Anda di halaman 1dari 27

REFERAT

MANAGEMEN NYERI
Disusun oleh
Haryoko Anandaputra
Pembimbing :
Dr. Agus Jaya, Sp.An
Definisi

International assosiation for the study of pain


(IASP) Pengalaman sensorik atau emosional
yang tidak menyenangkan, berhubungan dengan
kerusakan jaringan atau suatu keadaan yg
menunjukkan kerusakan jaringan
Klasifikasi bedasarkan onset

Dimulai secara tiba-tiba, tidak


berlangsung lama
Nyeri somatik luar : Nyeri tajam di kulit,
subkutis, mukosa.
Nyeri Akut Nyeri somatik dalam : Nyeri tumpul di
otot rangka, tulang, sendi, jaringan ikat.
Nyeri viseral : Nyeri karena penyakit
atau disfungsi alat dalam.

Nyeri Kronik Berlangsung selama beberapa


minggu atau bulan
Fisiologi Nyeri
Zat-zat yang menyebabkan nyeri

Zat Sumber Menimbulkan Efek pada


Nyeri Aferen Primer
Kalium Sel-sel rusak ++ Mengaktifkan
Serotonin Trombosit ++ Mengaktifkan
Bradikinin Kininogen plasma +++ Mengaktifkan
Histamin Sel-sel mast + Mengaktifkan
Prostaglandi Asam arakidonat Sensitisasi
n dan sel rusak
Lekotrien Asam arakidonat Sensitisasi
dan sel rusak
Substansi P Aferen Primer Sensitisasi
Penilaian nyeri
Anamnesis
Lokasi nyeri
Keadaan yang berhubungan
Anamnesis
dengan timbulnya nyeri Umum

Karakter nyeri
Intensitas nyeri Pemeriksaan
Fisik
Gejala yang menyertai
Efek nyeri terhadap aktivitas
Tatalaksana yang sudah di dapat
Riwayat penyakit yang relevan
dengan rasa nyeri Dengan penilaian nyeri yang lengkap dapat
di bedakan antara nyeri nosiseptif (somatic
Faktor lain yang akan dan visera) dengan nyeri neuropatik

mempengaruhi tatalaksana pasien


Pengukuran derajat nyeri

Skala deskripsi verbal

(Numerical Rating Scale

( Visual Analog Scale)


Pengukuran derajat nyeri
Pengukuran derajat nyeri
Analgetic
ANALGETIC

Obat analgetik bekerja di dua tempat yaitu perifer & sentral.


Oains bekerja di perifer dengan menghambat pelepasan mediator
Opioid bekerja di sentral dengan menempati reseptor di kornu dorsalis
medula spinalis sehingga menghambat transmitter nyeri.
Farmakologi analgetik

1. Analgetik non-narkotinik
2. Analgetik narkotik atau
atau analgesik non-opioid
analgesik opioid atau
atau integumental analgesic
visceral analgesic
(misalnya asetosal dan
(misalnya morfin)
acetaminofen)
Jenis-Jenis Analgetik Non Opioid
Salicylates
Cth: Aspirin
Kerjanya menghambat enzim siklooksigenase secara ireversibel.
menurunkan pembentukan prostaglandin maupun tromboksan A2
ES : gangguan lambung

p-Aminophenol Derivatives
Cth : Acetaminophen
Obat ini menghambat prostaglandin yang lemah pada jaringan
perifer dan tidak memiliki efek anti-inflamasi yang bermakna.
Obat ini berguna untuk nyeri ringan sampai sedang seperti
nyeri kepala, mialgia, nyeri pasca persalinan

Indoles and Related Compounds


Cth : Indomethacin
penghambat prostaglandin terkuat
ES : efek terhadap saluran cerna seperti nyeri abdomen,
diare, pendarahan saluran cerna, dan pancreatitis, serta
menimbulkan nyeri kepala, dan jarang terjadi kelainan hati.
Derivat Fenamates
Cth : Meclofenamate
efek samping yang serupa dengan
obat-obat AINS baru yang lain
Dikontraindikasikan pada
kehamilan

Arylpropionic Acid Derivatives


Cth: Ibuprofen
Obat ini dikontraindikasikan pada mereka yang
menderita polip hidung, angioedema, dan
reaktivitas bronkospastik terhadap aspirin
ES : gejala saluran cerna.

Pyrazolone Derivatives
Cth : Phenylbutazone
untuk pengobatan artristis rmatoid, dan berbagai kelainan otot rangka.
Obat ini mempunya efek anti-inflamasi yang kuat.
Tetapi memiliki ES yang serius seperti agranulositosis, anemia aplastik,
anemia hemolitik, dan nekrosis tubulus ginjal.
Oxicam Derivatives
Piroxicam
obat AINS
Waktu paruhnya panjang untuk pengobatan artristis
rhematoid, dan berbagai kelainan otot rangka
ES: tinitus, nyeri kepala, dan rash

Acetic Acid Derivatives


Cth : Diclovenac, ketorolak
penghambat siklooksigenase yang kuat dengan efek antiinflamasi ,
analgetik, dan antipiretik.
Waktu paruhnya pendek
ES : distress saluran cerna, perdarahan saluran cerna dan tukak lambung.
Analgetik Opioid
Opioid digolongkan menjadi :
Agonis

Mengaktifkan reseptor.
Contoh: Morfin, papaveretum, petidin (meperidin, demerol), fentanil,
alfentanil, sufentanil, kodein, alfaprodin.

Antagonis

Tidak mengaktifkan reseptor dan pada saat bersamaan mencegah


agonis merangsang reseptor.
Contoh: nalokson, naltrekson

Agonis-antagonis

Pentasosin, nalbufin, butarfanol, buprenorfin.


Klasifikasi Opioid

Natural (morfin, kodein, papaverin, tebain)


Semisintetik (heroin,
dihidromorfin/morfinon, derivat tebain)
Sintetik (petidin, fentanil, alfentanil,
sufentanil, dan remifentanil)
Morfin
Farmakodinamik
Farmakodinamik : Efek morfin terjadi pada susunan syaraf pusat dan organ yang
mengandung otot polos.
Efek morfin pada sistem syaraf pusat mempunyai dua sifat yaitu depresi dan stimulasi
Farmakokinetik
Eksresi morfin terutama melalui ginjal. Sebagian kecil morfin bebas ditemukan dalam
tinja dan keringat.
Indikasi
meredakan atau menghilangkan nyeri hebat yang tidak dapat diobati dengan analgesik
non-opioid
kontraindikasi pada kasus asma dan bronkitis kronis
Efek samping
depresi pernafasan, nausea, vomitus, dizzines, disforia, pruritus, konstipasi kenaikkan
tekanan pada traktus bilier, retensi urin, dan hipotensi.
Petidin

Farmakodinamik Farmakokinetik
Meperidin (petidin) secara farmakologik bekerja sebagai Meperidin di metabolisme di hati
agonis reseptor . Seperti morfin, meperidin (petidin) Meperidin dapat menurunkan aliran darah
menimbulkan efek analgesia, sedasi, euforia, depresi otak, kecepatan metabolik otak, dan
nafas dan efek sentral lainnya tekanan intrakranial.
Efektivitasnya lebih rendah dibanding morfin, tetapi lebih petidin tidak menunda persalinan, akan
tinggi dari kodein tetapi dapat masuk ke fetus dan
meperidin lebih efektif terhadap nyeri neuropatik menimbulkan depresi respirasi pada
kelahiran.

Indikasi Efek samping


Meperidin digunakan juga untuk pusing, berkeringat, euforia, mulut
menimbulkan analgesia obstetrik kering, mual-muntah, perasaan
dan sebagai obat preanestetik lemah, gangguan penglihatan,
palpitasi, disforia, sinkop dan sedasi.
Fentanil
Famakodinamik Farmakokinetik
fentanil 75-125 kali lebih poten Fentanil dimetabolisir oleh hati
dibandingkan dengan morfin. dengan N-dealkilase dan
Awitan yang cepat dan lama aksi yang hidrosilasidan, sedangkan sisa
singkat mencerminkan kelarutan lipid metabolismenya dikeluarkan lewat
yang lebih besar dari fentanil urin.
dibandingkan dengan morfin.

Indikasi Efek samping


dipergunakan untuk anastesia kekakuan otot punggung yang
pembedahan dan tidak untuk pasca sebenarnya dapat dicegah dengan
bedah pelumpuh otot
Sufentanil, Alfentanil, Tramadol
Sufentanil

Sufat sufentanilkira-kira sama dengan fentanil. Efek pulihnya lebih


cepat dari fentanil. Efek analgeniknya kira-kira 5-10 kali fentanil.

Alfentanil

Kekuatan analgesiknya 1/5-1/3 fentanil. Insiden mual muntahnya


sangat besar. Mulai kerjanya cepat.

Tramadol

Tramadol atau tramal adalah anagesik sentral dengan afinitas


rendah pada reseptor (mu) dan kelemahan analgesiknya 10-20%
dibandingkan morfin.
Antagonis Opioid

Nalokson

Nalokson adalah antagonis murni opioid dan


bekerja pada reseptor mu, delta, kappa,
signa.
Nalokson biasanya digunakan untuk melawan
depresi napas pada akhir pembedahan
pada keracunan opioid diberikan nalokson
0,4 mg diencerkan sampai 10 ml , sehingga
setiapa ml mengandung 0,04 ml.
Naltrekson Merupakan antagonis opioid kerja
panjang
Peemberian oral dapat bertahan selama 24 jam.
Naltrekson peroral 5 atau 10 mg dapat mengurangi pruritus,
mual muntah pada analgesia epidural saat persalinan, tanpa
menghilangkan efek analgesianya.

Anda mungkin juga menyukai