Anda di halaman 1dari 17

Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017 ISSN P : 1412-

6885 ISSN O : 2503-4960

INVENTARISASI JENIS TUMBUHAN YANG BERKHASIAT SEBAGAI


OBAT PADA PLOT KONSERVASI TUMBUHAN OBAT DI KHDTK
SAMBOJA KECAMATAN SAMBOJA KABUPATEN
KUTAI KARTANEGARA

Yusub Wibisono 1, dan Zikri Azham2


1
Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia.
2
Dosen Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 75124, Indonesia.
E-Mail: yusub@untag-smd.ac.id

ABSTRAK

Inventarisasi Jenis Tumbuhan Yang Berpotensi Sebagai Obat pada Plot Konservasi Tumbuhan Obat
di KHDTK Samboja Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui keanekaragaman dan potensi tumbuhan berkhasiat obat.
Penelitian ini dilaksanakan di Plot Konservasi Tumbuhan Obat yang berada dalam Kawasan Hutan Dengan
Tujuan Khusus (KHDTK) Samboja.
Metode yang digunakan adalah metode teknik sampling kuadrat dengan plot tunggal dan sub plot yang
disusun secara sitematis. Penentuan plot menggunakan purposive sampling dan dipilih berdasarkan
pengamatan dari informasi bahwa lokasi tersebut terdapat jenis-jenis tumbuhan berkhasiat obat. Ukuran plot
pengamatan 100 x 100 m, dengan 25 sub plot. Masing-masing sub plot berukuran 20 x 20 m untuk
pengamatan tumbuhan tingkat pohon, 10 x 10 m untuk pengamatan tumbuhan tingkat tiang, 5 x 5 m untuk
pengamatan tumbuhan tingkat pancang dan 2 x 2 m untuk pengamatan tumbuhan tingkat semai dan
tumbuhan bawah. Inventarisasi seluruh jenis tumbuhan dilakukan di dalam plot pengamatan kemudian data
tumbuhan yang didapatkan dikelompokkan berdasarkan kelompok tingkatan tumbuhan dan termasuk dalam
kelompok tumbuhan berkhasiat obat atau tidak. Data yang didapat kemudian dianalisis untuk menentukan
Nilai Penting Jenis untuk kelompok tumbuhan tingkat pohon, tiang dan pancang serta nilai SDR3 untuk
kelompok tumbuhan tingkat semai dan tumbuhan bawah.
Pada plot pengamatan ditemukan jenis tumbuhan berkhasiat obat sebanyak 37 jenis dengan komposisi
vegetasi menunjukkan bahwa jenis tumbuhan dengan habitus pohon lebih banyak yaitu 12 jenis, liana 9
jenis , perdu 8 jenis, herba 5 jenis dan paku-pakuan 3 jenis.
Jenis tumbuhan berkhasiat obat yang memiliki NPJ terbesar adalah jenis Macaranga gigantea (20,01),
Fordia splendidissima (14,85), Cananga odorata (14,66), Peronema canescens (11,85) Ficus variegata
(11,16) dan yang memiliki SDR3 terbesar adalah jenis Clidemia hirta (75,78), Ligodium circinatum (63,70),
Fordia splendidissima (62,31), Leea indica (56,45), Bauhinia tomentosa (45,09).
Kata kunci : inventarisasi, tumbuhan obat, dan konservasi.

ABSTRACT

Inventory of Medicinal Potentially Plant on Medicinal Plants Conservation Plot in KHDTK Samboja,
Samboja sub District of Kutai Kartanegara Regency. The purpose of this study was to determine the
diversity and potential of medicinal plants.
This research was conducted at the Medicinal Plants Conservation Plot located in Special Purpose Forest
Area (KHDTK) Samboja.
The method used was square techniques sampling method with single plot and sub plots arranged
systematically. Plot determination using purposive and selected based on observation and information that
there are medicinal plants species in the location. Observation plot size was 100 x 100 m, with 25 sub plot.
Each sub plots size was 20 x 20 m for observation of plants level trees, 10 x 10 m for observation of poles, 5
x 5 m for observation of stakes and 2 x 2 m for observation of seedlings and covercrops. All plants species
inventory was conducted in observation plot then plants data obtained grouped by plants level groups and
included in medicinal plants groups or not. The data obtained was analyzed to determine species critical

125
Inventarisasi Jenis Tumbuhan … Yusub Wibisono dan Zikri Azham.

value (NPJ) for group of plants level trees, poles and stakes and SDR3 value for group of plants of seedlings
and covercrops.
In observation plots found medicinal plants as many as 37 species with more tree habitus which is 12 species,
9 species of lianas, 8 species of shrubs, 5 species of herbs and 3 species of ferns.
Medicinal plants species that have the greatest NPJ was Macaranga gigantea (20,01), Fordia splendidissima
(14,85), Cananga odorata (14,66), Peronema canescens (11,85), Ficus variegata (11,16) and species that
have the greatest SDR3 was Clidemia hirta (75,78), Ligodium circinatum (63,70), Fordia splendidissima
(62,31), Leea indica (56,45), and Bauhinia tomentosa (45,09).
Key words : inventory, medicinal plants and conservation.

1. PENDAHULUAN Nenek moyang kita dengan


pengetahuan yang dimiliki dan peralatan
Indonesia merupakan salah satu
yang sederhana menggunakan berbagai
negara yang memiliki potensi sumber
jenis tumbuhan untuk pengobatan
daya alam yang melimpah baik potensi
penyakit. Penyakit ringan maupun berat
sumber daya alam yang berada di darat
diobati dengan menggunakan ramuan dari
maupun di laut. Potensi sumberdaya alam
jenis tumbuh-tumbuhan tertentu yang
di darat yang dimiliki Indonesia salah
terdapat di sekitar pekarangan rumah dan
satunya adalah hutan yang sangat kaya
di hutan.
dengan berbagai macam produk yang
Pada era seperti saat ini
dihasilkan. Kekayaan sumber daya alam
pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat
tersebut digunakan sebagai modal dasar
atau herbal menjadi salah satu alternatif
pembangunan dan harus dilindungi serta
bagi masyarakat untuk menjaga
dilestarikan agar dapat dimanfaatkan
kesehatan dan mengobati suatu penyakit,
secara optimal dan lestari, khususnya
hal ini disebabkan karena penggunaan
bagi kesejahteraan masyarakat dan untuk
tumbuhan berkhasiat obat atau herbal
meningkatkan mutu kehidupan manusia
disamping harganya yang cukup
pada umumnya, menurut tata cara yang
terjangkau juga tidak menimbulkan efek
dapat menjamin kelestarian, keselarasan
samping dibandingkan dengan
dan keseimbangan sumber daya alam
menggunakan obat modern atau obat-
tersebut dengan lingkungannya.
obatan dari bahan kimia.
Sumber daya hutan dapat dibagi
Sebagian besar tumbuhan
dalam dua bagian yaitu berupa hasil
berkhasiat obat digunakan oleh
hutan kayu beserta turunannya (timber
masyarakat yang bertempat tinggal di
product) dan hasil hutan bukan kayu
pedesaan terutama daerah yang belum
(non-timber product). Salah satu hasil
terjangkau fasilitas kesehatan umum.
hutan bukan kayu yang sering
Untuk kebutuhan sehari-hari biasanya
dimanfaatkan masyarakat di sekitar hutan
masyarakat sering mengambil tumbuhan
adalah tumbuhan berkhasiat obat.
sebagai bahan baku obat langsung dari
Pramono (2002) dalam Zuraida
alam, sedangkan dipihak lain permintaan
dkk. (2009) melaporkan bahwa
bahan baku obat dan jamu untuk
diperkirakan 30.000 jenis tumbuhan
kebutuhan industri terus meningkat,
ditemukan di dalam hutan tropika
sehingga dikhawatirkan akan mengancam
indonesia, 1.260 jenis di antaranya
ketersediaan dan kelestarian tumbuhan
berkhasiat sebagai obat. Meskipun
berkhasiat obat. Hal tersebut dapat terjadi
demikian, baru sekitar 180 jenis yang
apabila upaya pelestarian tumbuhan
telah digunakan untuk keperluan industri
berkhasiat obat tidak dilakukan.
obat herbal dan jamu.
Usaha pelestarian tumbuhan
berkhasiat obat saat ini sedang dilakukan

126
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017 ISSN P : 1412-
6885 ISSN O : 2503-4960

salah satunya adalah pembuatan Plot Objek penelitian dilakukan terhadap


Konservasi Tumbuhan di Kawasan Hutan semua jenis-jenis tumbuhan yang
Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) terdapat di dalam plot pengamatan
Samboja. Plot Konservasi Tumbuhan baik tumbuhan yang berkhasiat obat
Obat di KHDTK Samboja merupakan maupun tumbuhan yang tidak
upaya penyelamatan dan pemanfaatan berkhasiat obat.
tumbuhan hutan berkhasiat obat
Kalimantan yang memberikan kontribusi 2.3. Alat dan Bahan
positif terhadap pelestarian tumbuhan Alat yang digunakan dalam
hutan berkhasiat obat agar terhindar dari penelitian ini antara lain : parang
kelangkaan yang mengarah pada untuk membuat sekat / rintis plot;
kepunahan (Noorcahyati, 2012). meteran untuk mengukur luasan plot;
Plot tersebut merupakan habitat phiband untuk mengukur diameter;
alami dari beberapa jenis tumbuhan hutan pita meter untuk mengukur tinggi
berkhasiat obat, namun sampai saat ini tanaman tingkat semai; tali sebagai
hanya sebagian kecil saja yang telah penanda batas plot; kompas untuk
teridentifikasi keanekaragaman jenis menentukan arah plot; gunting setek
tumbuhan hutan berkhasiat obat yang untuk memotong sampel tumbuhan;
tumbuh alami pada plot tersebut. label gantung untuk penandaan
Penelitian ini dilakukan untuk sampel tumbuhan; tally sheet untuk
memberikan informasi identifikasi jenis pencatatan data tumbuhan di
tumbuhan berkhasiat obat yang lapangan; alat tulis-menulis; buku
merupakan habitat alami pada plot panduan pengenal jenis tumbuhan
tersebut. Inventarisasi jenis-jenis obat; kalkulator untuk penghitungan
tumbuhan hutan berkhasiat obat yang analisa data; kamera untuk
tumbuh alami menjadi fokus dalam pendokumentasian kegiatan
penelitian ini. Inventarisasi tumbuhan penelitian.
hutan berkhasiat obat merupakan
kegiatan pendataan seluruh tumbuhan 2.4. Metode Penelitian
hutan berkhasiat obat yang ada pada plot Studi Kepustakaan
pengamatan. Tujuan Penelitian adalah Studi kepustakaan
untuk mengetahui keanekaragaman jenis dimaksudkan untuk mencari
tumbuhan berkhasiat obat dan untuk informasi dari berbagai
mengetahui potensi tumbuhan berkhasiat
referensi/literature/skripsi yang
obat.
berhubungan dengan penelitian yang
2. METODA PENELITIAN dilaksanakan.

2.1. Tempat dan Waktu Orientasi Lapangan


Penelitian dilaksanakan di Plot Sebelum dilaksanakan
Tumbuhan Berkhasiat Obat pada penelitian terlebih dahulu
Kawasan Hutan Dengan Tujuan dilaksanakan orientasi lapangan, hal
Khusus (KHDTK) Samboja, ini dimaksudkan untuk mendapatkan
Kabupaten Kutai Kartanegara, informasi tentang lapangan secara
Provinsi Kalimantan Timur. Pada menyeluruh dan sekaligus
bulan April-Juni 2014.
menentukan lokasi penelitian yang
2.2. Objek Penelitian

127
Inventarisasi Jenis Tumbuhan … Yusub Wibisono dan Zikri Azham.

tepat. Penentuan plot menggunakan pada label tersebut diberi kode secara
Purposive Sampling. urut sesuai dengan plot tempat sampel
tumbuhan diambil.
Pembuatan Plot Penelitian Sampel tumbuhan yang sudah diambil
lalu dikeringkan dengan
Setelah melakukan orientasi menggunakan alat pengering sampel
lapangan selanjutnya dilakukan yang dimiliki oleh Herbarium
pembuatan plot penelitian yang Wanariset Samboja. Setelah sampel
dibuat sebanyak 1 plot dengan luas 1 tumbuhan dikeringkan lagu dilakukan
hektar. Penelitian ini menggunakan pengidentifikasian. Pengidentifikasian
metode teknik sampling kuadrat sampel tumbuhan dilakukan di
dengan plot tunggal dan sub plot Herbarium Wanariset Samboja yang
yang disusun secara sitematis dengan saat ini dikelola oleh Balai Penelitian
ukuran plot 100 x 100 m dan sub plot Teknologi Konservasi Sumber Daya
ukuran 20 x 20 m, dengan sub plot Alam (Balitek KSDA).
sebanyak 25 sub plot.
Ukuran kuadrat-kuadrat 2.6. Analisis Data
tersebut disesuaikan dengan bentuk Untuk analisis data jenis-jenis tumbuhan
morfologis jenis dan lapisan distribusi berkhasiat obat dari masing-masing jenis
vegetasi secara vertikal (Kusmana, digunakan rumus sebagai berikut :
1997). Pada umumnya para peneliti
dibidang ekologi hutan membedakan
pohon ke dalam beberapa tingkat
pertumbuhan yaitu :
a. 20 x 20 m untuk pohon dewasa
(diameter >20 cm)
b. 10 m x 10 m untuk tiang (pohon
muda berdiameter 10 s/d 20 cm)
c. 5 m x 5 m untuk pancang
(permudaan dengan tinggi >1,5
m sampai pohon muda yang Dengan mengetahui nilai-nilai dari
kerapatan relatif, frekuensi relatif dan
berdiameter <10 cm)
dominansi relatif maka dapat ditentukan
d. 2 m x 2 m untuk semai dan Nilai Penting Jenis (NPJ) dari masing-
tumbuhan bawah (permudaan masing jenis. NPJ merupakan besaran
tingkat kecambah sampai angka dalam persen yg menunjukkan
setinggi < 1,5 m) dominan suatu atau beberapa jenis
. khususnya pada tingkat pertumbuhan
pancang, tiang dan pohon. Nilai Penting
2.5. Identifikasi Tumbuhan dihitung dengan menggunakan rumus
Untuk pengidentifikasian tumbuhan dari Curtis dan Cottam (1964) dalam
yang terdapat pada plot pengamatan Elianah (2005) sebagai berikut :
dilakukan secara langsung di
NPJ = FR (%)+ KR (%) + DR (%)
lapangan namun apabila terdapat jenis
yang belum diketahui namanya maka Dimana :
dilakukan pengambilan sampel FR = Frekuensi Relatif
tumbuhan. Pengambilan sampel KR = Kerapatan Relatif
dilakukan dengan mengambil sampel DR = Dominansi Relatif
Untuk menentukan nilai dominansi pada
daun tumbuhan lalu diberi label dan
tingkat semai dan tumbuhan bawah

128
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017 ISSN P : 1412-
6885 ISSN O : 2503-4960

digunakan SDRn atau Sum of Dominance menunjukkan bahwa lokasi penelitian


Ratio dengan rumus sebagai berikut : tersebut merupakan jenis hutan sekunder.
Menurut Richards (1964) bahwa umumnya
pohon-pohon hutan sekunder menyukai
cahaya dan tidak tahan naungan. Pohon-
pohon ini tumbuh dengan baik di tempat
terbuka, tetapi akhirnya pertumbuhannya
menjadi tertekan oleh jenis-jenis yang lebih
tahan naungan.
Menurut Soerianegara dan Indrawan
(1982) dalam Yesse (2011) mengemukakan
bahwa jenis-jenis yang mempunyai peranan
pada suatu kawasan hutan dicirikan oleh
Nilai Penting Jenis (NPJ) yang tinggi, karena
merupakan jumlah dari Kerapatan Relatif
. (KR), Frekuensi Relatif (FR) dan Dominansi
Relatif (DR). Semakin tinggi Nilai Penting
Jenis suatu jenis maka semakin tinggi pula
3. HASIL PENELITIAN DAN tingkat penguasaannya di dalam komunitas di
mana jenis tersebut tumbuh.
PEMBAHASAN
Tumbuhan Tingkat Semai dan Tumbuhan
3.1. Komposisi Vegetasi Bawah
Komposisi vegetasi menunjukkan Untuk menentukan nilai dominansi
potensi dan keanekaragaman suatu jenis tumbuhan tingkat semai dan tumbuhan
tumbuhan pada kawasan tersebut. Data dari bawah digunakan perhitungan Sum of
hasil penelitian dikelompokkan berdasarkan Dominance Ratio (SDR3). Hasil perhitungan
tingkat pertumbuhan yaitu tumbuhan tingkat SDR3 terhadap semua jenis tumbuhan tingkat
pohon, tiang dan pancang serta tumbuhan semai dan tumbuhan bawah yang ditemukan
tingkat semai dan tumbuhan bawah. Dari pada plot pengamatan.ecara lengkap
keseluruhan tumbuhan yang diperoleh disajikan pada Tabel 5 berikut :
kemudian dibedakan berdasarkan tumbuhan Dasil hasil perhitungan Sum of
yang diketahui berkhasiat obat dan tumbuhan Dominance Ratio (SDR3) terhadap kelompok
yang belum diketahui berkhasiat sebagai obat tumbuhan tingkat semai dan tumbuhan
baik untuk tumbuhan tingkat pohon, tiang bawah menunjukkan bahwa tumbuhan yang
dan pancang maupun tumbuhan tingkat semai memiliki SDR3 tertinggi adalah jenis
dan tumbuhan bawah. tumbuhan bawah yaitu jenis Clidemia hirta
yang memiliki nilai dominansi sebesar 75,78
Tumbuhan Tingkat Pohon, Tiang dan %. Ewusie (1990) dalam Yesse (2011)
Pancang menyatakan bahwa adakalanya pepohonan
Hasil perhitungan Frekuensi Relatif, yang mendominasi itu dapat menghasilkan
Kerapatan Relatif, Dominansi Relatif dan iklim mikro yang mengakibatkan kecambah
Nilai Panting Jenis (NPJ) terhadap semua bijinya sendiri tidak dapat hidup di dalamnya,
jenis tumbuhan tingkat pancang, tiang dan sehingga dengan demikian terbukalah
pohon yang ditemukan pada plot kesempatan habitat itu digunakan oleh spesies
pengamatan. lain yang kecambahnya dapat bertahan hidup
Dari hasil perhitungan Nilai Penting dalam keadaan baru dan kemudian mungkin
Jenis (NPJ) untuk kelompok tumbuhan menggantikan spesies di habitat tersebut untuk
tingkat pohon, tiang dan pancang jangka panjang.
menunjukkan bahwa jenis yang mendominasi
adalah jenis-jenis pohon pioner salah satunya Jenis Tumbuhan Berkhasiat Obat
adalah jenis Macaranga gigantea yang Hasil perhitungan Frekuensi Relatif,
memiliki NPJ sebesar 20,01. Hal tesebut Kerapatan Relatif, Dominansi Relatif dan

129
Inventarisasi Jenis Tumbuhan … Yusub Wibisono dan Zikri Azham.

Nilai Panting Jenis (NPJ) terhadap jenis bawah yang ditemukan pada plot
tumbuhan berkhasiat obat tingkat pancang, pengamatan.
tiang dan pohon yang ditemukan pada plot
pengamatan. Dari hasil pengamatan dapat dilihat
bahwa dari seluruh plot pangamatan untuk
Hasil perhitungan Sum of Dominance kelompok tumbuhan tingkat pohon, tiang dan
Ratio (SDR3) terhadap jenis tumbuhan pancang ditemukan sebanyak 75 jenis dan
berkhasiat obat tingkat semai dan tumbuhan 23 jenis diantaranya diketahui berkhasiat
sebagai obat serta 52 jenis belum
diketahui berkhasiat obat
.

Tumbuhan yang
belum diketahui
berkhasiat obat

69 %
Gambar. 1. Komposisi Tumbuhan Tingkat Pohon, Tiang dan Pancang

Untuk kelompok tumbuhan berlapis-lapis, dalam hal ini adalah


tingkat semai dan tumbuhan bawah dari hutan yang masih belum terganggu oleh
keseluruhan tumbuhan yang ditemukan kegiatan manusia atau hutan primer.
sebanyak 72 jenis terdapat 26 jenis Hasil pengamatan terhadap
berkhasiat obat dan 46 jenis belum jumlah individu tumbuhan berkhasiat
diketahui berkhasiat obat. obat pada setiap plot pengamatan untuk
Dari kedua kelompok tingkatan tumbuhan tingkat pohon, tiang dan
tumbuhan di atas menunjukkan bahwa pancang.
komposisi tumbuhan berkhasiat obat
masih kecil yaitu sebesar 31 % untuk Pengamatan Untuk Tumbuhan Tingkat
tumbuhan tingkat pohon, tiang dan Pohon, Tiang dan Pancang
pancang serta 36 % untuk tumbuhan Dari kedua hasil pengamatan
tingkat semai dan tumbuhan bawah tumbuhan untuk jumlah individu
walaupun yang memiliki Nilai Penting tumbuhan berkhasiat obat pada setiap
Jenis (NPJ) terbesar adalah jenis plotnya menunjukkan bahwa di seluruh
tumbuhan berkhasiat obat baik untuk plot pengamatan dijumpai tumbuhan
kelompok tumbuhan tingkat pohon, berkhasiat obat namun penyebarannya
tiang dan pancang maupun kelompok yang tidak merata pada setiap plot.
tumbuhan tingkat semai dan tumbuhan Untuk lebih lengkapnya mengenai
bawah. Hal ini dikarenakan lokasi penyebaran jenis tumbuhan berkhasiat
penelitian yang merupakan hutan obat.
sekunder. Menurut Zuhud dan Hikmat
(2009) bahwa konservasi 3.2. Habitus Tumbuhan Obat
keanekaragaman tumbuhan obat Hasil pengamatan dari seluruh
Indonesia mutlak memerlukan ekosistem jenis tumbuhan berkhasiat obat yang
hutan yang alami dengan struktur terdapat pada semua plot pengamatan
vegetasi pohon dari berbagai spesies
setelah dianalisis terdapat 37 jenis
dengan kontruksi strata tajuk yang

130
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017 ISSN P : 1412-
6885 ISSN O : 2503-4960

tumbuhan berkhasiat obat yang terdiri jenis perdu, 5 jenis herba, 9 jenis liana
dari 12 jenis dengan habitus pohon, 8 dan 3 jenis paku-pakuan.

Gambar 2. Grafik Tumbuhan Berkhasiat Obat Yang Ditemukan Berdasarkan Habitusnya

Berdasarkan habitus pada gambar 8 langsung dan juga yang menyebabkan tanah
nampak bahwa tumbuhan berkhasiat obat menjadi kering dan panas. Tumbuhan yang
yang paling banyak ditemukan pada plot pertama datang dan mampu tumbuh pada
pengamatan adalah habitus pohon dengan 12 tempat yang kosong seperti ini disebut
jenis tumbuhan atau sebesar 32 %. Hal ini sebagai tumbuhan pionir. Tumbuhan jenis
sejalan dengan pernyataan yang dikemukan pionir umumnya mempunyai kesedeharnaan
oleh Zuhud dan Hikmat (2009) bahwa dari 7 dalam tuntunan hidup serta mempunyai
(tujuh) pengelompokan habitus tumbuhan kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan
obat yang ada di Indonesia, spesies tumbuhan keadaan yang ekstrim. Tumbuh-tumbuhan
obat yang termasuk ke dalam habitus pohon jenis pionir berupa tumbuhan rendah, semak
mempunyai jumlah spesies dan persentase belukar maupun pohon.
yang lebih tinggi dibandingkan habitus Untuk jenis yang mendominasi
lainnya, yaitu sebanyak 717 spesies (40,58 berikutnya adalah dari habitus paku-pakuan
%). yaitu sebanyak 3 tumbuhan atau 8 % .
Untuk jenis yang mendominasi Tumbuhan paku-pakuan mudah berkembang
selanjutnya adalah dari habitus liana dengan biak dan memiliki tempat hidup yang mudah
9 jenis atau 24 %, perdu 8 jenis atau 22 % tidak tebatas pada tanah namun dapat hidup
dan herba 5 jenis atau 14 %. Hal ini di pohon-pohon. Hal ini sejalan dengan
menunjukkan bahwa dengan adanya kegiatan pernyataan Ingran (1993) dalam Endayani
manusia di dalam suatu kawasan hutan (2003) bahwa keberadaan pteridophyta dalam
memungkinkan terjadinya sebuah areal yang suatu ekosistem sering dijumpai hidup di
terbuka seperti pembuatan rintisan dan juga tanah, menempel pada pohon lain dan hidup
karena faktor alam seperti pohon tumbang sebagai efifit dan bahkan hidup sebagai
dan kebakaran hutan, hal ini memungkinkan parasit.
jenis-jenis perdu yang merupakan jenis pionir Selain itu, menurut Gembong (1981)
untuk tumbuh karena jenis-jenis pionir suka tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang
akan cahaya. Hal ini sejalan dengan warganya telah jelas mempunyai kormus,
pernyataan Junus dkk, (1985) dalam Yadi artinya tubuhnya dengan nyata dapat
(2005) yang menyatakan bahwa kerusakan dibedakan dalam tiga bagian pokoknya yaitu,
hutan memberikan peluang untuk akar, batang dan daun. Namun demikian pada
pertumbuhan sekunder. tumbuhan paku-pakuan belum dihasilkan biji,
Selain itu Woodbury (1953) dalam alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang
Yadi (2005) menyatakan jika tumbuhan asli utama adalah spora.
penutup tanah rusak, maka tempat terbuka Selain itu, menurut van Steenis, dkk
akan mendapat sinar matahari secara (1972) dalam Yadi (2005) tumbuhan paku-

131
Inventarisasi Jenis Tumbuhan … Yusub Wibisono dan Zikri Azham.

pakuan mempunyai berbagai bentuk, ukuran Akar atau kulit batang dari
dan karakteristik hidupnya ada yang tumbuhan ini berkhasiat sebagai obat
berkembang dengan cara menempel pada diare dan disentri dengan cara merebus
tumbuhan lain selama dalam keadaan cocok akar atau kulit batang hingga airnya
dan menguntungkan tetapi dalam kondisi berkurang setengahnya dan air
yang biasa sebagian besar dari tumbuhan ini rebusannya diminum. (Dewi, dkk,
dijumpai hidup di tanah. 2007).
Menurut Benzing (1983) dalam Yadi b. Cananga odorata (Lam.) Hook. F. &
(2005) menyatakan bahwa efifit berpembuluh Thoms.
yang meliputi paku-pakuan (Pteridophyta) Nama daerahnya adalah kenanga
dan tumbuhan berbunga (Spermatophita) atau wangsa. Ciri-cirinya adalah pohon
sering dianggap membentuk hubungan sedang dengan tinggi hingga 35 m. Daun
komensalisme dengan pohon inang. mengertas dengan bentuk memanjang,
Menurut Siti dkk. (1984) tumbuhan panjang 5-20 cm dan lebar 3,5-10 cm.
ini dijumpai dalam jumlah yang amat besar Daun ini sangat rapuh bila kering.
di hutan-hutan hujan tropika. Paku-pakuan Tangkai daun mempunyai panjang 0,5-
tumbuh dengan subur di daerah beriklim 2,5 cm. Bunga menggandul, menggugus,
sedang mereka mudah dijumpai di hutan- berwarna kuning kehijauan dan
hutan, padang rumput yang lembab, beraroma sangat harum. Daun kelopak
sepanjang sisi sungai dan jalan. Ukurannya berjumlah 3 helai dan daun mahkota
berkisar dari yang sangat kecil, seperti paku- berjumlah 6 helai. Buah melonjong dan
paku air sampai kepada bentuk pohon yang bertangkai sepanjang 1,5 cm.
dapat mencapai ketinggian kira-kira 20 m. Tumbuhan ini berkhasiat
Paku-pakuan dari daerah beriklim sedang sebagai obat nyeri haid, malaria, asma,
umumnya tumbuh di daratan, pada tanah atau sesak nafas, bronkhitis, kudis dan
bebatuan. Tempat tumbuh paku-pakuan digunakan sebagai jamu sehat setelah
biasanya lembab dan agak terlindung, tetapi melahirkan. Minyak kenanga digunakan
beberapa spesies dapat tumbuh di padang untuk kosmetik dan berfungsi untuk
terbuka dalam cahaya matahari. mengurangi garis penuaan,
meningkatkan pertumbuhan sel baru,
mengobati jerawat, mengatasi kulit kasar
3.3. Deskripsi Jenis Tumbuhan dan berminyak, serta meningkatkan
Berkhasiat Obat pertumbuhan rambut. (Dewi, dkk,
Dari ke 37 jenis tumbuhan bekhasiat 2007).
obat yang ditemukan di plot pengamatan baik c. Peronema canescens Jack.
yang berupa tingkat pohon, tiang, pancang, Tumbuhan ini biasa disebut
semai dan tumbuhan bawah dapat diuraikan sungkai dengan ciri-ciri pohon dengan
sebagai berikut : batang yang lurus, kulit berwarna abu-
abu atau coklat muda, mengelupas dan
a. Macaranga gigantea Muell. Arg. tipis, rantingnya penuh dengan bulu,
Nama daearahnya mahang atau daun berhadapan, bersirip tunggal dan
merkubung. Dengan ciri-ciri pohon tangkai daun bersayap, daun muda
dengan tinggi mencapai 30 m. Daun berwarna hijau kemerahan. Bunga
tunggal berlekuk menjari dan berukuran berkedudukan malai, terletak
besar. Permukaan batang mulus dan berpasangan dengan panjang 20-40 cm,
berlentisel. Kulit batang bila dikupas kelopak bunga agak tertutup dan
akan memanjang seperti serat. Buah berbulu, bunga berukuran 0,5-2 mm dan
berbentuk kapsul, halus, bertanduk, berwarna hijau.
berduri panjang dan sering dilapisi Khasiat tanaman ini terdapat
sejenis lilin menguning. Biji berwarna pada daun untuk mengobati luka
hitam dan kadang bersalut merah. terbuka. Bagian kulit batang juga
dipercaya dapat mengobati malaria dan
menjaga stamina. (Noorcahyati, 2012).

132
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017 ISSN P : 1412-
6885 ISSN O : 2503-4960

Seduhan daun berkhasiat sebagai obat mencegah rambut beruban. Selain buah,
penurun panas dan sakit gigi. (Dewi, daun ulin juga dipercaya dapat
dkk, 2007). mengatasi gangguan ginjal.
d. Ficus variegata Blume (Noorcahyati, 2012).
Tumbuhan ini memiliki nama g. Alstonia iwahigensis Elmer
daerah kondang, nyawai atau gondang. Tumbuhan ini memiliki nama
Tumbuhan ini memiliki ciri-ciri pohon daerah pulai atau plai. Tumbuhan ini
tegak dengan tinggi 15-30 meter. memiliki ciri-ciri pohon sedang sampai
Permukaan batang kasar. Daun tunggal besar dengan tinggi sampai 40 m dan
berbentuk bulat telur atau elips, tata diameter mencapai 109 cm. Batang bulat
letak daun spiral dan bergetah putih. lurus, kulit luar beralur, berwarna abu-
Buah bulat, panjang tangkai kurang abu, kekuningan atau coklat tua. Daun
lebih 5 cm dan berwarna coklat muda. dalam pusaran 4 -7, menjorong atau
Biji kecil dan berwarna coklat membundar sungsang sempit, panjang
kehitaman. 3,5 – 10 cm, lebar 1,5 – 4 cm. Buah
Masyarakat menggunakan bumbung, panjang hingga 34 cm.
bagian tanaman untuk pengobatan Etnis asli Kalimantan
penyakit sakit dada dan perut dengan menggunakan batangnya untuk
cara minum air rebusan daun untuk mengatasi kencing manis, menurunkan
mengobati sakit dada dan getah buahnya tekanan darah, diare dan malaria.
digosokan ke perut yang sakit. Sedangkan getahnya digunakan untuk
(Alhamid, 1998, dalam Noya, 2013). mengobati sakit pada gigi berlubang .
e. Rhodamnia cinerea Jack. (Noorcahyati, 2012).
Nama daerah tumbuhan ini h. Fagraea racemosa Jack ex Wall.
adalah mempoyan. Dengan ciri-ciri Tumbuhan ini memiliki nama
pohon dengan ukuran yang tidak terlalu daerah mengkudu hutan. Tumbuhan ini
besar. Panjang daun 7-10 cm dengan 3 memiliki ciri-ciri tinggi 5–8 m, diameter
pembuluh yang menonjol dari tangkai hingga 30 cm. Daun tunggal,
daun sampai ujung, bagian bawah daun berhadapan, tepi daun rata, bentuk daun
keputih-putihan atau seperti perak. membundar telur lebar hingga
Bunganya kecil dan berwarna putih. Biji menjorong. Tangkai daun panjangnya
yang masak berwarna merah sampai 0,25 – 5 cm. Perbungaan di ujung
hitam, berukuran 0,75 cm dan berisi ranting dengan panjang bunga 2 – 60
benih kecil yang disebarkan oleh cm. Buah buni berbiji banyak, panjang
burung. buah hingga 2 cm.
Bagian akar dan daun diramu Kulit batang dari tumbuhan ini
sebagai jamu-jamuan untuk diminum dipercaya oleh etnis Dayak Paser di
sehabis melahirkan. Tumbuhan ini juga Kalimantan Timur untuk mengatasi sakit
berkhasiat sebagai obat sakit perut. pada saat haid. Berdasarkan beberapa
(Dewi, dkk, 2007). hasil penelitian yang pernah dilakukan
f. Eusideroxylon zwageri Teijsm & Binn. LIPI dan Kementerian Kesehatan,
Nama daerah tumbuhan ini ekstrak metanol dari daun mengkudu
adalah ulin atau kayu besi. Pohon hutan ini potensial dikembangkan
dengan tinggi hingga 40 m dan tidak ada sebagai suplemen antioksidan.
banir, permukaan batang bersisik seperti (Noorcahyati, 2012).
kertas, daun tunggal berbentuk elips atau i. Macaranga hypoleuca (Reichb.f. &
memanjang, letak daun berseling. Buah Zoll) Muell Agr.
melonjong, menyilindir, panjang hingga Nama daerahnya adalah
15 cm dan garis tengah hingga 8 cm. amporan dengan ciri-ciri pohon yang
Buah ulin sejak lama dipercaya tingginya mencapai 30 m, permukaan
etnis Dayak Kutai di Kalimantan Timur batang mulus, bergelang dan berwarna
dan etnis Banjar di Kalimantan Selatan abu-abu, kulit dalam sering
untuk menghitamkan rambut dan mengeluarkan cairan merah, terutama di

133
Inventarisasi Jenis Tumbuhan … Yusub Wibisono dan Zikri Azham.

ranting. Daun tunggal bertulang menjari tunggal berseling. Helai daunnya bila
dengan tata letak daun spiral. Punggung diremas tidak akan hancur, karena
daun memiliki lapisan lilin yang berserat seperti sutera dan tepi daun
berwarna putih kelabu. berombak.
Daun dan buahnya berkhasiat Kulit batang dan kayu memiliki
sebagai obat diare. Untuk diare cara khasiat sebagai obat asma. Kayu
penggunaannya daun direbus dengan air berkhasiat sebagai obat perut kembung,
hingga tersisa setengahnya kemudian penyakit hati, stimulan, lulur dan
diminum atau bagian buahnya dimakan. tonikum. Daun berkhasiat sebagai obat
(Dewi, dkk, 2007). penahan muntah. (Dewi, dkk, 2007).
j. Macaranga bancana Muell. Arg. m. Schima wallichii (DC.) Korth.
Nama daerahnya makaranga Nama daerahnya adalah puspa
atau lamina mahang. Ciri-ciri pohon atau madang gatal. Ciri-cirinya adalah
dengan tinggi mencapai 30 m. pohon dengan tinggi 45 m. Banir jika
Permukaan batang mulus dan bergelang. ada curam dengan tinggi mecapai 1,8 m.
Daun tunggal menjari dengan tata letak Daun spiral, tepi bergerigi, berbentuk
daun spiral, bentuk daun hampir serupa elips dengan panjang 6-13 cm dan lebar
dengan Macaranga hypoleuca namun 3-5 cm. Daun muda berwarna merah,
punggung daunnya tidak memiliki daun tua berwarna hijau. Bunga
lapisan cat putih. Buah kapsul berwarna putih dengan panjang 2 cm.
menjangat, halus dan bertanduk, berduri Benang sari banyak. Buah kapsul
panjang dan sering dilapisi sejenis lilin mengayu, hampir membulat, diameter 2-
menguning. Biji berwarna hitam dan 3 cm, menyutera dan pembukaan dengan
kadang bersalut merah. katup. Biji dikelilingi sayap.
Akar dari tumbuhan ini Tumbuhan ini berkhasiat
berkhasiat sebagai obat sariawan. Daun sebagai obat demam. Sari dari mahkota
dan dan buahnya berkhasiat sebagai obat bunga berkhasiat sebagai obat penyakit
diare. Selain itu daun dari tumbuhan ini kandungan dan gangguan syaraf. (Dewi,
yang telah dikeringkan digunakan dkk, 2007).
sebagai pencampur bedak kulit. (Dewi, n. Fordia splendidissima (Blume ex
dkk, 2007). miq.)
k. Goniothalamus macrophyllus (Blume) Tumbuhan ini memiliki nama
Hook.f. & Thoms daerah kayu kayan. Tumbuhan ini
Nama daerah dari tumbuhan ini memiliki ciri-ciri perdu tinggi mencapai
adalah empalis. Tumbuhan ini memiliki 13 m dan diameter mencapai 13 cm.
ciri-ciri tinggi hingga 7 m dan diameter Daun majemuk, permukaan bawah daun
hingga 15 cm. Daun tunggal, tidak berwarna mengkilap keputihan yang
memiliki stipul, urat daun timbul di disebabkan oleh bulu-bulu kecil. Bunga
permukaan bawah daun, daun berukuran berukuran diameter 15 mm berwarna
agak besar. Bunga dengan ukuran ± 30 merah muda sampai ungu. Buah
mm, warna bunga putih sampai cream, berukuran diameter 80 mm, berwarna
kelopak panjang. Buah berukuran ± 20 hijau dan merupakan buah polong.
mm, berwarna hijau sampai kekuningan Tumbuhan ini dipercaya oleh
dan dalam buah memiliki 1 biji. etnis Kutai di Kalimantan Timur untuk
Buah dari tumbuhan ini mengatasi sakit pada persendian dengan
berkhasiat sebagai penyembuh penyakit cara meminum air rebusan akarnya.
cacingan. Sedangkan untuk mengobati luka
l. Aquilaria microcarpa Baill. terbuka, daun dari tumbuhan ini
Tumbuhan ini memiliki nama dihaluskan kemudian ditutupkan pada
daerah gaharu. Dengan ciri-ciri pohon bagian yang luka selama 3 hari.
mencapai tinggi 40 m. Batang retak, (Noorcahyati, 2012).
licin, kulit dalam berserat panjang dan o. Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.
berwarna pucat atau coklat muda. Daun

134
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017 ISSN P : 1412-
6885 ISSN O : 2503-4960

Tumbuhan ini memiliki nama leukemia, tumor, malaria dan radang.


daerah kayu kupu. Dengan ciri-ciri (Dewi, dkk, 2007).
tumbuhan perdu dengan tinggi mencapai r. Clidemia hirta D.Don.
10 m dan diameter mencapai 15 cm. Tumbuhan ini memiliki nama
Memiliki stipul yang besar tetapi daerah harendong bulu. Tumbuhan ini
melekat pada dasar daun bukan pada memiliki ciri-ciri tinggi 0,5-2 m. Batang
ranting. Daun majemuk, berbulu lembut, berkayu, bulat, berbuku rapat atau
sering ditemui dasar daun berbentuk bersisik, percabangan simpodial, coklat,
hati. Bunga berukuran diameter 6 mm, berakar tunggang berwarna coklat. Daun
berwarna putih kekuningan sampai tunggal, berbentuk bulat telur, panjang
merah dan bunga dalam kedudukan 2-20 cm, lebar 1-8 cm, berhadapan,
malai. Buah berukuran diameter 23 mm ujung dan pangkal runcing, tepi daun
berwarna kuning kemerahan sampai rata, berbulu dan berwarna hijau. Bunga
coklat. majemuk, kelopak berlekatan, berbulu,
Tumbuhan ini oleh etnis Dayak bagian ujung pendek dari pangkal, ujung
Meratus di Kalimantan Selatan meruncing, daun pelindung bersisik,
digunakan sebagai sampo dan sabun. berwarna ungu kemerahan. Buah buni
Daun muda yang berwarna merah muda, berbentuk bulat telur, berwarna ungu
jika diremas-remas akan mengeluarkan dan berbiji kecil berwarna ungu.
busa. (Noorcahyati, 2012). Daun dari tumbuhan ini
p. Leea indica (Burm. F.) Merr. memiliki khasiat sebagai pencuci luka
Nama daerahnya adalah girang bernanah dan menghentikan pendarahan
atau mali-mali hantu. Dengan ciri-ciri pada luka sayat. Daunnya mengandung
perdu atau pohon kecil dengan tinggi saponin, flavonoid dan tannin.
mencapai 5 m. Daun bersirip tunggal. (Kabangnga, dkk, 2012).
Anak daun bersirip tunggal, anak daun s.Melastoma malabathricum Linn.
berbentuk lanset. Buah buni, bulat dan Nama daerahnya adalah
berwarna hitam. Biji bulat dan berwarna karamunting atau senggani. Dengan ciri-
putih. ciri perdu dengan daun tunggal yang
Daun dari tumbuhan ini berbentuk elips memanjang sampai
berkhasiat sebagai obat kepala pusing. lonjong. Duduk daun berhadapan
(Dewi, dkk, 2007). bersilang. Permukaan daun berambut,
q. Eurycoma longifolia Jack. bila diraba terasa kasar. Bunga berwarna
Nama daerahnya adalah pasak ungu kemerah-merahan. Buah kecil dan
bumi. Dengan ciri-ciri perdu atau berwarna biru tua sampai hitam dan
pohon kecil dengan tinggi mencapai 20 dapat dimakan, biji berukuran kecil dan
m, daun bersirip tunggal, helai daun berwarna jingga.
tidak akan hancur karena berserat Tumbuhan ini berkhasiat
sutera, anak daun berjumlah 7-13 dan sebagai obat luka bakar, gangguan
letaknya berhadapan. Akarnya pencernaan, disentri basiler, diare,
tunggang dan lurus ke dalam tanah hepatitis, sakit perut, keputihan,
tanpa cabang. sariawan, wasir darah, pendarahan
Semua bagian dari spesies rahim, radang dinding pembuluh darah,
tersebut menurut masyarakar sekitar menguatkan kandungan setelah
kawasan hutan dianggap efektif sebagai melahirkan, buang air berdarah, sakit
obat, tetapi akarnya lebih dihargai dan perut, haid berlebihan, mengurangi rasa
dianggap lebih berkhasiat dibandingkan sakit menjelang haid dan penetral racun.
dengan bagian lain dari tumbuhan ini. (Dewi, dkk, 2007).
Tumbuhan ini bekhasiat sebagai obat t. Stachiphrynium borneensis Ridl
kuat tradisional, peluruh air seni, Tumbuhan dengan nama daerah
diabetes, darah tinggi, rematik, demam, lirik ini merupakan jenis rimpang
sakit kepala, luka, kudis, disentri, merayap. Bunga terletak pada tunas
daun yang timbul secara langsung dari

135
Inventarisasi Jenis Tumbuhan … Yusub Wibisono dan Zikri Azham.

rimpang. Daun berbentuk bulat telur Tumbuhan ini memiliki akar


terbalik memanjang dan memiliki yang berkhasiat sebagai obat sakit pada
tangkai daun yang panjang. Bunga saat menstruasi dan umbut dari
terdiri dari 1-5 kelopak bunga. Buah tumbuhan ini digunakan untuk
berbentuk elips dan berisi 2 biji. penyembuhan batuk dan maag.
Tumbuhan ini digunakan oleh (Noorcahyati, 2012).
etnis Kutai di Kalimantan Timur untuk w. Mapania cuspidata (Miq.)
penyembuhan luka terbuka. Daun muda Jenis tumbuhan herba ini
tumbuhan ini biasanya dihaluskan memiliki nama daerah lidah adam.
dengan cara ditumbuk kemudian Berupa tumbuhan yang menyukai
ditutupkan pada bagian luka. habitat yang lembab, berumpun, dalam
(Noorcahyati, 2012). tanah terdapat rimpang yang merayap
u. Costus speciosus (Koenig) Smith seperti umbi yang merupakan alat
Nama daerahnya adalah pacing perkembangbiakan vegetatif. Batang
atau tabar-tabar. Ciri-cirinya adalah segitiga, tidak berongga, di bawah
herba yang tumbuh di tempat yang rangkaian bunga tidak bercabang. Daun
sedikit naungan, lembab dan berwarna bangun pita, bertulang sejajar dengan
hijau muda. Daun berbulu dengan upih yang tertutup. Bunga kecil tidak
batang yang beruas. Rimpang berbau menarik, banci atau berkelamin tunggal,
seperti ragi bila diremas-remas, bagian bunga terdapat dalam ketiak suatu daun
bawah batang berwarna hijau dan bagian pelindung. Biji dengan lembaga yang
atas berwarna kemerah-merahan. kecil.
Lapisan kayu agak tipis, tetapi bagian Tumbuhan herba ini memiliki
bawah dan batang tua keras. khasiat untuk penyembuhan penyakit
Tumbuhan ini berkhasiat untuk impotensi.
menurunkan panas, obat batuk, penyakit x. Curculigo latifolia Dryand.
mata, mencegah cacar, menyuburkan Nama daerah tumbuhan ini
dan mencegah kerontokan rambut. yaitu lemba atau parasi. Ciri-ciri
Rimpang berkhasiat sebagai obat tumbuhan ini adalah herba yang tumbuh
bengkak, spilis, peluruh dahak dan secara berumpun dan agak besar. Daun
kontrasepsi. (Dewi, dkk, 2007). berwarna hijau, keras atau kuat, daun
Rimpang dan biji tumbuhan ini yang tua berukuran panjang 55-57 cm
mengandung bahan baku obat dan lebar 15-17 cm. Daunnya meruncing
kontrasepsi (anti hamil) antara lain pada ujung dan pangkalnya. Bunga
diosgenin, tigogenin, diosin, grasisilin terdapat di dasar atau pangkal pokok,
dan sitosterol. (Noorcahyati, 2012). setiap bunga mempunyai 6 kelopak dan
v. Scleria laevis Willd. berwarna kuning terang. Buah yang
Jenis tumbuhan herba ini telah matang berbentuk beri berwarna
memiliki nama daerah hiring. Tumbuhan putih dan terasa manis bila dimakan.
ini merupakan tumbuhan terna yang Tumbuhan ini berkhasiat untuk
ramping, tersusun rapat dalam rumpun, meningkatkan selera makan,
tingginya 10-60 cm. Daun berbentuk memaniskan air, melancarkan buang air
garis dan tepi daun yang tajam, kecil, meningkatkan aktivitas usus, obat
panjangnya 5-25 cm, lebar 0,3-0,7 cm, luka, kencing berdarah, bengkak
tersusun rapat di pangkal batang, demam, sariawan, sakit kepala dan
tumbuhan yang bertambah tinggi maka memulihkan tenaga bagi wanita bersalin.
ukuran daun bertambah kecil dan jarang. (Dewi, dkk, 2007).
Bunga majemuk berbentuk malai yang y. Alpinia galanga Willd.
keluar dari ketiak daun teratas. Tumbuhan yang memiliki nama
Tumbuhan ini hidup di pegunungan daerah lemas atau laos. Tumbuhan ini
pada tanah berawa atau tanah yang dapat tumbuh pada dataran rendah
becek. maupun dataran tinggi. Memiliki batang
tegak dan tersusun oleh pelepah-pelepah

136
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017 ISSN P : 1412-
6885 ISSN O : 2503-4960

daun yang membentuk batang semu. tudung dan berwarna hitam mengkilat.
Daunnya tunggal berwarna hijau atau Biji bentuk piramid berisi 3.
tersusun berseling dengan bentuk daun Batang tumbuhan ini dipercaya
lanset. oleh etnis Dayak Meratus di Kalimantan
Etnis Kutai di Kalimantan Selatan untuk mengobati beberapa
Timur menggunakan tumbuhan ini penyakit seperti ginjal, sakit pinggang,
untuk mengatasi penyakit diabetes pemulihan stamina, impotensi dan
dengan cara meminum air rebusan penguat kandungan. (Noorcahyati,
umbinya. Etnis Banjar menggunakan 2012).
umbinya untuk mengatasi penyakit panu cc. Flagellaria indica Linn.
dengan cara menggosokkan bagian Nama daerahnya adalah selanak
umbinya pada kulit yang terkena panu. wowo. Dengan ciri-ciri tumbuhan
(Noorcahyati, 2012). merambat dengan tinggi mencapai 10 m.
z. Tetracera sp. Batang berkayu. Daun memanjang
Jenis tumbuhan ini memiliki dengan ujung bersulur dan melengkung.
nama daerah kayu amplas. Tumbuhan Bunga berwarna putih, kecil dan
ini memiliki ciri-ciri tumbuhan menjalar terdapat pada ujung batang. Buah
atau liana, batang silinder. Daun berbentuk seperti buah beri, berwarna
tunggal, kedudukan daun berseling, krem atau merah muda. Waktu berbuah
berbentuk bulat telur terbalik, bulan Januari – Mei.
permukaan atas daun terdapat banyak Daun berkhasiat sebagai obat
rambut kecil yang membuatnya terasa luka dan pencuci rambut. Getah batang
kasar. Bunga dalam kedudukan malai berkhasiat sebagai obat sakit mata dan
dan berwarna coklat kemerahan. Buah kontrasepsi. Akar berkhasiat sebagai
berwarna coklat keungu-unguan. obat kuat dan pencuci luka. Rebusan
Khasiat tumbuhan ini dipercaya dapat batang, akar dan bunga berkhasiat
menyembuhkan penyakit diabetes. sebagai peluruh air seni. Tumbuhan ini
aa. Pycnarrhena tumefacta Miers juga berkhasiat sebagai ramuan mandi
Jenis tumbuhan ini memiliki bagi wanita setelah melahirkan. (Dewi,
nama daerah bekei atau songkai. dkk, 2007).
Merupakan tumbuhan semak merambat. dd.Smilax zeylanica L.
Memiliki batang silinder. Daun tunggal Tumbuhan ini memiliki nama
berbentuk oval dengan ujung yang daerah gadung cina, merudang babi atau
meruncing dan kedudukan daun akar bentul. Tumbuhan ini memiliki ciri-
bersilang. Pangkal daun mengalami ciri semak menjalar, batang bulat
pembengkakan. berkayu dengan kulit luar kasar, berduri,
Tumbuhan ini memiliki khasiat berwarna hijau keputihan. Daun tunggal,
sebagai pelancar pengeluaran urin dan bertangkai sepanjang 1,5 cm, berbentuk
daun dari tumbuhan ini digunakan elips berukuran 10x16 cm. Pangkal daun
sebagai penyedap masakan. tumpul, ujung meruncing, tulang daun
bb. Cayratia sp. melengkung. Bunga majemuk berbentuk
Tumbuhan ini memiliki nama tandan, keluar dari ketiak daun,
daerah cawat palui. Merupakan semak bertangkai sepanjang ± 3 cm, berwarna
merambat, memiliki percabangan yang hijau. Buah bulat dengan diameter 0,5
kuat, batang pipih dengan kedua sisinya cm. Berwarna hijau ketika muda dan
memiliki sirip berwarna coklat. Daun biru kehitaman setelah tua. Biji
majemuk bentuk menjari berbilang 3, berbentuk ginjal dan berwarna hitam
kedudukan daun berseling. Helaian daun dengan diameter ± 0,2 cm.
berbentuk bulat telur, beringgit, Akar dan batang tumbuhan ini
bergerigi kasar. Bunga dengan payung mengandung polifenol dan saponin serta
tambahan yang bertangkai panjang. daun mengandung alkaloid. Akar
Buah buni berujung runcing bentuk berkhasiat sebagai obat rematik, kencing
nanah dan disentri serta umbi berguna

137
Inventarisasi Jenis Tumbuhan … Yusub Wibisono dan Zikri Azham.

sebagai obat bisul. (Kabangnga, dkk, bergantung berwarna kuning. Batang


2012). dan cabang – cabangnya berwarna
ee. Luvunga eleutherandra Dalz. kuning mencolok.
Tumbuhan ini memiliki nama Tumbuhan ini dimanfaatkan
daerah seluang belum. Tumbuhan ini sebagai obat tetes mata, berak darah,
merupakan liana berduri. Memiliki sakit gula dan obat luar sakit kepala.
cabang yang panjang dan duri yang Etnis Dayak Kedayan dan Kutai
melengkung. Memiliki tiga helaian memanfaatkannya untuk mengobati
daun. Helaian daun berbentuk elips malaria (akar) dan masyarakat Dayak
sampai lonjong, berukuran panjang 7-20 Ngaju memanfaatkan batangnya untuk
cm. Bunga berwarna putih, harum, dan sakit kuning.
bagian dalam berbulu. Buah berbentuk Pada etnis Dayak Benuaq akar
beri berukuran diameter ± 2 cm. dari tumbuhan ini diramu dengan akar
Tumbuhan ini sudah sejak lama bambu kuning dan dianggap memiliki
dikenal oleh etnis asli Kalimantan khasiat yang serupa dengan pasak bumi.
sebagai tumbuhan berkhasiat obat. Etnis (Noorcahyati, 2012).
Dayak terutama di Kalimantan Tengah hh.Cnestis platantha Griff.
dan Selatan menggunakannya untuk Tumbuhan ini memiliki nama
menjaga stamina yakni dengan daerah akar belimbing bekut dengan
meminum air rendaman dari batang ciri-ciri liana dengan diameter mencapai
maupun akarnya setiap hari. 10 cm dan panjang mencapai 20 m.
(Noorcahyati, 2012). Memiliki daun majemuk, duduk daun
ff. Bauhinia tomentosa Linn. spiral, bunga berwarna merah muda,
Tumbuhan ini sering disebut dalam kedudukan malai. Buah berwarna
daun kupu-kupu, dengan ciri-ciri jingga kemerahan berbentuk oval. Rasa
tumbuhan liana berkayu dengan tinggi daging buah asam seperti belimbing
2-3 m. Daun tunggal, permukaan atas wuluh atau mangga muda. Waktu
daun berwarna hijau tua dan permukaan berbunga antara bulan Juli – Oktober
bawah daun berwarna merah, tata letak dan berbuah antara bulan Nopemeber –
daun spiral, berbentuk jantung dengan Februari.
pangkal yang membulat. Ujung daun Khasiat dari tumbuhan ini
membelah dua, tumpul, pertulangan adalah untuk kontrasepsi dan jamu sari
menyirip, panjang 12-18 cm, lebar 10-15 rapet. Biji dan buah dapat dimakan.
cm, dan berwarna hijau. Perbungaan (Kabangnga, 2012).
bentuk tandan, buah polong, bulat, ii. Ligodium circinatum (Burm.f.) Sw.
berwarna hitam. Biji bulat dan berwarna Tumbuhan ini memiliki nama
coklat. Akar tunggang dan berwarna daerah paku hata, litu atau mintu.
coklat. Tumbuhan ini memiliki ciri-ciri batang
Daunnya berkhasiat sebagai obat bulat, licin, melingkar-lingkar, berwarna
demam, luka dan diare. (Dewi, dkk, hijau. Daun tunggal berukuran panjang
2007). 12-14 cm dan lebar 2-3 cm, permukaan
gg. Fibraurea tinctoria Lour. atas daun berwarna hijau tua dan
Nama daerahnya adalah akar permukaan bawah berwarna hijau muda
kuning. Merupakan tanaman menjalar dan memiliki tekstur licin. Memiliki
dengan batang bulat, kulitnya kasar, spika yang terdapat di permukaan bawah
diameter 2-7 cm, membelit pada pohon sepanjang tepi daun. Memiliki getah
– pohon yang tinggi sehingga berwarna putih.
panjangnya dapat mencapai 20 m. Daun dari tumbuhan ini
Daunnya mencapai panjang 15 cm, berkhasiat sebagai obat luka lama
bentuk daun bulat sampai berbentuk (borok), serta getahnya berguna untuk
jantung. Daun berwarna hijau muda pengobatan dari sengatan binatang.
ketika muda dan hijau tua ketika tua. (Kabangnga, dkk, 2012).
Pada batangnya terdapat buah yang

138
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017 ISSN P : 1412-
6885 ISSN O : 2503-4960

Selain itu tumbuhan ini 4. KESIMPULAN


dipercaya oleh etnis Dayak Paser dan
Dayak Amandit untuk pemulihan pasca Berdasarkan hasil penelitian jenis
melahirkan, sakit pada tulang dan tumbuhan berkhasiat obat pada Plot
persendian serta mengobati sakit gigi. Konservasi Tumbuhan Obat dapat
(Noorcahyati, 2012). disimpulkan sebagai berikut : dari seluruh
jj. Asplenium nidus Linn. petak pangamatan untuk tumbuhan
Jenis tumbuhan berkhasiat obat tingkat pancang, tiang dan pohon dari 75
dengan nama daerah paku sarang burung jenis tumbuhan yang ditemukan terdapat
atau kadaka (jawa) termasuk dalam 23 jenis yang diketahui berkhasiat
paku-pakuan dengan tinggi hingga 1,5 sebagai obat. Untuk tumbuhan tingkat
m. Akar pendek bersisik. Daun tunggal, semai dan tumbuhan bawah dari 72 jenis
tulang daun menyirip rapat berjejal, tumbuhan yang ditemukan terdapat 26
duduk atau bertangkai sangat pendek. jenis yang diketahui berkhasiat obat,
terdapat 37 jenis tumbuhan berkhasiat
Daun berbentuk lanset seperti pita
obat baik yang berupa tingkatan pohon,
dengan pangkal menyempit, lancip. Tepi tiang, pancang, semai dan tumbuhan
daun rata dengan panjang 40-120 cm bawah yang terdiri dari berbagai habitus.
dan lebar 2,5-25 cm, ibu tulang daun Komposisi vegetasi jenis-jenis tumbuhan
bawah berwarna coklat mengkilat. berkhasiat obat pada petak-petak
Tulang daun lateral banyak dan letaknya pengamatan menunjukkan bahwa jenis
sejajar. Spora terdapat pada pori yang tumbuhan berkhasiat obat dengan habitus
berada pada bagian pangkal yang pohon sebanyak 12 jenis, liana 9 jenis,
berwarna coklat dan berbentuk seperti perdu 8 jenis, herba 5 jenis dan paku-
sarang. Di alam tumbuhan ini bersifat pakuan 3 jenis dan jenis tumbuhan
efifit. berkhasiat obat tingkat pohon, tiang dan
Daun berkhasiat sebagai obat pancang yang ditemukan dan memiliki
penyubur rambut. Penggunannya dengan NPJ terbesar diantaranya adalah
cara daun ditumbuk sampai halus dan Macaranga gigantea (20,01), Fordia
dicampur dengan parutan kelapa, airnya splendidissima (14,85), Cananga odorata
disaring dan digunakan untuk mencuci (14,66), Peronema canescens (11,85),
rambut. (Dewi, dkk, 2007). Ficus variegata (11,16), sedangkan
kk. Stenochlaena palustris (Burm.f.) tumbuhan berkhasiat obat tingkat semai
Bedd.
dan tumbuhan bawah yang ditemukan
dan memiliki SDR3 terbesar diantaranya
Tumbuhan jenis paku-pakuan ini adalah Clidemia hirta (75,78), Ligodium
memiliki nama daerah kelakai, paku circinatum (63,70), Fordia
haruan, pakis dan lembiding. Tumbuhan splendidissima (62,31), Leea indica
ini mudah ditemukan pada lahan terbuka (56,45), Bauhinia tomentosa (45,09).
dan sedikit basah atau rawa. Tumbuhan
ini hidup merambat dengan panjang
hingga 5-10 m. Daun muda berwarna
DAFTAR PUSTAKA
merah dan daun tua berwarna hijau,
berakar serabut dan batangnya berwarna
hijau berlendir, keras dan beruas, [1] Dewi, S.J.T., Z. Nisa’, Y.
tangkainya panjang dengan daun yang Kabangnga’, Boiga dan
saling berhadapan dengan bentuk Rahmah. 2007. Tumbuhan
memanjang dan di sisi-sisinya bergerigi. Berkhasiat Obat Taman
Khasiat dari tumbuhan ini adalah untuk Nasioanal Kutai. Balai Taman
mengatasi impotensi, anemia, pasca Nasional Kutai. Bontang.
melahirkan dan dipercaya dapat
meningkatkan produksi air susu ibu [2] Elianah, T. 2005. Analisis Vegetasi
(ASI). (Noorcahyati, 2012). Gulma Pada Tanaman Lada
(Piper nigrum L.) di Loa

139
Inventarisasi Jenis Tumbuhan … Yusub Wibisono dan Zikri Azham.

Janan Kabupaten Kutai [9] Siti, S.T. dkk. 1984. Botani umum 3.
Kartanegara, Skripsi Sarjana Penerbit Angkasa Bandung.
Pertanian Fakultas Pertanian Bandung.
Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda. Samarinda. [10] Yadi H. 2005. Studi
Keanekaragaman Tumbuhan
Paku-Pakuan di lantai Hutan
[3] Endayani, S. 2003. Pengamatan Kebun Raya Unmul
Pohon Inang Pteridophyta di Samarinda. Skripsi Sarjana
Kebun Raya Unmul Kehutanan Fakultas Pertanian
Samarinda. Jurnal agrifor Universitas 17 Agustus 1945
Ilmu Pertanian dan Samarinda. Samarinda.
Kehutanan. Samarinda.
[11] Yesse, R. 2011. Keanekaragaman
[4] Gembong, T. 1981. Taksonmi Jenis Tumbuhan yang
Tumbuhan (Taksonmi Berpotensi Sebagai Obat Di
Khusus). Penerbit Bharata Kawasan Hutan Lindung
Karya Aksara. Jakarta. Gunung Naning Desa
Meragun Kecamatan Nanga
[5] Kabangnga, Y., E. Purwanto, A. Taman Kabupaten Sekadau.
Sugiharta. 2012. Tumbuhan Skripsi Sarjana Kehutanan
Obat Taman Nasional Kutai Fakultas Kehutanan
(Edisi Perdu). Balai Taman Universitas Tanjungpura.
Nasional Kutai. Bontang. Pontianak.

[6] Noorcahyati. 2012. Konservasi Eks [12] Zuhud, EAM. dan A. Hikmat. 2009.
Situ Tumbuhan Hutan Hutan Tropika Indonesia
Berkhasiat Obat Di KHDTK Sebagai Gudang Obat Bahan
Samboja. Majalah Swara Alam Bagi Kesehatan
Samboja. Vol. I/no.03/2012. Mandiri Bangsa. Bunga
Samboja. Hal. 02-05. Rampai Biofarmaka
Kehutanan Indonesia dari
[7] Noya, J. 2013. Tumbuhan Obat Di Tumbuhan Hutan untuk
Hutan Taman Wisata Alam Keunggulan Bangsa dan
Gunung Meja Kabupaten Negara. Pusat Litbang Hutan
Manokwari Provinsi Papua Tanaman. Bogor. Hal. 17-27.
Barat. Skripsi Sarjana
Kehutanan Fakultas [13] Zuraida, A. Lelana dan H.S.
Kehutanan Universitas Nuroniah. 2009.
Negeri Papua. Manokwari. Perkembangan Biofarmaka
Kehutanan. Bunga Rampai
[8] Richrads, P.W. 1964. Tropical Rain Biofarmaka Kehutanan
Forest An.Ecological Study. Indonesia dari Tumbuhan
Cambrige University Press Hutan untuk Keunggulan
Company. New York. Bangsa dan Negara. Pusat
Litbang Hutan Tanaman.
Bogor. Hal. 3-13.

140
Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017 ISSN P : 1412-
6885 ISSN O : 2503-4960

141

Anda mungkin juga menyukai