Anda di halaman 1dari 42

BIOFILTRASI

TABLE OF CONTENTS
2.
3.
1. Alat, Bahan,
Data
Tujuan dan
Pengamatan
Prosedur

4.
5. 6.
Pengolahan
Analisis Kesimpulan
Data
1. Tujuan
Tujuan Percobaan

Mengetahui pengaruh proses


Mengetahui efisiensi reduksi gas adsorpsi dan degradasi N2O oleh
N2O dengan menggunakan medium mikroorganisme terhadap
kompos berbasis kotoran kambing pertumbuhan mikroorganisme di
dalam medium filter

Mengeathui pengaruh proses Mengetahui pengaruh kompaksi


biofiltrasi terhadap pH medium medium terhadap kinerja system
biofilter biofilter
2. Alat, Bahan, dan
Prosedur
Prosedur Percobaan

Pengoperasian Kromatografi Gas

Percobaan Biofiltrasi

Pengukuran pH

Total Plate Control (TPC)


Pengoperasian Kromatografi Gas
Mengalirkan gas carrier helium

Menyalakan GC (power GC : ON)

Mengatur temperatur operasi, injektor : 130°C, kolom: 100oC, arus current dibiarkan pada posisi “0”

Menunggu hingga suhu stabil yang ditandai dengan lampu indikator suhu berkedip-kedip

Mengatur arus GC sesuai dengan gas carrier yaitu 160 mA

Menyalakan printer kromatografi

Mengatur parameter operasi (atenuasi 7)

GC siap dipakai
Percobaan Biofiltrasi
Memasukkan medium filter
Menimbang 700 gram
Mempersiapkan kompos tersebut ke dalam kolom
kompos yang sudah
yang sudah dipreparasi biofilter dengan kedalaman
dipreparasi
tertentu

Mengambil gas sampel


Mengalirkan gas sampel
sebelum dan setelah
dengan kandungan N2O
biofiltrasi dengan syringe Mengukur pH medium filter
sebesar 15.000 ppm dalam
untuk dianalisis pada sebelum dan setelah
udara dengan laju alir
kromatografi gas pada t = 1 biofiltrasi
tertentu untuk dilakukan
jam, t = 8 jam, t = 24 jam,
biofiltrasi
dan t = 30 jam

Mengukur ketinggian Mengambil sampel kompos


medium filter pada t = 1 setelah dilakukan biofiltrasi
jam, t = 8 jam, t = 24 jam, untuk uji TPC (Total Plate
dan t = 30 jam Count)
Pengukuran pH
Menyiapkan dan menimbang kompos yang akan diukur pH-nya sebanyak 5 gram

Menyiapkan aquadest sebanyak 50 mL

Melarutkan pelet kompos yang telah disiapkan ke dalam aquadest dan mengaduknya hingga tercampur
secara merata

Memasukkan pH indikator ke dalam campuran tersebut untuk mengukur pH larutan. Hal ini dilakukan
sebanyak 3 kali untuk menjaga keakuratan data

Memasukkan pH meter ke dalam campuran tersebut untuk memperoleh nilai pH yang lebih akurat. Hal
ini juga dilakukan sebanyak 3 kali

Merata-ratakan nilai pH yang diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan pH indikator dan pH
meter
Prosedur TPC (Total Plate Count)
Melakukan sterilisasi pada alat-alat yang akan digunakan untuk metode TPC.

Membuat media nutrient agar dengan cara melarutkan nutrient agar sebanyak yang diperlukan ke dalam
aquadest, kemudian dididihkan dengan agitasi pada hot plate stirrer selama 15 menit setelah larutan
mendidih, autoklaf selama 15 menit sebelum digunakan.

Melarutkan 9,7 gr kompos dalam 10 ml aquadest (untuk membuat rasio dilusi 1:10), mengambil 1 ml
larutan dilusi 1:10 kemudian menambahkan 9 ml aquadest (untuk membuat rasio dilusi 1:100) dikocok
hingga homogen.

Mengulangi langkah di atas hingga diperoleh larutan dilusi kompos dengan rasio dilusi 1:103, 1:104, 1:105,
sampai dengan 1:1012.

Mengambil larutan dilusi yang sesuai sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam cawan petri yang sudah
disterilkan.
Prosedur TPC (Total Plate Count) (2)
Menambahkan 15 - 20 ml larutan nutrient agar yang sudah didinginkan hingga temperature 45oC ±
1oC ke dalam cawan petri yang telah berisi larutan dilusi, memutar cawan petri membentuk angka
delapan supaya larutan sampel dan media agar tercampur seluruhnya.

Mendiamkan medium agar selama beberapa menit hingga memadat.

Menginkubasi cawan petri tersebut pada suhu 34-36 oC selama 24 – 48 jam dengan meletakkan
cawan pada posisi terbalik.

Menghitung jumlah koloni yang ada pada cawan petri dengan bantuan mikroskop atau kaca
pembesar. Hitung jumlah bakteri per mL dengan rumus sebagai berikut:
3. Data Pengamatan
Data GC
N2O Masuk N2O Keluar
Jam ke- Waktu Konsentrasi Waktu Konsentrasi
Luas Area Luas Area
Retensi (%) Retensi (%)
0 4,147 395070 42,035 3,825 379384 0,157
1 4,140 811988 93,964 3,867 751948 0,146
19 3,927 690114 89,602 3,988 1278 30,459
20 4,113 641571 96,712 3,855 1130 21,960
21 4,092 803530 92,883 4,033 6540 9,980
23 5,275 738762 94,420 5,233 6763 12,630
Data TPC

Jumlah Koloni ¼ Kuadran


Kondisi
Sebelum Biofiltrasi Setelah Biofiltrasi
2 7
Pengenceran 109
2 9
10 46
Pengenceran 1010
14 50
1 8
Pengenceran 1011
3 8
Data pH dan Tinggi Medium

Pengukuran ke- pH Sebelum pH Setelah


1 9,3 9,3
2 9,4 9,3
3 9,3 9,4
Rata-Rata 9,333 9,333

Kondisi Tinggi Medium (cm)


Sebelum Biofiltrasi 30
Setelah Biofiltrasi 29
Analisis Hasil: pH medium
Pengukuran ke- pH Sebelum pH Setelah
1 9,3 9,3
2 9,4 9,3
3 9,3 9,4
Rata-Rata 9,333 9,333

• Pada data pengamatan yang diperoleh, harga pH medium cenderung


tidak mengalami perubahan
• Seharusnya, harga pH menurun karena degradasi gas N2O dapat
menghasilkan beberapa senyawa yang bersifat asam, seperti CO2 dan
H2S.
Analisis Hasil: tinggi kolom

Kondisi Tinggi Medium (cm)


Sebelum Biofiltrasi 30
Setelah Biofiltrasi 29

• Selama percobaan, terjadi penurunan tinggi kolom yang relatif kecil,


yaitu penurunan sebesar 1 cm.
• Penurunan tersebut terjadi karena proses biodegradasi menyebabkan
porositas kompos berkurang karena terjadi kompaksi medium (Utami,
et al., 2010).
4. Pengolahan Data
Kurva Kalibrasi
Berdasarkan kurva kalibrasi berikut, persamaan garis yang
digunakan untuk perhitungan adalah 𝑦 = 1181𝑥 − 10740
Perhitungan Konsentrasi N2O
• Dengan persamaan garis dari kurva kalibrasi, volume
N2O (x) dapat dicari dengan rumus berikut: 𝑥 =
(𝑦+10740)
, dengan y adalah luas area
11181
• Volume udara total dapat dicari dengan rumus berikut:
𝑉𝑁2𝑂 𝑖𝑛/𝑜𝑢𝑡 ×106
𝑉𝑇 = , dengan Ci = 1500
𝐶𝑖
• Konsentrasi N2O dapat dicari dengan rumus berikut:
𝑉𝑇
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 =
𝐶𝑖
Perhitungan Konsentrasi N2O
N2O Masuk N2O Keluar
Volume Volume
Jam ke- Volume Konsent Volume Konsent
Waktu Luas Udara Waktu Luas Udara
N2 O rasi N2 O rasi
Retensi Area Total Retensi Area Total
(ml) (ppm) (ml) (ppm)
(ml) (ml)
24196,4 23261,1
0 4,147 395070 36,295 16,13 3,825 379384 34,892 15,51
05 28
49055,1 45475,2
1 4,140 811988 73,583 32,7 3,867 751948 68,213 30,32
23 41
41788,3
19 3,927 690114 62,683 27,86 3,988 1278 1,075 716,573 0,48
91
38894,0
20 4,113 641571 58,341 25,93 3,855 1130 1,062 707,748 0,47
17
48550,8 1030,31
21 4,092 803530 72,826 32,37 4,033 6540 1,545 0,687
15 9
44689,0 1043,61
23 5,275 738762 67,034 29,79 5,233 6763 1,565 0,696
26 6
Grafik Konsentrasi N2O Terhadap
Waktu
Grafik Konsentrasi N2O vs Waktu
35

30

25
Konsentrasi N2O (ppm)

20

15 N2O Masuk
N2O Keluar

10

0
-5 0 5 10 15 20 25

-5
Waktu (jam)
ANALISIS HASIL
• Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui
kemampuan medium filter dalam mendegradasi gas
N2O dalam gas yang dialirkan.
• Pada bagian awal, terjadi kenaikan konsentrasi gas N2O
yang keluar. Hal ini disebabkan oleh bakteri masih
berada pada fase penyesuaian di medium baru
• Seiring bertambahnya waktu, konsentrasi gas N2O
mengalami penurunan yang cukup signifikan, karena
bakteri yang tedapat di dalam kompos sudah memulai
aktivitas degradasinya
Perhitungan Efisiensi Reduksi
Efisiensi reduksi bisa dihitung dengan persamaan
[𝑁2 𝑂]𝑖 −[𝑁2 𝑂]𝑜
berikut: 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 % = × 100%
[𝑁2 𝑂]𝑖

Jam ke- N2O Masuk (ppm) N2O Keluar (ppm) Efisiensi (%)
0 16,131 15,507 3,865
1 32,703 30,317 7,298
19 27,859 0,478 98,285
20 25,929 0,472 98,18
21 32,367 0,687 97,878
23 29,793 0,696 97,665
Grafik Efisiensi Reduksi Terhadap
Waktu
Grafik Efisiensi vs Waktu
120

100

80
Efisiensi Reduksi (%)

60

40

20

0
0 5 10 15 20 25

-20
Waktu (jam)
ANALISIS HASIL
• Harga efisiensi reduksi menyatakan efisiensi kinerja
bakteri dalam mendegradasi gas N2O
• Nilai efisiensi reduksi tidak konstan meningkat ataupun
menurun, namun naik dan turun secara tidak
menentu. Hal ini dikarenakan metabolisme bakteri
yang sangat tidak menentu dan tidak dapat diprediksi.
• Setelah jam ke-19, harga efisiensi reduksi mengalami
penurunan. Hal ini dikarenakan medium filter yang
jenuh sehingga tidak dapat menjerap gas N2O yang
lebih banyak.
Perhitungan Total Plate Count
(TPC)
Perhitungan jumlah bakteri keseluruhan dapat dilakukan dengan persamaan berikut:

𝐶𝐹𝑈 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 𝑏𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖 𝑉𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 1:10


෍ 𝑏𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟𝑖 = ×
𝑔 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 × 𝑉𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑡𝑟𝑖 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠

Adapun data pendukung rumus ini adalah sebagai berikut:


Rasio pengenceran = 1:10 = 0,1
Volume sampel pada cawan petri = 1 ml
Volume air pada pengenceran 1:10 = 9 ml
Massa sampel kompos =5g
Perhitungan Total Plate Count
(TPC)
Jumlah Koloni
Jumlah
Kondisi Dilusi Plate 1 (1/4 Plate 2 (1/4
Rata-Rata Total Bakteri
Kuadran) Kuadran)
109 2 2 2 8 144
Sebelum
1010 10 14 12 48 864
Biofiltrasi
1011 1 3 2 8 144
109 7 9 8 32 576
Setelah
1010 46 50 48 192 3456
Biofiltrasi
1011 8 8 8 32 576
ANALISIS HASIL
• Berdasarkan data yang didapatkan, jumlah koloni
bakteri meningkat setelah biofiltrasi.
• Peningkatan jumlah bakteri disebabkan adanya proses
denitifrikasi. Gas N2O yang didegradasi oleh bakteri
merupakan sumber nutrisi bagi bakteri, sehingga dapat
dikatakan keberadaan gas N2O mendukung
pertumbuhan bakteri.
• Tidak terdapat perbedaan pada pertambahan jumlah
bakteri pada dilusi 109 dan 1011. Seharusnya, semakin
besar faktor dilusi, jumlah bakteri semakin sedikit
karena konsentrasi kompos semakin kecil.
5. Analisis
Analisis
Alat dan Bahan

Prosedur

Hasil

Kesalahan
Analisis Alat dan Bahan
1. Upper pressure
2. Kromatograsi gas
3. Printer GC
4. Lower pressure
5. Sampling port inlet
6. Sampling port outlet
7. Kolom biofilter
8. Thermo hygrometer
9. Mass flow meter digital
10. Mass flow meter
Alat Percobaan

Autoclave GC & Printer Kolom biofiltrasi Syringe


(sterilisasi sampel) (menganalisis (tempat meletakkan (penginjeksi gas ke GC)
kandungan gas) medium filter)

Tabung rekasi Cawan petri Neraca digital Erlenmeyer


(tempat pegenceran (tempat pembiakan (mengukur berat bahan (wadah pencampuran
larutan) bakteri dalam nutrien agar) sampel ) nutiren agar dan akuades)
Alat Percobaan (cont’d)

Gelas ukur (Laminar air flow)


(mengukur larutan) tempat prosedur TPC
Bahan Percobaan
Akuades: digunakan sebagai pelarut kompos dalam pengukuran pH dan
pelarut nutrien agar

Kompos: merupakan medium filter yang terdiri dari bahan organik berupa
kotoran kambing serta bulking agent berupa cocopeat dan sekam beras yang
telah dipreparasi sebelumnya dengan proses pengeringan dan pengayakan.

Nutrient agar: sebagai media agar untuk pembiakan bakteri yang akan
digunakan untuk perhitungan jumlah koloni dalam sampel

Gas sample: campuran 𝑁2 𝑂 dalam udara dengan konsentrasi 1500 ppm


Analisis Prosedur: Kromatografi Gas
• Tujuan penggunaan kromatogtafi gas adalah untuk mengetahui
persentase konsentrasi N2O dalam gas inlet (sebelum proses
biofiltrasi) dan dalam gas outlet (sesudah proses biofiltrasi)
• Data yang diperoleh dari pengoperasian GC pada pengambilan sampel
di waktu-waktu tertentu, diantaranya waktu retensi, luas area, dan
persentase konsentrasi N2O.
• Pengambilan sampel pada waktu-waktu tertentu bertujuan untuk
mengetahui pengaruh waktu terhadap efisiensi reduksi gas N2O
• Data N2O masuk dan N2O keluar yang diperoleh akan digunakan untuk
menentukan efisiensi reduksi gas N2O
Analisis Prosedur: proses biofiltrasi, pH,
dan tinggi medium
• Penambahan laju air pada proses biofiltrasi adalah untuk
meningkatkan kelembaban medium filter yang akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan mikroba di dalamnya (Utami, et al., 2010)
• Tujuan dari pengukuran pH medium sebelum dan sesudah proses
biofiltrasi adalah untuk mengetahui pengaruh proses biofiltrasi
terhadap pH medium.
• Pengukuran pH medium sebelum dan sesudah proses biofiltrasi
dilakukan sebanyak 3 kali dengan harapan data yang diperoleh lebih
akurat. Kemudian ketiga data tersebut dirata-ratakan.
• Penambahan aquadest pada medium bertujuan untuk memudahkan
proses pengukuran pH karena medium akan larut dalam aquadest,
namun tidak akan mempengaruhi hasil pengukuran karena aquadest
bersifat netral.
• Selain pH, perubahan tinggi medium juga mengindikasikan terjadinya
kompaksi yang akan berpengaruh terhadap kinerja sistem biofilter.
Analisis Prosedur: TPC
• Pada prosedur TPC harus dilakukan secara aseptik karena melibatkan
pertumbuhan mikroba, dimana jika kondisi tidak aseptik pertumbuhan
mikroba akan terhambat oleh kontaminan.
• Medium yang digunakan adalah agar sebagai media pertumbuhan
bakteri denitrifikasi yang terdapat pada kompos setelah proses
biofiltrasi dan penambahan nutrient supaya mikroba dapat tumbuh.
• Pembuatan media agar dengan variasi rasio dilusi media bertujuan
untuk mengetahui efek dari konsentrasi medium kompos terhadap
koloni bakteri.
• Cawan petri diinkubasi dengan posisi terbalik untuk mengurangi resiko
kontaminasi.
Analisis Kesalahan
• Terjadi kesalahan pada percobaan TPC yaitu jumlah bakteri sebelum
biofiltrasi pada factor delusi 109 dan 1011 memiliki jumlah yang sama,
seharusnya semakin besar factor delusi semakin sedikit jumlah koloni
bakteri yang terbentuk, karena pengenceran yang dilakukan
mengurangi konsentrasi larutan sampel. Hal ini mungkin terjadi karena
pengocokan tidak dilakukan dengan benar sehingga kurang homogen.
• Pada pelaksanaan percobaan, kondisi lingkungan percobaan kurang
aseptis. Hal ini menyebabkan hasil percobaan kurang tepat.
6. Kesimpulan
Kesimpulan
• Konsentrasi gas nitrogen menurun dari konsentrasi masuk (Ci) ke
konsentrasi keluar (Co) dikarenakan peristiwa denitrifikasi dan
biodegradasi.
• Harga efisiensi reduksi semakin bertambah seiring waktu,
karena bakteri tumbuh dengan baik sehingga dapat
mendegradari N2O dengan baik.
• Semakin tinggi rasio dilusi maka semakin sedikit jumlah koloni
bakteri yang terbentuk karena pengenceran menyebabkan
konsentrasi larutan sampel semakin kecil.
• Jumlah koloni bakteri setelah biofiltrasi semakin banyak karena
gas N2O yang didegradasi oleh bakteri merupakan sumber
nutrisi bagi bakteri untuk tumbuh dan berkembang.
Daftar Pustaka
Devinny, J. S., M. A. Deshusses and T. S. Webster. 1999. Biofiltration for
air pollution control. FL, USA: CRC-Lewis Publishers.
Govind, Rakesh. 2009. Biofiltration: An Innovative Technology for the
Future. University of Cincinnati
Tania Surya, U., Cynthia Noviani, N., Heri Hermansyah, Nasikin, M.,
2010. Pengaruh Laju Alir dan Kedalaman Medium pada Proses
Biofiltrasi Dinitrogen Monoksida dengan Medium Kompos Berbasis
Kotoran Sapi.
Tim Dosen. 2015. Modul Praktikum Unit Operasi Bioproses II.
Universitas Indonesia: Departemen Teknik Kimi

Anda mungkin juga menyukai