Anda di halaman 1dari 5

REFLEKSI KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


___________________________________________________________________________
Nama Dokter Muda : Nugroho Arif Budiawan NIM: 07711087
Stase : Ilmu Kesehatan THT
Identitas Pasien
Nama / Inisial : Tn. Sn No RM : 2123xx
Umur : 60 th Jenis kelamin : Laki - laki
Diagnosis/ kasus : OMSK aktif
Pengambilan kasus pada minggu ke : 3
Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya
wajib)
a. Ke-Islaman*
b. Etika/ moral
c. Medikolegal
d. Sosial Ekonomi
e. Aspek lain (psikologis)

Form uraian
1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang
diambil ).

Keluhan utama telinga kanan terasa penuh.


Riwayat penyakit sekarang, pasien mengeluhkan telinga kanan terasa penuh
sejak 3 bulan yang lalu, keluhan di rasakan terus menerus. Pasien mengeluhkan
pendengaran turun sejak 1 thn yang lalu memberat 1 minggu yang lalu. Telinga
berdenging juga dirasakan hilang timbul. Teling kanan keluar cairan warna kuning
saat berbaring. Pasien mengeluhkan nyeri telinga kanan mulai 5 hari yang lalu di
rasakan hilang timbul. Dulu pasien pernah mengalami keluhan serupa.riwayat batuk
pilek 1 minggu yang lalu. Telinga juga sering di korek. Pemeriksaan AD terdapat
discharge mukoporulen dan MT perforasi 30% di pars tensa. AS dbn.
Diagnosis otitis media supuratif kronik stadium akut.
Tatalaksana
Irigasi telinga dengan pehidrol dan di suction- Medikametosa :
Obat cuci telinga pehidrol 3 x gtt III
Ofloxaxin tetes 3 dd gtt III
Klaritomisin tablet 500 mg 2x1
Pseudoefedrin 3 x 30 mg
Ambroxol 500 mg 3x1

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus

Otitis media merupakan keadaan dimana terjadinya peradangan pada telinga


tengah. Secara klinis, otitis media dapat diklasifikasikan menjadi otitis media akut
dan otitis media supuratif kronis (OMSK). OMSK adalah infeksi kronis pada telinga
tengah yang disertai perforasi membran timpani dan keluarnya sekret/ pus pada
telinga (otore) selama 8 minggu. OMSK diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu tipe
bahaya (dengan kolesteatom) dan tipe aman (tanpa kolesteatom). Diagnosa pasti
OMSK baru dapat ditegakkan di kamar operasi dengan menemukan ada tidaknya
kolesteatom. Selain itu omsk dapat terjadi komplikasi yaitu infeksi intrakarnial dan
ke rongga mastoid. Komplikasi tersebut dapat di cegah dengan pengobatan serius
dan kepatuhan pasien terhadap pengobatan. OMSK kronik juga akan menjadikan
kualitas hidup penderita menjadi turun karena terdapatnya penurunan pendengaran.

3. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal/ sosial ekonomi beserta penjelasan
evidence / referensi yang sesuai *
*pilihan minimal satu
psikologis :
Pasien yang menderita otitis media supuratif kronik akan mengalami
penurunanpendengaran karena gangguan penghantaran suara. Gangguan
pendengaran tersebutmenyebabkan setiap penderita minder terhadap
lingkungan sekitar. gangguanpendengaran berhubungan dengan depresi di
kalangan orang dewasa ketika pendengaranmenurun, persentase orang dewasa
yang depresi menjadi meningkat. Orang dengangangguan pendengaran,
terutama yang tidak menggunakan alat bantu dengar, akanmerasa lebih sulit
untuk berkomunikasi dengan orang lain, baik dalam situasi keluarga,lingkungan
sosial atau di tempat kerja. Menurut studi JAMA Otolaryngology—Head &Neck
Surgery, gangguan pendengaran yang ringan pun berkaitan erat
denganpeningkatan risiko depresi. Parahnya, mereka yang paling berisiko adalah
perempuanmuda di bawah usia 70 tahun.

4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai


Agama islam mewajibkan setiap umatnya bersuci dengan cara berwudhu
untuk membersihkan hadast kecil sebelum menunaikan ibadah solat. Langkah
langkah dan urutan wajib dalam berwudhu ada 6 yaitu niat, membasuh muka,
membasuk kedua tangan sampai siku, membasuh sebagian kepala dari pada area
kepala dan rambut, membasuh kedua kaki hingga kedua mata kaki lebih sedikit
lebih baiknya sampai ke tumit sedangkan yang keenam ialah tertib yang dimaksud
adalah sesuai urutan. Apabila salah satu dari 6 rukun diatas tidak dilakukan maka
berwudhunya tidak sah. Namun Allah selalu memberi keringanan terhadap
hambanya yang mengalami kesulitan. Terdapatnya luka pada anggota wudhu terbagi
menjadi beberapa tingkatan,1. Luka tersebut dalam keadaan terbuka dan tidak
membahayakan baginya jika terkena air. Dalam keadaan ini tetap wajib untuk
membasuh anggota badan yang luka tersebut.2. Luka tersebut terbuka akan tetapi
dapat membahayakan jika terkena air. Dalam keadaan ini wajib untuk mengusap
anggota badan tersebut tanpa harus membasuhnya.3. Luka tersebut terbuka dan
dapat membahayakan jika dibasuh maupun diusap, dalam keadaan ini maka cukup
dengan diberi tayamum.4. Luka tersebut tertutup oleh perban atau yang
semacamnya, dalam keadaan ini maka yang diusap adalah penutup luka, sebagai
ganti membasuh anggota badan yang di bawahnya. Dalam masalah thaharah yang
menjadi syarat dari menjalankan shalat dan ibadah lainnya, ada keringanan khusus
bagi mereka yang sedang sakit.
1. Sait Membolehkan Tayammum Salah satu penyebab dibolehkannya tayammum
sebagai pengganti dari wudhu adalah tatkala seseorang dalam keadaan sakit.
Sehingga walaupun terdapat air, tetapi manakala seseorang sedang dalam
keadaan tidak mungkin terkena air, dia boleh bertayammum.
Dari Jabir radhiyallahuanhu berkata"Kami dalam perjalanan tiba-tiba salah
seorang dari kami tertimpa batu dan pecah kepalanya. Namun (ketika tidur) dia
mimpi basah. Lalu dia bertanya kepada temannya"Apakah kalian
membolehkan aku bertayammum ?".Teman-temannya menjawab"Kami tidak
menemukan keringanan bagimu untuk bertayammum. Sebab kamu bisa
mendapatkan air". Lalu mandilah orang itu dan kemudian mati (akibat mandi).
Ketika kami sampai kepada Rasulullah SAW dan menceritakan hal itu
bersabdalah beliau"Mereka telah membunuhnya semoga Allah memerangi
mereka. Mengapa tidak bertanya bila tidak tahu ? Sesungguhnya obat
kebodohan itu adalah bertanya. Cukuplah baginya untuk tayammum ...(HR.
Abu Daud, Ad-Daruquthuny).
2. Mengusap PerbanSelain dibolehkan tayammum, orang yang sedang menderita
luka pada kulit dan diperban, maka dia boleh tidak membasahi perbannya itu
dengan air, tetapi cukup dengan mengusapkan tangannya yang basah. Artinya,
lukanya tetap kering tidak kena airwudhu'.
Ali bin Abi Thalib berkata,"Lenganku patah pada perang Uhud sehingga
terjatuhlah bendera dari tanganku. Lalu Nabi SAW memerintahkan,"Pegang
dengan tangan kiri, karena sesungguhnya dia (Ali) akan jadi pemegang bendera
di dunia dan akhirat". LaluAku bertaka,"Apa yang aku kerjakan bila ada
perbannya?". Beliau SAW bersabda,"Cukup diusap di atasnya". (HR. Ibnu
Majah).
Pada pasien ini terdapat perforasi pada telinga tengah yang daerah perforesi
tersebut tidak boleh terkena air,termasuk air wudhu. Pasien menghawatirkan air
akan masuk ketika berwudhu. Namun kita bisa menjelaskan bahwa membasuh
telinga bukan termasuk dalam rukun berwudhu. Dan apabila ingin tetap
membasuhnya cukup pada telinga yang sehat saja. Sesunguhnya Allah selalu
memberi kemudahan kepada hambanya yang ingin berbuat baik.

Feedback dari pembimbing

………………….,…………………...
TTD Dokter Pembimbing TTD Dokter Muda

dr. Novra Widayanti, Sp. THT-KL Nugroho Arif Budiawan

Anda mungkin juga menyukai