Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM II

GENETIKA
(AKBK 3312)

“MITOSIS PADA SEL AKAR BAWANG PUTIH”

Disusun Oleh:
Rabiatul Adawiyah
(2110119120001)
Kelompok II A

Asisten Dosen:
Kamila Nur Faizza
Shafa’ Muthi’ah

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Muhammad Zaini, M. Pd.
Dr. Bunda Halang, M.T.
Riya Irianti, S. Pd., M. Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
SEPTEMBER
2022
PRAKTIKUM II
Topik : Mitosis Pada Sel Akar Bawang Putih
Tujuan : Untuk mengetahui mitosis pada sel akar bawang putih
Hari/tanggal : Jumat/23 September 2022
Tempat : Laboratorium Biologi Umum FKIP ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


Alat yng digunakan dalam percobaan adalah sebagai berikut:
1) Pipet tetes
2) Mikroskop, kaca benda dan kaca penutup
3) Pinset
4) Penjepit
5) Breaker glass
6) Gelas arloji
7) Lampu Bunsen
8) Pisau silet
9) Penggaris
10) Paku berkarat
11) Pensil bulat
12) Alat dokumentasi

Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah sebagai berikut


1) Akar bawang putih
2) Larutan asetokarmin
3) Aquadest

II. CARA KERJA


1. Menumbuhkan akar bawang putih dengan cara mengiris bagian
atas bawang putih, kemudian merendam di dalam segelas air
dengan bantuan tusuk lidi agar tidak tenggelam (selama kurang
lebih 1 minggu).
2. Memotong akar bawang putih kurang lebih 1 cm, kemudian
merendam ke dalam larutan asetokarmin selama 5 menit.
3. Meletakkan potongan tadi di atas kaca benda, menghangatkannya
selama beberapa saat.
4. Menutup dengan kaca penutup, kemudian menekan akar bawang
tersebut, lalu mengamati preparat di bawah mikroskop.
5. Menggambarkan dan menentukan tahapan mitosisnya.
6. Mengamati dan menggambarkan hasil pengamatan.

III. TEORI DASAR

Gamet betina setelah dibuahi oleh gamet jantan membentuk zigot


dan kemudian oleh pertumbuhan dan perkembangan melalui
pembelahan sel, menjadi individu dewasa. Proses pembelahan ini
dinamakan meiosis. Pada suatu jenis makhluk hidup, sel itu tidak terlalu
sama bentuknya, di dalam inti sel terdapat kromosom yaitu benda-benda
yang halus dan membawa sifat menurun. Sel-sel membelah diri secara
kontinu, selain untuk menambah jumlah sel untuk pertumbuhan juga
untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak, kecuali sel-sel saraf. Dalam
sel yang membelah, kromosom biasanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop biasa, akan tetapi untuk mempelajari struktur
yang halus baru dapat digunakan sebuah mikroskop elektron, karena
dapat memberi pembesaran yang kuat. Salah satu bagian yang ada pada
kromosom ini disebut sentromer yaitu bagian yang membagi kromosom
menjadi dua lengan.

Sel-sel anak yang dihasilkan oleh pembelahan sel mitosis


mempunyai susunan dan fungsi yang sama dengan kata lain mempunyai
susunan gen dan kromosom yang sama dengan sel induknya, sehingga
jumlah sel induknya tidak mengalami kerusakan. Pembelahan mitosis
ini bisa dikatakan menghasilkan sel anak dengan jumlah kromosom
tetap yaitu 2n (Amintarti, 2022).

Mitosis berlangsung dalam 5 tahap atau fase yang


berkesinambungan sehingga tahap yang satu tidak terpisahkan dengan
tahap berikutnya. Pembagian tahap ini dimaksudkan untuk
memudahkan menerangkan peristiwa-peristiwa yang terjadi. Fase-fase
tersebut adalah :

a. Interfase

Sel siap untuk membelah, tetapi belum memperlihatkan kegiatan


membelah inti sel tampak keruh, lambat laun kelihatan benang-
benang kromatin yang halus.

b. Profase

Benang-benang kromatin makin menjadi pendek sehingga menjadi


tebal. Terbentuklah kromosom-kromosom. Tapi kromosom lalu
membelah memanjang dan memberan inti menghilang. Sentriol
(bentuk seperti benang dalam sitoplasma) juga membelah.

c. Metafase

Kromosom- kromosom menempatkan diri di bidang


ekuatorial/tengah.

d. Anafase

Kedua belah kromatid memisahkan diri dan ditarik benang


gelendong yang dibentuk di tiap kutub berlawanan. Tiap kromatid
itu memiliki sifat keturunan yang sama. Mulai saat ini kromatid-
kromatid berlaku sebagai kromosom baru.

e. Telofase

Disetiap kutub sel terbentuk sel kromosom yang serupa. Benang-


benang gelendong lenyap dan membran inti terbentuk lagi.
Kemudian plasma sel terbagi menjadi dua bagian. Pada sel
tumbuhan proses ini ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah
di tengah-tengah sel.

Jelaslah bahwa pada mitosis, tiap sel induk yang diploid (2N)
menghasilkan dua buah sel anakan yang masing-masing tetap diploid
serta memiliki sifat keturunan yang sama dengan induknya (Halang,
dkk. 2022).

IV. Hasil Pengamatan


A. Tabel Hasil Pengamatan

No Fase Gambar Foto Pengamatan Foto Literatur Keterangan


Pengamatan
1. Interfase 2
1. Dinding sel
1
3
2. Kromosom
1
3. Sitoplasma
3
2
Kromosom
belum terlihat
(Perbesaran 40 x 10) (Sumber: iStock, 2022) jelas
(Sumber: Dok. Kelas, 2022)
2. Profase 1. Dinding sel
1
2. Kromosom
3. Sitoplasma
2 1

3 Kromosom
2 3
mulai
(Perbesaran 40 x 10) (Sumber: iStock, 2022) membentuk
(Sumber: Dok. Kelas 2022) seperti benang-
benang.
3. Metafase 1 1 2 1. Dinding sel
2. Kromosom
3. Kutub
3
2
3 Kromosom
menempatkan
(Perbesaran 40 x 10) (Sumber: iStock, 2022) diri di ekuator
(Sumber: Dok. Kelas, 2022) (tengah)
4. Anafase 1. Dinding sel
1 3
2. Kromosom
1 3. Sitoplasma

3
Kedua buah
2 2
kromomosom
(Perbesaran 40 x 10) (Sumber: iStock, 2022) memisahkan
(Sumber: Dok. Kelas, 2022) diri menuju
kutub masing-
masing
5. Telofase 1. Dinding sel
1
2. Kromosom
2 1
2 3. Sitoplasma

3
3 Kromosom
sampai ke
(Perbesaran 40 x 10) kutub dan
(Sumber: Dok. Kelas, 2022) (Sumber: iStock, 2022) membran inti
sel mulai
terbentuk.
B. Dokumen Praktikum
1. Foto Menanam Bawang Putih

(Sumber: Dok. Kelompok II A, 2022)

2. Foto Praktikum di Laboratorium

Memotong Akar Memberikan Menggelus


Bawang putih Asetokarmin preparat akar
bawang putih

Mengamati di bawah
mikroskop
V. Analisis Data
1. Akar bawang putih (Allium sativum L.)
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan
pengamatan terhadap pembelahan sel (Mitosis) pada akar bawang
putih (Allium sativum L.) yang dilakukan pertama kali adalah
menumbuhkan terlebih dahulu akar bawang putih (Allium sativum
L.) selama kurang lebih satu minggu. Selanjutnya, pengamatan
dilakukan dengan cara sebagai berikut. Pertama, akar bawang putih
(Allium sativum L.) di iris sehingga didapat beberapa irisan dengan
setiap irisan akar bawang putih (Allium sativum L.) memiliki
panjang 1 cm. Pengirisan dilakukan dengan menggunakan
silet/cutter. Di iris menjadi beberapa bagian untuk dipersiapkan
jikalau terjadi kegagalan dalam percobaannya. Kedua, setelah di iris
kemudian akar bawang putih (Allium sativum L.) diletakkan pada
kaca arloji untuk selanjutnya dipanaskan. Ketiga, setelah irisan akar
bawang diletakkan pada kaca arloji selanjutnya akar bawang tadi
diberi cairan asetokarmin secukupnya hingga akar yang telah di iris
tadi terendam oleh cairan asetokarmin dan di diamkan selama
kurang lebih lima menit. Cairan asetokarmin diberikan agar akar
bawang putih (Allium sativum L.) memiliki warna yang bertujuan
agar terlihat jelas proses mitosis saat dilakukan pengamatan nanti.
Langkah selanjutnya yaitu langkah keempat, pada tahap ini akar
bawang yang telah direndam dengan cairan asetokarmin dipanaskan
menggunakan spiritus. Sembari dipanaskan, cairan asetokarmin tadi
diaduk menggunakan paku yang berkarat. Penggunaan paku
berkarat ditujukan agar penyerapan zat warna pada akar bawang
putih (Allium sativum L.) lebih kuat dan cepat. Hal tersebut
dikarenakan paku bekarat memiliki fungsi sebagai mordan karena
megandung senyawa besi. Pemanasan asetokarmin dilakukan
hingga larutannya menguap dan pemanasan dihentikan jika sudah
dirasa cukup kering dan mengental. Pada saat pemanasan jangan
sampai larutan asetokarmin menguap habis hingga menyebabkan
akar bawang putih (Allium sativum L.) gosong. Langkah kelima,
akar bawang putih (Allium sativum L.) yang telah dipanaskan
kemudian diletakkan diatas kaca benda dan diberi tetesan gliserin
dan ditutup menggunakan kaca penutup. Keenam, akar bawang
putih (Allium sativum L.) digerus menggunakan pensil bulat. Hal ini
bertujuan agar sel pada ujung akar bawang putih (Allium sativum
L.) tercerai berai sehingga memudahkan dalam pengamatan.
Dikarenakan kaca penutup yang sangat tipis, maka langkah ini harus
dilakukan dengan sangat hati-hati. Penggerusan dihentikan ketika
sudah dirasa cukup. Ketujuh, selanjutnya adalah pembersihan
larutan gliserin yang keluar dari kaca penutup akibat penggerusan
menggunakan tissue. Langkah selanjutnya yaitu melakukan
pengamatan.
Alasan menggunakan Preparat mitosis meristem ujung
akar Allium adalah dikarenakan preparat mitosis meristem ujung
akar Allium menyajikan secara konkret bentuk sel tumbuhan, bentuk
kromosom dan keadaan kromosom interfase maupun keadaan
selama pembelahan mitosis sel akar Allium. Kegiatan pengamatan
pembelahan mitosis sel melalui media preparat mitosis meristem
ujung akar Allium ini akan dapat menyamakan persepsi siswa bentuk
kromosom, interfase dan fase-fase mitosis sehingga
menyamakan dan mengatasi perbedaan pengalaman yang
diperoleh siswa selama pengajaran (Abidin, A. Z. 2014)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan
terhadap pembelahan sel (Mitosis) pada akar bawang putih (Allium
sativum L.) dengan mengikuti langkah-langkah pengamatan seperti
diatas adalah didapatkan bahwa di dalam meristem ujung akar
bawang putih (Allium sativum L.) terdapat adanya proses
pembelahan dinding sel (mitosis) yang berlangsung dalam 5 tahapan
yaitu pada mikroskop dengan perbesaran 10x10 ditemukan proses
penebalan dinding sel (mitosis) berupa proses interfase yang di
cirikan dengan adanya bentuk sel yang memiliki inti sel yang
tampak keruh, profase yang dicirikan dengan adanya benang-benang
kromatinyang sudah nampaka terlihat jelas, metafase yang dicirikan
dengan adanya kromosom yang menempatkan diri di bidang
ekuatorial/tengah, dan telofase yang dicirikan dengan di setiap kutub
sel sudah terbentuk sel kromosom yang sempurna. Sedangkan, pada
mikroskop dengan perbesaran 40x10 ditemukan proses penebalan
dinding sel (mitosis) berupa proses anafase yang dicirikan dengan
adanya pemisahan kedua buah kromatid yang ditarik oleh bennag
gelendong ke arah kutub yang berlawanan.
Berdasarkan literatur menurut Nurhadi (1994) menyatakan
Mitosis adalah pembelahan sel somatis/sel dari tubuh. Mitosis
merupakan proses yang menghasilkan dua anak yang identik.
Mitosis mempertahankan kromosom yang sama melalaui
pemebelahan inti dari pasangan sel pasangan secara berturut-turut.
Proses ini terjadi secara bersama-sama dengan pembelahan
sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel (sitokinesis). Proses ini
mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
hampir semua organisme.
Berdasarkan literatur menurut DuPraw (1970) menyatakan
bahwa Kromosom merupakan unit dasar kehidupan. Di dalam
kromosom terdapat materi genetik DNA dan RNA yang berfungsi
mengontrol semua aktifitas hidup, termasuk metabolisme dan
penurunan sifat. DNA adalah materi genetik utama pada sebagian
besar organisme, sedang RNA umumnya terbatas pada virus.
Berdasarkan literatur menurut io SMART, B. (2000)
menyatakan bahwa Pembelahan mitosis terdiri dari profase,
metafase, anafase dan telofase. Tahap-tahap ini dalam kondisi alami
hanya berlangsung beberapa menit. Para pakar memberi istilah
prometafase untuk tahap antara profase dan metafase. Tahap ini
merupakan kondisi terpenting untuk studi sitologi, karena pada
prometafase bentuk, jumlah dan ukuran kromosom sangat
memungkinkan untuk diteliti. Pembelahan mitosis difasilitasi
terutama oleh benang-benang spindel mikrotubulin. Pada gambar-
gambar mikrofotografi keberadaan benang-benang tersebut sering
tidak terlihat, karena pengaruh pra-perlakuan kolkisin yang
menghancurkannya. Namun keberadaan dan peran benang-benang
tersebut dapat diduga berdasarkan posisi kromosom dalam
pembelahan. Ukuran sel-sel meristematis Allium sativum bervariasi.
Hal ini disebabkan oleh tingkat vigoritas masing-masing sel yang
berbeda-beda, tergantung umur dan posisi sel. Sel-sel muda yang
terletak paling luar cenderung vigor dan besar, sedang sel yang lebih
dalam cenderung lebih kecil. Pada saat pembelahan, ukuran sel
dapat mempengaruhi penyebaran kromosom. Sel yang ukurannya
besar cenderung memiliki cukup ruangan sehingga letak kromosom
terpencar-pencar dan tidak tumpeng tindih.
A. Fase Interfase
Pada tahap ini, sel sudah siap untuk melakukan pembelahan,
akan tetapi belum memperlihatkan kegiatan membelah.
Tahapan ini, memiliki ciri-ciri seperti inti sel yang masih
tampak keruh, yang kemudian lambat laun terlihat benang-
benang kromatin yang halus (Amintarti, dkk. 2022)
Dalam tahapan ini seolah-olah tidak terjadi apa-apa
sehingga disebut sebagai tahapan istirahat. Padahal keadaan
sebenarnya yang sedang terjadi di dalam sel yaitu inti sel tengah
demikian aktifnya mengadakan metabolisme, dan lainlain,
sehingga dapat dikatakan juga sebagai tahap persiapan
menjelang berlangsungnya profase awal (Kartasapoetra, 1991)
B. Fase Profase
Pada fase ini, kromatin yang larut dalam nucleus pada tahap
interfase, secara bertahap terkumpul kembali membentuk
kromosom yang jelas. Kemudian masing-masing mengalami
duplikasi membentuk pasangan kromatid, yang memiliki urutan
khas DNA di sentromer. Sentromer berperan penting pada
pembelahan sel. Menjelang akhir profase, mikrotubuli yang
merupakan bagian kerangka interfase dibongkar dan komponen
utama mitosis, yaitu benang-benang spindle dibentuk. Benang-
benang spindel membentuk dua kutub, terdiri dari mikrotubuli
dan beberapa jenis protein lain (io SMART, B. 2000)
C. Fase Metafase
Pada tahap ini mikrotubuli kinetokor menarik kromosom ke
bidang ekuator. Posisi mikrotubuli tegak lurus dengan benang
spindel sehingga letak kromosom cenderung mendatar di bidang
ekuator. Tahap metafase merupakan indikator umum studi
pendahuluan untuk mengetahui waktu terjadinya
pembelahan sel. Metafase paling mudah ditemukan, karena
pada posisi ini kromosom mengumpul, sehingga biarpun
ukurannya kecil tetap dapat dilihat. (io SMART, B. 2000)
D. Fase Anafase
Tahap anafase berlangsung secara cepat dan tiba-tiba.
Diawali terpisahnya pasangan kinetokor pada masing-masing
kromosom, lalu diikuti tertariknya kromatid secara pelan-pelan
ke arah kutub (io SMART, B. 2000).
Tahapan anafase membutuhkan waktu sekitar 3-15 menit.
Tahapan anafase dimulai ketika kromosom yang terduplikasi
dari setiap duplet saling berpisahan. Kini bergerak memisah,
masih pada gelondong dan bergerak kekutub yang berlawanan.
Jika dilihat dengan menggunakan mikroskop, tiap-tiap belahan
tampak mempunyai bagian yang menggenting dan kurang
menyerap warna. Bagian ini disebut sentromer. Masing-masing
kromatid yang berpasangan terpisah bersama sentromernya.
Benang spindel memendek, setiap kromatid bergerak menuju
kutub yang berbeda dan berlaku sebagai kromosom baru yang
memiliki sifat keturunan yang sama. Tertariknya sentromer ke
arah kutub yang berbeda dikarena adanya kontraksi dari benang
gelendong. Fase anafase adalah fase yang terjadi paling singkat
pada proses pembelahan (Crowder,1993)

E. Fase Telofase
Pada tahap telofase, dua kromatid anakan mencapai kutub.
Membran inti terbentuk kembali, menyelubungi masing-masing
kelompok kromosom anakan. Kromatin yang mengecil
menggembung lagi. Nukleolus yang menghilang sejak profase
terlihat kembali dan mitosis selesai dengan
terbentuknya dua sel baru. Bentuk kromosom telofase pada
Allium sativum dan Pisum sativum tidak berbeda jauh. Hanya
saja ukuran kelompok kromosom Allium sativum lebih besar
(Aditya, 2020).
Berdasarkan literatur menurut Jusuf (2008) menyatakan
bahwa pada fase Telofase merupakan fase akhir, kromosom-
kromosom baru sudah terpisah dan berkumpul pada kutub yang
berbeda. Kemudian, membran inti akan muncul membungkus
dua kelompok kromosom yang sudah terpisah itu dalam dua inti
baru. Setelah terbentuk dua inti, kemudian akan terjadi
pemisahan sitoplasma, dengan pembentukan dinding yang
memisahkan kedua inti menjadi dua sel baru. Dengan
terbentuknya dua sel baru maka berakhirlah periode mitosis dan
sel kembali ke tahap interfase atau lebih tepatnya masuk ke
periode G1. Pada periode ini sel akan membesar sampai
mencapai ukuran sel dewasa.
VI. Kesimpulan
1. Mitosis adalah pembelahan sel somatis/sel dari tubuh. Mitosis
merupakan proses yang menghasilkan dua anak yang identik.
2. Di dalam meristem ujung akar bawang putih (Allium sativum L.)
terdapat adanya proses pembelahan dinding sel (mitosis) yang
berlangsung dalam 5 tahapan yaitu interfase, profase, metafase,
anafase dan telofase.
3. Fase Interfase adalah dimana inti sel yang masih tampak keruh, dan
tidak memperlihatkan adanya kegiatan membelah. Dan, fase profase
adalah dimana Benang-benang kromatin makin menjadi pendek
sehingga menjadi tebal yang membentuk kromosom-kromosom.
4. Fase Metafase adalah dimana Kromosom- kromosom menempatkan
diri di bidang ekuatorial/tengah. Dan, fase Anafase adalah dimana
Kedua belah kromatid memisahkan diri dan ditarik benang
gelendong yang dibentuk di tiap kutub berlawanan.
5. Fase Telofase adalah dimana Disetiap kutub sel sudah terbentuk sel
kromosom yang serupa.
VII. Daftar Pustaka
Abidin, A. Z. (2014). Studi indeks mitosis bawang untuk pembuatan
media pembelajaran preparat mitosis. Berkala Ilmiah Pendidikan
Biologi (BioEdu), 3(3).

Aditya, R. (2020). Pembelahan Mitosis Lengkap dengan Fasenya.

Amintarti, Sri. dkk. (2022). Penuntun Praktikum Anatomi Tumbuhan


PMIPA ULM Banjarmasin: Banjarmasin.

Crowder L.V. (1993). Genetika Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press.

DuPraw, E.J. (1970). DNA and Chromosomes. New York: Holt,


Reinhalt and Winston.

Halang, Bunda & Riya Irianti. (2022). Penuntun Praktikum Genetika.


Banjarmasin: Batang PMIPA FKIP ULM.

iStock. (2022). Cari Jutaan Gambar Dan Video Stok Berkualitas


Premium. Diakses melalui https://www.istockphoto.com/id pada 12
April 2022

io SMART, B. (2000). Karyotipe Kromosom pada Allium sativum


L.(Bawang Putih) dan Pisum sativum L.(Kacang
Kapri). BioSMART, 2(1).

Jusuf, M. (2008). Biologi dan Reproduksi Sel. Retrieved from


http:bit.ly/2UdjmiZ .

Kartosapoetro, A.G. (1991). Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan.


Rineka Cipta : Jakarta Setyobudi

Nurhadi, M. B. (1994). Genetika Dasar. Bandung: Armico.

Anda mungkin juga menyukai