yang keluar. Dan, pada 40
menit perendaman, maka dapat dilihat bahwa sudah sangat sedikit
tonjolan atau penebalan sentrifugal yang muncul. Hal itu dikarenakan
sifat dari asam borax tersebut yaitu sebagai penghambat pembelahan
sel pada polen bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis). Pada menit ke
20 dan 40 terdapat adanya pembuluh serbuk sari yang disebut pollen
tube, yang mana pada menit 20 pembuluh serbuk sarinya lebih pendek
dibandingkan dengan pembuluh serbuk sari pada perendaman 40
menit.
Dari hasil pengamatan yang telah di jabarkan sesuai dengan
konsentrasi sukrosa dan asam borax yang diberikan. Maka, dapat diketahui
bahwa larutan sukrosa mampu mempercepat pembelahan sel pada polen
bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), sehingga makin lama perendaman
maka semakin banyak penebalan sentrifugal yang bermunculan. Hal itu
sesuai dengan pernyataan Gandawidjaja, D. (1998) yaitu Peningkatan
konsentrasi gula dalam media kultur ternyata menghambat pembesaran sel
somatik dan pembentukan kalus dan sel-sel somatik tetapi merangsang
pembelahan sel dari polen. Sehingga, penggunaan sukrosa dapat
mempercepat pertumbuhan polen pada serbuk sari bunga sepatu (Hibiscus
rosasinensis).
Penggunaan Asam Boraks pada pertumbuhan polen mempunyai
peranan yang menghambat pertumbuhan atau pembelahan sel. Sehingga,
pada tiap pertambahan menit itu semakin berkurang tonjolan atau
penebalan sentrifugal yang muncul dikarenakan teksturnya yang agak
kental dan berwarna bening tersebut.
Menurut Kimball (2006) penebalan sentrifugal yaitu penebalan ke
arah luar. Contohnya: dinding luar serbuk sari bunga sepatu (Hibiscus
rosasinensis) dan beberapa jenis tumbuhan. Sehingga, pada bunga sepatu
(Hibiscus rosasinensis) terjadi penebalan sentrifugal yang mengarah
keluar. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Hanum, dkk (2014) tipe
penebalan dinding sel sentrifugal yaitu penebalan dinding polen ke arah
luar dan ornamentasi eksin bertipe echinate yang artinya berbentuk seperti
duri.
Adapun, pembuluh serbuk sari yang ditemukan pada konsentrasi
Sukrosa 2%, 5%, 10%, mauupun Asam Borax dengan waktu perendaman
menit ke 5, 10, 20 ataupun 40 itu mengalami perpanjangan yang
segnifikan dari tiap menitnya, hal itu di pengaruhi oleh sifat sukrosa yaitu
sebagai peransang pertumbuhan. Sehingga, semakin lama waktu
perendaman maka semakin panjang/berkembang buluh serbuk sari.
Pembuluh serbuk sari atau pollen tube merupakan bagian dari gamet
jantan. Keberhasilan gamet jantan jatuh ke target betina sangat penting
terhadap keberhasilan persilangan, maka perlu adanya panduan pollen tube
menuju target (Higashiyama dan Yang, 2017).
Hanum, dkk. (2014). Studi Variasi Morfologi Pollen Pada Beberapa Spesies
Dari Genus Hibiscus. Jurnal Biologi, Sains, Lingkungan, dan
Pembelajarannya. 11(1): 320- 325.