70
60
50
40
30
20
10
0
Kelor Badotan Campuran
Series 3
Berdasarkan data dari Gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa jumlah mortalitas nyamuk
yang tinggi berada pada perlakuan menggunakan ekstrak daun kelor dan campuran antara daun
badotan dan daun kelor.
Setelah diperoleh jumlah dan persentase nyamuk Aedes aegypti yang mati setelah
pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dan daun badotan (Ageratum conyzoides L)
setelah pemaparan 12 jam selanjutnya peneliti melakukan analisis regresi linier. Hasil analisis
regresi linier menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor mempengaruhi kematian terhadap nyamuk
Aedes aegypti dengan nilai Adjusted R Square sebesar 0.668 yang artinya sumbangan pemberian
ekstrak daun terhadap nyamuk Aedes aegypti sebesar 50% sisanya dipengaruhi oleh variabel
lain
Pada pengamatan dengan kurun waktu 12 jam diperoleh data bahwa kematian
nyamuk lebih banyak terjadi pada jenis kelamin betina, karena jumlah nyamuk yang digunakan
lebih banyak nyamuk betina. Jumlah total nyamuk yang digunakan untuk penelitian adalah 150
ekor, dengan jumlah jantan 30 ekor sedangkan betina berjumlah 120 ekor. Untuk nyamuk yang
mati selama 12 jam berjumlah 90 ekor, yaitu dengan kematian rata-rata insektisidia ekstrak
daun kelor 70%,ekstrak daun badotan 50%,dan ekstrak daun kelor dicampur dengan ekstrak
daun badotan 60% .dengan jumlah jantan yang mati 14 ekor dan betina 76 ekor. Berikut ini data
perbandingan mortalitas antara nyamuk jantan dan betina.
35
30
25
20
15
10
0
Kelor Badotann Campuran
jantan Betina
Gambar 1.3 Grafik perbandingan Jumlah Mortalitas antara Nyamuk Jantan dan Betina.
kemudian dianalisis lanjut dengan uji LSD (Least Significant Difference) pada
taraf 5% untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Hasil perhitungan LSD pada taraf
5% menggunakan metode Post Hoc Test dapat dilihat pada halaman lampiran.