Anda di halaman 1dari 3

Script Biosirya

Slide 1
Soybean is a food crop commodity that has important meaning for the people of Indonesia. The
needs of the Indonesian people for soybeans continue to increase along with the development of
the population growth rate in Indonesia. In 2018 Indonesia was only able to produce production
of 982,598 tons according to the Central Statistics Agency (2018). While domestic soybean
needs, Indonesia requires 2.8 million tons of soybean production.

Slide 2
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat produktivitas kedelai di Indonesia
dan salah satu kendalanya adalah serangan hama dan armyworm caterpillar (Spodoptera litura
L) merupakan hama penting yang sering menyerang tanaman kedelai. Karena hama pemakan
daun ini dapat menyebabkan kehilangan hasil hingga 80%, bahkan tanaman bisa gagal panen bila
tidak dikendalikan.

Slide 3
Untuk mengendalikan hama tersebut petani masih sangat tergantung pada penggunaan
pestisida sintetik. Penggunaan pestisida sintetik dengan dosis yang berlebih dan digunakan dalam
jangka waktu yang lama dapat menghasilkan dampak negatif diantaranya, resistensi, resurgensi,
dan pencemaran lingkungan. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dimanfaatkan bahan
organik yang tidak mencemari lingkungan dan salah satu alternatifnya adalah penggunaan
pestisida nabati. pestisida nabati memiliki keunggulan yakni tidak mencemari lingkungan
mengingat bahan dasar pestisida nabati terbuat dari senyawa kimia yang terdapat pada
tumbuhan. Beberapa contoh tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan
pestisida nabati adalah daun pepaya dan daun sirsak.

Slide 4
Berdasarkan pada paparan di atas kami dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang
beranggotakan Deden Eko Wiyono,Deden Eko Wiyono,Deden Eko Wiyono,Deden Eko Wiyono,
Deden Eko Wiyono menawarkan sebuah solusi BIOSIRYA, biopestisida kombinasi ekstrak daun
sirsak dan daun pepaya sebagai upaya alternatif pengendalian hama ulat grayak (Spodoptera
litura F.). Adapun tujuan dalam penelitian ini yakni untuk mengetahui biopestisida kombinasi
ekstrak daun sirsak dan daun pepaya konsentrasi yang terbaik serta untuk mengetahui efektivitas
biopestisida kombinasi ekstrak daun sirsak dan daun pepaya dalam membunuh hama ulat grayak.

Slide 5
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan menggunakan analisis data
kuantitatif. Dalam penelitian ini metode meta analisis juga digunakan untuk mengolah data
penelitian kami, dengan empat variabel dan perlakuan yang digunakan. Perlakuan yang
digunakan yakni, tanaman kedelai dengan pestisida ekstrak daun sirsak dan daun pepaya pada
konsentrasi 0% (A0) sebagai variabel kontrol, pestisida daun sirsak dan daun pepaya pada
konsentrasi 30:30% (A1), 40:40% (A2), dan 50:50% (A3) sebagai variabel bebas. Adapun
tahapan pada penelitian ini diawali dengan studi literatur, Proses pembuatan Biosriya
biopestisida ekstrak daun sirsak dan pepaya, Aplikasikan dan Pengamatan dan diakhiri proses
analisis data terhadap masing masing perlakuan.
Slide 6
Hasil analisis varian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirsak dan pepaya berpengaruh nyata
terhadap mortalitas serangga. Mortalitas serangga mengalami peningkatan seiring dengan
meningkatnya konsentrasi ekstrak daun sirsak dan pepaya. Hal ini disebabkan tingkat kandungan
senyawa-senyawa toxic yang terkandung pada ekstrak daun sirsak dan pepaya akan semakin
tinggi jika konsentrasi yang digunakan juga tinggi. Pada tanaman kontrol, mortalitas pada ulat
grayak (Spodoptera litura F.) hanya sebesar 2,8% dan mortalitas tersebut dapat terjadi karena
keadaan lingkungan yang kurang sesuai. Mortalitas ulat gryak tertinggi (88%) dicapai pada
konsentrasi larutan ekstrak 50%:50%. Namun beberapa konsentrasi lebih rendah juga cukup
efektif untuk menimbulkan kematian serangga.

Slide 7
Perubahan pergerakan ulat grayak (Spodoptera litura F.) yang terjadi setelah hama
disemprot dengan ekstrak daun sirsak dan pepaya mengakibatkan tungkai ulat grayak bergerak
lemah atau pasif dan kaku. Hal ini dikarenkan senyawa toksik seperti senyawa alkaloid dan
terpenoid yang sangat berpotensi sebagai penghambat makan dan bersifat toksik sehingga dapat
menyebabkan kematian larva serta Gangguan metabolisme yang disebabkan oleh terdapatnya
senyawa tanin dalam pestisida serangga yang dapat mengganggu aktivitas enzim pencernaan
serangga.

Slide 8
Selain itu, Ulat grayak juga mengalami perubahan fisik yaitu pada warna tubuh dan kondisi
tubuh.Warna tubuh kehitaman atau yang hampir hitam mengkilat menjadi pucat sehingga
warnanya menjadi cenderung coklat abu-abu dan gejala lanjutan kondisi tubuh terlihat
mengkerut dan kaku. Hal ini merupakan akibat senyawa senyawa toksik yang merusak jaringan
saraf, yang dapat menghambat proses larva menjadi pupa, serta dapat memutuskan atau
menggagalkan metamorfosis hama.

Slide 9
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Hasil uji
ekstrak daun Sirsak dan Pepaya terhadap mortalitas larva ulat grayak (Spodoptera litura F.)
menunjukkan ekstrak daun sirsak dan daun pepaya efektif dalam mengendalikan hama ulat
grayak (Spodoptera litura F.). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata mortalitas larva
dengan perlakuan ekstrak daun sirsak dan pepaya dengan konsentrasi 50%:50% lebih tinggi
dibandingkan dengan rata-rata mortalitas larva dengan perlakuan daun Sirsak dan Pepaya dengan
konsentrasi 30%:30% dan 40%:40%. Selain itu Biorisya atau biopestisida berbasis ekstrak daun
sirsak dan daun pepaya dapat digunakan sebagai alternatif pengendalian ulat grayak (Spodoptera
litura F.) serta dapat digunakan untuk mendukung terwujudnya pertanian hijau dan SDGs poin
15.

Anda mungkin juga menyukai