Anda di halaman 1dari 2

Anemia defisiensi besi adalah keadaan yang disebabkan karena kurang nya zat besi

yang dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin. Hemoglobin merupakan protein yang


digunakan untuk proses pengangkutan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Zat besi juga
berperan dalam proses perkembangan sistem saraf yaitu dalam proses mielinisasi,
neurotransmitter, denditrogenesis, dan metabolisme saraf. Selain itu, zat besi juga digunakan
sebagai sumber energi bagi otot sehingga mempengaruhi ketahanan fisik dan kemampuan
bekerja, terutama saat dewasa. Anemia defisiensi besi merupakan masalah defisiensi nutrien
paling sering terjadi pada anak-anak di dunia, terutama negara-negara berkembang, termasuk
Indonesia. Anemia defisiensi besi disebabkan oleh intake yang kurang, kebutuhan gizi yang
meningkat, kurangnya fungsi absorbsi, dan adanya kehilangan darah pada remaja perempuan.
Anemia defisiensi besi terdiri dari tiga tahap, tahap iron depletion, iron deficient
erythropoietin, dan iron deficiency anemia. Pada tahap iron depletion, ditandai dengan
berkurangnya cadangan besi atau tidak didapatkan cadangan besi. Terjadi peningkatan
absorbsi besi non heme. Feritin serum menurun. Pada tahap iron deficient erythropoietin,
didapatkan suplai besi yang tidak cukup untuk proses eritropoiesis. Pada tahap iron
deficiency, terjadi penurunan kadar HB. Dari gambaran morfologi darah tepi, didapatkan
gambaran mikrosotik hipokromik (Fitriany dan Saputri, 2018).

Menurut WHO, tatalaksana anemia dibagi menjadi anemia tidak berat dan anemia
berat. Pada anemia tidak berat diberikan zat besi selama 14 hari di rumah. Zat besi dapat
diberikan dalam bentuk sirup dan tablet. Orang tua diminta kembali lagi ke pelayanan
kesehatan setelah 14 hari. Pengobatan diberikan terus selama 2 bulan. Dibutuhkan waktu 2 –
4 minggu untuk penyembuhan anemia, dan 1 -3 bulan setelah kadar Hb kembali normal
untuk mengembalikan persediaan besi tubuh. Dosis besi diberikan 4-6 mg/kgBB/hari. Respon
terapi dengan menilai kenaikan kadar Hb setelah satu bulan sebesar 2 gram/dL atau lebih.
Bila respon ditemukan, lanjutkan terapi sampai 2 – 3 bulan.

Komposisi besi elemental:

- Ferrous fumarat: 33% merupakan besi elemental


- Ferrous glukonas: 11,6% merupakan besi elemental
- Ferrous sulfat: 20% merupakan besi elemental

Jika usia anak ≥2 tahun dan belum mendapatkan mebendazole dalam kurun waktu 6
bulan, diberikan satu dosis mebendazole 500 mg untuk kemungkinan adanya infeksi cacing.
Anemia berat, dilakukan transfusi darah. Kadar Hb <4 gram/dL. Apabila kadar Hb
antara 4-6 gram/dL dengan klinis seperti dehidrasi, syok, gangguan kesadaran, gagal jantung,
pernapasan dalam dan berat, dan parasitemia yang tinggi harus diberikan transfusi. Transfusi
yang diberikan adalah PRC 10 mL/kgBB selama 3-4 jam. Jika didapatkan tanda-tanda
kelebihan cairan, berikan tambahan furosemid 1-2 mg/kgBB IV, hingga total 20 mg.

IDAI merekomendasikan pemberian suplementasi besi

Usia (tahun) Dosis Besi Elemental Lama Pemberian


Bayi BBLR 3 mg/kgBB/hari Usia 1 bulan – 2 tahun
Bayi cukup bulan 2 mg/kgBB/hari Usia 4 bulan – 2 tahun
2 – 5 tahun 1 mg/kgBB/hari 2x/minggu selama 3 bulan
berturut turut selama 1 tahun
5 – 12 tahun 1 mg/kgBB/hari 2x/minggu selama 3 bulan
berturut-turut selama 1
tahun
12 -18 tahun 60 mg/hari 2x/minggu selama 3 bulan
berturut-turut selama 1
tahun
Dosis maksimum untuk bayi 15 mg/hari, dosis tunggal

Khusus remaja perempuan, ditambah 400 mikrogram asam folat

Anda mungkin juga menyukai