Anda di halaman 1dari 5

MATERI OBAT ASCARIASIS UNTUK IBU BERSALIN (SARI)

OBAT ASCARIASIS UNTUK IBU BERSALIN

1. PIRANTEL PAMOATE

Pirantel pamoat adalah obat untuk mengatasi cacingan atau infeksi cacing di saluran pencernaan.
Obat ini efektif untuk mengatasi infeksi cacing gelang, cacing kremi, dan cacing tambang. Pirantel
pamoat tersedia dalam bentuk sediaan tablet dan sirup yang bisa dibeli tanpa resep dokter.

A. Cara kerja

Pirantel pamoat (pyrantel pamoate) termasuk dalam golongan obat cacing atau antihelmintik.
Obat ini bekerja dengan cara melumpuhkan cacing di dalam saluran pencernaan sehingga cacing
tidak bisa tumbuh dan berkembang biak. Cacing yang lumpuh kemudian akan terbawa keluar
bersama tinja.

B. Dosis obat

Dosis pirantel pamoat tergantung pada usia dan berat badan (BB) pasien, serta jenis infeksi cacing
yang diderita. Berikut adalah dosis umum pirantel pamoat untuk anak dan dewasa berdasarkan
tujuan penggunaannya:

 Tujuan: Mengatasi infeksi cacing kremi (enterobiasis)

Dosis 10–11 mg/kgBB sebagai dosis tunggal, dosis dapat diulang setelah 2 minggu untuk
mencegah terjadinya infeksi berulang. Dosis maksimal 1.000 mg per dosis.

 Tujuan: Mengatasi infeksi cacing gelang (ascariasis)

Dosis 10–11 mg/kgBB sebagai dosis tunggal selama 3 hari berturut-turut. Dosis maksimal
1.000 mg per dosis.

 Tujuan: Mengatasi infeksi cacing tambang

Dosis 11 mg/kgBB sebagai dosis tunggal selama 3 hari berturut-turut. Dosis maksimal
1.000 mg per dosis.

C. Efek samping

Efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi pirantel pamoat adalah:

a. Mudah mengantuk atau justru sulit tidur


b. Mual atau muntah
c. Kram perut
d. Diare
e. Sakit kepala atau pusing
f. Tidak selera makan

Konsultasikan ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung reda atau justru bertambah
berat. Hentikan penggunaan obat dan segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat yang bisa
ditandai dengan munculnya ruam yang gatal di kulit, bengkak di kelopak mata atau bibir, atau
sulit bernapas.

D. Cara penggunaan

a. Konsumsi pirantel pamoat sebelum atau sesudah makan. Telan pirantel pamoat dengan
air putih, jus, atau susu. Untuk pirantel pamoat bentuk sirup, kocok botol sebelum obat
dikonsumsi. Jika ada, gunakan sendok takar atau alat takar yang tersedia dalam kemasan
agar dosisnya akurat.
b. Simpan pirantel pamoat dalam wadah tertutup di tempat sejuk dan terhindar dari sinar
matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

2. ALBENDAZOLE

Albendazole adalah obat yang umumnya digunakan untuk mengobati penyakit akibat infeksi di
usus. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk mengatasi infeksi cacing di luar usus, seperti
hati atau otak. Albendazole hanya boleh digunakan dengan resep dokter.

A. Cara kerja

Albendazole merupakan obat pembasmi cacing atau obat cacing (antihelmintik). Obat ini bekerja
dengan cara menghambat penyerapan gula pada tubuh cacing. Hal ini menyebabkan cacing
kehilangan sumber energi dan akhirnya mati.

B. Dosis obat

Dokter akan menentukan dosis dan lama pengobatan sesuai dengan kondisi pasien dan bentuk
sediaan albendazole. Berikut adalah penjelasannya:

 Kondisi: Sistiserkosis

Dewasa dengan berat badan <60 kg: 15 mg/kgBB Durasi pengobatan selama 8–30 hari.
Dosis maksimal 800 mg per hari.

Dewasa dengan berat badan ≥60 kg: 400 mg, 2 kali sehari, selama 8–30 hari.

Dalam mengobati sistiserkosis yang menyerang otak, dokter akan memberikan obat
tambahan bersama albendazole, seperti obat antikonvulsan atau steroid.

 Kondisi: Echinococcosis

Dewasa dengan berat badan <60 kg: 15 mg/kgBB per hari, dibagi ke dalam 2 dosis. Dosis
maksimal 800 mg per hari.

Dewasa dengan berat badan ≥60 kg: 400 mg, 2 kali sehari, selama 28 hari.

Durasi pengobatan selama 28 hari sebanyak 3 siklus, dengan jeda 14 hari tanpa minum
obat di antara siklus.
 Kondisi: Ascariasis, trichuriasis, infeksi cacing tambang, atau infeksi cacing kremi

Dewasa dan anak-anak >2 tahun: 400 mg, sebagai dosis tunggal.

 Kondisi: Infeksi cacing hati atau opisthorchiasis

Dewasa: 400 mg, 2 kali sehari, selama 3 hari. Dosis maksimal 800 mg per hari atau 1.200
mg selama 3 hari. Jangan lupa untuk melakukan kontrol ke dokter setelah 1 bulan
pengobatan.

 Kondisi: Giardiasis

Anak-anak usia 1–12 tahun: 400 mg, 1 kali sehari, selama 5 hari. Dosis maksimal 400 mg
per hari atau 2.000 mg selama 5 hari.

 Kondisi: Cutaneous larva migran

Dewasa: 400 mg, 1 kali sehari, selama 1–3 hari.

C. Efek samping

Berikut adalah efek samping yang mungkin muncul setelah mengonsumsi albendazole:

a. Mual
b. Muntah
c. dSakit perut
d. Sakit kepala
e. Pusing
f. Rambut rontok (sementara)

Konsultasikan ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung mereda atau justru memburuk.

D. Cara penggunaan

 Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa izin dokter.


 Jangan melebihkan atau mengurangi durasi penggunaan albendazole yang disarankan
dokter. Menghentikan pengobatan sebelum waktunya dapat membuat infeksi kambuh
atau lebih susah diobati.
 Jika Anda mengalami infeksi cacing usus, albendazole sebaiknya dikonsumsi saat perut
kosong. Jika Anda mengalami infeksi cacing di luar usus, konsumsi albendazole bersama
makanan, terutama yang tinggi lemak.
 Jika mengalami masalah dalam menelan, albendazole bisa dihancurkan atau dikunyah
terlebih dahulu.
 Pastikan untuk melakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh dokter. Jika
Anda menjalani pengobatan albendazole jangka panjang, Anda mungkin akan diminta
untuk melakukan pemeriksaan medis, terutama tes fungsi hati, setiap 2 minggu. Ikuti
jadwal kontrol yang ditentukan oleh dokter.
 Simpan albendazole pada suhu ruangan, di tempat yang kering, dan terhindar dari sinar
matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

3. MEBENDAZOL

Mebendazole adalah obat untuk mengobati berbagai jenis infeksi cacing di usus. Beberapa
kondisi yang bisa diatasi dengan obat ini adalah infeksi cacing kremi (enterobiasis), cacing gelang
(ascariasis), cacing tambang, dan cacing cambuk.

A. CARA KERJA

Mebendazole merupakan obat pembasmi cacing (antihelmintik). Obat ini bekerja dengan cara
mencegah cacing menyerap gula. Akibatnya, cacing akan kehilangan sumber energi dan akhirnya
mati.

B. DOSIS OBAT

Berikut ini adalah dosis mebendazole untuk pasien dewasa dan anak-anak di atas 2 tahun
berdasarkan kondisi yang akan ditangani:

 Kondisi: Infeksi cacing kremi (enterobiasis)

Dosis 100 mg sebagai dosis tunggal. Jika diperlukan, konsumsi obat dapat diulang 2–3
minggu setelah pengobatan awal.

 Kondisi: Infeksi cacing gelang (ascariasis), cacing cambuk (trichuriasis), dan cacing
tambang

Dosis 100 mg, 2 kali sehari, selama 3 hari berturut-turut, atau 500 mg sebagai dosis
tunggal.

C. EFEK SAMPING

Ada beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah mengonsumsi mebendazole, yaitu:

a. Sakit perut atau perut kembung


b. cMual, muntah, hilang nafsu makan, atau diare
c. Ruam kulit
d. Sakit kepala
e. Pusing
f. Kantuk

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung membaik atau
bertambah parah.

D. CARA PENGGUNAAN
 Mebendazole dapat dikonsumsi sebelum atau setelah makan. Tablet mebendazole dapat
dikunyah, dihancurkan, dicampur dengan makanan, atau langsung ditelan utuh dengan
bantuan segelas air putih. Bila Anda mengalami kesulitan menelan, tablet ini dapat
dihancurkan dan dicampur dengan air.
 Bila Anda lupa mengonsumsi mebendazole, segera konsumsi obat ini begitu teringat jika
jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan
dan jangan menggandakan dosis di waktu konsumsi selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai