Anda di halaman 1dari 43

ABSORPSI

Amirah Amatullah 1206262071


Fitrah Humala 1206212376
Risky Azlia 1206237151
Yosia Marsino 1206248426
OUTLINE
• Definisi Absorpsi

• Prinsip Absorpsi

• Mekanisme Absorpsi

• Laju Absorpsi

• Desain Menara Absorpsi


Definisi Absorpsi
Operasi yang melibatkan fase gas dan cair. Operasi ini
menyerupai distilasi dalam hal peralatan yang digunakan, prosedur
perhitungan, perancangan dan analisis terhadap variabel-variabel
yang digunakan.
Perbedaan utamanya adalah fase cair dalam proses absorbsi
biasanya nonvolatil sehingga absorbsi tidak melibatkan kondensasi
dan vaporasi yang berulang (Zaki, M. Dr., 2010).

Pengertian berdasarkan ilmu kimia adalah suatu fenomena


fisika/kimia atau proses atom, molekul, dan ion memasuki suatu
fase besar gas, cair, atau padat.

Proses absorbsi merupakan proses perpindahan massa di mana


uap larutan dalam campuran gas diserap oleh cairan di mana zat
terlarut atau kurang larut (Geankoplis,1993).
Absorpsi Desorpsi

Pemisahan solut (komponen yang dipisahkan dari


campurannya)
Fase gas > Fase cair Fase cair > Fase gas

Mengontakkan gas (solut) Mengontakkan cairan (solut)


dengan pelarut cair yang tidak dengan pelarut gas yang tidak
menguap larut ke dalam cairan
Solven Pelarut bahan yang akan
diabsorpsi.

Pemilihan solven didasarkan pada :


1. Kelarutan gas
Kelarutan gas harus tinggi sehingga meningkatkan laju
absorpsi dan menurunka kuantitas solven yang diperlukan.
2. Volatilitas
Pelarut harus memiliki tekanan uap yang rendah, karena jika
gas yang meninggalkan kolom absorpsi jenuh terhadap
pelarut maka akan ada banyak solven yang terbuang.
3. Korosivitas
Solven yang korosif dapat merusak kolom.
4. Harga
Penggunaan solven yang mahal dan tidak mudah di-recovery
akan meningkatkan biaya operasi kolom.
5. Viskositas
Viskositas pelarut sebaiknya rendah, karena akan terjadi laju
absorpsi yang tinggi, meningkatkan karakter flooding dalam
kolom, jatuh-tekan yang kecil dan sifat perpindahan panas
yang baik.
Fungsi Absorpsi Pada Industri

Meningkatkan nilai guna


dari suatu zat dengan cara
merubah fasenya
Contoh:
Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid
yang berfase gas dapat dihasilkan melalui proses
absorbsi.
Prinsip Kerja Absorbsi
Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang
berbeda fase mengalir berlawanan arah yang dapat menyebabkan
komponen kimia ditransfer dari satu fase cairan ke fase lainnya,
terjadi hampir pada setiap reaktor kimia. Proses ini dapat berupa
absorpsi gas, destilasi, pelarutan yang terjadi pada semua reaksi
kimia.
Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor diumpankan
kebawah menara absorben. Didalam absorber terjadi kontak antar
dua fasa yaitu fasa gas dan fasa cair mengakibatkan perpindahan
massa difusional dalam umpan gas dari bawah menara ke dalam
pelarut air sprayer yang diumpankan dari bagian atas menara.
Peristiwa absorbsi ini terjadi pada sebuah kolom yang berisi
packing dengan dua tingkat. Keluaran dari absorber pada tingkat I
mengandung larutan dari gas yang dimasukkan tadi.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Absorpsi

Laju alir air


Semakin besar, penyerapan semakin baik.

Suhu
Semakin rendah suhu operasi, penyerapan
semakin baik.

Tekanan Semakin tinggi tekanan operasi,


penyerapan semakin baik sampai pada batas
tertentu.

Laju alir gas


Semakin besar laju alir gas, penyerapan semakin
buruk.
Diagram Prinsip Kerja Absorbsi

Keterangan:
(a) gas keluaran
(b) gas input
(c) pelarut
(d) gas output
Gambar Proses Kolom Absorbsi
DIFUSIFITAS DAN DAERAH ANTAR
FASA

11
Perbandingan Difusi
dan Perpindahan Panas
Baik Difusi maupun Perpindahan Panas
keduanya sama-sama disebabkan adanya
Gradien atau Perbedaan. Difusi disebabkan
oleh Gradien Konsentrasi, sedangkan
Perpindahan Panas disebabkan Gradien
Temperatur
Difusi merupakan aliran suatu materi fisik yang
menyebabkan difusi memiliki kecepatan yang
pasti. Sedangkan aliran panas merupakan
energi yang bergerak dan bukanlah suatu
substansi. Hal ini menyebabkan kecepatan
atau velocity dari aliran panas tidak
diperhitungkan
Difusi
Contoh Difusi

Dalam suatu wadah, dimasukkan cairan


berwarna (lapisan bawah) dan air (lapisan
atas). Pada gambar (1) dapat kita lihat
perbedaan antara kedua lapisan. Pada gambar
(2) dapat kita lihat bahwa perpindahan massa
(difusi) telah terjadi dan lapisan atas mulai
berwarna dan lapisan bawah mulai memudar
warnanya. Perpindahan massa ini terus terjadi
hingga warna pada lapisan atas dan bawah
sama
Berdasarkan contoh, dapat ditarik kesimpulan
mengenai Difusi

Perpindahan massa oleh difusi molekular dalam


suatu campuran terjadi karena adanya
perbedaan konsentrasi dimana suatu zat yang
berdifusi akan bergerak kearah llingkungan
yang memiliki konsentrasi zat tersebut lebih
rendah

Laju perpindahan massa sebanding dengan


arah perpindahan massa, karena itu laju
perpindahan massa dapat diekspresikan
sebagai flux

Perpindahan massa berhenti ketika konsentrasi


telah sama
Hukum Henry
“dalam
'

pada temperatur konstan, jumlah gas yang terlarut


suatu larutan akan berbanding lurus dengan
tekanan parsial gas yang berada dalam larutan”

PA = H C A

PA = tekanan parsial komponen A pada fasa gas


H = konstanta Henry
CA = konsentrasi komponen pada fasa liquid
Koefisien Difusi (Difusivitas)
Difusivitas merupakan suatu
koefisien yang difungsikan untuk
campuran dua fasa dan sesuai
dengan Hukum Fick

Self-Diffusivity

Jenis Difusivitas Binary-Diffusivity

Diffusivity of I
substance in
Multicomponent Mixture
Daerah Antar Fasa
Kita akan mengabsorbsi suatu gas A dari
suatu campuran udara dan gas A
menggunakan liquid B sebagai absorbent.
Campuran gas dialirkan dari bawah dan
Liquid B dialirkan dari atas. Campuran gas
akan berubah konsentrasinya dari
konsentrasi tinggi menjadi konsentrasi
rendah terhadap gas A. sedangkan Liquid B
akan meninggalkan apparatus dalam keadaan
dimana Liquid tersebut telah mengandung
gas A.
Mekanisme Absorbsi

Absorpsi
Kimia
Absorpsi
Fisik
Absorpsi Kimia
Absorpsi kimia merupakan absorpsi dimana gas terlarut di
dalam larutan penyerap disertai dengan adanya reaksi kimia.
Contoh absorpsi ini adalah absorpsi dengan adanya larutan MEA,
NaOH, K2CO3, dan sebagainya. Aplikasi dari absorpsi kimia dapat
dijumpai pada proses penyerapan gas CO2 pada pabrik amoniak.
Penggunaan absorpsi kimia pada fase kering sering digunakan
untuk mengeluarkan zat terlarut secara lebih sempurna dari
campuran gasnya.
Keuntungan absorpsi kimia adalah meningkatnya koefisien
perpindahan massa gas, sebagian dari perubahan ini disebabkan
makin besarnya luas efektif permukaan. Absorpsi kimia dapat juga
berlangsung di daerah yang hampir stagnan disamping
penangkapan dinamik.
Absorpsi Fisik
Absorpsi fisik merupakan absorbsi dimana gas terlarut dalam
cairan penyerap tidak disertai dengan reaksi kimia. Contoh
absorpsi ini adalah absorpsi gas H2S dengan air, metanol, propilen,
dan karbonat. Penyerapan terjadi karena adanya interaksi fisik,
difusi gas ke dalam air, atau pelarutan gas ke fase cair.

Dari absorpsi fisik ini ada beberapa teori untuk menyatakan model
mekanismenya, yaitu :
1. Teori model film
2. Teori penetrasi
3. Teori permukaan yang diperbaharui (Teori Danckwerts)
Model Teori Film
Interfa

Batasan film
ce
A

liquid
PAG Film Bulk
Liquid Liquid
PAi B
D CAi Konsent
Batasan
film gas
Tekanan rasi zat
parsial Bulk Film
gas gas CAL A di dlm
gas A E fasa cair

PAG = Tekanan parsial pada fasa bulk


PAi = Tekanan parsial pada interface
CAL = Konsentrasi pada fasa liquid
CAi = Konsentrasi pada fasa interface
Difusi Melalui Gas Stagnant
Absorpsi gas yang mengandung komponen
soluble A dan insoluble B melalui gas
stagnant menurut hukum Stephan:
CT dC A
N   DV
'
A
C B dz

N’A = total perpindahan massa


(mol/luas.waktu)
Z = jarak pada arah perpindahan massa
CA,CB,CT = konsentrasi komponen A, B dan
total gas
DV = difusivitas fasa gas
Difusi Melalui Gas Stagnant
DV CT C B 2 DV P PB 2
N 
'
A ln  ln (untuk gas
zG C B1 RTzG PB1 ideal)

Jika PBM = (PB2- PB1)/ ln (PB2/ PB1), maka

DV P PB 2  PB1 DV P PA1  PA 2
N 
'
A 
RTzG PBm RTzG PBm

N 'A  kG ( PA1  PA 2 ) kG adalah koefisien transfer film


gas
Packing atau Isian
(-) (+)
Gas maupun Memperluas
cairan yang area efisiensi
melewati kontak gas-liquid
akan serta
mengalami meningkatkan
pressure efisiensinya
drop atau
penurunan
tekanan
Persyaratan Packing
1 3 4
tidak bereaksi memungkinkan
mengandung
(kimia) terjadinya
cukup
dengan kontak yang
banyak
fluida memuaskan
laluan untuk
didalam antara zat
kedua arus
menara cair dan gas
tanpa terlalu
banyak zat
2 cair yang 5
kuat, tetapi tidak terperangkap tidak terlalu
terlalu berat mahal
Tanya Jawab
• Jason: teori model film (grafik) kurang jelas
• Fajri: di gambar ada gas keluaran dan gas
output, bedanya?
• Giland: apa ada perbedaan lain dari
absorbsi dan desorpsi, lalu absorber dan
stripper bisa dipisah atau tidak?
• Vifky: kenapa semakin tinggi laju alir liquid
dan semakin rendah laju alir gas, maka
semakin baik?
Laju Absorpsi dan koefisien menyeluruh
Tekanan
parsial gas A Interfa
D ce A
PAG

E
PAi
B
F
PAe
Konsentrasi zat A di
dlm fasa cair
CAL CAi CAe

Pada kondisi
tunak:
'
AN  kG ( PAG  PAi )  k L (C Ai  C AL )
Laju Absorpsi dan koefisien menyeluruh
Tekanan
parsial gas A Interfa
D ce A
PAG Pada kondisi tunak:
N 'A  kG ( PAG  PAi )  k L (C Ai  C AL )

E
PAi
B
F
PAe
Konsentrasi zat A di
dlm fasa cair
CAL CAi CAe

kG dan kL sulit diukur, maka digunakan

N 'A  K G ( PAG  PAe )  K L (C Ae  C AL )


KG dan KL adalah koefisien transfer menyeluruh gas dan
liquid
Hubungan antara koefisien-koefisien
Dengan asumsi bahwa larutan mengikuti hukum Henry, maka

1 1 Η 1 1 1
  dan  
K G kG k L K L k L HkG

1 Η
sehing 
ga KG K L

Validitas persamaan-persamaan di atas bersyarat:


• Harga H tidak bergantung pada jenis alat
• Tak ada resistansi interface yang signifikan
• Tak ada keterkaitan antara koefisien 2 lapisan film
Laju Absorpsi Dalam Fraksi Mol

Laju perpindahan massa dapat ditulis:

N  k ( y A  y Ai )  K ( y A  y Ae )
'
A
'
G
'
G

da
n

N  k ( x Ai  x A )  K ( x Ae  x A )
'
A
'
L
'
L
Laju Absorpsi Dalam Fraksi Mol
Laju absorpsi dapat Komposisi interface
diekspresikan dalam (yi, xi) dapat
empat cara: didapatkan dari
diagram garis
operasi yang
menghasilkan

Dimana y dan x mengacu


pada fraksi mol komponen
yang diabsorpsi
r = laju absorpsi = NA
Kya = KG = koefisien
film gas

Kxa = KL = koefisien
film liquid

m = gradien kurva
kesetimbangan
Lokasi dari komposisi
interface
Desain Menara Absorpsi Piringan (Tray)

• L dan V = laju alir total


• L’ dan V’ = laju alir
komponen inert
• Untuk memudahkan
perhitungan, maka neraca
massa dihitung berdasarkan
laju alir inert, bukan laju alir
total
• Jumlah mol komponen
absorbent = L.xn ,
L’ = L – L.xn
L’ = L (1 – .xn)
Persamaan Garis
EQULIBRIUM OPERASI

NERACA
MASSA
 x0   yn1   xn   y1 
L'     V '    L'     V '  
L0 x0  Vn 1 yn 1  Ln xn  V1 y1  1  x0 

 1  yn 1 

 1  xn 

 1  y1 

 x0   y N 1   xN   y1 
L'     V '     L'      V '  
 1  x0   1  y N 1   1  xN   1  y1 

Jika mengikuti hukum henry


maka akan diperoleh garis
lurus dengan persamaan : Y1 =
K X1
0.08
y
Minimum L/G (x1, y1)

0.06
Operating Line
slope = L/G

Fraksi
mol y
0.04

Equilibrium Line - y = 0.75x

Semakin tinggi kolom


diperlukan
0.02 Minimum (L/G)min line
Pada (L/G)min nilai y2 yang diinginkan
hanya dapat dicapai dengan tinggi
kolom tak terbatas
(x2, y2)

0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12


Fraksi x
mol x
Langkah – langkah untuk
Menentukan Jumlah Tray
1. Plot ya vs xa
2. Menarik garis operasi
3. Menarik garis kesetimbangan (Hukum Henry)
4. Melangkah ke atas (atau ke bawah sampai
yn+1 atau y1 tercapai)
5. N = jumah langkah
CONTOH SOAL
Untuk menyerap 90% dari aseton dalam gas
yang mengandung 1,0 mol aseton% di udara
pada countercurrent stage tower. Aliran gas
total inlet ke tower adalah 30,0 kg mol/ jam dan
total inlet aliran air murni yang akan digunakan
untuk menyerap aseton adalah 90 kg mol
H20/h. Proses ini akan beroperasi isothermal
pada 300 K dan tekanan total 101,3 kPa.
Hubungan equilibrium untuk aseton (A) digas-
liquid ya = 2,53xa. Tentukan jumlah stage
teoritis yang diperlukan untuk pemisahan ini
1. Identifikasi data
LO : Air murni yN+1 = 0,01 
90 kg mol/jam
X0 : 0 V1; Y1 (persen mol aseton
dalam udara yang
masuk)
X0 = 0  (Air murni)
VN+1 = 30 kg
mol/jam  (inlet
yN+1 :
total flow gas ke
1% mol tower)
aseton di
udara Ln; LO = 90 kg mol/jam
VN+1 : Xn =  (total inlet air
30kg
mol/ jam
murni)
2. Menghitung neraca masa
aseton
1. Jumlah aseton yang masuk = YAN . VN+1
= 0,01 (30)
= 0,3 kg mol/jam

2. Udara yang masuk = (1 – YAN+1)VN+1


= (1 - 0,01)(30)
= 29,7 kg mol/jam

3. Aseton yang keluar pada V1 = 0,10(0,30)


= 0,03 kg mol/jam

4. Aseton yang keluar pada L1 = 0,09(0,30)


= 0,27 kg mol/jam
Selanjutnya dapat dihitung:
V1 = 29,7 + 0,03 = 29,73 kg mol air +
aseton/h
YA1 = (0,03/29,73) = 0,00101
LN = 90 + 0,27 = 90,27 kg mol air +aseton/h
XAN = (0,27/90,27) = 00,003
3. Membuat diagram

ya = 0,53xa
(Hukum
Henry)

N=5
REFERENSI
Coulson, J.M. dan Richardson, J.F., 1996. Chemical Engineering:
Volume 1: Fluid flow, heat transfer and mass transfer, 5th
ed. Butterworth Heinemann: London
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-13747-2308201005-Ch
apter1.pdf
http://en.citizendium.org/images/f/f1/Packed_Bed_Absorption
_Column.png
https://www.scribd.com/doc/191792647/ABSORBSI-pdf
Geankoplis, C. J., 1993. Transport Processes and Unit
Operation, 3rd Edition. Prentice Hall, Inc: U.S.A
McCabe, W. L., and J. C., Smith. 1999. Operasi Teknik Kimia,
edisi keempat, jilid 2. Erlangga: Jakarta
Treybal, R.E., 1981. Mass Transfer Operations, 3rd Edition.
McGraw – Hill International Book Co.: Japan.

Anda mungkin juga menyukai