OPTIC NEURITIS
Pembimbing : dr. Mega Prayoga, Sp.M
Disusun oleh : Haryoko A (2012730049)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata RS BLUD Kota Banjar
Pendahuluan
Deskripsi nervus opticus :
Memiliki panjang 47 50 mm
Dibagi menjadi 4 bagian yaitu :
intraokular (1mm),
intraorbital (30mm),
intrakanalikular (6-9mm),
intracranial (10mm).
Visual Pathway Lesion
Penyebab :
Optik atrofi
Trauma optic
Neuropati optic
Neuritis Optic
Optic Neuritis
Adalah penyakit peradangan akut atau
subakut atau proses dimielinisasi pada saraf
optic.
Klasifikasi :
o Retrobulbar
o Papilitis
o Neuroretinitis
Epidemiologi
Di AS, Eropa, dan daerah ekuator 4-5 per 100.000 populasi
dengan insiden tertinggi di AS.
Terjadi pada usia 20 45 tahun
Wanita : laki laki (3 : 1)
Etiologi
Idiopatik
Neuritis opticus herediter
Demyelinisasi disorder : multiple sclerosis
Infeksius neuritis optic : herpes, sifilis,cytomegalovirus
Imunologi : guillain barre syndrome, lupus, ensefalitis
Inflamation lokal
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Gambaran Akut
Gejala biasanya monokular.
Hilang penglihatan dalam waktu
hitungan jam sampai berhari-hari
mencapai puncak dalam waktu 1
2 minggu.
Nyeri pada mata.
o Nyeri terjadi bisa bersamaan ataupun
tidak bersamaan dengan hilangnya
penglihatan.
o Nyeri bertambah berat bila bola mata
ditekan
o Disertai dengan nyeri kepala.
Defek pupil afferent (Marcuss
Gunn pupil)
Defek lapang pandang
88% buta warna
Gambaran Kronik
Kehilangan penglihatan persisten. Perbaikan
mencapai 1 tahun
Defek pupil aferen bertahan pada 2 tahun setelah
gejala awal.
Desaturasi warna terutama warna merah. Pasien
melihat warna merah menjadi pink.
Fenomena uhthoff. Penurunan penglihatan disertai
dengan kenaikan suhu tubuh. Pencetus : olahraga
dan mandi air hangat.
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Anamnesis :
o Penglihatan turun mendadak
o Adanya bintik buta
o Persepsi warna terganggu
o Perbedaan subjektif pada terangnya cahaya
o Kekaburan penglihatan terjadi ketika beraktivitas , meningkatnya suhu,
dan juga pada saat kurang istirahat.
o Rasa nyeri pada mata yang sangat mengganggu
o Pada dewasa mengenai salah satu mata. Sedangkan pada anak
mengenai kedua mata disertai dengan riwatat imunisasi dan riwayat
demam,.
Pemeriksaan fisik :
o Pemeriksaan visus. Hilangnya visus dapat ringan (20/30),
sedang (20/60), maupun berat (20/70).
o Pemeriksaan lapang pandang, biasanya berupa skotoma
sentral atau sentrosekal. Namun setelah 7 bulan, 51 % kasus
memiliki lapangan pandang yang normal.
o Refleks pupil. Defek aferen pupil terlihat dengan refleks
cahaya langsung yang menurun atau hilang.
o Penglihatan warna berkurang.
o Adaptasi gelap mungkin menurun.
Pemeriksaan Penunjang :