Anda di halaman 1dari 24

Journal Reading

An Update on the Treatment and


Management of Cellulitis

OLEH:
Fortragina Tarakondiorie Cahyasit
1810029014

Dosen Pembimbing : dr. Vera Madonna L, M.Kes, M.Ked (DV) Sp.DV

Laboratorium Ilmu Dermatologi & Venereologi


Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
 Ditulis oleh : E. Ortiz-Lazo, C. Arriagada-
Egnen, C. Poehls, dan M.Concha-Rogazy
 Institusi : Departamento de
Dermatología, Facultad de Medicina, Pontificia
Universidad Católica de Chile, Santiago, Chile ,
Servicio de Teledermatología, Centro de
Especialidades Primarias San Lázaro, Santiago,
Chile
 Penerbitan Jurnal : ACTAS Dermo-
Sifiliograficas. 2019. 110(2):124-130
Pendahuluan
 Selulitis dan erisipelas adalah jaringan lunak lokal yang mengalami infeksi
yang terjadi setelah penetrasi bakteri menerobos melalui sawar kulit yang
terganggu.

 Selulitis merupakan infeksi bakteri yang umumnya disebabkan bakteri


gram negatife Streptococcus B-haemolityqus
Pendahuluan
 Perkiraan kejadian tahunan 200 kasus per 100.000 penduduk.

 Mempengaruhi tungkai bawah pada 70% hingga 80% kasus dan memiliki
tingkat kejadian yang sama pada pria dan wanita.

 Selulitis umumnya terjadi pada orang dewasa setengah baya dan lebih tua,
sedangkan erisipela terlihat sangat pasien muda atau sangat tua.
Manifestasi Klinis

 Erisipelas mempengaruhi dermis superfisial dan kelenjar getah


bening superfisial dan tampak sebagai plak eritematosa
berbatas tegas dengan pinggirannya meninggi, panas lokal dan
nyeri rabaan.
 Tempat predileksi sering terjadi di wajah.
Manifestasi Klinis

 Selulitis mempengaruhi dermis retikular dan hipodermis dan dapat


menyebabkan kerusakan limfatik permanen dimana terdapat infiltrat
hingga lapisan subkutan. Dengan manifestasi klinis ditandai oleh panas
lokal, edema, nyeri, plak eritema yang memiliki batas tidak beraturan.

 Tempat predileksi tersering adalah tungkai bawah.


Manifestasi Klinis

 Secara klinis, selulitis dan erysipelas sulit dibedakan dan bahkan mungkin
saling berkaitan.

 Beberapa dokter, di Eropa, menganggap adanya kemiripan(dengan erisipelas


dianggap sebagai bentuk selulitis yang dangkal).
Faktor Lokal

Faktor
Predisposisi

Faktor Sistemik
Mikrobiologi

 Selulitis disebabkan oleh invasi bakteri langsung melalui sawar kulit yang
mengalami kerusakan.

 Sekitar 10% kasus disebabkan oleh Staphylococcus aureus, dan sekitar 80%
disebabkan oleh Streptococcus B-hemolitycus

 Bakteri ini memproduksi racun seperti streptokinase dan DNase B yang


dapat memicu reaksi inflamasi.
Diagnosis

 Diagnosis selulitis didasarkan pada manifestasi klinis.

 Jumlah sel darah putih, laju sedimentasi eritrosit, dan Protein C-reaktif
umumnya meningkat, tetapi nilainya dalam rentang normal tidak
mengesampingkan diagnosis.

 Infeksi purulen seperti pustula dan abses harus di lakukan kultur.


Pengobatan

Manajemen faktor predisposisi, peninggian posisi daerah yang terkena, hidrasi


Tindakan Umum
kulit (untuk memperbaiki sawar kulit).

(NSAID). Ibuprofen 400 mg Kortikosteroid.


setiap 6 jam selama 5 hari Menggabungkan
Obat Antiinflamasi prednisolon selama 8
dikombinasikan dengan
antibiotic. hari dengan antibiotik
Pengobatan

Oral

Antibiotik

Parenteral Sistemik
Pengobatan
Klasifikasi Karateristik Pasien oleh Eron et al.
Klasifikasi Karakteristik Pasien

1 Tidak demam dan sehat (terlepas dari selulitis)

Demam dan kesehatan umum buruk tetapi tanpa komorbiditas yang tidak stabil, atau
2
kesehatan yang baik tetapi sebuah komorbiditas yang dapat menyulitkan infeksi

3 Tanda toxic, atau setidaknya 1 stabil komorbiditas atau risiko amputasi ekstremitas

Sepsis/respons inflamasi sistemik sindrom (SIRS), atau infeksi yang mengancam jiwa,
4
seperti fasciitis nekrotikans
Pengobatan
SELULITIS NON TANPA MRSA
PURULENT
DENGAN MRSA

Streptococcus B-hemolyticus

SELULITIS DENGAN MRSA


PURULENT

Staphylococcus aureus
SELULITIS NON
Pengobatan PURULENT
TANPA MRSA

Dewasa Anak > 28 hari


Oral    
Dicloxacillin 500 mg/6 jam 25-50 mg/kg/hari dalam 4 dosis
Cefadroxil 500 mg/12 jam 25-50 mg/kg/hari dalam 3-4 dosis
Klindamisin 300-450 mg/6-8 jam 20-30 mg/kg/hari dalam 4 dosis

 Parenteral     

Cefazolin 1-2 g/8 jam 100 mg/kg/hari dalam 3-4 dosis


Oxacillin 2 g/4 jam 150-200 mg/kg/hari dalam 4-6 dosis
Klindamisin Nafcillin 600-900 mg/8 jam 25-40 mg/kg/ hari dalam 3-4 dosis
2 g/4 jam 150-200 mg/kg/ hari dalam 4-6 dosis
Pengobatan SELULITIS NON
PURULENT
DENGAN MRSA

  Dewasa Anak > 28 hari


40mg/kg/hari dalam 3-4 dosis
Klindamisin 300-450 mg/8 jam (oral)
25-50 mg/kg/hari dalam 3 dosis
Amoksilin +
500mg/ 8 jam (keahlian)
Trimethoprimsulfametoksaz 8-12mg trimethoprim /kg /hari dalam 2 dosis
160 mg/ 800mg/12 jam (Keahlian)
ol

25-50 mg /kg/ hari dalam 3 dosis


500mg/ 8 jam (oral)
Amoksilin + Doksisiklin ≤ 45 kg: 4 mg/kg/hari dalam 2 dosis
100mg/ 12 jam (oral)
> 45 kg:100 mg/12 jam (oral)

500mg/ 8 jam (oral) 25-50 mg / kg/hari dalam 3 dosis


Amoksilin + Minocycline 200mg/hari diikuti oleh 4 mg/kg/hari diikuti 4 mg/kg/hari
100mg/ 12 jam (oral) dibagi dalam 2 dosis

 <12 tahun:30 mg/kg/hari dalam 3 dosis


Linezoid 600mg/12 jam (oral)
≥ 12 tahun: 600 mg / 12 jam (oral)

Tedizoid 200mg/hari (oral)


Pengobatan SELULITIS
PURULENT
DENGAN MRSA

  Dewasa Anak > 28 hari

Klindamisin 300-450 mg 3-4 kali sehari 40mg/kg/hari dalam 3-4 dosis

8-12mg trimethoprim /kg /hari dalam 2 dosis


Trimethoprimsulfametoksazol- 160-320 mg/800-1600 mg
≤ 45 kg: 4 mg/kg/hari dalam 2 dosis
Doksisiklin dua kali sehari (keahlian)
> 45 kg:100 mg/12 jam (oral)
100 mg dua kali sehari

4 mg/kg/hari diikuti 4 mg/kg/hari


Minocycline 200 mg / hari diikuti oleh
dalam 2 dosis
100 mg dua kali sehari

<12 tahun:30 mg/kg/hari dalam 3 dosis


Linezoid 600mg dua kali sehari
≥ 12 tahun: 600 mg dalam 2 dosis
Tedizoid (tidak tersedia di chile) 200mg sekali sehari
Pengobatan SELULITIS
PURULENT
DENGAN MRSA

  Dosis pada Orang Dewasa

Vankomisin 15-20 mg / kg, dosis setiap 8-12 jam (maks. 2 g / dosis)

4 mg / kg sekali sehari; jika bakteremia, 6 mg / kg/sekali sehari


Daptomycin

Tigecycline 100 mg / hari sekali sehari diikuti oleh 50 mg / 12 jam

Linezolid 600 mg dua kali


600 mg dua kali sehari
sehari
Community-Acquired MRSA

 CA MRSA didefinisikan sebagai infeksi MRSA yang didiagnosis dalam rawat jalan atau
rawat inap dalam 48 jam rawat inap tanpa adanya faktor risiko berikut: hemodialisis,
pembedahan, rawat inap di rumah sakit tahun sebelumnya, adanya kateter permanen
atau perangkat percutaneous pada saat kultur atau isolasi sebelum MRSA.
 Strain CA MRSA dicirikan oleh virulensi yang lebih besar dan kapasitas untuk
duplikasi dan penyebaran cepat. Mereka sering menghasilkan toksin eksfoliatif dan
enterotoksin dan tidak multiresisten (mereka hanya tahan terhadap ß-laktam).
 Lebih dari 90% infeksi CA MRSA menghasilkan produksi Panton-Valentine
leukocidin, sebuah sitotoksin itu menyebabkan kerusakan leukosit dan nekrosis
jaringan, yang menyebabkan pembentukan abses.
Erisipelas

Penyebab utama sebatas Streptococcus β-hemolitik dan


direkomendasikan diobati bagi pasien dengan gejala klasik
erisipelas yang nyata.
Pengobatan Erisipelas
  Dewasa Anak > 28 hari

Oral    
Penisilin 500 mg/6 jam 25-50 mg/kg/hari dalam 3-4 dosis
Amoksisilin 500 mg/8 jam 25-50 mg/kg/hari dalam 3 dosis
Eritromisin s 250 mg/6 jam 30-50 mg/kg/hari dalam 2-4 dosis

     
Parenteral    
Ceftriaxone 1 g/8 hari 50-75 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis
Cefazolin 1-2 g/8 jam 100 mg/kg/hari dalam 3 dosis
Komplikasi

 Edema persisten, yang menyerang 1 dari setiap 10 pasien yang dirawat di rumah sakit.

 Ulkus vena.

 Kekambuhan. Selulitis berulang terlihat di antara 25% dan 46% pasien rawat inap selama periode 3
tahun. Sekitar 11% pasien rawat jalan mengalami infeksi berulang pada tahun pertama masa tindak
lanjut.

 Necrotizing fasciitis
Selulitis Berulang

 Perawatan antibiotik supresif diindikasikan untuk pasien dengan selulitis berulang dan
faktor predisposisi yang tidak bisa dikoreksi.

 Pilihan profilaksis yang dijelaskan dalam literatur adalah penisilin benzathine


intramuskular (1.200.000 IU sebulan) atau 600.000 IU pada pasien dengan berat ≤27
kg), oral penicillin (250-500 mg dua kali sehari), dan profilaksis untuk infeksi
stafilokokus dengan klindamisin (150 mg/hari, biasanya tidak perlu pada anak-anak).
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai