Anda di halaman 1dari 11

Kelompok E

ANTIBIOTIK
‘MAKROLIDA’

Nama Kelompok E
1. Ayung Damayanti (20.0605.0017)
2. Setya Rini Abiyana (20.0605.0018)
3. Henik setyaningsih (20.0605.0019)
4. Lintang angkasa R (20.0606.0020)
5. Renara ganisha a.p (18.0605.0017)
MATERI PRESENTASI

A. Mekanisme Kerja Antibiotik

B. Contoh Produk

C. Dosis Penggunaan & Durasi Penggunaan

D. Profil Penggunaan Pada Ibu Hamil


Mekanisme Kerja Antibiotik

Mekanisme kerja golongan makrolida adalah menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya
dengan jalan berikatan secara reversibel dengan ribosom subunit 50S. Sintesis protein terhambat karena
reaksi- reaksi translokasi aminoasil dan hambatan pembentuk awal sehingga pemanjangan rantai peptida
tidak berjalan. Makrolida bisa bersifat sebagai bakteriostatik atau bekterisida, tergantung antara lain pada
kadar obat serta jenis bakteri yang dicurigai. Efek bakterisida terjadi pada kadar antibiotika yang lebi tinggi,
kepadatan bakteri yang relative rendah dan pertumbuhan bakteri yang cepat .

Aksi makrolida dalam menghambat sintesis protein pada bakteri dengan cara berikut:
1) Mencegah taransfer peptidil tRNA dari situs A ke situs P
2) Mencegah pembentukan peptida tRNA
3) Memblokir peptidil transferase
4) Mencegah perakitan ribosom"
Contoh Produk

1. Erythromycin (eritromisin)

2. Azithromycin (azitromisin)

3. Clarithromycin (klaritromisin)

4. Roksitromicin (roksitromisin)
Dosis penggunaan & Durasi penggobataan

1. AZITROMICIN
Dosis penggunaan azitromicin yaitu 500mg sekai sehari
selama 3 hari.

Bb/usia Dosis
Usia diatas 6 bulan 10 mg/bb 1x / hari

15- 25 kg 200 mg 1x / hari

26- 35 kg  300 mg 1x / hari

36- 45 kg 400 mg 1x / hari

Infeksi klamida genital tanpa 1 gram sebagai dosis tunggal.


komplikasi dan urethis non gonococcal
2. ERITROMICIN

Usia / bb Dosis
Dewasa & anak > 8 th 250-500mg tiap 6 jam atau 0,5-1 gram iap
12 jam.
Anak -2 tahun 125 mg tiap 6 jam
2-8 tahun 250 mg 2x tiap 6 jam
Infeksi berat 250 mg 2x / hari, kemudian 1x sehari
setelah 1 bulan
Sifilis stadium awal 500 mg 4x / hari ( 14 hari)
Invus intravena infeksi ringan 50 mg/kg bb/ hari atau dosis terbagi tiap 6
jam
Invus intravena Infeksi ringan 25 mg / kg bb / hari bila per oral tidak
mungkin .
3. KLARITROMICIN
Dosis oral: 250 mg tiap 12 jam selama 7 hari, pada infeksi berat
dapat ditingkatkan sampai 500 mg tiap 12 jam selama 14 hari.

Bb/ usia Dosis

Anak bb< 8 kg 7,5 mg /kg bb 2x/ hari

Anak bb 8-11 kg (1-2 th ) 62,5 mg 2x / hari

Anak bb 12-19 kg ( 3-6 th ) 125 mg 2x /hari

Anak bb 20-19 kg ( 7-9 th ) 187, 5 mg 2x /hari

Anak bb 30-40 kg ( 10-12 th ) 250 mg 2x/ hari

Invus intravena 500 mg


4. ROKSITROMICIN

Bb/ usia Dosis

Dewasa 300 mg 1x / hari atau 150 mg 2x / hari (


pagi dan malam )
Anak bb 24- 40 kg 100 mg 2x/hari
Dosis yang digunakan 5-8 mg/kg
bb/hari dalam
2 dosis terpisah selama tidak lebih dari
10 hari, sebaiknya diberikan sebelum
makan.
Profil Penggunaan Pada Ibu Hamil

 Antibiotik golongan makrolida terbukti efektif untuk menangani berbagai infeksi bakteri dalam
kehamilan .Antibiotik makrolida cukup sering diresepkan untuk ibu hamil.
 Keamanan penggunaan makrolida, seperti erythromycin dan azithromycin, selama kehamilan
dimasukkan FDA dalam kategori B. Sedangkan, TGA memasukkan erythromycin dalam kategori A dan
azithromycin dalam kategori B1.
 Antibiotik makrolida (clarithromycin) masuk dalam FDA kategori C dan TGA kategori B3, sehingga
penggunaannya selama kehamilan tidak direkomendasikan dan hanya tepat diberikan bila manfaat jauh
lebih besar dari potensi risiko yang ditimbulkan.
 Sebuah studi menunjukkan bahwa pemberian makrolida selama kehamilan, terutama di trimester pertama,
berhubungan dengan meningkatnya risiko malformasi kongenital khususnya malformasi kardiovaskular
dibandingkan dengan penggunaan antibiotik penicillin.
Maksut dari Kategori B dan C

Indeks keamanan penggunaan obat pada wanita hamil merujuk pada ketetapan US-
FDA

Kategori B: Studi pada hewan percobaan sedang reproduksi tidak menunjukkan adanya
gangguan pada fetus dalam trimester pertama tidak ada studi pada wanita hamil.
Kategori C: Studi pada hewan percobaan menunjukkan gangguan teratogenik/embrio
tetap pada wanita hamil tidak ada penelitian. Hanya digunakan bila benefit-risk ratio
menguntungkan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai