Kabupaten Tasikmalaya
ABSTRAK
Telah dilakukan studi etnofarmakognosi– etnofarmakologi tumbuhan sebagai obat di Kampung Naga, Kecamatan
Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Metode penelitian ini meliputi studi area dan studi etnofarmakognosi-
etnofarmakologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tumbuhan yang digunakan sebagai obat di Kampung Naga
meliputi 28 suku yang terdiri dari 51 jenis, dengan suku tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah
Asteraceae. Tumbuhan obat tersebut paling banyak digunakan sebagai penambah stamina tubuh. Daun
merupakan bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan, sedangkan kebun merupakan tempat yang paling
banyak tumbuhan tersebut diperoleh. Cara pengolahan tumbuhan obat paling banyak dilakukan dengan cara
direbus.
ABSTRACT
Obat tradisional Indonesia merupakan warisan Di era globalisasi ini memang tidak bisa dihindari
budaya Indonesia, yang diinginkan untuk dapat budaya asing yang masuk, karena itulah sebagai
30
generasi muda dituntut agar pandai memilih dan HASIL DAN PEMBAHASAN
memilah yang baik untuk diterima dari budaya asing
tersebut. Karena jika dicermati, tanpa disadari Kampung Naga berada di Rt 01 / Rw 01 Desa
banyak manfaat dan informasi dari budaya hasil Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten
kreativitas dan warisan karuhun terdahulu yang bisa Tasikmalaya dengan memiliki luas wilayah 1,5
digali. Salah satunya adalah Kampung Naga. Hektar. Batas-batas wilayahnya yaitu sebelah Utara
berbatasan dengan saluran kecil dan Kampung
Kampung Naga merupakan salah satu tempat suku Nangtang Kecamatan Cigalontang, sebelah Selatan
tradisional Sunda yaitu orang se-Naga. Suku ini berbatasan dengan bukit dan jalan raya
merupakan salah satu suku yang masih sangat Tasikmalaya-Garut, sebelah Timur berbatasan
ketat mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya dengan Sungai Ciwulan dan Bukit Naga, serta
(Suryani, E., dan A. Charliyan, 2010). sebelah barat dengan bukit kecil. Sumber mata air
yang digunakan oleh masyarakat Kampung Naga
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali berasal dari sungai Ciwulan dan sebelah hutan
pengetahuan tradisional masyarakat kampung keramat yang disebut dengan cai kahuripan. Sawah
Naga dalam pemanfaatan dan pengelolaan dan kebun mengelilingi wilayah Kampung Naga.
tumbuhan obat. Tempat larangan berada di sebelah barat dan timur
yang disebut sebagai hutan keramat dan hutan
METODE PENELITIAN larangan.
Metode penelitian ini meliputi studi area dan studi Jumlah penduduknya yaitu 315 orang. Mata
etnofarmakognosi-etnofarmakologi.Studi area pencaharian penduduk Kampung Naga, yaitu
meliputi observasi yaitu melakukan survei atau bertani, berternak dan membuat kerajinan. Rumah
pengamatan mengenai lokasi Kampung Naga yang adat berjumlah 113 rumah termasuk mesjid dan
akan menjadi objek penelitian dan pengumpulan bale pertemuan, dengan ketentuan
data. Studi etnofarmakognosi-etnofarmakologi pembangunannya harus memanjang dari utara ke
meliputi wawancara terhadap pengobat tradisional selatan.
(dukun, dukun beranak/ paraji, juru kunci) Kampung
Naga. Wawancara dilakukan dengan teknik Dari hasil penelitian dan determinasi diketahui
wawancara semi struktural yang berpedoman pada terdapat 28 suku yang terdiri dari 51 spesies
daftar pertanyaan seperti: nama lokal tanaman, tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat di
bagian yang digunakan, khasiatnya, cara Kampung Naga. Suku tumbuhan yang paling
penggunaannyanya, dan lainnya.Setiap tumbuhan banyak digunakan sebagai obat adalah Asteraceae
yang digunakan sebagai bahan obat tradisional (9,80%); selanjutnya berturut-turut yaitu Apiaceae
atau acara ritual lainnya difoto dan diambil (7,84%); Malvaceae, Poaceae, Lamiaceae,
contohnya untuk dikoleksi yang selanjutnya dibuat Euphorbiaceae, Zingiberaceae dan Aracaceae
herbarium untuk dilakukan determinasi di (5,88%). Asteraceae merupakan suku tumbuhan
Herbarium Bandungense. Data yang diperoleh yang paling banyak digunakan sebagai obat karena
dianalisis secara deskriptif dalam bentuk suku tersebut dapat tumbuh di daerah Kampung
pendekatan etnofarmakognosi-etnofarmakologi dan Naga sehingga mudah didapatkan.
secara literatur.
Tumbuhan obat yang digunakan masyarakat
Kampung Naga terdiri dari beberapa golongan
khasiat. Obat penambah stamina merupakan
golongan khasiat dengan jumlah tertinggi (10,73%),
31
(L.) R. Br.
25 Surawung Ocimum americanum L. Daun Kutil
Orthosiphon aristatus
26 Kumis kucing Daun Kencing manis
(Blume) Miq.
Menghentikan
27 Singkong Manihot esculenta Crantz Pucuk daun pendarahan dan
penambah darah
Euphorbiaceae
28 Memeniran Phyllanthus urinaria L. Daun Penambah stamina
Sauropus androgynus (L.)
29 Katuk Daun Panas dalam
Merril
30 Liliaceae Bakung Crinum asiaticum L Daun Racun bisa ular
31 Liliaceae Lidah buaya Aloe vera L. Daging buah Sakit perut
Mahkota Phaleria macrocarpa
32. Thymelaeaceae Buah Kanker
dewa (Scheff) Boerl.
Drymaria cordata (L.) Willd.
33. Caryophyllaceae Jukut ibun Daun Penghalus wajah
ex Schultes
Selaginella plana (Desv.)
34. Selaginellaceae Rane Daun Penghalus wajah
Hieron
Etlingera elatior (Jack) R.M.
35. Zingiberaceae Comrang Batang Sakit perut
Smith Soland. Ex Maton
Amomum compactum
36. Kapulaga Biji Sakit tenggorokan
Soland. Ex Maton
Curcuma xanthorrhiza
37. Koneng gede Rimpang Sakit perut
Roxb.)
38 Arecaceae Jambe Areca catechu L. Akar Penambah stamina
39 Kelapa Cocos nucifera L. Akar Penambah stamina
Arenga pinnata (Warmb)
40 Kawung Akar Penambah stamina
Merril
Impatiens platypetala
41 Balsaminaceae Tere Daun bisa ular
Lindley.
42 Verbenaceae Saiyara Lantana camara L. Daun Peluruh kemih
43 Cucurbitaceae Paria Momordica charantia L. Daun Demam
Clinacanthus nutans
44 Acanthaceae Ki tajam Daun Panas dalam
(Burm.f.) Lindau
Strobilanthes crispa (L.)
45 Ki beling Daun Datang bulan
Blume
46 Fabaceae Dadap Erythrina variegata L Daun Panas dalam
47 Lauraceae Alpukat Persea americana Miller Daun Datang bulan
48 Piperaceae Sirih Piper betle L Daun Keputihan
Costus speciosus (Koenig) Penambah nafsu
49 Costaceae Pacing Daun
J.E. Smith makan dan demam
50 Sterculiaceae Hantap Sterculia longifolia Vent. Daun Peluruh kemih
Melochia umbellata (Houtt.)
51 Bintinu Kulit batang Luka patah
Stapf
Pengolahan tumbuhan obat di kampung Naga lebih aman dikonsumsi dan mengurangi rasa pahit bila
banyak dengan cara direbus (41,81%), diremas dibandingkan dengan dilalap atau dimakan
atau ditumbuk untuk penggunaan luar (20,00%) langsung.
selanjutnya dilalap atau dimakan langsung
(16,36%) serta diremas atau ditumbuk untuk
penggunaan dalam (14,55%). Pengolahan dengan
cara direbus dipilih karena dengan direbus maka
tumbuhan tersebut telah matang sehingga lebih
33
34
yang digunakan untuk menyembuhkan sakit perut. merupakan tempat yang paing banyak tumbuhan
Namun, untuk daun babadotan
dotan dimanfaatkan oleh tersebut diperoleh. Cara pengolaha
pengolahan tumbuhan
masyarakat Kampung Naga sebagai peluruh kemih, obat paling banyak dilakukan dengan cara direbus.
sedangkan di dalam MHI disebutkan untuk nyeri
nye
lambung. Demikian juga dengan sidagori, penduduk DAFTAR PUSTAKA
Kampung Naga menggunakan daunnya untuk
menyembuhkan sakit pinggang dan asam urat, Depkes RI (2000): Pedoman Pelaksanaan Uji Klinik
sedangkan dalam MHI daun sidagori dimanfaaatkan Obat Tradisional,, Cetakan Pertama,
untuk menyembuhkan bisul dan kudis. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Depkes RI. (2007): Kebijakan Obat Tradisional
Jika dibandingkankan dengan literatur,
literatur beberapa Nasional Tahun 2007,, Departemen Kesehatan
tumbuhan obat yang digunakan masyarakat Republik Indonesia, Jakarta.
Kampung Naga memiliki khasiat yang berbeda Duraipandiyan, V., Al-Harabi,
Harabi, N. A., IIgnacimuthu,
dengan aktivitas yang telah diteliti. Misalnya, daund S., Muthukumar, C. (2012): Antimicrobial
jalantir
alantir yang digunakan untuk gatal karena gigitan activity of sesquiterpene lactones isolated from
serangga, memiliki aktivitas antimikroba (Jack,
( IR traditional medicinal plant, Costus speciosus
dan Okorosaye-Orubite, K., 2008).. Daun pacing p (Koen ex.Retz.) Sm,, BioMed Central
yang digunakan untuk penambah nafsu makan dan Complementary and Alternative Medicine, 12
demam, memiliki aktivitas antidiabetes, (13).
antilipidemia dan antimikroba(Eliza, J,, et.al., 2009; Eliza, J., Daisy, P., Ignacimuthu,
nacimuthu, S., Duraipandiyan,
Duraipandiyan, V. et.al., 2012). V. (2009): Antidiabetic and antilipidemic effect
of eremanthin from Costus speciosus
Pinggir (Koen.)Sm., in STZ-inducedinduced diabetic ratsrats,
sawah Chemico-Biological
Biological Interaction
Interaction, 182 (1), 67-72.
Jack, IR dan Okorosaye-Orubite, Orubite, K. (2008):
Phytochemical analysis and antimicrobial
activity of the extract of leaves of fleabane
Kebun
(Conyza sumatrensis), African Journals OnlineOnline,
Perkara
ngan 12 (4).
Ogata, Y. (1995): Medicinal al Herb Index in
Indonesia,, Edisi Kedua, PT. Eisai Indonesia,
Jakarta.
Suryani, E., dan A. Charliyan (2010): Menguak
Gambar 3. Distribusi lokasi tumbuhan obat Tabir Kampung Naga,, CV. Danan Jaya,
Tasikmalaya.
KESIMPULAN
35