Mikroskop optik bekerja dengan membiaskan Mikroskop elektron dibagi menjadi 2 macam,
cahaya lampu oleh lensa condenser kemudian yaitu Mikroskop Scanner Electron dan
sinar mengenai spesimen dan diteruskan oleh Mikroskop Transmission Elektron.
lensa objektif. Sinar ditangkap oleh lensa
okuler setelah diteruskan oleh lensa objektif,
kemudian diteruskan kembali oleh mata atau
kamera. Mikroskop sederhana memiliki
perbesaran dari 400x hingga 1400x
Mikroskop elektron dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1.preparat mikroskopis
2.preparat makroskopis
Preparat Mikroskopis
Preparat mikroskopis tidak hanya digunakan sebagai alat diagnostik, namun juga dapat
digunakan untuk bahan ajar untuk memahami berbagai bentuk, ukuran, sifat sel, tipe
sel, komponen, dan susunan jaringan yang menyusun organ tubuh suatu individu
2) Teknik Non-Embedding
Preparat Non-Embedding merupakan preparat yang disayat tanpa menggunakan paraffin
seperti pada ranting atau batang. Ranting atau batang tidak dapat menggunakan teknik
Embedding karena bentuknya yang keras sehingga akan menyebabkan bahan terlalu keras
dan susah untuk diiris.
Metode yang digunakan untuk melunakkan bahan yang keras
1. pengecatan sederhana,
2. pengecatan gram,
3. pengecatan diferensial, dan
4. pengecatan struktural
1. Pengecatan Sederhana
Pengecatan sederhana merupakan pewarnaan bakteri ataupun jasad-jasad renik
menggunakan larutan tunggal pada lapisan tipis atau olesan yang telah difiksasi. Pewarnaan
sederhana menggunakan larutan tunggal berfungsi untuk meningkatkan kontras bakteri
dengan latar belakangnya. Larutan yang digunakan pada pewarnaan sederhana biasanya
bersifat basa seperti gentian violet, methylen blue, safranin, karbol fuchsin, atau malachit
green. Pewarnaan sederhana dapat digunakan untuk membedakan bakteri dengan bermacam-
macam tipe morfologi seperti coccus (bulat), bacillus (batang), vibrio (koma), dan lainnya dari
bahan yang terdapat pada preparat yang akan diwarnai
Pewarnaan sederhana terdapat 2 macam jenis yaitu pewarnaan
negatif dan pewarnaan positif
a. Pewarnaan Positif
Pewarnaan positif dilakukan dengan membuat ulasan bakteri diatas object glass kemudian difiksasi
untuk mematikan bakteri dan melekatkan sel bakteri pada object glass tanpa merusak struktur selnya.
Bakteri yang digunakan tidak bole terlalu padat dan terlalu cair karena mempersulit pada saat
pengamatan menggunakan mikroskop. Metode yang dilakukan untuk melakukan pewarnaan positif
adalah :
1) Object glass terlebih dahulu dibersihkan menggunakan kapas kemudian tulis kode bakteri disudut
atas object glass.
2) Apabila bakteri yang digunakan berbentuk cair maka dipindahkan sebanyak 1 tetes menggunakan
pipet tetes atau jarum inokulum. Sebelumya, biakan dikocok terlebih dahulu.
3) Apabila bakteri yang digunakan berbentuk padat maka dipindahkan menggunakan jarum inokulum
satu ulasan kemudian ditambahkan aquades dan disebarkan secara merata.
4) Ulasan dikeringkan bersamaan dengan difiksasi dengan api bunsen sebanyak 2 – 3 kali.
5) Biakan yang telah benar-benar kering dan tersebar kemudian ditetesi menggunakan pewarna seperti
methylen blue, safranin, crystal violet, atau pewarna lainnya dan tunggu selama 30 detik.
6) Cuci menggunakan aquadest kemudian dikeringkan dengan tissu, biakan dapat diperiksa
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100 x 10.
b. Pewarnaan Negatif
Beberapa bakteri dapat mudah diamati menggunakan pewarnaan negatif dibandingkan
dengan menggunakan zat warna basa. Hal tersebut diakibatkan oleh zat warna basa yang
tidak akan mewarnai sel namun mewarnai lingkungan sekitarnya sehingga sel terlihat
transparan dengan latar belakang hitam. Metode yang dilakukan untuk pewarnaan
negatif adalah :
1) Object glass ditetesi nigrosin atau tinta cina pada ujung kanan salah satu object glass.
2) Ulaskan atau teteskan biakan dalam nigrosin kemudian dicampur kemudian sisi object
glass yang lain ditempelkan dan gesekkan ke samping kiri.
3) Preparat dibiarkan mengering di udara dan tidak difiksasi.
2. Pengecatan Diferensial
3. Pengecatan Diferensial
Pengecatan Gram bertujuan untuk mempermudah mengidentifikasi bakteri secara mikroskopik
sehingga dapat melihat bentuk bakteri, struktur bakteri seperti dinding sel dan vakuola, memperjelas
ukuran bakteri, dan menghasilkan sifat-sifat fisik serta kimia khas dari bakteri
Pengecatan gram
• Metode pengecatan ini ditemukan oleh Christian Gram pada
tahun 1884.
• Bakteri gram + = bakteri yang dalam pengecatan tahan terhadap
alcohol sehingga tetap mengikat cat pertama dan tidak
mengikat cat kontras sehingga warna akhir ungu
• Bakteri gram - = bakteri yang dalam pengecatan gram tidak
tahan alcohol sehingga warna pertama dilunturkan dan bakteri
akan mengikat warna kontras merah.
www.themegallery.com
www.themegallery.com
Teori Dasar Perbedaan Kedua Golongan Bakteri
1. Teori Salton
• Teori ini berdasarkan kadar lipid yang tinggi (20%) di dalam dinding sel
bakteri gram negative yang larut dalam pembilasan dengan alkohol.
• Pori-pori dalam dinding sel membesar sehingga, sehingga zat warna yang
sudah diserap mudah dilepaskan dan bakteri menjadi tidak berwarna
www.themegallery.com
• Bakteri gram positif mengalami denaturasi protein pada dinding sel
karena pencucian dengan alkohol.
• Protein menjadi keras dan kaku, pori-pori mengecil sehingga kompleks
ungu kristal yodium dipertahankan dan bakteri tetap berwarna ungu
www.themegallery.com
Komposisi cat Gram
www.themegallery.com
2. Preparasi pewarnaan gram terbaik adalah menggunakan kultur
muda yang tidak lebih lama dari 24 jam. Umur kultur berpengaruh
pada kemampuan sel menyerap warna utama (CV), khususnya pada
gram positif. Mungkin menampakkan gram variable yaitu satu jenis
sel, sebagian berwarna ungu dan sebagian merah karena pengaruh
umur.
www.themegallery.com
Contoh Bakteri
Contoh bakteri Gram Positif :
• Bentuk kokus : Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococcus,
Peptococcus, Peptostreptococcus
• Bentuk batang : Corynebacterium diphtheriae, Mycobacteria,
Bacillus, Clostridia.
Contoh bakteri Gram negative
• Bentuk kokus : Neisseria, Veillonella
• Bentuk batang : E.coli, shigella, Salmonella, Klebsiela, hemphillus,
Pasteiurella, Bacteroides, Fusobacterium, Brusella.
www.themegallery.com
IDENTIFIKASI SECARA BIOKIMIA
1. Kuman Gram Negatif (Khusus Enterobacteriaceae)
Bakteri ditanam di media KIA, LIA, MIO, SSS.
2. Kuman Gram Positif (S. aureus)
Bakteri ditanam di media MSA
IDENTIFIKASI SCR BIOKIMIA KUMAN
ENTEROBACTERIACEAE
1. Ambil ose lancip, pijarkan pada nyala api. Biar dingin dan
posisi agak dekat api.
2. Ambil bakteri dari tb.stok menggunakan ose lancip
dengan cara tutup tabung dibuka, mulut tb dilewatkan
api. Goreskan ose pada bakteri. Lewatkan lagi mulut tb
dan tutup dg kapas.
3. Ose yg berisi bakteri ditusukan pada deret media biokimia
KIA (merah), LIA, MIO, SSS) secara tegak lurus pada daerah
butt dan goreskan zig-zag pada daerah slant. Kecuali MIO
dan SSS
4. Tiap membuka dan menutup tabung, mulut tb harus
dilewatkan api.
5. Inkubasikan pada suhu 37 oC selama 24 jam.
HASIL UJI BIOKIMIA Citrobacter
Uji biokimia Klepsiela, S. Tiphy, Shigella, Salmonella
enteritidis
• KIA (Kliger Iron Agar), dalam media ini (bentuknya
miring) disamping mempelajari reaksi bakteri
terhadap komponen penyusun media juga
diperhatikan adanya produksi asam (ditandai
perubahan warna dari merah menjadi kuning), baik
pada daerah yang miring (slant) ataupun pada
tusukan (butt).
• KIA dapat dipelajari reaksi bakteri terhadap gula-
gula (laktosa dan dekstrosa). Apakah bakteri
tersebut menghasilkan asam dan gas, atau
menghasilkan asam tanpa gas, atau tidak memecah
kedua gula tersebut, apakah mempunyai
kemampuan membentuk H2S yang akan diikat
menjadi Ferri Sulfida dan akan terlihat berwarna
hitam.
Hasil Uji KIA
Bakteri Inkubasi Hasil
waktu suhu suasana
Salmonella 18-24 35°C Aerobic Slant merah, butt kuning, butt hitam,
enterica jam H2S positif, gas positif
Escherichia coli 18-24 35°C Aerobic Slant kuning, butt kuning, H2S negatif,
jam gas positif
Pseudomonas 18-24 35°C Aerobic Slant merah, butt merah, butt hitam,
aeruginosa jam H2S positif, gas positif
Proteus 18-24 35°C Aerobic Slant merah, butt kuning, H2S positif,
mirabilis jam gas negatif
Shigella 18-24 35°C Aerobic Slanr merah, butt kuning, H2S
flexneri jam negative, gas negatif
www.themegallery.com
• SSS (Semi Solid Sucrose) Agar. Dalam media ini dapat
dipelajari:
1. motilitas (pergerakan bakteri),
2. reaksi bakteri terhadap sukrosa.
3. Disamping itu bila sukrosa diganti dengan gula yang
lain (yang diperlukan) maka dapat diketahui
kelakuan bakteri terhadap gula tersebut.
• LIA (Lysine Iron Agar). Dalam media ini dapat dilihat
kelakuan bakteri terhadap lysine dan kemampuan
membentuk H2S.
www.themegallery.com
Hasil Uji LIA
Slant Butt indikasi
ungu kuning Tidak dekarboksilasi lisin
ungu Dekarboksilasi lisin
merah Deaminasi lisin
ungu Tidak deaminasi lisin
Endapan hitam Membentuk H2S
www.themegallery.com
MELIHAT MOTILITAS BAKTERI
Identifikasi E. coli dg media TBX
50 µL sampel pada pengenceran tertentu
Warna biru-kehijauan
(Positif E.coli)
REAKSI YANG TERJADI
Koloni E. coli di media TBX
IDENTIFIKASI KUMAN GRAM POSITIF (S. aureus)
1. Ambil ose lancip, pijarkan pada nyala api. Biar dingin dan posisi
agak dekat api.
2. Ambil bakteri dari tb.stok bakteri S. aureus menggunakan ose
lancip dengan cara tutup tabung dibuka, mulut tb dilewatkan
api. Goreskan ose pada bakteri. Lewatkan lagi mulut tb dan
tutup dg kapas.
3. Ose yg berisi bakteri digoreskan pada media MSA.
4. Tiap membuka dan menutup tabung, mulut tb harus
dilewatkan api.
5. Inkubasikan tb pada suhu 37 C selama 24 jam. Amati
perubahan warna yang terjadi.
UJI BIOKIMIA BAKTERI S. aureus
Mannitol Salt Agar (MSA)
mengandung senyawa
karbohidrat berupa mannitol dan
indicator fenol merah. Fenol
merah adalah indicator pH untuk
mendeteksi asam yang dihasilkan
dari fermentasi mannitol pada
Staphylococcus aureus