NIM : SF21222
Tugas : INTERAKSI OBAT
Kelas :Y
1. Tulislah 5 contoh interaksi obat yg salah satu obatnya memiliki indeks terapi sempit !
a. Siprofloksasin + Antasida
Antasid menurunkan absorpsi dari siprofloksasin, levofloksasin, moksifloksasin,
norfloksasin dan ofloksasin
b. Simetidin + Metformin
Antidiabetes: simetidin menurunkan ekskresi metformin (meningkatkan konsentrasi
plasma); simetidin meningkatkan efek hipoglikemik sulfonylurea
c. Sukralfat + Lansoprazol
Antitukak: sukralfat dapat menurunkan absorpsi lansoprazole
d. Ampisilin + Allopurinol
Allopurinol: meningkatkan risiko ruam kulit bila amoksisilin atau ampisilin diberikan
bersama allopurinol
e. Warfarin + Klopidogrel
●Klopidogrel : efek antikoagulan kumarin dapat meningkat karena kerja antiplatelet
●klopidogrel; disarankan untuk menghindari penggunaan warfarin bersama klopidogrel
4. Cari 5 contoh obat yang mempunyai kurva dosis-respon curam, disertai kurvanya!
Teofilin Lidocain
Insulin Gentamicin
Litium
5. Cari 5 contoh penyakit yang memerlukan terapi dengan dosis besar, disertai regimen
obatnya!
a. Tuberculosis
Prinsip Pengobatan
Regimen pengobatan terdiri dari fase awal (intensif) selama 2 bulan dan fase
lanjutan selama 4-6 bulan.
Selama fase intensif yang biasanya terdiri dari 4 obat, diharapkan terjadi
pengurangan jumlah kuman disertai perbaikan klinis. Pasien yang berpotensi
menularkan infeksi menjadi noninfeksi dalam waktu 2 minggu. Sebagian besar
pasien dengan sputum BTA positif akan menjadi negatif dalam waktu 2 bulan.
Selama fase lanjutan diperlukan lebih sedikit obat, tapi dalam waktu yang lebih
panjang. Efek sterilisasi obat pada fase ini bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa
kuman dan mencegah kekambuhan.
Pada pasien dengan sputum BTA positif ada risiko terjadinya resistensi selektif.
Penggunaan 4 obat selama fase intensif dan 2 obat selama fase lanjutan akan
mengurangi risiko resistensi selektif. Pada pasien dengan sputum BTA negatif atau
TB ekstra paru tidak terdapat risiko resistensi selektif karena jumlah bakteri di
dalam lesi relatif sedikit. Pengobatan fase intensif dengan 3 obat dan fase lanjutan
dengan 2 obat biasanya sudah memadai.
Dosis
Golongan Nama obat dewasa Dosis anak
<33 kg: 6
mg/kg sekali
sehari
15-40 kg: 10
mg/5 mg per kg
2 kali sehari
≥15-<30 kg:
600 mg
≥30-<40 kg:
675 mg
7,5-<15 kg:
200 mg
25-<32,5 kg:
350 mg
32,5-<40 kg:
400 mg
Semua dosis
diberikan sekali
sehari.
d. Anti Leprosi
Klofazimin: 300 mg sekali sebulan, di hadapan petugas dan 50 mg/hari, (atau 100
mg tiap 2 hari), diminum sendiri.
Lepra multibasiler harus diobati minimal 2 tahun dan diteruskan sampai BTA
negatif. Pengobatan harus diteruskan meskipun timbul reaksi tipe I (reversal)
maupun tipe II (eritiema nodosum leprosum). Pada reaksi tipe I, nyeri saraf dan
rasa lemah dapat merupakan pertanda akan terjadinya kerusakan saraf yang
permanen. Pengobatan dengan prednisolon (dosis awal 40-60 mg/hari) harus
segera diberikan. Reaksi tipe II yang ringan dapat diatasi dengan asetosal atau
klorokuin. Reaksi tipe II yang berat memerlukan kortikosteroid. Untuk membantu
mengurangi gejala dosis klofazimin ditingkatkan menjadi 3 kali 100 mg/hari selama
bulan pertama dan kemudian diturunkan. Umumnya diperlukan waktu 4-6 minggu
untuk mencapai efek optimal.
Lepra pausibasiler harus diobati selama 6 bulan. Jika pengobatan terputus maka
pengobatan harus tetap dilanjutkan dengan menambahkan dosis sesuai dengan
waktu pengobatan yang terputus.
6. Cari contoh penyakit dan contoh terapi penyakit yang potensinya besar jika dihubungkan
dengan interaksi obat?
Penyakit jantung, obat untuk penyakit jantung kebanyakan memiliki efek terapi sempit.
beberapa jenis obat jantung yang umumnya diresepkan :
Anti koagulan
anti platelet dan terapi antiplatelet ganda
ACE Inhibitor
Angiotensin receptor-neprilysin inhibitor
Beta blocker
obat penurun kolesterol
obat digitalis
Diuretik
vasodilator
Contoh interaksi
Digoksin dapat diadsorpsi bila diberikan bersama kolestiramin, kolestipol, kaolin/pektin atau
karbo-adsorbens. Karena itu pemberian digoksin harus berjarak paling sedikit 2 jam sebelum
atau sesudah pemberian obat-obat di atas. Pemberian bersama kinidin menaikkan kadar
digoksin plasma sampai sekitar 70-100%. Hal tersebut diperkirakan karena kinidin
mengurangi klirens ginjal dan volume distribusi digoksin (terjadi perpindahan digoksin dari
otot skelet). Dengan demikian dosis digoksin harus dikurangi sampai 50% dan dilakukan
pemantauan kadar digoksin plasma. Verapamil, suatu antagonis kalsium menunjukkan
interaksi yang sama dengan kinidin.