Anda di halaman 1dari 9

Nama : MUHAMMAD KHALIL RAMADHAN

NIM : SF21222
Tugas : INTERAKSI OBAT
Kelas :Y

1. Tulislah 5 contoh interaksi obat yg salah satu obatnya memiliki indeks terapi sempit !
a. Siprofloksasin + Antasida
Antasid menurunkan absorpsi dari siprofloksasin, levofloksasin, moksifloksasin,
norfloksasin dan ofloksasin
b. Simetidin + Metformin
Antidiabetes: simetidin menurunkan ekskresi metformin (meningkatkan konsentrasi
plasma); simetidin meningkatkan efek hipoglikemik sulfonylurea
c. Sukralfat + Lansoprazol
Antitukak: sukralfat dapat menurunkan absorpsi lansoprazole
d. Ampisilin + Allopurinol
Allopurinol: meningkatkan risiko ruam kulit bila amoksisilin atau ampisilin diberikan
bersama allopurinol
e. Warfarin + Klopidogrel
●Klopidogrel : efek antikoagulan kumarin dapat meningkat karena kerja antiplatelet
●klopidogrel; disarankan untuk menghindari penggunaan warfarin bersama klopidogrel

2. Sebutkan 5 contoh obat yang memiliki bioavailibilitas rendah, disertai keterangan


persentasenya, disertai contoh interaksi !
a. BA Aspirin = 59%, daya larut rendah, tetapi permeabilitasnya tinggi
Aspirin vs Ibuprofen  Peningkatan risiko terjadinya perdarahan atau luka pada saluran
pencernaan, aspirin mudah terurai di lambung.
b. BA Valsartan = 42,82 %, dikarenakan valsartan memiliki daya larut yang rendah,
permeabilitasnya tinggi
Valsartan vs Spironolactone  Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia 
c. BA Amikacyn = 64%
Amikacyn vs Furosemide  meningkatkan resiko toksisitas
d. BA Vancomicin = 38-60%
Vancomicin vs NSAID  meningkatkan resiko ototoksisitas / gangguan pendengaran
e. BA Griseofulvin = 25-70%, disebabkan oleh daya larut yg rendah didalam air, namun
tinggi di dalam lemak.
Interaksi: 
Antikoagulan koumarin: menurunkan renspon antikoagulan kumarin. Obat penginduksi
enzim hati (barbiturat): menurunkan efektivitas griseofulvin. Kontrasepsi oral:
meningkatkan risiko pendarahan uterus, amenore, dan kegagalan kontrasepsi. Alkohol:
meningkatkan efek alkohol.

3. Sebutkan 5 contoh obat dengan potensi besar, disertai contoh interaksi !


a. levonogestrel adalah isomer aktif norgestrel dengan potensi 2 kali lebih kuat dibanding
progesterone yang lain.
Levonogestrel vs griseofulvin = menurunkan efikasi progestogen melalui efek induksi
enzim.
b. Lansoprazole memiliki potensi lebih besar dibanding omeprazole, sebagai obat
dyspepsia / salurann cerna
Lansoprazole vs Antaside = menurunkan efek lansoprazole
c. bendroflumetiazid (bendrofluazid) 2,5 mg sehari, menimbulkan efek penurunan
tekanan darah yang maksimal, sama dengan pemberian Hidroklortiazida 12,5 mg.
d. Glibenklamide 5 mg memiliki potensi yang sama dengan Metformin 500 mg sebagai anti
diabetika oral.
Glibenklamide vs metformin = hipoglikemia
e. Etirocoxib 60 mg sebanding dengan Ibuprofen 400 mg sebagai analgesic
Etirocoxib vs Rifampicin = penurunan efek etirocoxib

4. Cari 5 contoh obat yang mempunyai kurva dosis-respon curam, disertai kurvanya!
 Teofilin Lidocain

 Insulin Gentamicin
 Litium

5. Cari 5 contoh penyakit yang memerlukan terapi dengan dosis besar, disertai regimen
obatnya!
a. Tuberculosis
 Prinsip Pengobatan
Regimen pengobatan terdiri dari fase awal (intensif) selama 2 bulan dan fase
lanjutan selama 4-6 bulan.
 Selama fase intensif yang biasanya terdiri dari 4 obat, diharapkan terjadi
pengurangan jumlah kuman disertai perbaikan klinis. Pasien yang berpotensi
menularkan infeksi menjadi noninfeksi dalam waktu 2 minggu. Sebagian besar
pasien dengan sputum BTA positif akan menjadi negatif dalam waktu 2 bulan.
 Selama fase lanjutan diperlukan lebih sedikit obat, tapi dalam waktu yang lebih
panjang. Efek sterilisasi obat pada fase ini bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa
kuman dan mencegah kekambuhan.
 Pada pasien dengan sputum BTA positif ada risiko terjadinya resistensi selektif.
Penggunaan 4 obat selama fase intensif dan 2 obat selama fase lanjutan akan
mengurangi risiko resistensi selektif. Pada pasien dengan sputum BTA negatif atau
TB ekstra paru tidak terdapat risiko resistensi selektif karena jumlah bakteri di
dalam lesi relatif sedikit. Pengobatan fase intensif dengan 3 obat dan fase lanjutan
dengan 2 obat biasanya sudah memadai.

Obat yg dimaksud ialah paket OAT yang biasanya tersedia di Puskesmas.

b. Human Immunodeficiency Virus (HIV)

Terapi ARV diberikan dalam regimen kombinasi dengan 3 lini berjenjang

Dosis
Golongan Nama obat dewasa Dosis anak

Nucleoside ≥ 4 mg/kg 2kali


reverse 150 mg 2 sehari
kali sehari,
transcriptase atau 300
inhibitors (NRTIs) Lamivudin mg sekali  
(3TC) sehari

300 mg >10 kg: 8


Tenofovir sekali mg/kg sekali
(TDF) sehari sehari

Zidovudin 500- 4-<9 kg: 12


(AZT)
mg/kg 2 kali
sehari

600mg/ 9-<30 kg: 9


hari mg/kg 2 kali
sehari
terbagi
dalam 2 ≥30 kg: 250-
atau 3 300 mg 2 kali
dosis sehari

14-<20 kg: 150


mg 2 kali
sehari atau 300
mg sekali
sehari

≥20 kg-<25 kg:


450 mg sekali
sehari atau
dalam 2 dosis
terbagi
300 mg 2
kali sehari,
≥25 kg: sesuai
atau 600
Abacavir mg, sekali dosis dewasa
(ABC) sehari

<33 kg: 6
mg/kg sekali
sehari

>33 kg: sesuai


200 mg
Emtricitabine sekali dosis dewasa
(FTC) sehari

Penghambat Lopinavir/ 400/100 2 minggu-6


protease
mg 2 kali bulan: 16 mg/4
ritonavir sehari atau mg per kg, 2
(LPV/r) kali sehari
800/200
mg sekali <15 kg: 12
mg/3 mg per kg
2 kali sehari

15-40 kg: 10
mg/5 mg per kg
2 kali sehari

≥40 kg: sesuai


sehari dosis dewasa

≥15-<30 kg:
600 mg

≥30-<40 kg:
675 mg

≥40 kg: 800 mg


Darunavir/
Semua dosis
ritonavir diberikan sekali
800/mg
(DRV/r) sekali sehari
  sehari

Non-nucleoside Efavirenz 600 mg 3,5-<5 kg: 100


sekali
reverse (EFV) sehari. mg
transcriptase
inhibitors (NNRTIs)   5-<7,5 kg: 150
mg

7,5-<15 kg:
200 mg

15-<20 kg: 250


mg

20-<25 kg: 300


mg

25-<32,5 kg:
350 mg
32,5-<40 kg:
400 mg

Semua dosis
diberikan sekali
sehari.

Pasien dgn HIV harus meminum obat ARV seumur hidupnya.

c. Herpes simplex, Varicella zoster

Asiklovir oral: Pengobatan herpes simpleks: 200 mg (400 mg


pada immunocompromised atau bila ada gangguan absorpsi) 5 kali sehari, selama
5 hari (dapat diberikan lebih lama jika muncul lesi baru selama pengobatan atau
jika penyembuhan belum sempurna). ANAK di bawah 2 tahun, setengah dosis
dewasa. Di atas 2 tahun berikan dosis dewasa. Pencegahan herpes simpleks
kambuhan, 200 mg 4 kali sehari atau 400 mg 2 kali sehari, dapat diturunkan
menjadi 200 mg 2 atau 3 kali sehari dan interupsi setiap 6-12 bulan.
Profilaksis herpes simpleks pada immunecompromised, 200-400 mg 4 kali sehari.
ANAK di bawah 2 tahun, setengah dosis dewasa. Di atas 2 tahun, dosis dewasa.
Pengobatan varisela dan herpes zoster, 800 mg 5 kali sehari selama 7 hari. ANAK,
varisela: 20 mg/kg bb (maks. 800 mg) 4 kali sehari selama 5 hari. Di bawah 2
tahun, 200 mg 4 kali sehari. 2-5 tahun 400 mg 4 kali sehari. Di atas 6 tahun, 800
mg 4 kali sehari.

d. Anti Leprosi

Lepra multibasiler (regimen tiga obat). Rifampisin: 600 mg sekali sebulan,


dihadapan petugas (450 mg jika berat badan kurang dari 35 kg).
Dapson: 100 mg/hari, diminum sendiri (50 mg/hari atau 1-2 mg/kg bb/hari, jika berat
badan kurang dari 35 kg).

Klofazimin: 300 mg sekali sebulan, di hadapan petugas dan 50 mg/hari, (atau 100
mg tiap 2 hari), diminum sendiri.

Lepra multibasiler harus diobati minimal 2 tahun dan diteruskan sampai BTA
negatif. Pengobatan harus diteruskan meskipun timbul reaksi tipe I (reversal)
maupun tipe II (eritiema nodosum leprosum). Pada reaksi tipe I, nyeri saraf dan
rasa lemah dapat merupakan pertanda akan terjadinya kerusakan saraf yang
permanen. Pengobatan dengan prednisolon (dosis awal 40-60 mg/hari) harus
segera diberikan. Reaksi tipe II yang ringan dapat diatasi dengan asetosal atau
klorokuin. Reaksi tipe II yang berat memerlukan kortikosteroid. Untuk membantu
mengurangi gejala dosis klofazimin ditingkatkan menjadi 3 kali 100 mg/hari selama
bulan pertama dan kemudian diturunkan. Umumnya diperlukan waktu 4-6 minggu
untuk mencapai efek optimal.

Lepra pausibasiler (regimen 2 obat) Rifampisin: 600 mg sekali sebulan, di hadapan


petugas (450 mg, jika berat badan kurang dari 35 kg).
Dapson: 100 mg/hari, diminum sendiri (50 mg/hari atau 1-2 mg/kg bb/hari jika berat
badan kurang dari 35 kg).

Lepra pausibasiler harus diobati selama 6 bulan. Jika pengobatan terputus maka
pengobatan harus tetap dilanjutkan dengan menambahkan dosis sesuai dengan
waktu pengobatan yang terputus.

e. Leukemia limfositik akut dan kronis, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin,


karsinoma payudara

Deksametason digunakan bersama radioterapi di daerah rawan, misalnya otak


dan mediastinum untuk menekan udem akibat radioterapi. Dosis 4-6 mg tiap 6 jam
dapat menekan gejala neurologis pada metastasis ke otak dan penurunan dosis
yang tiba-tiba akan menyebabkan kambuhnya gejala. Efek serupa juga
diperlihatkan oleh kortikosteroid lain dengan dosis yang sesuai,
misalnya prednison dengan dosis awal 60-100 mg yang kemudian diturunkan
menjadi 20-40 mg/hari. Efek antitumor kortikosteroid juga jelas pada kanker
payudara yang tergantung hormon sehingga dapat menimbulkan regresi.

6. Cari contoh penyakit dan contoh terapi penyakit yang potensinya besar jika dihubungkan
dengan interaksi obat?

Penyakit jantung, obat untuk penyakit jantung kebanyakan memiliki efek terapi sempit.
beberapa jenis obat jantung yang umumnya diresepkan :
Anti koagulan
anti platelet dan terapi antiplatelet ganda

ACE Inhibitor
Angiotensin receptor-neprilysin inhibitor

Beta blocker
obat penurun kolesterol
obat digitalis

Diuretik
vasodilator
Contoh interaksi
Digoksin dapat diadsorpsi bila diberikan bersama kolestiramin, kolestipol, kaolin/pektin atau
karbo-adsorbens. Karena itu pemberian digoksin harus berjarak paling sedikit 2 jam sebelum
atau sesudah pemberian obat-obat di atas. Pemberian bersama kinidin menaikkan kadar
digoksin plasma sampai sekitar 70-100%. Hal tersebut diperkirakan karena kinidin
mengurangi klirens ginjal dan volume distribusi digoksin (terjadi perpindahan digoksin dari
otot skelet). Dengan demikian dosis digoksin harus dikurangi sampai 50% dan dilakukan
pemantauan kadar digoksin plasma. Verapamil, suatu antagonis kalsium menunjukkan
interaksi yang sama dengan kinidin.

Anda mungkin juga menyukai