BAB 09
Analisis Hidrometer (Hydrometer Analysis)
2. Landasan Teori
Alat hidrometer yang digunakan makin lama makin turun kebawah jika
lumpur makin mengendaap, sehingga alat hidrometer pada waktu tertentu
menunjukkan angka nol dan hal ini berarti bahwa lumpur sudah mengendap.
Percobaan ini didasarkan pada hubungan antara kecepatan jatuh dari suatu
butiran didalam suatu larutan, diameter butiran, berat jenis butiran, berat jenis
larutan dan kepekaan larutan.
5. Prosedur Pengujian
6. Perhitungan
(𝑅 − 𝑅𝑎)𝛼
𝑃= × 100%
𝑊𝑐
Dimana :
P = persentase tanah lolos (%)
R = bacaan hidrometer pada dispersi
Ra = bacaan hidrometer pada air
Α = faktor koreksi terhadap Gs (lihat tabel Faktor Koreksi (α) terhadap nilai
Gs)
𝐿
𝐷 = 𝐾√
𝑇
30 𝜂
K = √(𝐺𝑠−1) , merupakan fungsi dari temperatur dan Gs (Lihat Tabel Nilaik K
untuk menghitung Diameter Partikel dalam Analisis Hidrometer).
L = kedalaman efektif hidrometer (cm). Kedalaman efektif berubah-ubah untuk
setiap bacaan hidrometer. (Lihat Tabel Kedalaman Efektif Hidrometer)
T = interval pembacaan hidrometer (menit)
7. Data Hasil Pengujian
HYDROMETER ANALYSIS
( ASTM D 422)
PEMBANGUNAN JALAN TOL MANADO - BITUNG
Grading Curves
30
25 y = 176,72x + 14,59
20
15
10
0
0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06
diameter (mm)
8. Kesimpulan
pengujian analisa hidrometer dilakukan untuk tanah berbutir halus atau
tanah yang lolos saringan No. 200 atau ukuran butiran 0,0075 mm.
Berdasarkan gradasinya, dari hasil percobaan diperoleh ukuran
butirantanah (D) berkisar antara 0,055 mm –0,001 mm.
Sesuai klasifikasi tanah, hasil percobaan diperoleh bahwa tanah
merupakan jenis lanau dan lempung.
Dengan diameter butiran tanah jenis :
Lanau: 0,06 mm –0,002 mm
Lempung: < 0,002 mm
9. Faktor Kesalahan
1. Pengurangan jumlah massa tanah ketika memindahkan sampel dari satu alat
uji ke alat uji yang lainnya
2. Ketidaktepatan estimasi waktu dalam pembacaan hydrometer
3. Kesalahan dalam perhitungan