Dipiro Joseph T, et al. 2008. Pharmacotherapy A Pathophysiologic
Approach Seventh Edition. The McGraw-Hill Companies. • Patofisiologi psoriasis berhubungan dengan aktivasi sel T • Aktivasi imun yang dimediasi oleh sel inflamasi kulit membutuhkan 2 sinyal T melalui interaksi sel oleh permukaan protein dan APCs (Antigen Presenting cells) seperti dendritic dan makrofag • Sinyal pertama : interaksi reseptor sel T dengan antigen oleh APC. Ikatan sel T-APC terjadi melalui molekul adesi permukaan, antigen dipresentasikan oleh APC ke sel T. Sel T mengekspresikan resptor sel T yang mengenal antigen peptide yang disajikan oleh APC dalam alur kompleks MHC.Antigen ini merangsang aktivasi konversi sel T menjadi sel imun spesifik yang selanjutnya dapat berkembang menjadi sel T memori yang hidup lama di dalam sirkulasi dan dapat mengenali antigen di kemudian hari bahkan sampai beberapa tahun. • Sinyal kedua : costimulation : interaksi permukaan. Sel T menempel ke APC melalui molekul adesi permukaan yang terletak berseberangan pada permukaan sel T dan APCs. LFA-1 ( Leucocyte function associated antigen 1) dan CD2 adalah molekul adesi limfosit T yang menempel pada molekul adesi yang diekspresikan pada permukaan APCs (yaitu molekul adesi intraseluler : ICAM-1 dan LFA-3). Sel Langerhans pada kulit adalah antigen presenting cel. Pada sinyal kedua dikenal sebagai co-stimulasi. Jika co-stimulasi oleh molekul permukaan sel lain tidak terjadi setelah presentasi antigen, sel T tidak akan menanggapi antigen dan akan menjalani apoptosis atau tidak responsive lagi dengan antigen itu di masa depan (anergi) • Setelah sel T aktif maka akan bermigrasi ke KGB dan sirkulasi ke kulit • Sel T bermigrasi ke epidermis (dikulit normal Sel T tidak terdapat diepidermis) • Sel T mengeluarkan berbagai sitokin yang menginduksi psoriasis • Sel T masuk dalam system sirkulasi melalui interaksi sel-sel dengan sel endothelial dari pembuluh darah, kemudian bermigrasi ke kulit yang mengalami inflamasi • Sitokin : protein yang disekresikan oleh sel imun yang berikatan dengan reseptor spesifik pada permukaan sel sehingga mempengaruhi kreatinosit dan sel lainnya dalam perubahan patologis psoriasis • Sitokin pada psoriasis dikenal dengan TH1 (Sel T Helper 1) yang menghasilkan INF-γ (Interferon γ), TNF-a (Tumor Necrosis Factor), interlecuin • Sel lokal lainnya termasuk keratinosit, sel dendritik, dan lokal neutrofil, diinduksi untuk menghasilkan sitokin lain, termasuk TNF- α, InterLekuin-23, 20 mentransformasikan faktor pertumbuhan-α (TGF-α), TGF-β, amphiregulin, Interlekuin-1-6-8,16 yang diyakini penting dalam patofisiologi psoriasis.