ABSTRAK
Inventarisasi Jenis Tumbuhan Yang Berpotensi Sebagai Obat pada Plot Konservasi Tumbuhan Obat
di KHDTK Samboja Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui keanekaragaman dan potensi tumbuhan berkhasiat obat.
Penelitian ini dilaksanakan di Plot Konservasi Tumbuhan Obat yang berada dalam Kawasan Hutan Dengan
Tujuan Khusus (KHDTK) Samboja.
Metode yang digunakan adalah metode teknik sampling kuadrat dengan plot tunggal dan sub plot yang
disusun secara sitematis. Penentuan plot menggunakan purposive sampling dan dipilih berdasarkan
pengamatan dari informasi bahwa lokasi tersebut terdapat jenis-jenis tumbuhan berkhasiat obat. Ukuran plot
pengamatan 100 x 100 m, dengan 25 sub plot. Masing-masing sub plot berukuran 20 x 20 m untuk
pengamatan tumbuhan tingkat pohon, 10 x 10 m untuk pengamatan tumbuhan tingkat tiang, 5 x 5 m untuk
pengamatan tumbuhan tingkat pancang dan 2 x 2 m untuk pengamatan tumbuhan tingkat semai dan
tumbuhan bawah. Inventarisasi seluruh jenis tumbuhan dilakukan di dalam plot pengamatan kemudian data
tumbuhan yang didapatkan dikelompokkan berdasarkan kelompok tingkatan tumbuhan dan termasuk dalam
kelompok tumbuhan berkhasiat obat atau tidak. Data yang didapat kemudian dianalisis untuk menentukan
Nilai Penting Jenis untuk kelompok tumbuhan tingkat pohon, tiang dan pancang serta nilai SDR3 untuk
kelompok tumbuhan tingkat semai dan tumbuhan bawah.
Pada plot pengamatan ditemukan jenis tumbuhan berkhasiat obat sebanyak 37 jenis dengan komposisi
vegetasi menunjukkan bahwa jenis tumbuhan dengan habitus pohon lebih banyak yaitu 12 jenis, liana 9
jenis , perdu 8 jenis, herba 5 jenis dan paku-pakuan 3 jenis.
Jenis tumbuhan berkhasiat obat yang memiliki NPJ terbesar adalah jenis Macaranga gigantea (20,01),
Fordia splendidissima (14,85), Cananga odorata (14,66), Peronema canescens (11,85) Ficus variegata
(11,16) dan yang memiliki SDR3 terbesar adalah jenis Clidemia hirta (75,78), Ligodium circinatum (63,70),
Fordia splendidissima (62,31), Leea indica (56,45), Bauhinia tomentosa (45,09).
Kata kunci : inventarisasi, tumbuhan obat, dan konservasi.
ABSTRACT
Inventory of Medicinal Potentially Plant on Medicinal Plants Conservation Plot in KHDTK Samboja,
Samboja sub District of Kutai Kartanegara Regency. The purpose of this study was to determine the
diversity and potential of medicinal plants.
This research was conducted at the Medicinal Plants Conservation Plot located in Special Purpose Forest
Area (KHDTK) Samboja.
The method used was square techniques sampling method with single plot and sub plots arranged
systematically. Plot determination using purposive and selected based on observation and information that
there are medicinal plants species in the location. Observation plot size was 100 x 100 m, with 25 sub plot.
Each sub plots size was 20 x 20 m for observation of plants level trees, 10 x 10 m for observation of poles, 5
x 5 m for observation of stakes and 2 x 2 m for observation of seedlings and covercrops. All plants species
inventory was conducted in observation plot then plants data obtained grouped by plants level groups and
included in medicinal plants groups or not. The data obtained was analyzed to determine species critical
125
Inventarisasi Jenis Tumbuhan … Yusub Wibisono dan Zikri Azham.
value (NPJ) for group of plants level trees, poles and stakes and SDR3 value for group of plants of seedlings
and covercrops.
In observation plots found medicinal plants as many as 37 species with more tree habitus which is 12 species,
9 species of lianas, 8 species of shrubs, 5 species of herbs and 3 species of ferns.
Medicinal plants species that have the greatest NPJ was Macaranga gigantea (20,01), Fordia splendidissima
(14,85), Cananga odorata (14,66), Peronema canescens (11,85), Ficus variegata (11,16) and species that
have the greatest SDR3 was Clidemia hirta (75,78), Ligodium circinatum (63,70), Fordia splendidissima
(62,31), Leea indica (56,45), and Bauhinia tomentosa (45,09).
Key words : inventory, medicinal plants and conservation.
126
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017 ISSN P : 1412-
6885 ISSN O : 2503-4960
127
Inventarisasi Jenis Tumbuhan … Yusub Wibisono dan Zikri Azham.
tepat. Penentuan plot menggunakan pada label tersebut diberi kode secara
Purposive Sampling. urut sesuai dengan plot tempat sampel
tumbuhan diambil.
Pembuatan Plot Penelitian Sampel tumbuhan yang sudah diambil
lalu dikeringkan dengan
Setelah melakukan orientasi menggunakan alat pengering sampel
lapangan selanjutnya dilakukan yang dimiliki oleh Herbarium
pembuatan plot penelitian yang Wanariset Samboja. Setelah sampel
dibuat sebanyak 1 plot dengan luas 1 tumbuhan dikeringkan lagu dilakukan
hektar. Penelitian ini menggunakan pengidentifikasian. Pengidentifikasian
metode teknik sampling kuadrat sampel tumbuhan dilakukan di
dengan plot tunggal dan sub plot Herbarium Wanariset Samboja yang
yang disusun secara sitematis dengan saat ini dikelola oleh Balai Penelitian
ukuran plot 100 x 100 m dan sub plot Teknologi Konservasi Sumber Daya
ukuran 20 x 20 m, dengan sub plot Alam (Balitek KSDA).
sebanyak 25 sub plot.
Ukuran kuadrat-kuadrat 2.6. Analisis Data
tersebut disesuaikan dengan bentuk Untuk analisis data jenis-jenis tumbuhan
morfologis jenis dan lapisan distribusi berkhasiat obat dari masing-masing jenis
vegetasi secara vertikal (Kusmana, digunakan rumus sebagai berikut :
1997). Pada umumnya para peneliti
dibidang ekologi hutan membedakan
pohon ke dalam beberapa tingkat
pertumbuhan yaitu :
a. 20 x 20 m untuk pohon dewasa
(diameter >20 cm)
b. 10 m x 10 m untuk tiang (pohon
muda berdiameter 10 s/d 20 cm)
c. 5 m x 5 m untuk pancang
(permudaan dengan tinggi >1,5
m sampai pohon muda yang Dengan mengetahui nilai-nilai dari
kerapatan relatif, frekuensi relatif dan
berdiameter <10 cm)
dominansi relatif maka dapat ditentukan
d. 2 m x 2 m untuk semai dan Nilai Penting Jenis (NPJ) dari masing-
tumbuhan bawah (permudaan masing jenis. NPJ merupakan besaran
tingkat kecambah sampai angka dalam persen yg menunjukkan
setinggi < 1,5 m) dominan suatu atau beberapa jenis
. khususnya pada tingkat pertumbuhan
pancang, tiang dan pohon. Nilai Penting
2.5. Identifikasi Tumbuhan dihitung dengan menggunakan rumus
Untuk pengidentifikasian tumbuhan dari Curtis dan Cottam (1964) dalam
yang terdapat pada plot pengamatan Elianah (2005) sebagai berikut :
dilakukan secara langsung di
NPJ = FR (%)+ KR (%) + DR (%)
lapangan namun apabila terdapat jenis
yang belum diketahui namanya maka Dimana :
dilakukan pengambilan sampel FR = Frekuensi Relatif
tumbuhan. Pengambilan sampel KR = Kerapatan Relatif
dilakukan dengan mengambil sampel DR = Dominansi Relatif
Untuk menentukan nilai dominansi pada
daun tumbuhan lalu diberi label dan
tingkat semai dan tumbuhan bawah
128
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017 ISSN P : 1412-
6885 ISSN O : 2503-4960
129
Inventarisasi Jenis Tumbuhan … Yusub Wibisono dan Zikri Azham.
Nilai Panting Jenis (NPJ) terhadap jenis bawah yang ditemukan pada plot
tumbuhan berkhasiat obat tingkat pancang, pengamatan.
tiang dan pohon yang ditemukan pada plot
pengamatan. Dari hasil pengamatan dapat dilihat
bahwa dari seluruh plot pangamatan untuk
Hasil perhitungan Sum of Dominance kelompok tumbuhan tingkat pohon, tiang dan
Ratio (SDR3) terhadap jenis tumbuhan pancang ditemukan sebanyak 75 jenis dan
berkhasiat obat tingkat semai dan tumbuhan 23 jenis diantaranya diketahui berkhasiat
sebagai obat serta 52 jenis belum
diketahui berkhasiat obat
.
Tumbuhan yang
belum diketahui
berkhasiat obat
69 %
Gambar. 1. Komposisi Tumbuhan Tingkat Pohon, Tiang dan Pancang
130
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017 ISSN P : 1412-
6885 ISSN O : 2503-4960
tumbuhan berkhasiat obat yang terdiri jenis perdu, 5 jenis herba, 9 jenis liana
dari 12 jenis dengan habitus pohon, 8 dan 3 jenis paku-pakuan.
Berdasarkan habitus pada gambar 8 langsung dan juga yang menyebabkan tanah
nampak bahwa tumbuhan berkhasiat obat menjadi kering dan panas. Tumbuhan yang
yang paling banyak ditemukan pada plot pertama datang dan mampu tumbuh pada
pengamatan adalah habitus pohon dengan 12 tempat yang kosong seperti ini disebut
jenis tumbuhan atau sebesar 32 %. Hal ini sebagai tumbuhan pionir. Tumbuhan jenis
sejalan dengan pernyataan yang dikemukan pionir umumnya mempunyai kesedeharnaan
oleh Zuhud dan Hikmat (2009) bahwa dari 7 dalam tuntunan hidup serta mempunyai
(tujuh) pengelompokan habitus tumbuhan kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan
obat yang ada di Indonesia, spesies tumbuhan keadaan yang ekstrim. Tumbuh-tumbuhan
obat yang termasuk ke dalam habitus pohon jenis pionir berupa tumbuhan rendah, semak
mempunyai jumlah spesies dan persentase belukar maupun pohon.
yang lebih tinggi dibandingkan habitus Untuk jenis yang mendominasi
lainnya, yaitu sebanyak 717 spesies (40,58 berikutnya adalah dari habitus paku-pakuan
%). yaitu sebanyak 3 tumbuhan atau 8 % .
Untuk jenis yang mendominasi Tumbuhan paku-pakuan mudah berkembang
selanjutnya adalah dari habitus liana dengan biak dan memiliki tempat hidup yang mudah
9 jenis atau 24 %, perdu 8 jenis atau 22 % tidak tebatas pada tanah namun dapat hidup
dan herba 5 jenis atau 14 %. Hal ini di pohon-pohon. Hal ini sejalan dengan
menunjukkan bahwa dengan adanya kegiatan pernyataan Ingran (1993) dalam Endayani
manusia di dalam suatu kawasan hutan (2003) bahwa keberadaan pteridophyta dalam
memungkinkan terjadinya sebuah areal yang suatu ekosistem sering dijumpai hidup di
terbuka seperti pembuatan rintisan dan juga tanah, menempel pada pohon lain dan hidup
karena faktor alam seperti pohon tumbang sebagai efifit dan bahkan hidup sebagai
dan kebakaran hutan, hal ini memungkinkan parasit.
jenis-jenis perdu yang merupakan jenis pionir Selain itu, menurut Gembong (1981)
untuk tumbuh karena jenis-jenis pionir suka tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang
akan cahaya. Hal ini sejalan dengan warganya telah jelas mempunyai kormus,
pernyataan Junus dkk, (1985) dalam Yadi artinya tubuhnya dengan nyata dapat
(2005) yang menyatakan bahwa kerusakan dibedakan dalam tiga bagian pokoknya yaitu,
hutan memberikan peluang untuk akar, batang dan daun. Namun demikian pada
pertumbuhan sekunder. tumbuhan paku-pakuan belum dihasilkan biji,
Selain itu Woodbury (1953) dalam alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang
Yadi (2005) menyatakan jika tumbuhan asli utama adalah spora.
penutup tanah rusak, maka tempat terbuka Selain itu, menurut van Steenis, dkk
akan mendapat sinar matahari secara (1972) dalam Yadi (2005) tumbuhan paku-
131
Inventarisasi Jenis Tumbuhan … Yusub Wibisono dan Zikri Azham.
pakuan mempunyai berbagai bentuk, ukuran Akar atau kulit batang dari
dan karakteristik hidupnya ada yang tumbuhan ini berkhasiat sebagai obat
berkembang dengan cara menempel pada diare dan disentri dengan cara merebus
tumbuhan lain selama dalam keadaan cocok akar atau kulit batang hingga airnya
dan menguntungkan tetapi dalam kondisi berkurang setengahnya dan air
yang biasa sebagian besar dari tumbuhan ini rebusannya diminum. (Dewi, dkk,
dijumpai hidup di tanah. 2007).
Menurut Benzing (1983) dalam Yadi b. Cananga odorata (Lam.) Hook. F. &
(2005) menyatakan bahwa efifit berpembuluh Thoms.
yang meliputi paku-pakuan (Pteridophyta) Nama daerahnya adalah kenanga
dan tumbuhan berbunga (Spermatophita) atau wangsa. Ciri-cirinya adalah pohon
sering dianggap membentuk hubungan sedang dengan tinggi hingga 35 m. Daun
komensalisme dengan pohon inang. mengertas dengan bentuk memanjang,
Menurut Siti dkk. (1984) tumbuhan panjang 5-20 cm dan lebar 3,5-10 cm.
ini dijumpai dalam jumlah yang amat besar Daun ini sangat rapuh bila kering.
di hutan-hutan hujan tropika. Paku-pakuan Tangkai daun mempunyai panjang 0,5-
tumbuh dengan subur di daerah beriklim 2,5 cm. Bunga menggandul, menggugus,
sedang mereka mudah dijumpai di hutan- berwarna kuning kehijauan dan
hutan, padang rumput yang lembab, beraroma sangat harum. Daun kelopak
sepanjang sisi sungai dan jalan. Ukurannya berjumlah 3 helai dan daun mahkota
berkisar dari yang sangat kecil, seperti paku- berjumlah 6 helai. Buah melonjong dan
paku air sampai kepada bentuk pohon yang bertangkai sepanjang 1,5 cm.
dapat mencapai ketinggian kira-kira 20 m. Tumbuhan ini berkhasiat
Paku-pakuan dari daerah beriklim sedang sebagai obat nyeri haid, malaria, asma,
umumnya tumbuh di daratan, pada tanah atau sesak nafas, bronkhitis, kudis dan
bebatuan. Tempat tumbuh paku-pakuan digunakan sebagai jamu sehat setelah
biasanya lembab dan agak terlindung, tetapi melahirkan. Minyak kenanga digunakan
beberapa spesies dapat tumbuh di padang untuk kosmetik dan berfungsi untuk
terbuka dalam cahaya matahari. mengurangi garis penuaan,
meningkatkan pertumbuhan sel baru,
mengobati jerawat, mengatasi kulit kasar
3.3. Deskripsi Jenis Tumbuhan dan berminyak, serta meningkatkan
Berkhasiat Obat pertumbuhan rambut. (Dewi, dkk,
Dari ke 37 jenis tumbuhan bekhasiat 2007).
obat yang ditemukan di plot pengamatan baik c. Peronema canescens Jack.
yang berupa tingkat pohon, tiang, pancang, Tumbuhan ini biasa disebut
semai dan tumbuhan bawah dapat diuraikan sungkai dengan ciri-ciri pohon dengan
sebagai berikut : batang yang lurus, kulit berwarna abu-
abu atau coklat muda, mengelupas dan
a. Macaranga gigantea Muell. Arg. tipis, rantingnya penuh dengan bulu,
Nama daearahnya mahang atau daun berhadapan, bersirip tunggal dan
merkubung. Dengan ciri-ciri pohon tangkai daun bersayap, daun muda
dengan tinggi mencapai 30 m. Daun berwarna hijau kemerahan. Bunga
tunggal berlekuk menjari dan berukuran berkedudukan malai, terletak
besar. Permukaan batang mulus dan berpasangan dengan panjang 20-40 cm,
berlentisel. Kulit batang bila dikupas kelopak bunga agak tertutup dan
akan memanjang seperti serat. Buah berbulu, bunga berukuran 0,5-2 mm dan
berbentuk kapsul, halus, bertanduk, berwarna hijau.
berduri panjang dan sering dilapisi Khasiat tanaman ini terdapat
sejenis lilin menguning. Biji berwarna pada daun untuk mengobati luka
hitam dan kadang bersalut merah. terbuka. Bagian kulit batang juga
dipercaya dapat mengobati malaria dan
menjaga stamina. (Noorcahyati, 2012).
132
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017 ISSN P : 1412-
6885 ISSN O : 2503-4960
Seduhan daun berkhasiat sebagai obat mencegah rambut beruban. Selain buah,
penurun panas dan sakit gigi. (Dewi, daun ulin juga dipercaya dapat
dkk, 2007). mengatasi gangguan ginjal.
d. Ficus variegata Blume (Noorcahyati, 2012).
Tumbuhan ini memiliki nama g. Alstonia iwahigensis Elmer
daerah kondang, nyawai atau gondang. Tumbuhan ini memiliki nama
Tumbuhan ini memiliki ciri-ciri pohon daerah pulai atau plai. Tumbuhan ini
tegak dengan tinggi 15-30 meter. memiliki ciri-ciri pohon sedang sampai
Permukaan batang kasar. Daun tunggal besar dengan tinggi sampai 40 m dan
berbentuk bulat telur atau elips, tata diameter mencapai 109 cm. Batang bulat
letak daun spiral dan bergetah putih. lurus, kulit luar beralur, berwarna abu-
Buah bulat, panjang tangkai kurang abu, kekuningan atau coklat tua. Daun
lebih 5 cm dan berwarna coklat muda. dalam pusaran 4 -7, menjorong atau
Biji kecil dan berwarna coklat membundar sungsang sempit, panjang
kehitaman. 3,5 – 10 cm, lebar 1,5 – 4 cm. Buah
Masyarakat menggunakan bumbung, panjang hingga 34 cm.
bagian tanaman untuk pengobatan Etnis asli Kalimantan
penyakit sakit dada dan perut dengan menggunakan batangnya untuk
cara minum air rebusan daun untuk mengatasi kencing manis, menurunkan
mengobati sakit dada dan getah buahnya tekanan darah, diare dan malaria.
digosokan ke perut yang sakit. Sedangkan getahnya digunakan untuk
(Alhamid, 1998, dalam Noya, 2013). mengobati sakit pada gigi berlubang .
e. Rhodamnia cinerea Jack. (Noorcahyati, 2012).
Nama daerah tumbuhan ini h. Fagraea racemosa Jack ex Wall.
adalah mempoyan. Dengan ciri-ciri Tumbuhan ini memiliki nama
pohon dengan ukuran yang tidak terlalu daerah mengkudu hutan. Tumbuhan ini
besar. Panjang daun 7-10 cm dengan 3 memiliki ciri-ciri tinggi 5–8 m, diameter
pembuluh yang menonjol dari tangkai hingga 30 cm. Daun tunggal,
daun sampai ujung, bagian bawah daun berhadapan, tepi daun rata, bentuk daun
keputih-putihan atau seperti perak. membundar telur lebar hingga
Bunganya kecil dan berwarna putih. Biji menjorong. Tangkai daun panjangnya
yang masak berwarna merah sampai 0,25 – 5 cm. Perbungaan di ujung
hitam, berukuran 0,75 cm dan berisi ranting dengan panjang bunga 2 – 60
benih kecil yang disebarkan oleh cm. Buah buni berbiji banyak, panjang
burung. buah hingga 2 cm.
Bagian akar dan daun diramu Kulit batang dari tumbuhan ini
sebagai jamu-jamuan untuk diminum dipercaya oleh etnis Dayak Paser di
sehabis melahirkan. Tumbuhan ini juga Kalimantan Timur untuk mengatasi sakit
berkhasiat sebagai obat sakit perut. pada saat haid. Berdasarkan beberapa
(Dewi, dkk, 2007). hasil penelitian yang pernah dilakukan
f. Eusideroxylon zwageri Teijsm & Binn. LIPI dan Kementerian Kesehatan,
Nama daerah tumbuhan ini ekstrak metanol dari daun mengkudu
adalah ulin atau kayu besi. Pohon hutan ini potensial dikembangkan
dengan tinggi hingga 40 m dan tidak ada sebagai suplemen antioksidan.
banir, permukaan batang bersisik seperti (Noorcahyati, 2012).
kertas, daun tunggal berbentuk elips atau i. Macaranga hypoleuca (Reichb.f. &
memanjang, letak daun berseling. Buah Zoll) Muell Agr.
melonjong, menyilindir, panjang hingga Nama daerahnya adalah
15 cm dan garis tengah hingga 8 cm. amporan dengan ciri-ciri pohon yang
Buah ulin sejak lama dipercaya tingginya mencapai 30 m, permukaan
etnis Dayak Kutai di Kalimantan Timur batang mulus, bergelang dan berwarna
dan etnis Banjar di Kalimantan Selatan abu-abu, kulit dalam sering
untuk menghitamkan rambut dan mengeluarkan cairan merah, terutama di
133
Inventarisasi Jenis Tumbuhan … Yusub Wibisono dan Zikri Azham.
ranting. Daun tunggal bertulang menjari tunggal berseling. Helai daunnya bila
dengan tata letak daun spiral. Punggung diremas tidak akan hancur, karena
daun memiliki lapisan lilin yang berserat seperti sutera dan tepi daun
berwarna putih kelabu. berombak.
Daun dan buahnya berkhasiat Kulit batang dan kayu memiliki
sebagai obat diare. Untuk diare cara khasiat sebagai obat asma. Kayu
penggunaannya daun direbus dengan air berkhasiat sebagai obat perut kembung,
hingga tersisa setengahnya kemudian penyakit hati, stimulan, lulur dan
diminum atau bagian buahnya dimakan. tonikum. Daun berkhasiat sebagai obat
(Dewi, dkk, 2007). penahan muntah. (Dewi, dkk, 2007).
j. Macaranga bancana Muell. Arg. m. Schima wallichii (DC.) Korth.
Nama daerahnya makaranga Nama daerahnya adalah puspa
atau lamina mahang. Ciri-ciri pohon atau madang gatal. Ciri-cirinya adalah
dengan tinggi mencapai 30 m. pohon dengan tinggi 45 m. Banir jika
Permukaan batang mulus dan bergelang. ada curam dengan tinggi mecapai 1,8 m.
Daun tunggal menjari dengan tata letak Daun spiral, tepi bergerigi, berbentuk
daun spiral, bentuk daun hampir serupa elips dengan panjang 6-13 cm dan lebar
dengan Macaranga hypoleuca namun 3-5 cm. Daun muda berwarna merah,
punggung daunnya tidak memiliki daun tua berwarna hijau. Bunga
lapisan cat putih. Buah kapsul berwarna putih dengan panjang 2 cm.
menjangat, halus dan bertanduk, berduri Benang sari banyak. Buah kapsul
panjang dan sering dilapisi sejenis lilin mengayu, hampir membulat, diameter 2-
menguning. Biji berwarna hitam dan 3 cm, menyutera dan pembukaan dengan
kadang bersalut merah. katup. Biji dikelilingi sayap.
Akar dari tumbuhan ini Tumbuhan ini berkhasiat
berkhasiat sebagai obat sariawan. Daun sebagai obat demam. Sari dari mahkota
dan dan buahnya berkhasiat sebagai obat bunga berkhasiat sebagai obat penyakit
diare. Selain itu daun dari tumbuhan ini kandungan dan gangguan syaraf. (Dewi,
yang telah dikeringkan digunakan dkk, 2007).
sebagai pencampur bedak kulit. (Dewi, n. Fordia splendidissima (Blume ex
dkk, 2007). miq.)
k. Goniothalamus macrophyllus (Blume) Tumbuhan ini memiliki nama
Hook.f. & Thoms daerah kayu kayan. Tumbuhan ini
Nama daerah dari tumbuhan ini memiliki ciri-ciri perdu tinggi mencapai
adalah empalis. Tumbuhan ini memiliki 13 m dan diameter mencapai 13 cm.
ciri-ciri tinggi hingga 7 m dan diameter Daun majemuk, permukaan bawah daun
hingga 15 cm. Daun tunggal, tidak berwarna mengkilap keputihan yang
memiliki stipul, urat daun timbul di disebabkan oleh bulu-bulu kecil. Bunga
permukaan bawah daun, daun berukuran berukuran diameter 15 mm berwarna
agak besar. Bunga dengan ukuran ± 30 merah muda sampai ungu. Buah
mm, warna bunga putih sampai cream, berukuran diameter 80 mm, berwarna
kelopak panjang. Buah berukuran ± 20 hijau dan merupakan buah polong.
mm, berwarna hijau sampai kekuningan Tumbuhan ini dipercaya oleh
dan dalam buah memiliki 1 biji. etnis Kutai di Kalimantan Timur untuk
Buah dari tumbuhan ini mengatasi sakit pada persendian dengan
berkhasiat sebagai penyembuh penyakit cara meminum air rebusan akarnya.
cacingan. Sedangkan untuk mengobati luka
l. Aquilaria microcarpa Baill. terbuka, daun dari tumbuhan ini
Tumbuhan ini memiliki nama dihaluskan kemudian ditutupkan pada
daerah gaharu. Dengan ciri-ciri pohon bagian yang luka selama 3 hari.
mencapai tinggi 40 m. Batang retak, (Noorcahyati, 2012).
licin, kulit dalam berserat panjang dan o. Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.
berwarna pucat atau coklat muda. Daun
134
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017 ISSN P : 1412-
6885 ISSN O : 2503-4960
135
Inventarisasi Jenis Tumbuhan … Yusub Wibisono dan Zikri Azham.
136
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017 ISSN P : 1412-
6885 ISSN O : 2503-4960
daun yang membentuk batang semu. tudung dan berwarna hitam mengkilat.
Daunnya tunggal berwarna hijau atau Biji bentuk piramid berisi 3.
tersusun berseling dengan bentuk daun Batang tumbuhan ini dipercaya
lanset. oleh etnis Dayak Meratus di Kalimantan
Etnis Kutai di Kalimantan Selatan untuk mengobati beberapa
Timur menggunakan tumbuhan ini penyakit seperti ginjal, sakit pinggang,
untuk mengatasi penyakit diabetes pemulihan stamina, impotensi dan
dengan cara meminum air rebusan penguat kandungan. (Noorcahyati,
umbinya. Etnis Banjar menggunakan 2012).
umbinya untuk mengatasi penyakit panu cc. Flagellaria indica Linn.
dengan cara menggosokkan bagian Nama daerahnya adalah selanak
umbinya pada kulit yang terkena panu. wowo. Dengan ciri-ciri tumbuhan
(Noorcahyati, 2012). merambat dengan tinggi mencapai 10 m.
z. Tetracera sp. Batang berkayu. Daun memanjang
Jenis tumbuhan ini memiliki dengan ujung bersulur dan melengkung.
nama daerah kayu amplas. Tumbuhan Bunga berwarna putih, kecil dan
ini memiliki ciri-ciri tumbuhan menjalar terdapat pada ujung batang. Buah
atau liana, batang silinder. Daun berbentuk seperti buah beri, berwarna
tunggal, kedudukan daun berseling, krem atau merah muda. Waktu berbuah
berbentuk bulat telur terbalik, bulan Januari – Mei.
permukaan atas daun terdapat banyak Daun berkhasiat sebagai obat
rambut kecil yang membuatnya terasa luka dan pencuci rambut. Getah batang
kasar. Bunga dalam kedudukan malai berkhasiat sebagai obat sakit mata dan
dan berwarna coklat kemerahan. Buah kontrasepsi. Akar berkhasiat sebagai
berwarna coklat keungu-unguan. obat kuat dan pencuci luka. Rebusan
Khasiat tumbuhan ini dipercaya dapat batang, akar dan bunga berkhasiat
menyembuhkan penyakit diabetes. sebagai peluruh air seni. Tumbuhan ini
aa. Pycnarrhena tumefacta Miers juga berkhasiat sebagai ramuan mandi
Jenis tumbuhan ini memiliki bagi wanita setelah melahirkan. (Dewi,
nama daerah bekei atau songkai. dkk, 2007).
Merupakan tumbuhan semak merambat. dd.Smilax zeylanica L.
Memiliki batang silinder. Daun tunggal Tumbuhan ini memiliki nama
berbentuk oval dengan ujung yang daerah gadung cina, merudang babi atau
meruncing dan kedudukan daun akar bentul. Tumbuhan ini memiliki ciri-
bersilang. Pangkal daun mengalami ciri semak menjalar, batang bulat
pembengkakan. berkayu dengan kulit luar kasar, berduri,
Tumbuhan ini memiliki khasiat berwarna hijau keputihan. Daun tunggal,
sebagai pelancar pengeluaran urin dan bertangkai sepanjang 1,5 cm, berbentuk
daun dari tumbuhan ini digunakan elips berukuran 10x16 cm. Pangkal daun
sebagai penyedap masakan. tumpul, ujung meruncing, tulang daun
bb. Cayratia sp. melengkung. Bunga majemuk berbentuk
Tumbuhan ini memiliki nama tandan, keluar dari ketiak daun,
daerah cawat palui. Merupakan semak bertangkai sepanjang ± 3 cm, berwarna
merambat, memiliki percabangan yang hijau. Buah bulat dengan diameter 0,5
kuat, batang pipih dengan kedua sisinya cm. Berwarna hijau ketika muda dan
memiliki sirip berwarna coklat. Daun biru kehitaman setelah tua. Biji
majemuk bentuk menjari berbilang 3, berbentuk ginjal dan berwarna hitam
kedudukan daun berseling. Helaian daun dengan diameter ± 0,2 cm.
berbentuk bulat telur, beringgit, Akar dan batang tumbuhan ini
bergerigi kasar. Bunga dengan payung mengandung polifenol dan saponin serta
tambahan yang bertangkai panjang. daun mengandung alkaloid. Akar
Buah buni berujung runcing bentuk berkhasiat sebagai obat rematik, kencing
nanah dan disentri serta umbi berguna
137
Inventarisasi Jenis Tumbuhan … Yusub Wibisono dan Zikri Azham.
138
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017 ISSN P : 1412-
6885 ISSN O : 2503-4960
139
Inventarisasi Jenis Tumbuhan … Yusub Wibisono dan Zikri Azham.
Janan Kabupaten Kutai [9] Siti, S.T. dkk. 1984. Botani umum 3.
Kartanegara, Skripsi Sarjana Penerbit Angkasa Bandung.
Pertanian Fakultas Pertanian Bandung.
Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda. Samarinda. [10] Yadi H. 2005. Studi
Keanekaragaman Tumbuhan
Paku-Pakuan di lantai Hutan
[3] Endayani, S. 2003. Pengamatan Kebun Raya Unmul
Pohon Inang Pteridophyta di Samarinda. Skripsi Sarjana
Kebun Raya Unmul Kehutanan Fakultas Pertanian
Samarinda. Jurnal agrifor Universitas 17 Agustus 1945
Ilmu Pertanian dan Samarinda. Samarinda.
Kehutanan. Samarinda.
[11] Yesse, R. 2011. Keanekaragaman
[4] Gembong, T. 1981. Taksonmi Jenis Tumbuhan yang
Tumbuhan (Taksonmi Berpotensi Sebagai Obat Di
Khusus). Penerbit Bharata Kawasan Hutan Lindung
Karya Aksara. Jakarta. Gunung Naning Desa
Meragun Kecamatan Nanga
[5] Kabangnga, Y., E. Purwanto, A. Taman Kabupaten Sekadau.
Sugiharta. 2012. Tumbuhan Skripsi Sarjana Kehutanan
Obat Taman Nasional Kutai Fakultas Kehutanan
(Edisi Perdu). Balai Taman Universitas Tanjungpura.
Nasional Kutai. Bontang. Pontianak.
[6] Noorcahyati. 2012. Konservasi Eks [12] Zuhud, EAM. dan A. Hikmat. 2009.
Situ Tumbuhan Hutan Hutan Tropika Indonesia
Berkhasiat Obat Di KHDTK Sebagai Gudang Obat Bahan
Samboja. Majalah Swara Alam Bagi Kesehatan
Samboja. Vol. I/no.03/2012. Mandiri Bangsa. Bunga
Samboja. Hal. 02-05. Rampai Biofarmaka
Kehutanan Indonesia dari
[7] Noya, J. 2013. Tumbuhan Obat Di Tumbuhan Hutan untuk
Hutan Taman Wisata Alam Keunggulan Bangsa dan
Gunung Meja Kabupaten Negara. Pusat Litbang Hutan
Manokwari Provinsi Papua Tanaman. Bogor. Hal. 17-27.
Barat. Skripsi Sarjana
Kehutanan Fakultas [13] Zuraida, A. Lelana dan H.S.
Kehutanan Universitas Nuroniah. 2009.
Negeri Papua. Manokwari. Perkembangan Biofarmaka
Kehutanan. Bunga Rampai
[8] Richrads, P.W. 1964. Tropical Rain Biofarmaka Kehutanan
Forest An.Ecological Study. Indonesia dari Tumbuhan
Cambrige University Press Hutan untuk Keunggulan
Company. New York. Bangsa dan Negara. Pusat
Litbang Hutan Tanaman.
Bogor. Hal. 3-13.
140
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017 ISSN P : 1412-
6885 ISSN O : 2503-4960
141