Anda di halaman 1dari 4

STANDAR: Better Standard Better Living − Vol. 1 No.

6, November 2022

STANDARDISASI LHK

STANDAR PENGEMBANGAN PRODUK


TUMBUHAN OBAT DI PULAU JAWA
Tumbuhan obat merupakan salah satu produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang
memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Berbagai produk tanaman obat baik yang
berasal dari hutan maupun budidaya memiliki peluang yang baik, sebab manfaat yang
terkandung di dalamnya dapat membantu manusia untuk merawat kesehatannya.
Penyakit-penyakit degeneratif seperti hipertensi, jantung koroner, stroke, diabetes
miletus dan lain-lain telah menurunkan kualitas hidup manusia, sehingga tumbuhan
obat dapat berperan untuk mengatasi penyakit-penyakit tersebut

Ignatius Adi Nugroho dan Rattah Pinnusa


Sekretariat Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hiudp dan Kehutanan
Email: toekangjamoe@yahoo.com

P
ulau Jawa merupakan salah satu penghasil perlu penanganan khusus karena bahan baku
produk tumbuhan obat terbesar di tersebut mudah sekali rusak apabila tidak
Indonesia. Jamu merupakan salah satu tertangani dengan baik.
produk tumbuhan obat yang sudah lama
Terkait dengan penanganan produk, agak
digunakan secara tradisional di Jawa sejak masa
berbeda antara penanganan produk terstandar
kerajaan Hindu Budha. Oleh sebab itu, jamu
untuk bahan baku seperti buah dan sayuran
sudah menjadi salah satu warisan budaya yang
yang umumnya dapat dipersiapkan dengan baik
harus dilestarikan, khususnya bagi orang Jawa.
karena tersedianya akses jalan. Penanganan
Menurut Nurrochmat et al. (2017) pengelolaan bahan baku tumbuhan di dalam hutan sangat
tumbuhan obat di Taman Nasional Meru Betiri sukar dilakukan karena terbatasnya akses jalan
(TNMB) Jawa Timur dapat menjadi contoh dan sulitnya memperoleh sarana pengemasan
sebuah pengelolaan yang baik di mana aspek yang baik di dalam hutan. Hal ini dapat menjadi
konflik yang umumnya terdapat di taman tantangan untuk mencari terobosan terbaik
nasional tidak terjadi. Kelompok masyarakat dalam kondisi yang terbatas.
yang semula berprofesi sebagai perambah
kemudian berubah menjadi mitra dalam Standar GAP Produk Melalui Budidaya
mengamankan sumberdaya yang terdapat di GAP (Good Agricultural Processing) merupakan
dalamnya. Pembangunan jasa wisata alam, salah satu standar pengemasan yang disahkan
pemanfaatan tumbuhan obat dan keberadaan oleh FDA (Food and Drug Administration’s)
dampingan sebuah Civil Society Organization Amerika Serikat, yaitu suatu badan yang
(CSO) memberikan sumbangan nyata bagi bertugas mengawasi peredaran makanan dan
berkembangnya pengelolaan tumbuhan obat di obat-obatan di USA. Badan ini serupa dengan
TNMB. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Selama ini, TNMB dikenal sebagai taman di Indonesia. Standar GAP sendiri mencakup
nasional yang memiliki kandungan tumbuhan aspek produksi buah-buahan dan sayuran
obat terbesar di Indonesia. Hal ini mendorong yang dihasilkan oleh petani, pengemasannya,
perlunya sebuah standar pengelolaan bagi penanganan dan penyimpanannya yang harus
produk-produk tumbuhan obat yang dapat bebas dari kontaminasi bakteri dan jamur. Hal
dimanfaatkan dari TNMB. Salah satu bentuk ini sulit dilakukan di dalam hutan, oleh sebab
produk tumbuhan obat seperti bahan baku yang itu jenis-jenis tumbuhan obat potensial perlu
diambil dari akar, batang, daun dan buahnya dibudidayakan di luar kawasan hutan. Kesulitan
lainnya adalah sifat tumbuhan obat yang sangat

14
STANDAR: Better Standard Better Living − Vol. 1 No.6, November 2022

spesifik lahan sehingga mempengaruhi kadar ditumbuhkan dekat dengan sumber benihnya
biokimiawi bahan baku obat yang terdapat di dengan maksud khasiat yang terkandung di
dalam tubuh tanaman tersebut. Oleh sebab itu, dalamnya tidak hilang, minimal serupa dengan
budidaya tumbuhan obat harus memperhatikan jenis-jenis asli yang terdapat di dalam hutan.
aspek edafisnya agar khasiat obatnya tidak Nugroho (2016) menyebutkan bahwa taman
hilang. nasional memiliki peluang untuk pengembangan
tumbuhan obat karena tersedia kawasan
Strategi pengembangan tumbuhan obat di luar
penyangga dan kawasan budidaya yang dapat
wilayah tumbuh alaminya dapat pula dilakukan
digunakan untuk kebutuhan tersebut. Salah
dengan meniru pola distribusi alaminya,
satu contohnya adalah di Taman Nasional Meru
misalnya untuk pakem/kluwak (Pangium edule)
Betiri, Jember Jawa Timur.
mudah ditemukan terdistribusi di sepanjang
aliran sungai, sehingga ketersedian aliran air atau Budidaya tumbuhan obat pada kawasan
badan air dapat menjadi salah satu prasyarat bagi penyangga maupun kawasan budidaya dapat
pertumbuhan pakem/kluwak. Untuk cabe jawa/ membantu pengelola Taman Nasional untuk
jamu (Piper retrofractum) banyak dijumpai pada mengendalikan keamanan wilayahnya dari
lokasi yang tidak ternaungi, artinya kecukupan gangguan pencurian kayu komersial yang
matahari diperlukan oleh jenis ini. Kemukus terdapat di Taman Nasional. Harapannya,
(Piper cubeba) dapat dibudidayakan seperti sirih melalui upaya-upaya tersebut tekanan terhadap
karena di hutan umumnya ditemukan tumbuh Taman Nasional akan berkurang. Melalui
merambat dan menjalar di lantai hutan yang budidaya tumbuhan obat, aspek ekonomi yang
cukup terbuka, bahkan merambat di dahan- selalu menjadi alasan para pihak melakukan
dahan pohon. perambahan hutan di Taman Nasional
menemukan alternatif baru yang bersifat
Keberhasilan dalam membudidayakan
legal. Moralitas dan kebutuhan ekonomi dapat
tumbuhan obat di luar kawasan tumbuhnya
bertemu sehingga mendorong pihak-pihak
(habitat) memberi peluang diterapkannya GAP.
terkait pelaku pencurian kayu mengurangi
Hal ini akan mendorong terjadinya peningkatan
keinginannya untuk melakukan kejahatan.
kualitas pengelolaan tumbuhan obat, khususnya
Mereka dapat diajak bekerja sama untuk
pada kawasan hutan yang dilindungi seperti
melindungi kawasan konservasi dan lindung
Taman Nasional, Daerah Aliran Sungai dan lain
(Nurrochmat et al., 2017).
sebagainya.
Potensi Pasar Tumbuhan Obat
Seleksi Pohon Inang
Potensi pasar tumbuhan obat di Indonesia
Seleksi pohon inang merupakan langkah untuk
masih terbuka lebar. Terlebih sebagian besar
mengeluarkan sejumlah material genetik
masyarakat perkotaan Indonesia telah muncul
tumbuhan obat dari habitatnya. Hal ini dapat
kesadaran bergaya hidup sehat, salah satunya
dilakukan dengan teknik penilaian sumber benih
dengan mengonsumsi jamu untuk meningkatkan
yang baik berdasarkan SNI 8862-2020 tentang
imunitas tubuh. Kesadaran masyarakat
Penilaian Sumber Benih Tanaman Hutan dengan
tersebut muncul sebagai dampak positif
penyesuaian seperlunya karena SNI khusus
terbukanya akses informasi. Meningkatnya
terkait tumbuhan obat belum tersedia. Meskipun
Literasi kesehatan mendorong masyarakat
SNI 8862-2020 digunakan untuk tanaman hutan
untuk mengurangi ketergantungan terhadap
berkayu, tetapi dapat juga digunakan untuk
obat kimia. Sebagaimana kita ketahui bersama
memilih sumber benih tanaman obat karena
bahwa obat-obatan kimia jika dikonsumsi dalam
terdapat berbagai jenis pohon berkayu yang
periode waktu lama akan berdampak kurang
memiliki khasiat obat. Penggunaan SNI tersebut
baik terhadap organ tubuh manusia. Sedangkan
dapat melalui modifikasi.
konsumsi jamu relatif aman dikonsumsi
Pohon inang yang berhasil diseleksi dapat disebabkan ketiadaan unsur kimiawi dalam
menjadi modal untuk pengembangan budidaya ramuan jamu. Selain pasar domestik yang
tumbuhan obat berikutnya. Selanjutnya, pohon diprediksi terus berkembang, Rantai pasar
inang tersebut dapat ditanam pada lokasi produk tumbuhan obat turut terbentang mulai
budidaya yang sudah disiapkan. dari kebutuhan ekspor baik ke Cina, Amerika,
India, Eropa dan lain-lain. Kebutuhan dalam
Lokasi Budidaya negeri,, potensi pasar tumbuhan obat seperti
Lokasi budidaya merupakan faktor penting jamu paling banyak terdapat di Jawa.
agar tumbuhan obat hasil domestikasi dapat

15
STANDAR: Better Standard Better Living − Vol. 1 No.6, November 2022

Merespon permintaan pasar, produk jamu melalui Inpres Nomor 6 Tahun 2016 untuk
pun tampil dengan beragam kemasan dan memfasilitasi pengembangan industri farmasi
mengutamakan higinietasnya. Siapa sangka dan alat kesehatan ke arah biofarmasitikal,
jika dulu jamu perlu vaksin, natural dan Active
waktu lama untuk Pharmaceutical
menyiapkannya, kini Ingredients (API).
Pengembangan industri obat tradisional
jamu seperti tolak angin
agar setara dengan obat-obatan farmasi Sepanjang tahun 2010 –
yang diproduksi oleh
memberikan harapan agar bahan baku obat 2018 terjadi peningkatan
salah satu perusahaan
tradisional yang terdapat di Indonesia dapat upaya kesehatan berbasis
jamu terkemuka di
dikelola secara lebih baik. pengobatan tradisional
Indonesia mudah
sebesar 44,8%. Hal ini
dibawa dan dikonsumsi
memberikan harapan
dengan kemasan yan
bahwa pengembangan
menarik dengan tetap menjaga higienitasnya.
tumbuhan obat sebagai bahan baku dan
Pengolahan jamu pun berubah dari skala
pelayanannya harus semakin professional.
rumahan (home industry) tumbuh menjadi
Oleh sebab itu, Kementerian Kesehatan telah
skala industri. Strategi pemasarannya pun
menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan
telah menerapkan manajemen modern melalui
Nomor 003/Menkes/Per/I/2010 tentang
bauran marketing (Marketing mix) melaui
Saintifikasi Jamu. Saintifikasi jamu merupakan
konsep 4 P (Product, Place, Price dan Promotion).
upaya menghasilkan obat-obatan berbasis
Khususnya aspek promotion, brand jamu
bahan alam yang terstandar dan dapat
senantiasa dikembangkan dengan mendidik
dibuktikan secara ilmiah dalam memberikan
calon konsumen mengangkat nilai (value) jamu
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
sebagai warisan nenek moyang yang teruji
Standarisasi terhadap obat-obatan tradisional
khasiatnya, manfaat jamu bagi kesehatan, jamu
ini menjadi penting agar nilai manfaatnya
sebagai produk ramah lingkungan pada proses
dipercaya oleh penggunanya dengan tingkat
produksinya. Jika value tersebut tersampaikan
yang setara dengan obat-obatan farmasi.
kepada masyarakat sehingga memunculkan
kesadaran publik maka target literasi kesehatan
Good Manufacturing Product (GMP)
tercapai. Melalui literasi kesehatan, produk jamu
akan terus tumbuh karena literasi kesehatan Good Manufacturing Product (GMP) merupakan
membentuk loyalitas konsumen. upaya yang dilakukan oleh sebuah industri
dengan menerapkan standard yang terkait
Selanjutnya, apabila mengamati jalur distribusi dengan lokasi, bangunan, fasilitas sanitasi,
bahan baku tumbuhan obat yang terdapat di mesin dan peralatan, bahan, pengawasan
Jawa, umumnya bahan baku mentah berasal proses, produk akhir, laboratorium, karyawan,
dari Jawa Timur kemudian berkumpul menjadi pengemas, label dan keterangan produk,
satu di Kabupaten Sukoharjo. Hal ini karena penyimpanan, pemeliharaan dan program
di Kabupaten Sukoharjo terdapat industri sanitasi, pengangkutan, dokumentasi dan
pengolahan bahan baku tumbuhan obat pencatatan, pelatihan, penarikan produk dan
menjadi jamu, baik yang bersifat untuk seduhan pelaksanaan pedoman. Banyaknya standar yang
maupun gelanik (cairan) yang siap konsumsi diperlukan untuk membangun sebuah sistem
(Nugroho, 2016). Keberadaan industri-industri pengobatan tradisional yang baik membutuhkan
jamu ini mendongkrak kinerja tumbuhan obat kerja keras dan upaya semua pihak. Standar GMP
sebagai bahan baku sehingga meningkatkan untuk pengobatan tradisional menggunakan
kesejahteraan masyarakat di sekelilingnya sistem CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional
melalui penyediaan lapangan kerja. Yang Baik). Namun realitanya, masih sebagian
Selain digunakan untuk industri jamu, bahan kecil jenis biofarmaka sebagai bahan baku
baku tumbuhan obat juga digunakan oleh utama pembuatan obat tradisional yang ber-
industri-industri besar terkait penggunaan SNI. Diantaranya jenis biofarmaka rimpang
bahan baku herbal. Di Indonesia sendiri meliputi: SNI 01-3179-1992 Jahe segar, SNI
terdapat 32.014 ramuan berbasis herbal 01-3393-1994 Jahe kering, SNI 01-6994-2004
dan 2.848 spesies tumbuhan obat, sehingga Kencur segar SNI 01-7084-2005 Simplisia jahe
kelimpahan ini perlu dimanfaatkan dengan SNI 01-7085-2005 Simplisia kencur SNI 01-
baik agar aspek kesehatan berbasis biofarmasi 7087-2005 Jahe untuk bahan baku obat SNI 01-
dapat berkembang. Presiden sendiri telah 7086-2005 Kencur untuk bahan baku obat, SNI
mengintruksikan kepada Menteri Kesehatan 06-1312-1998 Minyak jahe dan biofarma non-

16
STANDAR: Better Standard Better Living − Vol. 1 No.6, November 2022

rimpang yang telah terstandarisasi adalah SNI Daftar Pustaka


01-3180-1992 Kapulogo lokal (Gardjita Budi:
2012). Hal tersebut mengindikasikan diperlukan Gardjita Budi (2012), Standardisasi Bahan Baku
upaya keras untuk menstandarisasi bahan baku dan Produk Biofarmaka/Tanaman Obat
obat herbal guna meningkatkan kualitas dan (Dalam Upaya Menjaga Kualitas dan
daya saing produk herbal Indonesia baik dipasar Kemanfaatannya) disampaikan pada a
domestik dan internasional. Selanjutnya, Sistem Seminar Nasional Standardisasi Bahan Baku
ini ternyata tidak dapat diikuti oleh semua Herbal dengan Dukungan Laboratorium
industri berbasis bahan obat tradisional karena Terakreditasi SNI ISO/IEC 17025-2008 dan
terkait dengan akses permodalan, pasar dan Launching Laboratorium PSB Terakreditasi
kesiapan industri tersebut. Oleh sebab itu SNI ISO/IEC 17025-2008 12 Juni 2012 di
dibutuhkan instrumen dan kebijakan yang tepat IPB International Convention Center, Bogor
untuk mendorong berkembangnya industri Penyuntingan Materi harus seijin Penulis dan
obat tradisional Indonesia ke arah yang tepat. dimuat dalam Daftar Pustaka. Diakses tanggal
Sampai saat ini baru industri-industri besar saja 24 November 2022, < http://biofarmaka.ipb.
yang mampu mengikuti CPOTB antara lain PT ac.id/biofarmaka/2012/20120613%20-%20
Sido Muncul. Material%20Presentation%20from%20
Ministry%20of%20Agriculture.pdf>
Harapan ke Depan Nugroho IA. (2016). Pemetaan Para Pihak dalam
Pengembangan industri obat tradisional agar Pemanfaatan Tumbuhan Obat sebagai Bahan
setara dengan obat-obatan farmasi memberikan Baku Jamu: Studi Kasus di Pulau Jawa. Sekolah
harapan agar bahan baku obat tradisional yang Pasca Sarjana IPB. Bogor.
terdapat di Indonesia dapat dikelola secara lebih Nurrochmat, D. R., Nugroho, I. A., Hardjanto,
baik. Hal ini memberikan dampak agar Indonesia Purwadianto, A., Maryudi, A., & Erbaugh, J. T.
dapat mengurangi ketergantungan bahan baku (2017). Shifting contestation into cooperation:
farmasi yang berasal dari luar negeri. Sekedar Strategy to incorporate different interest
catatan bahwa lebih dari 96% bahan baku obat of actors in medicinal plants in Meru Betiri
farmasi yang terdapat di Indonesia merupakan National Park, Indonesia. Forest Policy and
bahan impor sehingga apabila hal ini dapat Economics, 83. http://doi.org/10.1016/j.
disubstitusi, ketergantungan Indonesia kepada forpol.2017.08.005
negara lain dapat dikurangi. Peluang untuk
menciptakan lapangan kerja baru di bidang ini
juga akan meluas.
Pengembangan ekonomi berkelanjutan
melalui pengembangan tumbuhan obat juga
memberikan kesempatan pada kawasan
hutan untuk tetap meningkatkan serapan
karbon karena pemanfaatan tumbuhan obat
sebagai HHBK tidak melakukan penebangan
terhadap hutan. Hal ini berdampak positif bagi
pengembangan ekonomi berkelanjutan yang
selaras dengan isu perubahan iklim.

17

Anda mungkin juga menyukai