Anda di halaman 1dari 6

FORM REFLEKSI KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


__________________________________________________________________________________
Nama Dokter Muda : Kusumas Dani Ananta Utami NIM: 14711003
Stase : Ilmu Penyakit THT

Identitas Pasien
Nama / Inisial : Tn. T No RM : 514***
Umur : 72 tahun Jenis kelamin : Laki-laki
Diagnosis/ kasus : Abses submandibula

Pengambilan kasus pada minggu ke : 3


Jenis Refleksi:
1. Ke-Islaman
2. Sosial Ekonomi

Form uraian
1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang
diambil)
Anamnesis
Seorang pasien laki-laki usia 72 tahun datang ke RS Soediran Mangun Sumarso
dengan keluhan pipi kirinya membengkak sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan diawali
dengan sakit gigi geraham pada 1 bulan sebelumnya. Menurutnya, ia jarang membersihkan
mulut dan gigi sehingga beberapa giginya berlubang. Setelah keluhan sakit gigi, muncul
keluhan gusinya membengkak kemudian diikuti dengan pipi yang membengkak. Awalnya
berukuran kecil, namun lama kelamaan semakin membesar sehingga pasien datang ke rumah
sakit. Keluhan ini dirasa sangat nyeri sehingga pasien sulit untuk makan dan membuka
mulutnya. Keluhan baru pertama kali dirasakan pasien dan hanya diobat menggunakan obat
anti nyeri yang dibeli di warung. Riwayat trauma disangkal. Riwayat jarang sikat gigi dan
periksa ke dokter gigi. Riwayat alergi (-), tekanan darah tinggi (-), diabetes melitus (-).
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien cukup, kompos mentis, TD
132/81, HR: 88x/menit. Setelah dilakukan pemeriksaan status lokalis, didapatkan
pembengkakan pada regio submandibula dengan ukuran sekitar 5x5 cm, kemerahan disertai
fluktuasi, nyeri tekan (+), teraba hangat (+). Pada pemeriksaan mulut, didapatkan karies gigi,
plak pada lidah, ukuran tonsil dalam batas normal, tidak hiperemis, mukosa orofaring tidak

Page 1
hiperemis. Pada pasien dilakukan insisi drainase dan dikeluarkan pus nya. Setelah itu, pada
follow up pasca tindakan, dilakukan medikasi secara rutin untuk membersihkan luka.
Sampai dengan follow up hari ketiga, masih didapatkan pus pada luka pasien. Pus
dibersihkan kemudian ditampon menggunakan antibiotik. Hari berikutnya, masih didapatkan
pus namun jumlahnya semakin sedikit. Dua hari kemudian, pasien diizinkan pulang dan
diberikan antibiotik oral. Selama di rumah, keluarga pasien diajarkan untuk memberishkan
bekas luka tersebut. Satu minggu kemudian, pasien kontrol ke poli THT, kemudian
dilakukan medikasi dan masih terdapat pus dalam jumlah sedikit pada luka pasien.

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus


Dalam ilmu penyakit THT, kasus infeksi leher bagian dalam masih cukup sering
ditemui, yang paling sering terjadi adalah infeksi pada ruang submandibula atau abses
submandibula. Abses merupakan proses infeksi yang ditandai oleh munculnya rongga berisi
nanah dalam jaringan patologis. Sumber infeksi dapat berasal dari gigi, dasar mulut, kelenjar
air liur atau kelenjar limfa submandibula. Sebagian besar infeksi ini disebabkan campuran
berbagai kuman, baik aerob, anaerob, maupun fakultatif anaerob. Kuman aerob yang sering
ditemukan adalah Streptococcus sp., Haemophilus influenza, Streptococcus pneumoniae,
Moraaxtella catarrhalis, Klebsiell sp, Neisseria sp. Kuman anaerob yang sering ditemukan
seperti Bacteroides, Prevotella, maupun Fusobacterium.
Bakteri yang berperan tersebut memiliki enzim aktif yang disebut koagulase dan
hyaluronidase. Koagulase berfungsi mendeposisi fibrin sehingga terbentuk pseudemembran
yang biasa dikenal dengan membran abses. Sedangkan hyaluronidase bersifat merusak
jaringan ikat hyalin/hyaluronat, dimana jaringan ini memiliki fungsi untuk komunikasi antar
sel, sebagai transpor nutrisi antar sel, sehingga ketika jaringan ini rusak, makan dapat
diperkirakan kelangsungan hidup jaringan yang tersusun atas sel dapat mati atau mengalami
nekrosis.
Infeksi yang berasal dari gigi dapat menyebar ke berbagai ruang, yang tersering adalah
submental, sublingual, dan submandibula. Ketiganya dapat terinfeksi melalui penyebaran
secara langsung melewati kelenjar limfe. Ketika infeksi menyebar ke submandibula, maka
lokasi akar gigi lebih rendah dari perlekatan musculus M.mylohyoid.
Pentingnya menjaga kebersihan mulut dan gigi serta pengobatan yang membutuhkan waktu
lama dan kesabaran membuat penulis menarik untuk merefleksikan kasus ini.

3. Refleksi dari aspek Sosial ekonomi

Page 2
Dalam hal social ekonomi, penulis mencoba merefleksikan kasus yang terjadi pada pasien
tersebut. Tingkat social dan perekonomian sesorang sangat mempengaruhi tingkat
pengetahuan, kemauan, dukungan dan motivasi terhadap pentingnya menjaga kesehatan dan
kesadaran masyarkat dalam mencapai tenaga kesehatan. Hal ini dapat mempengaruhi
kesembuhan seorang pasien karena kesadaran memeriksakan tersebut sangat berkaitan
dengan prognosis suatu penyakit. Apabila masyarakat lebih memperhatikan dan
pengetahuaannya lebih, maka pasien dapat memeriksakan sakitnya lebih awal dan akan
mendatangkan prognosis yang lebih baik pula (Adam, 2015). Pada kasus ini, kesadaran
pasien unutk menjaga kebersihannya masih kurang, terlihat dari hasil pemeriksaan
ditemukan beberapa karies gigi dan plak pada rongga mulutnya. Selain itu, keluhan sakit
gigi yang dialami pasien sejak 1 bulan sebelumnya tidak membuat pasien segera
memeriksakan diri ke dokter untuk mencegah komplikasi yang terjadi. Hal ini mungkin
dipengaruhi oleh usia pasien yang sudah tua sehingga lebih malas untuk menjaga
kebersihan mulut serta rutin memeriksakan diri ke dokter gigi.

4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai


Menjaga kebersihan adalah penting untuk melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman.
Kebersihan adalah syarat terwujudnya kesehatan, sedangkan kesehatan adalah penunjang
kebahagiaan. Dengan tubuh yang sehat, harapannya mampu untuk menjalankan ibadah
kepada Allah dengan lebih maksimal. Islam mengajarkan umatnya untuk selalu menjaga
kebersihan diri.
Pada sebuah hadis

“Sesungguhnya Allah swt itu baik, Dia menyukai kebaikan. Allah itu bersih, dan menyukai
kebersihan. Allah itu mulia dan menyukai kemuliaan. Allah itu dermawan, dan menyukai
kedermawanan, maka bersihkan lah oleh mu tempat mu. (H. R. At-Timirzi:2723)
Hadis lain yang menjelaskan tentang kebersihan adalah

Page 3
“Islam itu bersih, maka jadilah kalian orang-orang yang bersih. Sesungguhnya tidak akan
masuk surga kecuali orang-orang yang bersih.”
“Dan kebersihan itu menyeru pada keimanan, sedangkan keimanan bersama pemiliknya di
dalam surga.”
Lebih lanjut, Islam juga mengatur kebersihan diri, termasuk kebersihan mulut dan gigi.
Sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW, menjaga kebersihan gigi dengan siwak, dan
dilakukan sebelum berwudhu. Dalam ajaran ini, membersihkan tidak hanya bagian depan
gigi, namun sela-sela antar gigi sampai bagian belakang, bahkan gusi, lidah, dan langit-
langit mulut juga dibersihkan agar tidak menjadi sarang bakteri.
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:

“Seandainya tidak akan merepotkan umatku, maka aku akan perintahkan kepada mereka
untuk membersihkan gigi setiap akan shalat.

Page 4
Umpan balik dari pembimbing

Wonogiri, 3 Februari 2020

Dokter Muda Dokter Pembimbing

Kusumas Dani Ananta Utami dr. Ernest Yoice Yuana, Sp. THT-KL

Daftar Pustaka

Page 5
Page 6

Anda mungkin juga menyukai