Anda di halaman 1dari 24

ANTIHELMINTIK

DR. ARY NAHDIYANI AMALIA


STIKES IBNU SINA AJIBARANG
Antelmintik atau obat cacing ialah obat yang
digunakan untuk membrantas atau mengurangi
cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh.
PENANGANAN UMUM
Mencuci sprei, handuk, dan pakaian dalam (terpisah dari seluruh anggota
keluarga) dengan air hangat, jangan diaduk karena dapat menyebarkan telur
cacing ke udara.
Pastikan ruangan mendapat cahaya matahari yang cukup, karena telur
cacing dapat rusak oleh cahaya matahari.
Pastikan anggota keluarga yang dicurigai terinfeksi cacing melakukan mandi
pagi, membersihkan bagian rektum pada saat mandi, dan tidak mandi
dalam bath tub.
Gunakan disinfektan pada toilet duduk selama masa pengobatan.
Bersihkan dengan penyedot debu (vacuum cleaner) atau pel dengan air
(jangan gunakan sapu) daerah sekitar tempat tidur dan seluruh kamar tidur.
Bersihkan kuku dengan menyikat hingga bersih dan gunting kuku secara
rutin. Cuci tangan secara berkala terutama sebelum makan dan setelah ke
kamar mandi.
Dietilkarbamazin
Cara kerja : Menyebabkan paralisis dan perubahan
pada permukaan membran mikrofilaria hancur.
Cepat diabsorpsi diusus, ekskresi lewat urin, 70%
bentuk metabolitnya.
Levamisol
Dosis tunggal digunakan untuk Ascaris dan
Trichostrongylus, efektifitas sedang untuk A.
duodenale dan rendah untuk N. americanus.
Cara kerja : Meningkatkan aksi potensial dan
menghambat transmisi neuromukular  cacing
paralisis.
Absorpsi oral cepat dan lengkap. 60% obat diekskresi
bersama ureum.
Levamisol dapat ditoleransi dengan baik, namun
pernah dilaporkan juga terjadi efek yang tidak
diinginkan seperti mual muntah pada sebagian kecil
pasien.
Pemakaian obat ini pada dewasa yaitu dalam dosis
tunggal sebesar 120-150 mg. 
Menjaga kebersihan badan, makanan dan lingkungan
dapat mencegah muncul dan menularnya penyakit
kecacingan. Untuk pengobatan yang efektif, gunakan
obat yang tepat dengan aturan pakai yang sesuai.
Tiabendazol
Efektif terhadap strongyloidiasis, askariasis,
oksiuriasis dan larva migrans kulit.
Cara kerja : Menghambat enzim fumarat reduktase
cacing dan enzim asetilkolinesterase cacing cacing
mati.
Absorpsi lewat usus, 90% obat diekskresi bersama
urine.
Mebendazol
Efektif mengobati cacing gelang, cacing kremi,
cacing tambang dan T. trichiura, cacing pita.
Efeknya bervariasi pada S. stercolarlis.
Cara kerja : Merusak subseluler dan menghambat
sekresi asetilkolinesterase cacing, menghambat
ambilan glukosa.
Absorpsi oral buruk, ekskresi terutama lewat urin
dalam bentuk utuh.
Obat ini tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan anak di
bawah usia 2 tahun. Namun pada kehamilan di bawah 3
bulan, mebendazol tidak menimbulkan efek buruk.
Dalam penggunaan mebendazol sangat jarang terjadi efek
yang tidak diinginkan, namun pernah dilaporkan
beberapa efek yang tidak diinginkan yaitu sakit perut,
diare, kejang pada bayi, dan ruam. 
Aturan pakai : Untuk infeksi cacing kremi, dosis sebesar
100 mg dosis tunggal untuk dewasa dan anak di atas 2
tahun. Jika terjadi infeksi kembali, ulangi dosis yang sama
2 minggu kemudian. 
Albendazol
Albendazole adalah obat untuk mengatasi infeksi larva
cacing, di antaranya
adalah sistiserkosis dan echinococcosis.
Sistiserkosis merupakan suatu infeksi larva cacing pita Taenia
solium yang hidup di babi dan seringkali menyerang otak.
Echinococcosis adalah infeksi larva cacing pita Echinococcus
granulosus yang hidup di anjing serta dapat menimbulkan
kista pada hati dan paru-paru.
Albendazole bekerja dengan merusak sel di usus cacing,
sehingga cacing tidak dapat menyerap gula, serta kehabisan
energi dan mati.
Kondisi Usia Dosis

Dewasa dengan berat 15 mg/kgBB per hari, yang dibagi ke dalam 2 jadwal
badan hingga 60 kg konsumsi. Dosis maksimal 800 mg per hari.
Echinococcosis Dewasa dengan berat
badan di atas 60 kg 400 mg, 2 kali sehari.

Anak-anak Dosis disamakan dengan dosis dewasa.

15 mg/kgBB per hari, yang dibagi ke dalam 2 jadwal


Dewasa dengan berat
badan hingga 60 kg konsumsi. Dosis maksimal 800 mg per hari. Durasi
pengobatan 8-30 hari.
Sistiserkosis
Dewasa dengan berat 400 mg, 2 kali sehari. Durasi pengobatan 8-30 hari.
badan di atas 60 kg
Anak-anak Dosis disamakan dengan dosis dewasa.

Ancylostoma,
Ascariasis, Dewasa dan anak 400 mg dosis tunggal (cukup diminum sekali)
Trichostrongylus

Cutaneous Larva Dewasa dan anak di atas 2 400 mg sekali sehari, selama 3 hari atau 200 mg dua
Migrans , Trichuriasis tahun kali sehari selama 5 hari.

Anak < dari 2 tahun: 200 mg perhari selama 3 hari, atau 10-15 mg per kg
berat badan, 4 kali perhari selama 3-5 hari.

Cacing kremi 400 mg sekali minum saja, ulangi setelah 2 minggu.


Dewasa dan anak
Sediaan : tablet 200 mg dan 400 mg, suspensi.
Interaksi dengan obat lain :
Meningkatnya kadar albendazole dalam darah, jika
dikonsumsi dengan dexamethasone dan cimetidine.
Menurunnya kadar albendazole dalam darah, jika
dikonsumsi dengan carbamazepine, phenobarbital,
dan phenytoin.
Efek samping : Sakit kepala, pusing, vertigo,
meningitis, tekanan intrakranial meningkat, demam,
gangguan fungsi hati, sakit perut, mual, muntah,
alopesia.
Niklosamid
Untuk cacing pita (Cestoda), E. granulosus dan E.
vermicularis.
Cara kerja : Menghambat fosforilasi anaerobik ADP.
Niridazol
Efektif untuk S. haematobium dan S. mansoni.
Ekskresinya dalam bentuk metabolit melalui urine
dan tinja.
Hati-hati pada penderita gangguan fungsi hati, ginjal
dan darah.
Piperazin
Efektif terhadap A. lumbricoides dan E. vermicularis.
Cara kerja : Menyebabkan blokade respon otot cacing terhadap
asetilkolin paralisis dan cacing mudah dikeluarkan oleh
peristaltik usus.
Absorpsi melalui saluran cerna, ekskresi melalui urine.
Obat ini tidak dianjurkan untuk wanita hamil pada 3 bulan
pertama. Pada ibu menyusui, hentikan menyusui sampai dengan
8 jam setelah penggunaan obat terakhir karena piperazin
terdistribusi pada ASI.
Beberapa efek yang tidak diinginkan dapat terjadi setelah
penggunaan piperazin diantaranya mual, muntah, kejang perut,
diare, reaksi alergi, dan sesak napas. 
Untuk infeksi cacing kremi:
Dosis untuk dewasa sebanyak 2,25 gr/15 mL sekali sehari selama
7 hari.
Dosis untuk Anak di bawah 2 tahun sebanyak 0,3-0,5 mL/kgbb
sekali sehari selama 7 hari.
Dosis untuk anak usia 2-3 tahun sebanyak 5 ml sekali sehari
selama 7 hari.
Dosis untuk anak usia 4-6 tahun sebanyak 7,5 mL sekali sehari
selama 7 hari.
Dosis untuk anak usia 7-12 tahun sebanyak 10 mL sekali sehari
selama 7 hari.
Bila perlu ulangi pengobatan setelah satu minggu.
Untuk infeksi cacing gelang:
Dosis untuk Dewasa sebanyak 30 mL dosis tunggal.
Dosis untuk Anak usia 1-3 tahun sebanyak 10 mL dosis
tunggal.
Dosis untuk anak usia 4-5 tahun sebanyak 15 mL dosis
tunggal.
Dosis untuk anak usia 6-8 tahun sebanyak 20 mL dosis
tunggal.
Dosis untuk anak usia 9-12 tahun sebanyak 25 mL dosis
tunggal.
Ulangi pengobatan setelah dua minggu.
Pirantel Pamoat
Untuk cacing gelang, cacing kremi dan cacing
tambang.
Cara kerja : Menimbulkan depolarisasi pada otot
cacing dan meningkatkan frekuensi impuls,
menghambat enzim kolinesterase.
Absorpsi melalui usus tidak baik, ekskresi sebagian
besar bersama tinja,
Adanya anggota keluarga yang terinfeksi juga
merupakan pertanda infeksi pada anggota keluarga yang
lain. Untuk itu dianjurkan pemberian pirantel pamoat
pada seluruh anggota keluarga untuk memusnahkan
telur dan cacing serta mencegah infeksi berulang.
Penggunaan pada wanita hamil dan anak di bawah 2
tahun harus berhati-hati.
Efek samping : Hilang nafsu makan, kejang perut,
mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing, rasa
mengantuk, sukar tidur, dan merah-merah pada kulit. 
Untuk infeksi cacing kremi:
Dosis 1000 mg untuk Dewasa dengan berat badan di
atas 75 kg,  
Dosis 750 mg untuk anak di atas 12 tahun berat badan
41-75 kg,
Dosis 500 mg untuk anak 6-12 tahun berat badan 22-41
kg:; 2-6 tahun berat badan 12-22 kg: 250 mg; 6 bulan – 2
tahun berat badan di bawah 12 kg: 125 mg.
Untuk infeksi cacing gelang:
Dosis 500 mg untuk Dewasa dengan berat badan di atas
75 kg,
Dosis 375 mg untuk anak di atas 12 tahun dengan berat
badan 41-75 kg,
Dosis 250 mg untuk anak 6-12 tahun dengan berat badan
22-41 kg,
Dosis 125 mg untuk anak 2-6 tahun dengan berat badan
12-22 kg,
Dosis 62,5 mg untuk anak 6 bulan – 2 tahun dengan berat
badan di bawah 12 kg.
Untuk infeksi cacing tambang: 
Dosis 20 mg/kgbb diminum sebagai dosis tunggal
selama dua hari berturut-turut atau 10 mg/kgbb
diminum sebagai dosis tunggal selama 3 hari berturut-
turut.
Untuk infeksi cacing cambuk:
Dosis 10 mg/kgbb diminum sebagai dosis tunggal.
Berdasarkan berat badan menjadi sebagai berikut:
 Dosis 1000 mg untuk dewasa dengan berat badan di atas 75 kg,
 Dosis 750 mg untuk anak di atas 12 tahun dengan berat badan 41-

75 kg,
 Dosis 500 mg untuk anak 6-12 tahun dengan berat badan 22-41

kg,
 Dosis 250 mg untuk anak 2-6 tahun dengan berat badan 12-22 kg,
 Dosis 125 mg untuk anak 6 bulan – 2 tahun berat badan di bawah

12 kg. 
Pirazikuantel
Efektif terhadap Cestoda dan Trematoda, seperti S.
mansoni dan S. japonicum.
Cara kerja : Menimbulkan peningkatan aktivitas otot
cacing karena hilangnya Ca ion intrasel kontraktur
dan paralisis spastik cacing lepas dari tempatnya.
Absorpsi oral baik, ekskresi sebagian besar bersama
urine.

Anda mungkin juga menyukai