Oleh
ARI SASDA DEWI
15100707360804107
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
Cheilitis” untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan kepanitraan klinik
Dalam penulisan laporan kasus ini penulis menyadari, bahwa semua proses
yang telah dilalui tidak lepas dari bimbingan drg. Abu Bakar, M.Med Ed selaku
dosen pembimbing, bantuan, dan dorongan yang telah diberikan berbagai pihak
lainnya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu.
sebagaimana mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya, karena
kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat
memerlukan.
3. Umur : 7 Tahun
5. Alamat : Lapai
6. Pekerjaan : Siswa
7. Agama : Islam
Tindakan yang
Hari/tanggal Kasus Operator
dilakukan
3. Pemberian resep
Pembimbing
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing
Angular cheilitis atau perleche ialah reaksi inflamasi pada sudut bibir mulut
yang sering dimulai dengan penyimpangan mukokutaneus dan berlanjut hingga ke
kulit. Tujuan dari case report ini adalah untuk mengetahui angular cheilitis dan
perawatannya. Seorang ibu datang dengan anaknya dengan keluhan terdapat luka
pada kedua sudut bibir dan terasa perih. Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien
didiagnosa dengan angular cheilitis yang disebabkan oleh defisiensi nutrisi.
Perawatan untuk kasus ini adalah pemberian nystatin krim dan vitamin serta edukasi
pada Ibu untuk mengontrol pola makan anaknya, ibu harus memastikan bahwa anak-
anak mereka mendapat nutrisi yang cukup dari makanan yang dikonsumsinya.
Kata kunci: Angular cheilitis, defisiensi nutrisi
Abstract
Rongga mulut merupakan salah satu bagian terkecil dari seluruh tubuh
pertumbuhan individu yang sempurna serta kesehatan yang optimal (Purba, 2011).
Penyakit gigi dan mulut dapat terjadi pada mukosa non-keratin dan mukosa
berkeratin, dapat memberikan keluhan atau tanpa keluhan, dapat terasa nyeri atau
tidak nyeri, dapat merupakan kelainan warna, kelainan bersifat jinak atau ganas
(Purba, 2011). Penyakit mulut dapat menyerang segala usia termasuk pada anak.
Salah satu contoh kelainan di rongga mulut yang sering dialami anak-anak ialah
Masalah gizi masyarakat masih memerlukan perhatian. Hal ini diketahui dari
masih tingginya status gizi kurang pada anak. WHO memperkirakan bahwa anak-
anak yang kekurangan gizi sejumlah 181,9 juta (32%) di Negara yang sedang
yang ada hubungannya dengan status gizi anak pernah dilakukan oleh Ilerly, dkk
yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi seorang anak dengan
nutrisi. Kekurangan vitamin B-2 (riboflavin), vitamin B-3 (niacin), Vitamin B-6
(pyridoxine), atau vitamin B-12 (cyanocobalamin) dan kekurangan zat besi dapat
Baiturrahmah dengan keluhan luka pada kedua sudut bibir dan terasa perih. Luka di
sudut bibir sudah terjadi sejak 1 minggu yang lalu, sakit saat dibawa makan dan
berbicara. Luka tersebut belum pernah diobati. Ibu pasien mengatakan bahwa
anaknya sering mengalami keadaan seperti ini dan anak lebih senang mengkonsumsi
jajanan seperti coklat dan permen serta tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran. Ibu
membantah anaknya memiliki alergi terhadap obat-obat tertentu dan tidak memiliki
Pemeriksaan ekstra oral terdapat ulser pada kedua sudut bibir pasien, wajah
simetris dan terlihat pucat. Sklera mata pucat. Lymphnode submandibular tidak teraba
dan tidak sakit. Pasien tidak menderita kelainan TMJ. Suhu tubuh pasien teraba
afebris. Pemeriksaan status gizi anak berdasarkan BMI (Body Mass Index)
menunjukkan nilai BMI anak adalah 16 yang berarti status gizi anak adalah kurang
Pemeriksaan intra oral mukosa mulut pasien normal. Terdapat banyak gigi
yang mengalami karies dan tidak dirawat sehingga menunjukkan anak memiliki oral
angular cheilitis yang disebabkan oleh defisiensi nutrisi karena terlihat dari hasil
pemeriksaan anak memiliki nilai BMI 16 yang berarti status gizi anak adalah kurang
kalori protein serta sklera dan wajah anak terlihat pucat mengindikasikan anak
mengalami anemia. Namun penulis tidak dapat menyebutkan jenis defisiensi nutrisi
spesifik yang dialami oleh pasien karena tidak melakukan pemeriksaan darah.
Perawatan yang diberikan kepada pasien ini adalah pemberian nystatin krim yang
dioleskan pada kedua sudut bibir anak dua kali sehari untuk mengatasi angular
cheilitis.
Pemberian vitamin untuk mempercepat penyembuhan dan meningkatkan daya
tahan tubuh anak selain itu penjelasan kepada Ibu pasien bahwa kondisi yang dialami
oleh anaknya ini tidak berbahaya. Ibu disarankan untuk mengontrol makanan yang
dikonsumsi oleh anaknya, Ibu memastikan bahwa anak mendapat gizi yang cukup
dari makanan yang dikonsumsinya karena kondisi yang dialami oleh anaknya ini
gizinya karena makanan tersebut kaya akan mineral serta vitamin yang sangat penting
untuk masa pertumbuhan dan imunitas anak. Ibu juga harus mengurangi konsumsi
makanan ringan anak karena apabila anak lebih banyak makan jajanan ringan maka
DISKUSI
Angular cheilitis atau perleche ialah reaksi inflamasi pada sudut bibir mulut
bentuknya seperti fisur- fisur, kulit yang nampak terkikis, ulser yang permukaannya
berlapis dan disertai dengan gejala yang subjektif seperti rasa sakit, rasa terbakar, dan
Gejala awal Angular cheilitis ialah rasa gatal pada sudut mulut dan terlihat
tampilan kulit yang meradang dan bintik merah. Pada awalnya, hal ini tidak
berbahaya, tetapi akan terasa nyeri di sudut mulut dan mudah berdarah yang
dikarenakan oleh gerakan mulut seperti tertawa ataupun berbicara. Tingkat keparahan
inflamasi ini ditandai dengan retakan sudut mulut dan beberapa pendarahan saat
cepat, karena itu tidak boleh ada keterlambatan dalam pengobatan jika gejala angular
cheilitis telah terjadi dan sangat jelas. Hal ini tidak terbatas pada kelompok usia
tertentu, dimana kondisi ini telah mempengaruhi anak- anak dan orangtua. Baik anak-
anak maupun remaja dapat terkena angular cheilitis tanpa melihat jenis kelamin. Usia
perawatan dental dan trauma pada sudut bibir, sedangkan kasus bilateral terjadi jika
penderita dengan penyakit sistemik seperti diabetes melitus, defisiensi nutrsi dan
infeksi monomial yang kronis. Lama penyakit bisa bervariasi dari beberapa hari
dan beberapa jenis vitamin ( B12, B2, B3, B6). Defisiensi nutrisi dapat menyebabkan
turunnya sistem imun anak sehingga menjadi lebih mudah terinfeksi oleh bakteri dan
Pasien pada kasus merupakan pasien anak dimana kejadian angular cheilitis
umum terjadi. Pasien memiliki nilai BMI 16 yang berarti status gizi anak adalah
kurang kalori protein. Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan darah sehingga
tidak diketahui secara pasti jenis defisiensi spesifik yang dialami oleh anak. Menurut
Data dari WHO dan Dapertemen Kesehatan, Indonesia merupakan salah satu Negara
Angka kecukupan gizi (AKG) yang tidak dapat terpenuhi dapat menyebabkan
terjadinya keadaan kurang gizi yang disebabkan oelh rendahnya konsumsi energy dan
protein dalam makanan sehari- hari atau disebut dengan kekurangan energy protein
yang pertama sekali dikenal pada tahun 1920 dan paling sering terjadi di negara yang
2006).
Pemeriksaaan mulut dapat memberikan informasi yang cepat dan vital tentang
keadaan gizi pasien. Dokter gigi dapat menjadi orang pertama yang menemukan
tanda klinis dari kekurangan gizi, yang mempunyai efek bukan hanya di mulut, tetapi
juga kesehatan secara umum dan fungsi mental. Oleh karena itu, dokter gigi hanya
bilateral yang biasanya meluas beberapa mm dari sudut mulut pada mukosa pipi dan
kelateral pada kulit sirkum oral 1-10 mm. Dasar lesi lembab, adanya fisur yang tajam,
vertical dari tepi vermillon bibir dari area kulit yang berdekatan (Lubis, 2006).
cheilitis karena kekurangan gizi sering dijumpai pada anak- anak yang masih muda
pada dekade pertama dan kedua kehidupan. Terdapat perdebatan tentang penyebab
angular cheilitis dan banyak faktor yang diduga tentang patogenitas dari keadaan ini,
termasuk kekurangan gizi dan infeksi. Kekurangan gizi dapat karena kekurangan
vitamin B2, riboflavin, vitamin B6, piridoksin, zat besi, asam folat, dan bioti.
(Lubis, 2006).
Defisiensi zat besi dan vitamin B komplek merupakan 25% penyebeb angular
cheilitis. Kekurangan zat besi kronis dapat menyebabkan koilonychia, glositis, dan
angular cheilitis. Mekanisme angular cheilitis pada pasien ini belum dijelaskan
secara penuh, tetapi kekurangan zat besi dapat menurunkan imunitas seluler, sehingga
menjadi niacin (vitamin B3). Umumnya, defisiensi riboflavin akan muncul sebagai
kemerahan pada membran mukosa, angular cheilitis, dan glositis berwarna magenta.
menyebabkan cheilosis, glositis, dan dermatitis seboroik di sekitar mulut, mata, dan
hidung. Hal ini sering terjadi pada pecandu alkohol dan dapat terjadi pada pasien
kronis, diet vegan yang ketat, dan infeksi dengan Diphyllobothrium latum (Kelly et
all, 2011).
Orang tua mempunyai peranan besar dalam mengatur pola makan anak.
Mereka harus memastikan bahwa anak-anak mereka mendapat gizi yang cukup dari
makanan yang dikonsumsinya. Orang tua harus menanamkan kepada anak tentang
betapa pentingnya pola makan yang sehat bagi tubuh manusia. Makanan apa saja
yang harus dikonsumsi anak dan yang tidak boleh dikonsumsi harus ditanamkan
sejak dini kepada anak agar ketika di sekolah atau bermain, anak tidak mengkonsumsi
Diagnosa banding dari angular cheilitis adalah herpes labialis. Herpes labialis
merupakan infeksi pada bibir, mulut, atau gusi yang disebabkan oleh virus herpes
simplex tipe I. Manifestasi klinis herpes labialis tergantung pada imunitas host. Pada
infeksi primer, gejala timbul dalam 3-7 hari setelah pajanan. Gejala prodormal seperti
limfadenopati, malaise, anoreksia, demam, nyeri terlokalisir, dan rasa terbakar yang
sering terjadi sebelum lesi mukokutan. 1-2 hari setelah gejala prodormal, muncul
vesikel dengan dasar eritema. Vesikel dapat bersatu menjadi lesi lebih besar dengan
tepi tidak teratur. Vesikel kemudian menjadi pustule, erosi dan krusta. Lesi sembuh
Infeksi primer berbeda dengan infeksi rekuren. Pada infeksi rekuran ukuran
vesikel lebih kecil dan berkelompok. Rasa gatal dan terbakar mengawali
pembentukan vesikel kecil dan berkelompok dengan dasar eritem selama 1-2 jam.
Lesi tersebut akan berubah menjadi pustul dan krusta sebelum mengalami
penyembuhan dalam 7-10 hari tanpa terbentuk skar. Lesi timbul menyebabkan nyeri
menetap dalam beberapa hari, terjadi lebih sering di sekitar mulut. Walaupun vesikel
biasanya terbentuk dalam susunan irregular, bvesikel dapat tersusun membentuk garis
atau distribusi zosterform. Lesi herpetic rekuran secara umum berbentuk vesikel atau
ulkus namun kadang dalam tampilan tidak khas seperti folikulitis (Kennedy dan
Burd, 2010).
KESIMPULAN
ulcer dengan tepi eritema pada kedua sudut bibir anak. Angular cheilitis disebabkan
karena pasien mengalami defisiensi nutrisi yang ditunjukkan melalui nilai BMI anak
yaitu 16 (Kurang Kalori Protein tingkat III) dan sklera mata yang pucat. Terapi yang
diberikan pada pasien adalah pemberian nystatin krim dan vitamin serta edukasi pada
Ibu untuk mengontrol pola makan anaknya, ibu harus memastikan bahwa anak-anak