Daftar Isi.................................................................................................................... i
i
BAB I
PENDAHULUAN
Daun dan bunga beluntas (P. indica) juga mengandung senyawa alkanoid,
flavonoid, tanin, minyak atsiri, asam klorgenik, alumunium, magnesium dan fosfor.
Sedanpada akar beluntas (P. indica) mengandung senyawa flavonoid dan
tanin.Didalam penelitian ini akan dikaji lebih lanjut tentang pengaruh ekstrak daun
beluntas (P. indica) sebagai insektisida nabati terhadap mortalitas larva S. litura F.
dengan menggunakan daun Kailan (Brassica Olerace) sebagai media pakan.
BAB II
1
ORIGINALITAS IDE DAN KOTEKS SOSIALNYA
Ide yang akan dibuat untuk menunjang penelitian tersebut dengan mengetahui
efek toksisitas dari ekstrak daun P.indica terhadap mortaliltas larva S.litura F yang
berlangsung selama 24 jam.Parameter yang diamati untuk menguji mortalitas dari
larva nyamuk yang telah diberi ekstrak daun selasih yang diukur oleh GI (Growth
Index) dan RGI (Relative Growth Index). Uji pengaruh ekstrak daun beluntas (P.
indica) terhadap mortalitas larva S. litura F. bertujuan untuk melihat dan
mengidentifikasi pada konsentrasi berapakah yang menjadi ekstrak toksik pada
larva, penentuan nilai LC50 dari ekstrak daun beluntas yang dapat membunuh 50%
dari larva uji yang hidup, perhitungan mortalitas , dan prosentase pembentukan
pupa. Ekstrak terdiri dari 10- 90% sebanyak 3 kali ulangan.Langkah awal yang
dilakukan dalam uji ini ialah disiapkan larva S. litura F. instar III dimasukkan ke
dalam toples dengan masing-masing toples 20 ekor larva. Pengujian menggunakan
metode residu. Daun kalian segar dipotong dan ditimbang lalu dicelupkan dalam
ekstrak daun beluntas (P. indica) hingga basah merata, kemudian dikeringkan yang
digunakan sebagai makana larva [6]. Makanan diberikan setiap 24 jam sekali.
Pengamatan dilakukan hingga mencapai masa pupa untuk data perkembangan.
Hewan uji yang digunakan adalah larva nyamuk Anopheles aconitus instar I
untuk uji pertumbuhan dan instar III untuk uji mortalitas. Larva diperoleh dari Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRS)
Salatiga.
Untuk menguji mortalitas pada larva nyamuk adalah dengan cara pengujian
erhadap mortalitas larva dan toksistas ekstrak dilakukan dengan uji hayati
(bioassay) dalam 3 tahapan. Tahapan pertama adalah uji pendahuluan untuk
menentukan kisaran konsentrasi ambang atas (LC95-24 jam) dan ambang bawah
(LC5-48 jam). Tahapan kedua adalah uji toksisitas (LC50-48 jam) untuk
mengetahui efektifitas ekstrak. Tahapan ketiga adalah uji mortalitas untuk
2
mengkaji bagaimana pola mortalitas larva nyamuk akibat pemberian ekstrak daun
selasih. Semua tahapan uji hayati menggunakan lima tingkatan konsentrasi ekstrak
dan satu kontrol. Untuk setiap konsentrasi perlakuan digunakan 20 ekor larva yang
dimasukkan kedalam gelas berisi 60 ml larutan dengan berbagai konsentrasi
perlakuan. Perhitungan tingkatan konsentrasi berdasarkan formulasi Hubert (1979).
Perhitungan nilai toksisitas menggunakan Analisis Probit (Komisi Pestisida
Pertanian, 1995).
BAB III
3
PERANGKAT YANG DIBUTUHKAN UNTUK MELAKUKAN
INOVASI
BAB IV
4
IDE TURUNAN DAN KONTEKS SOSIALNYA
1. Peluang keterwujudan
Peluang keterwujudan suatu ide tersebut dapat mencapai 100 % apabila pembuatan
ekstrak daun beluntas dapat dilakukan dengan benar, tidak dilakukan kesalahan
dalam pengeringan daun beluntas yang telah dicuci untuk menghilangkan kotoran
yang terdapat pada daun tersebut. Ketidakberhasilan aau keberhasilan percobaan
berikut berhasil bisa diketahui dari beberapa referensi berupa jurnal penelitian yang
mengangkat materi tentang uji mortalitas dan pertumbuhan pada larva (spodoptera
litura).
2. Nilai-nilai inovasi
Nilai- nilai inovasi pada penelitian ini dapat terjadi sesuai mortalitas dan
pertumbuhan pada larva ulat grayak yang diberi ekstrak daun beluntas yang
mengandung metabolic sekunder
3. Perkiraan dampak
Perkiraan dampak yang terjadi ialah :
5
karbohidrat, vitamin dan mineral,tanin tidak dapat mengganggu serangga
dalam mencerna makanan karena tannin akan mengikat protein dalam
sistem pencernaan yang diperlukan serangga untuk pertumbuhan sehingga
diperkirakan proses pencernaan larva menjadi terganggu akibat zat tannin
tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
6
Ekstrak daun beluntas (P.indica) berpengaruh terhadap mortalitas Spodoptera
litura F. instar 3 dan didapatkan nilai LC50 pada konsentrasi 28% (28 gr/100 ml)
dalam kurun waktu 24 jam pengamatan. Ekstrak daun beluntas (P. indica) mampu
menghambat pembentukan pupa.
SARAN
Perlu dilakukan penelitian dalam sekala rumah kaca atau aplikasi langsung ke lahan
pertanian agar diperoleh hasil dari pengujian terhadap mortalitas dan
perkembangan ulat grayak serta penelitian terhadap pengaruh dari zat metabolic
sekunder daun selasih terhadap larva serangga lain yang dianggap dapat
menimbulkan penyakit pada manusia.
DAFTAR PUSTAKA
7
8