Anda di halaman 1dari 8

Praktikum Keperawatan Gawat Darurat

Dosen : Wan Sulastri Emin S.Kep.,Ns.M.Kes

LAPORAN PENDAHULUAN
CHOKING

OLEH
Nama Mahasiswa : Aini Rosiani
Stambuk : 14220200022
Kelas : B1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
1. Definisi
Choking (tersedak) adalah tersumbatnya saluran napas akibat benda asing
secara total atau sebagian, sehingga menyebabkan korban sulit bernapas dan
kekurangan oksigen, bahkan dapat segera menimbulkan kematian (Bagian Diklat
RSCM, 2018). Tersedak merupakan pembunuh tercepat, lebih cepat dibandingkan
gangguan breathing dan circulation. Pada orang dewasa, tersedak paling sering terjadi
ketika makanan tidak dikunyah sempurna, serta makan sambil berbicara atau tertawa.
Pada anak-anak, penyebab tersedak adalah tidak dikunyahkan makanan dengan
sempurna dan makan terlalu banyak pada satu waktu. Selain itu, anak-anak juga
sering memasukan benda-benda padat kecil ke dalam mulutnya. Penyebab bayi
tersedak diantaranya adalah posisi menyusui yang salah dan terlalu banyak susu yang
masuk kedalam mulut bayi yang tidak seimbang dengan kemampuan bayi
menyedotnya, sehingga membuat bayi kesulitan bemapas, dan menghalangi keluar
masuknya udara, sehingga pada saat inspirasi, laring terbuka dan minuman atau benda
asing masuk kedalam laring, kemudian benda asing itu terjepit di sfinger laring
(Puwardianto, 2018).
Tersedak adalah keadaan darurat yang mengancam jiwa. Tersedak biasanya
terjadi saat orang tersebut makan atau minum dan dapat dikaitkan dengan gangguan
otot, neurologis atau serebral. Sebagian besar kematian akibat tersedak disebabkan
oleh makanan (87%), sedangkan benda-benda kecil masalah khusus pada anak-anak
adalah penyebab 13 % kematian terkait tersedak. Orang- orang dengan peningkatan
resiko FBAO termasuk orang-orang dengan kondisi atau karakteristik berikut antara
lain: Tingkat kesadaran yang berubah; Keracunan obat dan atau alcohol; Gangguan
neurologis, dengan berkurangnya menelan dan refleks batuk (misalnya, stroke)
Penyakit pemapasan; Gangguan Mental; Demensia; Usia yang lebih tua (Rahmawati,
2019)
2. Jenis Choking
Tersedak sebagian (partial/mild) artinya benda asing yang masuk hanya
menyumbat sebagian dari jalan napas, masih ada sedikit celah untuk masuknya udara.
Yang paling berat adalah Tersedak Total (total blockage/severe) dimana benda asing
yang masuk sudah menutup semua bagian jalan napas korban, sehingga korban
menjadi jatuh tidak sadarkan diri. Pada sesi kita akan membahas penanganan tersedak
pada korban yang masih sadar dan tidak sadar.
Berikut cara membedakan antara tersedak yang "mild" (ringan/ sebagian) dan
"severe" (berat/ total):
1) Tersedak yang ringan:
 Masih ada pertukaran udara
 Korban masih sadar dan dapat batuk sekeras-kerasnya
2) Tersedak yang berat:
 Buruknya pertukaran udara terhadap si korban
 Masih bisa batuk, tapi lemah atau tidak dapat batuk sama sekali
 Napas bertambah cepat
 Tidak dapat berbicara
 Memegang leher (tanda universal dari tersedak)
 Tidak dapat memasukkan udara/ menarik napas dengan baik.
(Purwadianto A,2018)
3. Etiologi
a) Benda asing
Benda-benda tersebut bisa tersangkut pada Laring. Secara progresif akan terjadi
stridor, dispneu, apneu, penggunaan otot bantu nafas, sianois.
b) Saluran nafas
Berdasarkan lokasi dibagi atas
 Trachea
Benda asing didalam trachea tidak dapat dikeluarkan karena tersangkut
didalam rimaglotis dan akhirnya tersangkut dilarink dan akhirnya dapat
menimbulkan gejala obstruksi larink
 Bronkus
Biasanya tersangkut pada bronkus kanan, benda asing ini kemudian
dilapisi sekresi bronkus sehingga menjadi besar. (Suryani, 2019)

4. Tanda Dan Gejala


Pengenalan tanda-tanda tersedak merupakan kunci dari keberhasilan
penanganan. Benda asing dapat menyebabkan penyumbatan yang ringan atau berat.
Penyelamat harus segera melakukan penanganan jika korban tersedak menunjukan
tanda-tanda penyumbatan yang berat, yaitu tanda-tanda pertukaran udara yang buruk
dan kesulitan bernapas, antara lain batuk tanpa suara, kebiruan, dan ketidakmampuan
untuk berbicara atau bernapas (TBM BEM IKM FKUI, 2018). Korban dapat sambil
memegang atau mencengkeram lehernya. Hal itu merupakan tanda umum dari
tersedak. Segera tanyakan, "Apa anda tersedak?" jika korban mengiyakan dengan
bersuara dan masih dapat bernapas, ini dapat menunjukan korban mengalami
sumbatan saluran napas yang ringan. Jika korban mengiyakan dengan menganggukan
kepalanya tanpa berbicara, ini dapat menunjukan korban mengalami sumbatan saluran
napas yang berat (Joven, 2018).
Pada bayi yang tersedak, harus diperhatikan apakah ada perubahan sikap
menyebabkan bayi karena mereka belum bisa melakukan tanda umum tersedak.
Perubahan yang mungkin terlihat adalah kesulitan bernapas, batuk yang lemah, dan
suara tangisan lemah (Jevon, 2018)

5. Klasifikasi
1) Sumbaran Parsial
Sumbatan parsial yang dimaksud adalah adanya suara nafas tambahan sperti
gurgling, snoring, stridor, sehingga klien masih dapat bernapas tetapi kurang
adekuat, dan benda asing harus segera dikeluarkan karena akan mempengaruhi
pasokan 02 jaringan. Pengeluaran benda asing tersebut harus dilakukan oleh
tenaga medis yang terlatih, karena ditakutkan akan terjadi sumbatan total bila
dilakukan oleh orang yang tidak berpengalaman.
2) Sumbatan total
Sedangkan sumbatan total yang dimaksud adalah pasien memgang leher, gelisah,
tampak adanya kesulitan bemafas, dan pasien tidak mampu berbicara.
Penyumbatan saluran pernafasan secara total dapat mengakibatkan tidak dapat
bernafas sama sekali, dan harus segera ditolong karena dalam beberapa menit
klien akan mengalami kematian yang permanen (Rahmawati, 2019)

6. Penatalaksanaan
1) Penanganan tersedak untuk anak usia >1 tahun dewasa yang masih sadar
a) Untuk tersedak ringan:
Jika korban masih bisa batuk, anjurkan korban untuk batuk terus
menerussekeras-kerasnya. Yang tidak boleh dilakukan:
 Memberi minum pada korban (jalan napas hanya boleh dilalui oleh
udara)
 Memasukkan jari ke dalam mulut sebagai usaha untuk
mengeluarkan benda asing
b) Untuk tersedak berat:
 Tanyakan kepada korban "Apakah Anda tersedak?", sekilas langkah
ini terlihat agak rancu dan tidak mungkin dilakukan. Tetapi hal ini
dilakukan untuk membedakan antara tersedak dan penyakit lain
yang menyebabkan gawat napas.
 Lakukan abdominal thrust (Heimlich manuever) selama beberapa
kali sampai benda asing keluar atau sampai korban menjadi tidak
sadar.
Berikut ini merupakan langkah-langkah melakukan Heimlich manuever.
1) Berdiri atau berlutut di belakang korban (posisikan tubuh sesuai dengan
tinggi tubuh korban, pada pasien anak kemungkinan harus berlutut)
2) Kepalkan salah satu telapak tangan
3) Letakkan kepalan tangan dengan arah ibu jari menempel ke dinding
perut korban, posisikan kepalan tangan 2 jari di atas pusat (pusat selalu
sejajar dengan tulang pinggul atas)
4) Kencangkan kepalan tangan dengan tangan satunya sehingga kedua
lengan melingkar di perut korban.
5) Lakukan penekanan ke arah belakang dan atas sampai benda asing
keluar.
Jika korban tersedak adalah wanita hamil atau orang dewasa yang terlalu
gemuk (obesitas) kita bisa melakukan pilihan lain dengan melakukan "chest
thrust" yaitu dengan meletakkan kepalan tangan di tengah-tengah tulang dada,
c) Penanganan tersedak untuk anak usia >1 tahun dewasa yang tidak sadar
Jika korban menjadi jatuh tidak sadar lakukan langkah-langkah berikut:
a. Panggil bantuan medis segera
Buka jalan napas korban, jika benda asing dapat terlihat lakukan
finger swab atau sapuan jari untuk mengeluarkan benda asing
b. Segera lakukan CPR/ RJP
Perbedaannya dengan CPR biasa adalah setelah melakukan 30 kali
kompresi dada, periksalah mulut korban terlebih dahulu sebelum
memberikan 2 kali napas bantuan.
Dikatakan telah sukses menangani korban tersedak yang tidak sadar
jika ada tanda-tanda berikut:
c. Dada korban terlihat naik ketika memberikan bantuan napas
d. Melihat benda asing keluar dari mulut korban.
e. Lakukan langkah-langkah berikut ini jika sudah berhasil menangani
korban tersedak. Karena ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi
setelah benda asing keluar dari mulut korban:
f. Berikan 2 kali napas
g. Lihat respons korban (batuk, muntah, pergerakan), kemudian periksa
nadi di leher korban selama 10 detik.
h. Jika nadi tidak teraba dan korban juga tidak bernapas, lanjutkan CPR
dan pasang AED segera (jika tersedia). Jika nadi ada tetapi napas tidak
ada maka berikanlah bantuan napas saja selama 2 menit, dalam 1
menit harus memberikan 10 kali napas (jadi jeda antara napas adalah 6
detik). Setelah 2 menit periksalah apakah napasnya sudah ada atau
belum, jika korban sudah bemapas normal posisikan korban miring
(posisi pemulihan) sambil menunggu bantuan datang.
d) Penanganan tersedak untuk bayi (<1 tahun)
Penanganan tersedak untuk bayi tentunya berbeda dengan anak yang berusia
lebih dari 1 tahun. Kita tidak bisa melakukan penekanan perut (Heimlich
manuever) pada bayi karena dapat mencederai organ dalam. Penanganan
tersedak untuk bayi terdiri atas kombinasi penekanan dada (chest thrust) dan
tepukan punggung (back slaps).
e) Berikut ini merupakan langkah-langkah pertolongan tersedak terhadap bayi
yang masih sadar:
1) Gendonglah bayi dengan posisi duduk atau berlutut
2) Buka pakaian bayi
3) Gendong bayi dengan posisi wajah ke bawah telungkup di atas
pangkuan tangan. Buat kepala bayi lebih rendah dari kakinya. Sangga
kepala dan rahang bawah bayi menggunakan tangan (hati-hati untuk
tidak menekan leher bayi, karena ini akan menyebabkan tersumbatnya
saluran napas).
4) Berikan 5 kali tepukan di punggung (tepuklah dipunggung, antara 2
tulang belikat bayi, jangan menepuk di tengkuk). Gunakan pangkal
telapak tangan ketika memberikan tepukan.
5) Setelah memberikan 5 kali tepukan punggung, sanggalah leher
belakang bayi dengan tangan dan balikkan tubuh bayi sehingga dalam
posisi terlentang. Buat posisi kepala bayi lebih rendah dari kakinya
6) Lakukan 5 kali penekanan dada (lokasi penekanan sama dengan posisi
penekanan dada pada proses CPR yaitu di tengan-tengan tulang dada/di
bawah garis imajiner antara 2 puting susu bayi). Hanya gunakan 2 jari
saja yaitu jari telunjuk dan jari tengah untuk melakukan chest thrust.
7) Ulangi langkah di atas sampai benda asing keluar dari mulut bayi.
Jika benda asing belum bisa keluar dan bayi menjadi tidak sadar (bayi terkulai
lemas, tidak ada pergerakan, bibir membiru, tidak dapat menangis atau
mengeluarkan suara) penanganannya adalah sebagai berikut:
 Baringkan bayi di atas permukaan yang rata dan keras
 Buka jalan napas bayi (mulut bayi) dan lihat apakah benda asing
terlihat atau tidak. Jika terlihat ambil dengan menggunakan sapuan
jari. Jika benda asing tidak terlihat jangan lakukan "blind finger
swab"/mengkorek-korek mulut bayi dengan tujuan untuk mencari
benda asing tersebut
 Jika benda asing tidak terlihat lakukan langkah selanjutnya yaitu
lakukanlah CPR yang terdiri dari 30 kali penekanan dada diikuti 2
kali napas. Tetapi, perbedaan CPR korban tersedak dengan korban
biasa adalah setiap selesai melakukan 30 kali penekanan dada
periksalah dahulu mulut bayi sebelum memberikan 2 kali bantuan
napas.
Jika setelah 5 kali siklus CPR, benda asing masih belum dapat
keluar dan bayi masih belum sadar. Panggil bantuan medis segera,
kemudian lanjutkan CPR sampai bantuan medis datang atau benda
asingnya keluar. (Jovens,2018)
DAFTAR PUSTAKA

Jevon P. 2018. Choking 1: Foreign-body airway obstruction in adult. Nursing Times [online];
114:12, 24-26
Jevon, P. 2019.Manajemen Pada pasien Terdesak. BDJ in February 2019; Vol 226 issue 3,
pages 183-187).
Purwadianto A, dkk.Kedaruratan Medik.Jakarta. hml 201
Rahmawati, R., & Suryani, S. (2019). Studi Kasus Pengetahuan Orangtua Tentang
Pertolongan Pertama Choking Pada Balita Di Desa Geyer Kecamatan Geyer Kabupaten
Grobogan. The Shine Cahaya Dunia S-1 Keperawatan, 4(1).
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
tindakan keperawatan (Edisi 1). Jakarta Selatan DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai