Anda di halaman 1dari 8

PROSEDUR BANTUAN DASAR HIDUP (RJP) DAN CHOKING PADA

ANAK-ANAK DAN BAYI

Dosen Pengampu :

Ns. Anastasia Hardyati, S.Kep., M.Kep., Sp.KMB

Disusun Oleh :

1. Anggita Fitari (1032191006)


2. Nabila Purnama Sari (1032191034)
3. Vannisa Windy Aryani (1032191048)
4. Dzanubah Arifah Fahmi (1032191052)

JURUSAN S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MH THAMRIN
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Prosedur Bantuan Hidup Dasar (RJP) dan
Choking pada Anak-Anak dan Bayi ” dengan baik. Kami mengharapkan makalah ini
dapat bermanfaat bagi banyak orang dan dapat dipergunakansebagai salah satu acuan,
petunjuk dan pedoman bagi pembaca.

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin. Terlepas dari itu, kami
menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 10 Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI
No table of contents entries found.
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan sehari-hari penuh dengan berbagai macam hal yang
membahayakan bagi anak. Masa dimana mobilitas mereka yang tinggi, berjalan dan
berlari kesana kemari, dan ketika mereka mengeksplorasi sesuatu, mereka tidak mengerti
dampak dan akibatnya merupakan banyak penyebab terjadinya cedera pada anak. Anak-
anak berada pada tahap perkembangan yang menempatkan mereka berisiko mengalami
kejadian tersedak. Jenis makanan dan non makanan, seperti mainan, koin, uang, baterai
kancing dan lateks sering menjadi penyebab tersedak pada anak. Tersedak adalah suatu
kejadian yang bisa dicegah tetapi sering terjadi yang merupakan penyebab morbiditas dan
mortalitas pada kelompok anak (Denny et.al., 2015). Tersedak (choking) adalah
tersumbatnya saluran napas akibat benda asing secara total atau sebagian, sehingga
menyebabkan korban sulit bernapas dan kekurangan oksigen, bahkan dapat segera
menimbulkan kematian (HIPGABI BALI, 2018). Tersedak (Choking) merupakan
kejadian yang sering di jumpai di masyarakat. Kebanyakan masyarakat tidak terlalu
menghiraukan kejadian tersebut. Seseorang yang mengalami tersedak terjadi akibat
adanya gangguan atau penyumbatan pada saluran pernafasan yang diakibatkan oleh
makanan, mainan atau hal yang lain (Nurhayati et al., 2017). Tersedak merupakan
pembunuh tercepat, lebih cepat dibandingkan gangguan breathing dan circulation.
Kejadian tersedak termasuk kedalam kasus kegawatdaruratan yang harus mendapatkan
penanganan segera, dan apabila terjadi obstruksi atau sumbatan jalan napas dapat
menyebabkan napas 2 pendek (hipoventilasi), kekurangan oksigen (hipoksemia),
peningkatan kerja pernapasan dan gangguan pertukaran gas berubah di paru-paru (Singh,
2015 dalam Kurniawan, 2019). Penyebab tersedak anak-anak adalah tidak dikunyahnya
makanan dengan sempurna dan makanan terlalu banyak pada satu waktu (HIPGABI
BALI, 2018).
Kasus tersedak pada anak dipengaruhi beberapa faktor, seperti belum muncul
atau tumbuhnya gigi geraham, mekanisme menelan yang belum sempurna, jalan napas
yang sempit, kebiasaan meletakkan benda atau objek ke dalam mulut, dan aktivitas fisik
anak yang aktif. Kurangnya pengawasan dari orang tua dapat meningkatkan risiko
tersedak (Sugandha, 2018). Terdapat banyak penyebab dari penyumbatan jalan napas,
oleh karena itu manajemen jalan napas harus dimulai ketika mengetahui adanya suatu
sumbatan pada saluran pernapasan (Foresto et al.,2015).
Pertolongan pertama yang tepat pada kasus tersedak akan meningkatkan
keberhasilan dan tingkat kelangsungan hidup mampu mencapai 95% (Kurniawan, 2019).
Bagi seorang ibu memberikan pertolongan pertama pada anaknya adalah hal yang patut
diketahui dan harus dilakukan. Pertolongan pertama pada anak yang tersedak adalah
hentakan perut (Heimlich Manuver) (American Heart Association, 2010). Heimlich
Manuver adalah memberi hentakan pada dada atau perut yang menyebabkan peningkatan
tekanan pada diafragma sehingga memaksa udara yang ada di dalam paru-paru untuk
keluar dengan cepat sehingga diharapkan dapat mendorong atau mengeluarkan benda
asing yang menyumbat jalan napas kemudian meminta anak untuk membatukkan dengan
keras agar benda asing tersebut keluar, apabila anak belum bisa bicara minta 3
membatukkannya lagi baik dibatukkan sendiri maupun dengan bantuan orang lain
(HIPGABI BALI, 2018).
Tindakan yang cepat dan tepat dari seorang ibu sangat berpengaruh terhadap
keselamatan anaknya. Tindakan adalah seseorang yang mengetahui stimulus atau objek
kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui,
proses selanjutnya melaksanakan atau mempraktikkan apa yang diketahui atau
disikapinya (dinilai baik) (Notoatmodjo, 2011).
Dasarnya kasus tersedak ini dapat ditangani oleh siapa saja. Penanganan
dengan keterampilan dan pengetahuan yang penuh merupakan hal yang paling penting
sehingga ibu lebih terampil, mampu dan bisa meminimalisir kondisi keparahan tersedak
pada anak bila sewaktu-waktu terjadi. Keterampilan adalah kemampuan seseorang
menerapkan pengetahuan kedalam bentuk tindakan. Keterampilan seseorang dipengaruhi
oleh pendidikan dan latihan (Hasanah, 2015). Ibu yang memiliki keyakinan yang lebih
tinggi cenderung mempunyai atau menunjukan upaya yang lebih keras dalam penanganan
tersedak pada anak, sedangkan ibu yang memiliki keyakinan atau menganggap dirinya
kurang mampu dalam menolong akan cenderung kesulitan dalam upaya penanganan
tersedak pada anak (Nurhayati et al., 2017).
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Choking atau tersedak adalah tersumbatnya saluran nafas akibat benda asing
secara total atau sebagian, sehingga menybabnkan korban sulit bernafas dan
kekurangan oksigen, bahkan dapat segera menimbulkan kematian. (Bagian Diklat
RSCM, 2015). Tersedak merupakan pembunuh tercepat, lebih cepat dibandingkan
gangguan breathing dan circulation. Pada orang dewasa, tersedak paling sering terjadi
ketika makanan tidak terkunyah sempurna, serta makan sambil berbicara atau tertawa.
(Maharani Kenny, 2017). Pada anak-anak penyebab tersedak adalah tidak
dikunyahnya makanan dengan sempurna dan makanan terlalu banyak pada satu
waktu. Selain itu, anak-anak juga sering memasukkan benda-benda padat kecil ke
dalam mulutnya. (Junha, 2014 dalam Tim Bantuan Medis BEM IKM FKUI, 2015).
Teknik yang digunakan untuk mengeluarkan sumbatan benda asing adalah Manuver
Heimlich (abdominal thrust) dan chest thrust (untuk korban hamil dan gemuk.
Manuver Heilmich juga dikenal dengan abdominal thrust subdiafragma atau
abdominal thrust, direkomendasikan untuk mengeluarkan sumbatan benda asing pada
dewasa dan anak-anak umur 1-8 tahun yang masih sadar. Manuver Heimlich
Menimbulkan elevasi dan diafragma dan meningkatkan tekanan jalan nafas, sehingga
memaksa udara keluar dari paru. Hal ini menimbulkan mendorong benda asing keluar
dari jalan nafas
2.2 Penyebab
1. Dalam Tubuh
a) Lidah yang jatuh kebelakang dan menutup faring pada korban tidak sadar
yang terlentang
b) Darah yang berasal dari cedera keapla dan wajah
c) Regurgtasi isi lambung
2. Luar Tubuh
a) Benda asing seperti makanan, benda-benda berukuran kecil dan sebagainya.
2.3 Gejala
Pengenalan tanda-tanda tersedak merupakan kunci dari keberhasilan
penanganan. Benda asing dapat menyebabkan penyumbatan yang ringan atau
berat. Penyelamat harus segera melakukan penanganan jika korban tersebut
menunjukkan tanda-tanda penyumbatan yang berat, yaitu tanda-tanda pertukaran
udara yang buruk dan kesulitan bernafas antara lain batuk tanpa nafas, kebiruan
dan ketidakmampuan untuk berbicara atau bernafas. (Maharani Kenny, 2017).
Korban dapat sambil memegang atau mencengkeram lehernya. Hal ini merupakan
tanda umum dari tersedak. Segeralah tanyakan “apakah Anda tersedak?” jika
korban mengiyakan dengan bersuara dan masih dapat bernafas, ini menunjukkan
korban mengalami sumbatan saluran napas yang ringan. Jika korban mengiyakan
dengan menganggukan kepalanya tanpa berbicara ini dapat menunjukkan korban
mengalami sumbatan saluran nafas yang berat. (Ecc, Guidelines, 2000 dalam Tim
Bantuan Medis BEM IKM FKUI, 2015).
2.4 Klasifikasi
Menurut Sumardi (2016) klasifikasi dari tersedak dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Obstrukti total yaitu pembuntuan saluran pernafasan secara total sehingga
klien tidak dapat bernfas sama sekali, dan harus segera ditolong karena dalam
beberapa menit klien akan mengalami kemaian yang permanen. Bila terjadi
obstruksi total maka akan terjadi atelektasis.
2. Fenomena check valve / parsial yaitu pembuntuan saluran napas secara parsial
atau tidak secara total, sehingga klien masih dapat bernapas tetapi kurang
adekuat, dan benda asing harus segera dikeluarkan karena akan mempengaruhi
pasoka O2 jaringan. Tetapi pengeluaran benda asing tersebut harus dilakukan
oleh tenaga medis yang terlatih, karena ditakutkan aka teradi sumbatan total
bila dilakukan oleh orang ang tidak berpengalaman. Bila terjadi obstruksi
parsial maka dapat terjadi emphisema paru.
2.5 Cara Penanganan
1. Teknik Penanganan Pada Bayi
Perlu diketahui bahwa manuver hentakan pada perut tidak
direkomendasikan untuk bayi dengan usia dibawah 1 tahun karena dapat
menyebabkan cedera pada organ dalamnya sehingga untuk mengatasi tersedak
dilakukan manuver tepukan di punggung dan hentakan pada dada
(Puspnegoro, et al., 2012). Berikut langkah-lamgkah manuver tepukan
punggung dan hentakan dada pada bayi :
a. Posisikan bayi menelungkup dan lakukan tepukan di punggung dengan
menggunakan pangkal telapak tangan sebayak lima kali.
b. Kemudian, dari posisi menelungkup, telapak tangan kita yang bebas
menopang bagian elakang kepala bayi sehingga bbayi berada diantara
kedua tangan kita (tangan satu menopang bagian belakang kepala bayi,
dan satunya menopang mulut dan wajah bai).
c. Lalu, balikan bayi sehingga bayi berada pada posisi menengadah dengan
telapak tangan yang berada di atas paha menopang belakang kepala bayi
dan tangan lainnya bebas.
d. Lakukan manuver hentakan pada dada sebanyak lima kali dengan
menggunakan jari tengah dan telunjuk tangan yang ebbas di tempat yang
sama dilakukan penekanan dada saat RJP pada bayi.
e. Jika korban tidak sadar, lakukan RJP
f. Jika penyelamat tidak yakin dengan apa yang harus dilakukan, segera
aktivasi SPGDT, jangan ditunda. Penyelamat mungkin dapat brhasil
menghentikan korban tersedak sebelum bantuan datang namun akan lebih
baik jika korban
g.
h. ditangai oleh tenaga medis. Jika masih terdapat benda asing pada saluran
napas, tenaga medis yang datang dapat melakukan penanganan segera dan
membawa korban ke rumah sakit untung penanganan lebih lanjut.
2. Teknik Penanganan Pada Anak-Anak
Bila anak masih mampu untuk mengeluarkan sedikit suara dan
bernapas, mintalah ia untuk batuk dengan keras. Tujuannya adalah untuk
mengeluarkan benda yang tersangkut di saluran napasnya. Bila cara ini tidak
berhasil atau anak nampak tidak bisa bersuara dan bernapas, dapat melakukan
teknik Heimlich maneuver atau yang disebut dengan abdominal thrusts. Untuk
melakukan Heimlich maneuver pada anak berusia di atas 1 tahun, Anda bisa
mengikuti langkah berikut:
a. Bantu dan jaga posisi anak agar tetap berdiri.
b. Posisikan tubuh orang tua di belakang badan anak.
c. Lingkarkan kedua lengan seperti hendak memeluk anak dari belakang.
d. Setelah itu, kepalkan tangan. Posisikan kepalan tangan di bagian tengah
perut anak, yakni di antara ulu hati dan pusar.
e. Hentakkan tangan ke perut sambil menarik tubuh anak ke belakang
sebanyak 5 kali. Hindari melakukan hentakan yang terlalu keras untuk
menghindari cedera.
Jika anak masih tersedak, segeralah panggil bantuan untuk membawa anak ke
rumah sakit terdekat, sambil mengulangi back blows, chest thrusts, dan
abdominal thrusts.

Anda mungkin juga menyukai