• Bab 1 Pendahuluan
• Bab 2 Kajian Pustaka
• Bab 3 Metode Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penelitian
D.Manfaat Penelitian
E.Batasan Masalah
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman flora yang sangat berlimpah terutama
yang dihasilkan dari hutan yang memang memiliki peran sebagai Gudang plasma nutfa (sumber Genetik) dari
berbagai jenis tumbuhan.
Keanekaragaman hayati merupakan keseluruhan gen, jenis, serta ekosistem yang terdapat dalam
suatu wilayah tertentu.
Tanaman obat merupakan tanaman yang bagian-bagiannya dapat dimanfatkan. Bagian tanaman yang
dapat dimanfaatkan diantaranya akar, batang, daun, buah maupun hasil ekskresinya diyakini dapat
menyembuhkan atau mengurangi rasa sakit (Falah, et al. 2013).
Tumbuhan berkeping biji dua atau dikotil adalah segolongan tumbuhan berbunga yang memiliki ciri
khas yang sama dengan memiliki sepasang daun Lembaga, contohnya seperti tanaman kentang, kembang
sepatu, dan nangka. Tanaman dikotil dapat membantu guru dalam menjelaskan pembelajaran tanaman dikotil
masih dengan hal yang biasa dalam bentuk gambar, yang membuat siswa kurang memahami bagian-bagian dari
tanaman tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana indeks keanekaragaman tanaman obat-obatan kelas dikotil yang ditemukan di Kawasan hutan
kanatang?
2. Bagaimana pemanfaatan tanaman obat-obatan kelas dikotil di Kawasan hutan kanatang sebagai sumber
belajar herbarium?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai antara lain:
1. Mendeskripsikan indeks keanekaragaman tanaman obat-obatan kelas dikotil yang ditemukan di Kawasan
hutan kanatang.
2. Mendeskripsikan pemanfaatan tanaman obat-obatan kelas dikotil di Kawasan hutan kanatang sebagai
sumber belajar herbarium.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis sebagai sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang ekologi dan sumber belajar
2. Manfaat praktis
3. Masyarakat, agar mengetahui bahwa pentingnya menjaga dan melestarikan hutan
4. Siswa, untuk memahami materi tumbuhan dikotil serta mampu mencapai kompetensi dasar pembelajaran materi tersebut.
5. Guru, memperoleh sumber belajar (Herbarium) dalam proses pembelajaran materi tumbuhan dikotil.
E. Batasan Penelitian
Adapun yang menjadi batasan penelitian yang dilakukan antara lain:
1. Penelitian dilakukan terbatas diwilayah Kelurahan Temu Kabupaten Sumba Timur, Khususnya di hutan kanatang sehingga
tidak mencakup Kawasan hutan kelurahan temu.
2. Factor-faktor yang mempengaruhi daya dukung kehidupan tumbuhan dikotil yaitu keasaman tanah (PH), suhu, kelembapan
udara.
3. Indeks ekologi yang digunakan untuk mengukur tingkat keanekaragaman adalah frekuensi relatif, kerapatan relatif, indeks
nilai penting, indeks keanekaragaman Shannon-Wienner.
4. Metode pengumpulan data menggunakan metode petak ganda (plot).
5. Sumber belajar berupa ensiklopedia tumbuhan dikotil, yang terdiri dari komponen bagian-bagian ensiklopedia yaitu cover,
halaman judul, kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan, isi materi, daftar pustaka, dan biografi penulis.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
1. Landasan Teori
2. Penelitian Yang Relevan
3. Kerangka Berpikir
Landasan Teori
1 Wulandari Keanekaragaman Jenis Jambi Berdasarkan wawancara dengan 10 responden yang terdiri dari dukun yang
Tanaman Obat serimg memanfaatkan tumbuhan sebagai obat tradisional di Desa Pelawan
Trandisional Di Desa Kecamatan Pelawan Kabupaten sarolangun yang menggunakan tumbuhan
Pelawan Kecamatan obat sebagai obat tradisional, didapatkan 25 jenis tumbuhan yang digunakan
Pelawan Kabupaten sebagai bahan obat-obatan.
Sarolangun Banyaknya jenis tumbuhan obat yang ditemukan di desa Pelawan kecamatan
pelawan kabupaten sarolangun ini lebih banyak dibandingkan dengan
penelitian Sri Hartati, 2013. Sri Hartati (2013) menemukan sebanyak 22 jenis
tumbuhan obat didesa Kuamang kecamatan VII koto kabupaten tebo.
2 Ariadne Keanekaragaman Jawa Tengah Tumbuhan obat yang ditemukan sebanyak 40 spesies dari 26 familia yaitu
Digna Tumbuhan Obat Pada Jalur Asteraceae, Apiaceae, Portulacaceae, Brassicaceae, Balsaminaceae,
Nofrinawati Pendakian Lereng Gunung Melastomataceae, Caryophyllaceae, Euphorbiaceae, Acanthaceae, Oleraceae,
Andong, Dusun Sawit, Amaranthaceae, Campanulaceae, Labilatae, Rubiaceae, Gramineae, Liliaceae,
Kabupaten Magelang Jawa Malvaceae, Theaceae, Verbenaceae, Mrytaceae, Phyllanthaceae, Lauraceae,
Tengah Mimisaceae, Moraceae, Plantaginaceae Dan Camelliaceae. Jumlah tumbuhan
obat yang ditemukan dengan perawakan semak adalah 24 spesies, perdu 7
spesies dan pohon 8 spesies.
3 Fahmy Identifikasi Tanaman Obat Sumatera Berdasarkan hasil wawancara dan penelitian dilapangan yang telah dilakukan
Armanda Di Kecamatan Talang Selatan terhadap 3 kelurahan yang berada di kecamatan talang kelapa maka diperoleh
Kelapa Dan Pemanfaatan 38 jenis tanaman obat dari 22 famili.
Serta Sumbangsinya Pada
Mata Pelajaran Biologi
KERANGKA BERPIKIR