Anda di halaman 1dari 4

Keanekaragaman Vegetasi Tanaman Obat di Hutan Pendidikan Universitas Sumatera Utara

Kawasan Taman Hutan Raya Tongkoh Kabupaten Karo Sumatera Utara


(Diversity of Medicinal Plants Vegetation in Educational Forest of North Sumatera University
Tongkoh Region Forest Park District of Karo North Sumatera)

Riwanda Sembiringa, Budi Utomob, Ridwanti Batubarab

aAlumnus Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Jl. Tri Dharma Ujung No. 1
Kampus USU Medan 20155 (*Penulis Korespondensi, Email: sembiringriwanda@yahoo.com)
bStaf Pengajar Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Jl. Tri Dharma Ujung No. 1

Kampus USU Medan 20155

Abstract
This study aims to determine the function and the diversities of medicinal plant that contained at the
educational Forest of North Sumatra University, Bukit Barisan Forest Park, Tongkoh village, District of Karo, North
Sumatera. This study was held in May to August 2012. The study was conducted at such altitude categories: <1000
masl; 1000 - 1500 masl, and ≥ 1500 masl. Observations were made on five different lines in each height category.
Observation path length is 100 m. Determination of the first line is done by purposive sampling method, the path is
determined by systematic sampling plots spaced 200 m. Observation and collection of medicinal plants using sampling
methods plot measuring 20 m x 20 m. Observations conducted exploratory medicinal plants. The number of medicinal
plant species found in each height category successive 34 species, 30 species, and 28 species. Total all kinds of
medicinal plants found are 38 species.

Keywords: Diversity of Medicinal Plants, Medicinal Plants, Educational Forest of North Sumatera University, TAHURA
Bukit Barisan.

PENDAHULUAN hutan tersebut sebagian besar merupakan hutan


lindung yang berupa hutan alam pegunungan yang
Indonesia adalah suatu negara yang kaya akan ditetapkan sejak zaman Belanda, yaitu Hutan Lindung
sumber daya alam yang melimpah. Seperti yang telah Sibayak I, Simancik I, Sibayak II, Simancik II, Suaka
di ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara Margasatwa Langkat Selatan dan Sinabung. Oleh
yang memiliki hutan terbesar di dunia yang memiliki karenanya guna melestarikan dan mengembangkan
berbagai macam flora dan fauna. Di Indonesia juga jenis tumbuhan obat perlu dilakukan analisis
banyak terdapat berbagai jenis tumbuhan yang dapat keragaman tanaman obat dihutan pendidikan USU
dijadikan obat-obatan, rempah-rempah, dan lain kawasan TAHURA Tongkoh Kabupaten Karo Provinsi
sebagainya. Menurut Nasution (1992) dalam Sudirga Sumatera Utara.
(2006), Indonesia merupakan negara kepulauan yang
Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
sangat luas, mempunyai kurang lebih 13700 pulau
mengetahui keanekaragaman jenis tanaman obat
yang besar dan kecil dengan keanekaragaman jenis
yang terdapat di kawasan Hutan Pendidikan USU di
flora dan fauna yang sangat tinggi. Di Indonesia
kawasan TAHURA Bukit Barisan Desa Tongkoh
diperkirakan terdapat 100 sampai dengan 150 famili
Kabupaten Karo Sumatera Utara.
tumbuh-tumbuhan, dan dari jumlah tersebut sebagian
besar mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai BAHAN DAN METODE
tanaman industri, tanaman buah-buahan, tanaman
rempah-rempah dan tanaman obat-obatan. Waktu dan Tempat Penelitian
Penggunaan tumbuhan sebagai obat tradisional Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2012 -
juga semakin banyak diminati oleh masyarakat karena Agustus 2012. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan
telah terbukti bahwa obat yang berasal dari tumbuhan Hutan Pendidikan USU TAHURA Desa Tongkoh
lebih menyehatkan dan tanpa menimbulkan adanya Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara.
efek samping jika dibandingkan dengan obat-obatan Pengidentifikasian tanaman obat dilakukan di kantor
yang berasal dari bahan kimia. Namun, yang menjadi Balai Pengelola TAHURA Bukit Barisan Desa Tongkoh
permasalahan bagi peminat obat tradisional adalah Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara dan di
kurangnya pengetahuan dan informasi memadai lakukan di Laboratorium Budidaya Hutan Fakultas
mengenai berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang biasa Pertanian Universitas Sumatera Utara.
digunakan sebagai ramuan obat-obatan tradisional dan
bagaimana pemanfaatannya (Arief, 2001). Bahan dan Alat
Taman Hutan Raya (TAHURA) Bukit Barisan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah
terletak di empat kabupaten, yaitu Langkat, buku identifikasi tanaman obat, tally sheet, kantung
Simalungun, Deli Serdang, dan Tanah Karo. Kawasan

19
plastik/stoples, kantung plastik besar/keranjang, dan objek langsung diidentifikasi di lapangan, dan jika tidak
label identifikasi. maka objek harus dikoleksi. Dalam proses
Alat yang digunakan di lapangan adalah peta pengkoleksian, tanaman obat diambil daun atau bagian
lokasi, kompas, GPS (Global Positioning System), tanaman yang lain seperti kulit, bunga, buah, kemudian
pisau, termometer, kamera digital, tali rafia, parang, dibungkus dengan kertas Koran dimasukkan ke dalam
sekop tangan, sarung tangan, peralatan pencahayaan kantung plastik, diberi label, dan diletakkan di dalam
yang mendukung, skala pengukuran, dan alat tulis. Alat kantung plastik besar kemudian dilakukan herbarium
yang digunakan untuk pengkoleksian dan pengawetan pada tanaman obat tersebut kemudian diidentifikasi
jenis yang tidak dikenali guna identifikasi lebih lanjut dengan menggunakan buku identifikasi tanaman obat.
adalah gunting, kertas koran, label.
Teknik Pengambilan Data HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data Keanakaragaman Jenis Tanaman Obat di Hutan
tentang analisis vegetasi tanaman obat di hutan Pendidikan USU
pendidikan USU adalah dengan teknik observasi yaitu
Hasil penelitian di hutan pendidikan USU dari
survei langsung ke lapangan dan studi pustaka dengan
ketiga kategori ketinggian tempat diperoleh 38 jenis
menggunakan buku identifikasi tanaman obat.
tanaman obat yang terbagi atas 23 ordo dan 24 famili.
Pengumpulan data yang dilakukan di lapangan
Tanaman obat yang ditemukan di hutan pendidikan
sebagai berikut:
USU ini banyak digunakan oleh masyarakat sekitar
a. Data primer
hutan sebagai pengobatan alternatif sehari-hari.
Data yang dikumpulkan langsung dari lapangan
Beberapa jenis dari tanaman obat yang ditemukan
seperti habitus tanaman obat, jumlah jenis
biasa digunakan sebagai tanaman hias namun dapat
tanaman obat, pemanfaatan tanaman obat yang
juga digunakan sebagai tanaman obat di pekarangan
dilakukan oleh masyarakat sekitar hutan.
rumah masyarakat, seperti kembang sepatu (Hibiscus
b. Data sekunder
rosasinensis Linn.), kumis kucing (Orthosiphon
Pengambilan data sekunder meliputi data tentang
stamineus Benth), bunga kacar (Impatiens balsamina
keadaan umum daerah penelitian serta data yang
Linn) dan surat-surat dibata (Macodes petola BI.).
diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya
Penduduk yang tinggal di sekitar hutan pendidikan
seperti instansi terkait baik lembaga pemerintahan
USU memiliki pengetahuan tentang tanaman obat yang
maupun lembaga kemasyarakatan dan data yang
digunakan untuk mengobati penyakit tertentu.
sudah tersedia di instansi tertentu.
Pengetahuan masyarakat tentang tanaman obat
berasal dari turun-temurun sehingga pengetahuan ini
berkembang dalam masyarakat. Masyarakat
Metode Penelitian
memperoleh tanaman obat tersebut sebagian besar
Pengamatan dilakukan pada beberapa kategori dari kebun dan pekarangan rumah, dan jika tanaman
ketinggian tempat di Hutan Pendidikan USU, yakni obat tidak ditemukan disekitar itu maka masyarakat
pada ketinggian < 1000 mdpl, 1000 - 1500 mdpl, dan≥ akan mencarinya di hutan hal ini sesuai dengan
1500 mdpl. Pengamatan dilakukan pada beberapa peryataan (Tukiman, 2004) yang menyatakan bahwa
kategori ketinggian tempat di Hutan Pendidikan USU, Upaya pengobatan tradisional dengan obat-obat
yakni pada ketinggian < 1000 mdpl, 1000 - 1500 mdpl, tradisional merupakan salah satu bentuk peran serta
dan ≥ 1500 mdpl. Pengamatan dilakukan pada lima masyarakat dan sekaligus merupakan teknologi tepat
jalur yang berbeda pada setiap kategori ketinggian guna yang potensial untuk menunjang pembangunan
untuk mencapai keterwakilan wilayah pengamatan. kesehatan. Hasil penelitian keanekaragaman tanaman
Panjang jalur pengamatan adalah 100 m. Penentuan obat di hutan pendidikan USU disajikan pada Tabel 1.
jalur pertama dilakukan dengan metode purpossive Hasil penelitian yang didapat bahwa tanaman
sampling berdasarkan keberadaan tanaman obat yang obat yang paling banyak ditemukan dari ketiga kategori
dianggap mewakili kawasan tersebut, jalur selanjutnya ketinggian tempat yaitu tanaman obat yang berasal
ditentukan secara systematic sampling. dari ordo Lamiales dan ordo Asterales. Adapun ciri
Jarak antar plot pengamatan adalah 200 m dan khas ordo Asterales yaitu memiliki bunga yang
pengambilan koleksi tanaman obat menggunakan berbentuk sekumpulan bunga kecil yang berkarang
metode sampling plot, yaitu dengan membuat sampling pada satu bongkol bunga. Ordo Asterales memiliki
plot di dalam jalur. Di dalam setiap jalur akan dibuat habitus yang terdiri dari pohon, semak dan herba
sampling plot berukuran 20 m x 20 m. Pengamatan Tanaman ini tumbuh pesat dan liar di kawasan lereng
tanaman obat dilakukan secara eksploratif di dalam gunung, lapangan maupun di pinggir jalan yang yang
plot sepanjang jalur pengamatan. berhawa sejuk. Adapun ciri khas ordo Lamiales yaitu
Pada tanaman obat yang ditemui di lokasi, tumbuhan berbunga dikotiledon yang memiliki bunga
pertama-tama dilakukan pemotretan dengan disertai dengan mahkota yang sederhana. Ordo Lamiales
skala pengukuran. Selanjutnya dicatat data memiliki habitus yang terdiri dari pohon, perdu dan
penampakan fisik secara detail dan tempat herba.
ditemukannya jenis tanaman obat. Bila memungkinkan,

20
Tabel 1. Jenis-jenis Tanaman Obat yang Ditemukan di Hutan Pendidikan USU Pada Ketiga Kategori Ketinggian Tempat
Dengan Luasan 3 (Tiga) Ha.
No Nama Lokal Nama Latin Ordo Famili Fungsi
1 Andaliman Zanthoxylum acanthopodium DC Sapindales Rutaceae Obat epilepsy
2 Arbei Rubus reflexus Ker Rosales Rosaceae Diare, Ambeyen
3 Belo-belo Piper decumanum L. Piperales Piperaceae Bengkak, Mimisan, TBC
4 Besi-besi Justicia gandarusa Burm.F Lamiales Acanthaceae Rematik, Memar
5 Bidara Artemisia vulgaris Linn Asterales Asteraceae Nyeri haid, Wasir
6 Bunga Kiung Obat gatal-gatal
7 Bunga Kacar Impatiens balsamina Linn. Ericales Balsaminaceae Keputihan, Peluruh haid
8 Bunga Sapa Obat bisul
9 Cekala Nicolaia speciosa Horan Zingiberales Zingiberaceae Pembersih darah
10 Cingkam Bischofia javanica BI Euphorbiales Euphorbiaceae Obat maag
11 Gagatan Harimau Vitis gracilis BL Vitales Vitaceae Obat kuat, Sakit perut.
12 Kambing-kambing Obat sakit perut
13 Kayu Manis Cinnamomum burmanii Laurales Lauraceae Menurunkan gula darah,
Flu
14 Kelsi Bidens sinensis Asterales Asteraceae Luka bakar
15 Kembang Sepatu Hibiscus rosasinensis Linn, Malvales Malvaceae Demam, Batuk
16 Kemenyan Styrax sumaterana Ebenales Styracaceae Obat gatal-gatal
17 Ketang/Rotan Calamus diepenhorstii Miq. Arecales Arecaceae Obat sakit perut
18 Kulit Labang Castanopsis costata BL Fagales Fagaceae Obat maag
19 Kumis Kucing Orthosiphon stamineus Benth. Lamiales Lamiaceae Kencing batu, Sakit
pinggang
20 Lancing Solanum verbacifolium Solanales Solanaceae Obat terkilir
21 Lenga-lenga Eupatorium odaratum L. Asterales Asteraceae Peluruh kencing,
Kencing batu
22 Meniran Phyllanthus niruri L. Uphorbiales Uphorbiaceae Hepatitis Disentri
23 Pecah Pinggan Centipeda minima P. Asterales Asteraceae Menyegarkan tubuh
24 Pegaga Centella asiatica Urban. Apiales Mackinlayaceae Bisul, Luka berdarah
25 Pia-pia Allium cepa Linn. Liliales Liliaceae Menurunkan tensi
26 Pinus Pinus merkusii Pinales Pinaceae Radang nyeri otot
27 Sabi Kabang Thitonia sp. Asterales Asteraceae Mengeringkan luka
sayatan
28 Salagundi Vitex trifolia L. Lamiales Lamiaceae Sakit mata, Batuk
29 Sayat-sayat Leersia hexandra Swartz. Poales Poaceae Obat sakit gigi
30 Senduduk Melastoma candidum D.Don. Myrtales Melastomataceae Sariawan, Bisul
31 Sibagori Sida rhombifolia L. Malvales Malvaceae Rematik, Sakit gigi
32 Sigaramata Clerodendron sp. Lamiales Verbenaceae Rematik, TBC, Asma
33 Singkut Curculigo sp. Liliales Amaryllidaceae Obat mata
34 Surat-surat Dibata Macodes petola BI. Orchidales Orchidaceae Obat keracunan
35 Surindan Scrrulla ferruginea Jack. Santalales Loranthaceae Obat kanker
36 Tenggiang Polystichum setiferum Polypodiales Dryopteridaceae Obat Luka
37 Terbangun Gara Coleus scutellarioides L. Solonales Lamiaceae Bisul, Sakit perut,
Demam, Sembelit
38 Terbangun Ratah Coleus amboinicus Lour. Lamiales Lamiaceae Sariawan, Sakit kepala

Hasil penelitian yang didapat jumlah jenis spesies tumbuhan obat hidup di ekosistem hutan
tanaman obat berbeda pada setiap ketinggian tropika dataran rendah pada ketinggian di bawah 1000
tempatnya. Pada ketinggian < 1000 mdpl ditemukan 34 meter dari permukaan laut.
jenis tanaman obat, pada ketinggian 1000-1500 mdpl Hasil penelitian didapat bahwa semua jenis
ditemukan 30 jenis tanamam obat, sedangkan pada tanaman obat tersebar mulai dari tumbuhan bawah,
ketinggian > 1500 mdpl ditemukan 28 jenis tanaman semak, liana, bunga, perdu sampai pohon, hal ini
obat. Jumlah keseluruhan jenis tanaman obat yang sesuai dengan pernyataan Zuhud, (2008) yang
ditemukan dari semua kategori ketinggian tempat menyatakan bahwa dari segi habitatnya, spesies-
adalah 38 jenis. Dari hasil penelitian yang diperoleh spesies tumbuhan obat yang terdapat di berbagai
bahwa jumlah jenis tanaman obat yang paling banyak formasi hutan Indonesia dapat dikelompokkan kedalam
ditemukan pada ketinggi <1000 mdpl dengan jumlah 7 (tujuh) macam yaitu : habitat bambu, herba, liana,
sebanyak 34 jenis. Hal ini sesuai dengan pernyataan pemanjat, perdu, pohon dan semak. Penyebaran jenis
Zuhud (2008) yang menyatakan bahwa secara umum tanaman obat di hutan Pendidikan USU berdasarkan
dapat diketahui bahwa tidak kurang dari 82% dari total habitusnya disajikan pada Tabel 2.

21
Tabel 2. Habitus Jenis Tanaman Obat yang Ditemukan di Hutan Pendidikan USU Pada Ketiga Kategori Ketinggian
Tempat Dengan Luas 3 (Tiga) Ha.
Habitus Spesies

Tumbuhan Bawah Meniran (Phyllanthus niruri L); Pecah Pinggan (Centipeda minima P); Surat-surat Dibata
(Macodes petola BI.); Pegaga (Centella asiatica Urban); Pia-pia (Allium cepa Linn); Bidara
(Artemisia vulgaris Linn); Sayat-sayat (Leersia hexandra Swartz); Terbangun Gara
(Coleus scutellarioides L); Sigaramata (Clerodendron sp.) Terbangun Ratah
(Coleus amboinicus Lour).
Liana Ketang (Calamus diepenhorstii Miq); Surindan (Scrrulla ferruginea Jack); Belo-belo
(Piper decumanum L ).
Bunga Bunga Kiung; Bunga Kacar (Impatiens balsamina Linn); Bunga Sapa.
Semak Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC); Kambing-kambing; Arbei (Rubus reflexus Ker);
Cekala (Nicolaia speciosa Horan); Kelsi (Bidens sinensis); Kulit Labang (Castanopsis costata BL);
Sibagori (Sida rhombifolia); Singkut (Curculigo sp); Lenga-lenga (Eupatorium odaratum L).
Perdu Besi-besi (Justicia gandarusa Burm.F); Gagatan Harimau (Vitis gracilis BL); Kembang Sepatu
(Hibiscus rosasinensis Linn); Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth); Sabi Kabang
(Thitonia sp); Lancing (Solanum verbacifolium); Salagundi (Vitex trifolia L); Senduduk
(Melastoma candidum D.Don); Tenggiang (Polystichum setiferum).
Pohon Cingkam (Bischofia javanica BI); Pinus (Pinus merkusii); Kayu Manis (Cinnamomum burmanii);
Kemenyan (Styrax sumaterana).

KESIMPULAN
Jumlah jenis tanaman obat yang ditemukan pada
lokasi penelitian adalah 38 jenis yang terdiri dari 23
ordo dan 24 famili di ketiga kategori ketinggian tempat.
Dengan rincian jumlah jenis tanaman obat yang
ditemukan pada ketinggian < 1000 mdpl sebanyak 34
jenis; pada ketinggian 1000 - 1500 mdpl sebanyak 30
jenis; dan pada ketinggian ≥ 1500 mdpl sebanyak 28
jenis.

DAFTAR PUSTAKA
Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan.
Kanisius.Yogyakarta.
Kawasan Taman Hutan Raya Bukit Barisan Desa
Tongkoh Kabupaten Karo. Departemen
Kehutanan USU.[Belum Dipublikasikan]. Medan.
Sudirga, S.K. 2006. Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai
Obat Tradisional di Desa Truyan Kecamatan
Kintamani Kabupaten Bangli. Fakultas MIPA
Udayana Press. Denpasar.
Tukiman. 2004. Pemanfaatan Tumbuhan Obat
Keluarga (TOGA) untuk Kesehatan Keluarga.
Fakultas Kesehatan Masyarakat. USU.
http:tumbuhan obat.co.id [akses : 30 Oktober
2010] Medan.
Zuhud, E, A, M. 2008. Potensi Hutan Tropika Indonesia
Sebagai Penyangga Bahan Obat Alam Untuk
Kesehatan Bangsa. Fakultas Kehutanan IPB.
Bogor.

22

Anda mungkin juga menyukai