FUMARATE/FOLIC ACID
Efek samping
Berikut adalah daftar efek samping yang memungkinkan yang dapat terjadi
dalam obat-obat yang mengandung Ferrous Fumarate / Folic Acid. Ini bukanlah
daftar yang komprehensif. Efek-efek samping ini memungkinkan, tetapi tidak
selalu terjadi. Beberapa efek samping ini langka tetapi serius. Konsultasi pada
dokter Anda jika Anda melihat efek samping berikut, terutama jika efek samping
tidak hilang.
Sembelit
Tinja gelap atau hijau
Diare
Kehilangan selera makan
Mual
Keram perut
Muntah
Reaksi alergi
Anoreksia
Distensi abdomen
Jika Anda mengonsumsi obat lain atau produk toko pada waktu bersamaan, efek
dari Ferrous Fumarate / Folic Acid dapat berubah. Ini dapat meningkatkan resiko
Anda untuk efek samping atau menyebabkan obat Anda tidak bekerja dengan
baik. Katakan pada dokter Anda tentang semua obat, vitamin, dan suplemen
herbal yang Anda gunakan, sehingga dokter Anda dapat membantu Anda
mencegah atau mengatur interaksi obat. Ferrous Fumarate / Folic Acid dapat
berinteraksi dengan obat dan produk berikut ini:
Acetaminophen
Albuterol
Alcohol
Ascorbic acid
Barbiturates
Cholecalciferol
Diphenylhydantoin
Levothyroxine
Methotrexate
Montelukast
Hipersensitivitas pada Ferrous Fumarate / Folic Acid adalah sebuah
kontraindikasi. Sebagai tambahan, Ferrous Fumarate / Folic Acid tidak boleh
dikonsumsi jika Anda memiliki kondisi berikut:
Infeksi ginjal
Intoleransi terhadap obat
Reaksi alergi
Tingginya kadar besi
tua anak muda dari 4 bulan
OBAT CACING : ALBENDAZOLE 400 MG
Apa fungsi albendazole?
Obat Albendazole adalah obat anticacing. Obat ini bekerja dengan mencegah larva cacing
tumbuh dan berkembang biak di dalam tubuh Anda.
Untuk kondisi tertentu, seperti saat digunakan untuk pengobatan ekinokokosis, dokter mungkin
akan menyarankan untuk menggunakan obat ini selama 28 hari berturut-turut, lalu
menghentikannya selama 14 hari sebelum memulai siklus yang sama.
Demi hasil yang maksimal, usahakan untuk tidak lupa minum obat ini, meski hanya satu dosis
saja.
Dosis penggunaan obat albendazole tergantung pada berat badan, kondisi medis, dan respon
terhadap pengobatan. Gunakan obat ini sesuai yang ditentukan oleh dokter Anda.
Obat ini harus diminum dengan teratur supaya efektif. Untuk membantu Anda ingat, gunakan
pada waktu yang sama setiap hari.
Lanjutkan penggunaan obat ini sampai jumlah yang diresepkan oleh dokter telah habis, bahkan
jika gejala hilang setelah beberapa hari. Hati-hati, jika Anda berhenti minum obat ini tanpa
sepengetahuan dokter, penyakit infeksi akan mungkin menyerang tubuh Anda lagi.
Obat lain (misalnya kortikosteroid, obat anti-kejang) mungkin juga akan diresepkan untuk
kondisi Anda. Gunakan obat sesuai yang ditentukan oleh dokter Anda.
Hindari makan jeruk bali atau minum jus jeruk bali saat menggunakan obat ini kecuali atas seizin
dokter atau apoteker Anda. Hal ini disebabkan jeruk bali bisa meningkatkan kemungkinan efek
samping obat albendazole. Tanyakan kepada dokter atau apoteker untuk pertanyaan lebih lanjut.
Beri tahu dokter jika kondisi Anda tidak membaik atau justru semakin memburuk.
Ikuti aturan yang diberikan oleh dokter atau apoteker sebelum memulai pengobatan. Jika Anda
memiliki pertanyaan, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda.
Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Jangan menyiramkan obat ini ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila
diinstruksikan. Buang obat ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan
lagi. Konsultasikan kepada apoteker atau instansi pembuangan sampah setempat mengenai
bagaimana cara yang aman untuk membuang obat ini.
Dosis
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. SELALU konsultasikan
pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.
Dosis yang digunakan untuk orang dewasa dengan berat badan lebih dari 60 kg adalah 400 mg,
dikonsumsi sebanyak dua kali dalam sehari selama 28 hari berturut-turut.
Sedangkan untuk orang dewasa dengan berat badan kurang dari 60 kg, mengonsumsi 15 mg/kg
yang dibagi ke dalam dua dosis yang dikonsumsi setiap harinya. Dosis maksimum untuk
pengobatan ini adalah 800 mg per hari.
Untuk ekinokokosis sistik, pengobatan dilakukan dalam tiga siklus, di mana satu siklus adalah
mengonsumsi obat selama 28 hari berturut-turut, lalu pengobatan diberhentikan selama 14 hari
sebelum memulai siklus yang baru.
Untuk ekinokokosis alveolar, siklus pengobatan yang dilakukan dilakukan dalam satu siklus
dengan 28 hari pengobatan dan 14 hari bebas pengobatan.
Pengobatan ini mungkin perlu dilanjutkan selama beberapa bulan atau bahkan hingga satu tahun
hingga parasit benar-benar berhasil diberantas.
Neurosirtiserkosis
Dosis obat albendazole untuk orang dewasa dengan berat badan lebih dari 60 kg adalah 400 mg
yang dikonsumsi sebanyak dua kali sehari.
Sedangkan orang dengan berat badan di bawah 60 kg, mengonsumsi 15 mg/kg yang dibagi ke
dalam dua dosis setiap harinya. Obat dikonsumsi selama 8-30 hari.
Dosis untuk orang dewasa adalah 400 mg untuk satu dosis. Disarankan seluruh penghuni rumah
yang terinfeksi penyakit ini untuk menerima pengobatan ini, khususnya jika gejala dari infeksi
ini sudah beberapa kali muncul.
Hal ini disebabkan penyakit ini bisa tersebar melalui kontak fisik. Sebaiknya pengobatan ini
dilakukan 14-21 hari jika memang diperlukan.
Ascariasis
Dosis yang digunakan untuk orang dewasa adalah 400 mg dalam satu dosis.
Dosis untuk orang dewasa adalah 400 mg sebagai dosis tunggal. Pengobatan untuk infeksi
ini sangat disarankan jika infeksi disebabkan oleh Necator americanus atau Ancylostoma
duodenal.
Strongyloidiasis
Dosis yang digunakan untuk pengobatan ini adalah 400 mg, dikonsumsi sekali dalam sehari dan
dilakukan selama tiga hari berturut-turut, diulang setelah tiga minggu jika memang diperlukan.
Dosis untuk pengobatan infeksi cacing cambuk adalah 400 mg yang dikonsumsi sekali dalam
sehari, dan dilakukan selama tiga hari berturut-turut.
Dosis untuk anak-anak dengan bobot kurang dari 20 kilogram adalah 200 mg. Penggunaan
diulang selama dua minggu.
Sedangkan anak dengan berat badan lebih dari 20 kilogram adalah 400 mg, dilakukan selama
dua minggu.
Ascariasis
Dosis untuk anak-anak sama dengan dosis yang digunakan oleh orang dewasa, yaitu 400 mg
dalam satu dosis.
Dosis yang digunakan untuk anak-anak sama dengan dosis orang dewasa, yaitu 400 mg dalam
satu dosis.
Infeksi ekinokokosis
Dosis yang digunakan untuk anak-anak adalah 10 hingga 15 mg/kg yang dibagi ke dalam dua
dosis dan dikonsumsi dua kali sehari. Dosis maksimum dalam sehari adalah 800 mg. Lama masa
pengobatan adalah satu hingga enam bulan.
Strongyloidiasis
Dosis yang digunakan adalah 400 mg yang dikonsumsi dua kali sehari dan dilakukan selama
tujuh hari.
Efek Samping
Efek samping apa yang dapat dialami karena albendazole ?
Segera minta bantuan medis darurat jika Anda memiliki tanda-tanda dari reaksi alergi, seperti
gatal-gatal, sulit bernafas, dan pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
Hubungi dokter Anda jika Anda memiliki salah satu dari efek samping yang serius, seperti:
Sakit perut
Mual, muntah
Sakit kepala, pusing
Rambut rontok sementara
Gusi berdarah
Darah dalam urine
Dada terasa sesak
Batuk
Susah buang air kecil
Tubuh mudah lelah
Tidak semua orang yang mengonsumsi obat ini akan mengalami efek samping yang telah
disebutkan. Dokter menyarankan Anda mengonsumsi obat ini setelah mempertimbangkan
kondisi kesehatan Anda, bahwa setelah mengonsumsinya, manfaat yang Anda rasakan akan lebih
besar dibandingkan efek sampingnya.
Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter
atau apoteker Anda.
Beritahu dokter dan apoteker jika Anda memiliki alergi terhadap albendazole,
mebendazole, atau salah satu bahan dalam tablet albendazole.
Beritahu dokter dan apoteker mengenai obat resep dan obat non resep, vitamin, suplemen
gizi, dan produk herbal yang Anda gunakan atau berencana untuk Anda gunakan.
Beritahu dokter Anda jika Anda memiliki riwayat kesehatan yang berkaitan dengan
penyakit hati, empedu, atau sumsum tulang.
Beri tahu dokter Anda jika Anda menyusui
Jika Anda menjalani operasi, termasuk operasi gigi, beritahu dokter atau dokter gigi
tentang penggunaan albendazole
Jika Anda menggunakan albendazole untuk mengobati neurosistiserkosis, dokter Anda
mungkin akan memberitahu Anda untuk menggunakan obat tertentu, demi mencegah kerusakan
pada sistem saraf selama pengobatan Anda. Hubungi dokter segera jika Anda memiliki gejala
seperti: kejang, sakit kepala, muntah, kelelahan ekstrem, atau perubahan perilaku.
Anda tidak boleh hamil saat Anda menggunakan albendazole hingga, setidaknya, satu bulan
setelah menyelesaikan pengobatan Anda. Bicarakan dengan dokter Anda tentang metode
kontrasepsi yang dapat Anda gunakan selama pengobatan Anda.
Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil atau
menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat
dan risiko sebelum menggunakan obat ini. Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori
C menurut US Food and Drugs Administration (FDA)
Interaksi
Obat lain apa yang mungkin berinteraksi dengan albendazole?
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping yang
serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam artikel ini. Simpan daftar
semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan produk herbal) dan
konsultasikan pada dokter atau apoteker.
Jangan memulai, memberhentikan, atau mengganti dosis obat apapun tanpa persetujuan
dokter. Beritahu dokter Anda tentang semua obat-obatan lain yang Anda gunakan, terutama:
Salah satu jenis buah-buahan yang dapat berinteraksi dengan obat ini adalah jeruk
bali. Diskusikan penggunaan obat Anda dengan makanan, alkohol, atau tembakau dengan
penyedia layanan kesehatan Anda.
Sistiserkosis yang melibatkan mata. Jika Anda sedang melakukan pengobatan dengan
albendazole untuk cacing pita babi pada sistem saraf (neurosistiserkosis) harus diperiksa untuk
luka pada mata. Penggunaan albendazole dapat meningkatkan kemungkinan efek samping yang
mempengaruhi kondisi kesehatan mata.
Penyakit hati. Pasien dengan penyakit hati mungkin memiliki kemungkinan untuk
mengalami peningkatan efek samping dari obat ini.
RETINOL : VITAMIN A 100.000 DAN 200.000 IU
Vitamin A (Vitamin A)
Golongan Vitamin
Kategori obat Obat Bebas dan Resep
Bentuk sediaan obat Tablet, kapsul, dan obat cair
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Kategori kehamilan dan menyusui -
Dosis obat Dosis diberikan oleh dokter berdasarkan kondisi medis.
Dosis yang diberikan mungkin bervariasi berdasarkan
kondisi individu. Selama pengobatan, dokter akan melihat
respon terhadap pengobatan dan melakukan penyesuaian
dosis bila diperlukan.
Aturan pakai obat
Baca petunjuk di kemasan atau ikuti sesuai dari anjuran dari dokter sebelum
menggunakan obat vitamin A.
Obat ini dapat dikonsumsi sesuai yang diarahkan oleh dokter Anda. Telan tablet
atau kapsul secara utuh.
Obat vitamin A dapat menyebabkan efek samping yang sering terjadi jika
dikonsumsi seperti: mual, muntah, kehilangan nafsu makan, rambut rontok,
mengantuk, kelelahan. Jika efek samping semakin memburuk segera hubungi
dokter untuk mendapatkan penanganan medis.
Konsumsi dosis tunggal vitamin A lebih dari 200.000 mcg dapat mengakibatkan:
Mual
Muntah
Vertigo
Penglihatan buram
Konsumsi lebih dari 10.000 mcg vitamin A dalam 1 hari secara jangka panjang
dapat mengakibatkan:
Penipisan tulang
Kerusakan liver
Pusing
Diare
Mual
Iritasi kulit
Nyeri sendi dan tulang
Kelainan janin
Segera cari bantuan medis jika terjadi efek samping jarang terjadi namun serius
seperti:
Penyakit kuning
Sakit perut yang parah
Perubahan penglihatan
Nyeri sendi
Sakit kepala parah
Ada beberapa efek samping lain yang belum terdaftar. Jika Anda mempunyai efek
lain seperti di atas, tanyakan kepada profesional perawatan kesehatan Anda.
Perhatian khusus
Beritahukan dokter Anda mengenai riwayat penyakit Anda sebelumnya, terutama
bila Anda memiliki riwayat atau kondisi berikut:
Penyakit hati
Infeksi usus
Anemia
Kehamilan dan menyusui. Bila anda sedang atau akan hamil harap infokan
kepada dokter sebelum anda konsumsi vitamin A. Penggunaan berlebih
dapat mengakibatkan kelainan janin.
Obat ini juga dapat mencegah pasien untuk memiliki pikiran bunuh diri, khususnya pada orang
yang suka melukai dirinya. Ditambah lagi, obat ini juga mengurangi halusinasi.
Penggunaan haloperidol lainnya adalah untuk mengatasi pergerakan tak terkontrol yang
berkaitan dengan sindrom Tourette. Haloperidol juga dapat digunakan untuk masalah perilaku
pada anak hiperaktif saat terapi atau obat lain tidak bisa digunakan untuk mengatasi kondisi
tersebut.
Obat ini termasuk ke dalam jenis obat resep, sehingga Anda tidak bisa bebas membelinya di
apotek tanpa resep dari dokter.
Minumlah obat ini dengan atau tanpa makanan sesuai anjuran dokter.
Sementara, cara mengonsumsi haloperidol dalam bentuk cair adalah dengan
menggunakan alat pengukur dosis untuk mengukur dosis yang tepat sesuai yang diresepkan. Jika
Anda tidak memiliki alat tersebut, mintalah pada apoteker sehingga dosis Anda dapat tepat.
Dosis obat ini ditentukan oleh dokter berdasarkan kondisi kesehatan, usia, berat badan,
tes laboratorium, dan respon terapi Anda.
Gunakan obat ini secara teratur untuk mendapatkan manfaat maksimal. Untuk membantu
Anda, gunakan setiap hari dalam waktu yang sama.
Jangan berhenti minum obat secara mendadak tanpa sepengetahuan dokter. Beberapa
kondisi dapat memburuk saat obat dihentikan mendadak.
Cara terbaik untuk berhenti dari penggunaan haloperidol adalah dengan menurunkan
dosis secara bertahap.
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan
tempat yang lembap.
Jangan menyimpan obat di kamar mandi dan jangan pula dibekukan di dalam freezer.
Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda.
Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker
Anda.
Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Sementara, jika Anda ingin membuang obat ini, ikuti peraturan pembuangan haloperidol, di
antaranya adalah:
Obat harus segera dibuang jika sudah tidak digunakan lagi atau masa berlakunya telah habis.
Dosis
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. SELALU konsultasikan
pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.
Dosis oral
Dosis untuk gejala sedang: 0.5-2 miligram (mg) diminum 2-3 kali sehari.
Dosis untuk gejala parah: 3-5 mg diminum 2-3 kali dalam sehari
Dosis perawatan: Dosis ini akan disesuaikan dengan kondisi Anda.
Dosis oral
Dosis untuk gejala sedang: 0.5-2 miligram (mg) diminum 2-3 kali sehari.
Dosis untuk gejala parah: 3-5 mg diminum 2-3 kali dalam sehari
Dosis perawatan: Dosis ini akan disesuaikan dengan kondisi Anda.
Dosis oral
Dosis untuk gejala sedang: 0.5-2 miligram (mg) diminum 2-3 kali sehari.
Dosis untuk gejala parah: 3-5 mg diminum 2-3 kali dalam sehari
Dosis perawatan: Dosis ini akan disesuaikan dengan kondisi Anda.
Dosis injeksi
Dosis oral
Dosis untuk gejala sedang: 0.5-2 miligram (mg) diminum 2-3 kali sehari.
Dosis untuk gejala parah: 3-5 mg diminum 2-3 kali dalam sehari
Dosis perawatan: Dosis ini akan disesuaikan dengan kondisi Anda.
Dosis untuk anak usia 3-12 tahun dengan berat badan 5-40 kg:
Dosis awal: 0.5 mg/hari diminum 2-3 dosis yang terpisah.
Tambahkan dosis sebanyak 0.5 mg setiap 5-7 hari sekali untuk mendapatkan efek
maksimal.
Dosis perawatan: 0.05-0.15 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis terpisah.
Dosis untuk anak usia 13 tahun ke atas dengan berat lebih dari 40 kg:
Dosis untuk gejala sedang: 0.5 – 2 miligram (mg) diminum sebanyak 2-3 kali
dalam sehari.
Dosis untuk gejala berat: 3-5 mg diminum 2-3 kali sehari.
Dosis perawatan: Dosis akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien.
Dosis untuk anak usia 3-12 tahun dengan berat 15-40 kg:
Dosis awal: 0.5 mg/hari diminum dalam 2-3 dosis terpisah
Dosis perawatan: 0.05-0.075 mg/kg/hari
Dosis untuk anak usia 13 5ahun ke atas dengan berat badan lebih dari 40 kg:
Dosis untuk gejala sedang: 0.5 – 2 miligram (mg) diminum sebanyak 2-3 kali
dalam sehari.
Dosis untuk gejala berat: 3-5 mg diminum 2-3 kali sehari.
Dosis perawatan: Dosis akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien.
Dosis anak-anak untuk usia 3-12 tahun dengan berat badan 15-40 kg:
Dosis awal: 0.5 mg/hari diminum dalam 2-3 dosis terpisah
Dosis perawatan: 0.05-.075 mg/kg/hari.
Efek Samping
Efek samping apa yang dapat dialami karena haloperidol?
Penggunaan haloperidol juga dapat menimbulkan efek samping penggunaan, di antaranya
adalah:
Pusing
Mengantuk
Sulit buang air kecil
Masalah tidur
Sakit kepala
Cemas
Nyeri di tempat suntikan
Agitasi
Siklus menstruasi tidak teratur
Pada pria, kehilangan gairah seksual
Payudara membengkak dan terasa sakit
Perubahan suasana hati
Pergerakan mata tidak dapat terkontrol
Mual
Muntah
Diare
Heartburn
Produksi saliva bertambah
Pandangan mata buram
Sembelit
Jika efek ini menetap atau justru semakin buruk, beri tahukan dokter atau apoteker segera.
Tetapi, ada juga efek samping serius yang mungkin terjadi akibat penggunaan haloperidol, di
antaranya:
Jika Anda mengalami efek samping serius di atas, segera beri tahu dokter dan dapatkan
perawatan medis.
Tidak semua orang mengalami efek samping yang telah disebutkan di atas. Bahkan, beberapa
orang mungkin tidak mengalami efek samping sama sekali. Mungkin ada beberapa efek samping
yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu
setelah menggunakan obat ini, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Beri tahu dokter dan apoteker jika Anda memiliki alergi terhadap haloperidol atau bahan
lain yang terdapat di dalam obat ini.
Beri tahu dokter jika Anda memiliki alergi terhadap obat-obatan lain, makanan, zat
pewarna, zat pengawet, hingga alergi terhadap hewan.
Beri tahu dokter segala jenis obat resep, non resep, vitamin, suplemen makanan, hingga
produk herbal yang Anda telah, sedang, atau rencana gunakan.
Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui.
Dokter dapat mengubah dosis atau memonitor dengan ketat efek samping yang timbul.
Beri tahu dokter jika Anda menderita penyakit Parkinson. Dokter Anda mungkin
meminta Anda untuk tidak menggunakan haloperidol.
Beri tahu dokter jika Anda pernah menderita kanker payudara; gangguan bipolar (kondisi
yang menyebabkan episode depresi, mania dan mood abnormal lainnya); citrullinemia (kondisi
yang menyebabkan tingginya ammonia dalam darah); electroencephalogram abnormal (EEG; tes
yang merekam aktivitas listrik otak); kejang; denyut jantung tidak teratur; kadar kalsium atau
magnesium rendah dalam darah; nyeri dada; atau penyakit jantung atau tiroid.
Beri tahukan dokter jika Anda pernah berhenti menggunakan obat gangguan mental
karena efek samping yang berat.
Jika Anda akan melakukan operasi, seperti operasi gigi, beri tahu dokter atau dokter gigi
bahwa Anda menggunakan haloperidol.
Jangan menyetir mobil atau melakukan kegiatan yang membutuhkan konsentrasi tinggi
hingga efek obat telah habis karena obat ini dapat menyebabkan rasa kantuk.
Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C menurut US Food and Drugs
Administration (FDA) atau setara dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di
Indonesia.
Interaksi
Obat lain apa yang mungkin berinteraksi dengan Haloperidol?
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping yang
serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam artikel ini.
Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan
produk herbal) dan konsultasikan pada dokter atau apoteker. Jangan memulai, memberhentikan,
atau mengganti dosis obat apapun tanpa persetujuan dokter.
amiodarone (Cordarone)
antikoagulan (pengencer darah)
Antihistamin
Antijamur Azole (misalnya ketoconazole, itraconazole)
antipsikotik (misalnya iloperidone, paliperidone, ziprasidone)
arsenic
astemizole
bepridil
chloroquine
cisapride
dolasetron
disopyramide (Norpace)
dofetilide (Tikosyn)
dronedarone
droperidol
halofantrine,
ketolides (misalnya telithromycin),
kinase inhibitors (misalnya lapatinib, nilotinib),
macrolides (misalnya erythromycin),
maprotiline,
methadone,
phenothiazines (misalnya thioridazine),
pimozide,
quinolone antibiotik (misalnya levofloxacin, moxifloxacin),
terfenadine ,
tetrabenazine
epinephrine (Epipen)
erythromycin (E.E.S., E-Mycin, Erythrocin)
flecainide
ipratropium (Atrovent)
lithium (Eskalith, Lithobid)
obat ansietas
Depresi
obat gangguan usus
gangguan mental
Mabuk
penyakit Parkinson
Kejang
Ulkus
Masalah BAK
Methyldopa
moxifloxacin (Avelox)
antinyeri narkotik
pimozide (Orap)
Procainamide
propafenone
Quinidine
rifampin (Rifater, Rifadin)
Sedatif
sotalol (Betapace, Betapace AF)
sparfloxacin (Zagam)
obat tidur
Thioridazine
Obat penenang
tramadol
antikolinergik (misalnya benztropine atau carbamazepine)
Overdosis
Apa yang harus saya lakukan pada keadaan gawat darurat atau
overdosis?
Pada kasus gawat darurat atau overdosis, hubungi penyedia layanan gawat darurat lokal (112)
atau segera ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.
Chlorpromazine
Chlorpromazine adalah obat yang digunakan untuk mengatasi masalah mental atau suasana hati
tertentu, seperti:
skizofrenia
gangguan psikotik
fase mania dari gangguan bipolar
masalah perilaku yang parah pada anak-anak, seperti ADHD
Chlorpromazine adalah obat yang bisa membantu Anda untuk berpikir lebih jernih, tidak gugup,
dan beraktivitas normal dalam kehidupan sehari-hari.
Efek dari chlorpromazine dapat mengurangi perilaku agresif dan keinginan untuk menyakiti diri
sendiri atau orang lain. Chlorpromazine juga dapat membantu untuk mengurangi halusinasi
(mendengar atau melihat hal-hal yang tidak ada).
Chlorpromazine adalah obat psikiatri yang termasuk kelas obat yang disebut antipsikotik
fenotiazin. Chlorpromazine bekerja dengan membantu mengembalikan keseimbangan zat alami
tertentu dalam otak.
mual
muntah
meredakan cegukan berkepanjangan
meredakan kegelisahan
kecemasan sebelum operasi
mengatasi gejala tetanus.
Dosis chlorpromazine didasarkan pada kondisi medis Anda, usia, dan respon terhadap
pengobatan. Pada anak-anak, dosis chlorpromazine didasarkan pada berat badan.
Untuk mengurangi risiko efek samping, dokter mungkin mengarahkan Anda untuk memulai obat
chlorpromazine pada dosis rendah dan secara bertahap meningkatkan dosis Anda. Ikuti petunjuk
dokter dengan hati-hati.
Gunakan obat chlorpromazine secara teratur untuk mendapatkan manfaat paling banyak. Untuk
membantu Anda mengingat, gunakan chlorpromazine pada waktu yang sama setiap hari.
Meskipun Anda mungkin merasakan beberapa efek chlorpromazine segera setelah penggunaan,
untuk beberapa kondisi mungkin diperlukan beberapa minggu sebelum Anda mendapatkan
manfaat penuh dari obat chlorpromazine.
Jangan berhenti minum chlorpromazine tanpa berkonsultasi dengan dokter Anda. Beberapa
kondisi mungkin menjadi lebih buruk ketika chlorpromazine tiba-tiba dihentikan.
Selain itu, Anda mungkin mengalami gejala seperti sakit perut, mual, muntah, pusing, dan
gemetar. Untuk mencegah gejala-gejala ini saat Anda menghentikan pengobatan dengan
chlorpromazine, dokter dapat mengurangi dosis secara bertahap.
Konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk lebih jelasnya. Laporkan jika muncul gejala
baru atau gejala memburuk.
Ikuti aturan yang diberikan oleh dokter atau apoteker sebelum memulai pengobatan. Jika Anda
memiliki pertanyaan, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Merek lain dari chlorpromazine mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda.
Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan chlorpromazine atau tanyakan pada apoteker
Anda. Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila
diinstruksikan. Buang produk chlorpromazine bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah
tidak diperlukan lagi.
Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal mengenai bagaimana
cara aman membuang produk Anda.
Dosis
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. SELALU konsultasikan
pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.
Dosis pemeliharaan biasa bisa digunakan 200 mg / hari secara oral. Beberapa pasien memerlukan
dosis yang lebih tinggi (misalnya, 800 mg sehari tidak jarang pada pasien penyakit jiwa).
Tingkatkan dosis secara bertahap sampai gejala dapat dikendalikan. Perbaikan maksimum baru
akan terlihat setelah beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan.
Lanjutkan dosis selama 2 minggu, kemudian secara bertahap kurangi dosis ke tingkat terendah
yang efektif.
Penggunaan oral: gunakan 10 mg secara oral 3 sampai 4 kali sehari atau 25 mg oral 2
sampai 3 kali sehari. Untuk kasus yang lebih berat gunakan 25 mg secara oral 3 kali
sehari.Setelah 1-2 hari, dosis dapat ditingkatkan dengan 20 sampai 50 mg / hari pada interval
setengah mingguan.
Kontrol yang cepat dari gejala berat sebanyak 25 mg dengan suntikkan satu kali. Jika
perlu, ulangi dalam 1 jam. Dosis berikutnya harus oral, 25 sampai 50 mg tiga kali sehari.
Gunakan suntikkan 25 mg injeksi satu kali. Jika perlu, dapat memberikan tambahan 25
sampai 50 mg injeksi dalam 1 jam.Tingkatkan dosis selanjutnya secara bertahap selama beberapa
hari sampai 400 mg setiap 4 sampai 6 jam dalam kasus yang sangat parah.
Biasanya pasien menjadi tenang dan kooperatif dalam waktu 24 hingga 48 jam dan dosis oral
bisa diganti.
Untuk obat oral sebanyak 500 mg / hari umumnya cukup. Tingkatkan dosis secara bertahap
sampai 2000 mg / hari atau lebih jika diperlukan.
Oral: 10 sampai 25 mg setiap 4 sampai 6 jam sesuai kebutuhan. Dapat meningkat, jika
perlu.
Stuntik injeksi IM: 25 mg satu waktu. Jika tidak terjadi hipotensi, berikan 25 sampai 50
mg setiap 3 sampai 4 jam sesuai kebutuhan, kemudian beralih ke sediaan oral.
Lewat dubur: Satu supositoria 100 mg setiap 6 sampai 8 jam sesuai kebutuhan. Pada
beberapa pasien, setengah dosis ini akan diberikan.
Suntik injeksi IM: 12,5 mg satu kali. Dapat diulang setelah 30 menit jika perlu dan jika
tidak terjadi hipotensi.
IV (infus): 2 mg pada interval 2 menit. Jangan melebihi 25 mg. Encerkan sampai 1 mg /
mL.
Untuk anak usia 6 bulan dan lebih tua gunakan dosis berikut:
Untuk oral gunakan 0,5-1 mg / kg / dosis oral setiap 4 sampai 6 jam; anak yang lebih tua
mungkin memerlukan 200 mg / hari atau lebih tinggi
Untuk disuntik (intramuskular atau intravena) gunakan 0,5-1 mg / kg / dosis setiap 6 sampai 8
jam
Efek Samping
Efek samping apa yang dapat dialami karena Chlorpromazine?
Chlorpromazine adalah obat yang dapat menyebabkan efek samping. Dapatkan bantuan medis
darurat jika Anda memiliki tanda-tanda reaksi alergi chlorpromazine: mual, muntah, berkeringat,
gatal-gatal, gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan, atau
merasa seperti Anda akan pingsan.
Hentikan menggunakan chlorpromazine dan hubungi dokter jika Anda memiliki salah satu dari
efek samping yang serius berikut ini:
berkedut atau gerakan tak terkendali dari mata, bibir, lidah, wajah, lengan, atau kaki;
tremor (gemetar tak terkendali), air liur, kesulitan menelan, masalah dengan
keseimbangan atau berjalan;
merasa gelisah
perasaan seperti Anda akan pingsan;
kejang (blackout atau kejang);
mual sakit perut bagian atas, gatal, dan penyakit kuning (menguningnya kulit atau mata);
kulit pucat, mudah memar atau pendarahan, demam, sakit tenggorokan, gejala flu;
demam tinggi, otot kaku, kebingungan, berkeringat, detak jantung cepat atau tidak rata,
napas cepat;
pikiran atau perilaku yang tidak biasa;
penurunan penglihatan malam, tunnel vision, mata berair, peningkatan kepekaan terhadap
cahaya;
kencing lebih sedikit dari biasanya atau tidak sama sekali;
nyeri sendi atau bengkak dengan demam, kelenjar bengkak, nyeri otot, nyeri dada,
muntah, dan warna kulit merata; atau
denyut jantung lambat, denyut nadi lemah, pingsan, napas lambat (pernapasan mungkin
berhenti).
Tidak semua orang mengalami efek samping chlorpromazine berikut ini. Mungkin ada beberapa
efek chlorpromazine yang tidak disebutkan di atas.
Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter
atau apoteker Anda.
Jangan gunakan Chlorpromazine jika Anda memiliki kerusakan otak, depresi tulang sumsum,
atau juga menggunakan alkohol dalam jumlah besar atau obat-obatan yang membuat Anda
mengantuk.
Jangan gunakan jika Anda alergi terhadap Chlorpromazine atau fenotiazin lain seperti
fluphenazine (Permitil), perphenazine (Trilafon), proklorperazin (Compazine, Compro),
promethazine (Adgan, Pentazine, Phenergan), thioridazine (Mellaril), atau trifluoperazine
(Stelazine).
Untuk memastikan Anda dapat dengan aman mengonsumsi chlorpromazine, beritahu dokter
Anda jika Anda memiliki salah satu dari kondisi lain:
Bicarakan dengan dokter Anda sebelum memberikan chlorpromazine untuk anak yang telah sakit
dengan gejala demam atau flu. Orang dewasa yang lebih tua mungkin lebih cenderung memiliki
efek samping dari chlorpromazine.
Interaksi
Obat-obatan apa yang mungkin berinteraksi dengan Chlorpromazine?
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat chlorpromazine atau meningkatkan risiko efek
samping yang serius.
Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam dokumen ini. Simpan daftar semua
produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan produk herbal) dan
konsultasikan pada dokter atau apoteker.
Jangan memulai, memberhentikan, atau mengganti dosis obat chlorpromazine tanpa persetujuan
dokter.
Walau beberapa obat tidak boleh dikonsumsi bersamaan sama sekali, pada kasus lain beberapa
obat juga bisa digunakan bersamaan meskipun interaksi mungkin saja terjadi.
Pada kasus seperti ini, dokter mungkin akan mengganti dosis chlorpromazine, atau melakukan
hal-hal pencegahan lain yang dibutuhkan. Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat
lain baik yang dijual bebas maupun dari resep dokter.
Beritahu dokter Anda tentang semua obat-obatan lain yang Anda gunakan, terutama:
Mengonsumsi alkohol atau tembakau dengan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan
interaksi terjadi. Diskusikan penggunaan chlorpromazine dengan makanan, alkohol, atau
tembakau dengan penyedia layanan kesehatan Anda.
Kondisi kesehatan apa yang dapat berinteraksi dengan
Chlorpromazine?
Adanya masalah kesehatan lain di tubuh Anda dapat mempengaruhi penggunaan
chlorpromazine. Beri tahukan dokter Anda bila Anda memiliki masalah kesehatan lain.
Overdosis
Apa yang harus saya lakukan pada keadaan gawat darurat atau
overdosis?
Pada kasus gawat darurat atau overdosis, hubungi penyedia layanan gawat darurat lokal (112)
atau segera ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.
Mulut kering
Sembelit
Kembung atau kram perut
Merasa gelisah atau gelisah
Demam
Kejang
Kekakuan otot
Gerakan otot terganggu
Perubahan denyut jantung
Rasa kantuk ekstrem
Pingsan
Dosis clozapine dan efek samping clozapine akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini.
Sangat penting untuk mulai mengonsumsi obat ini pada dosis rendah. Setelah itu tingkatkan
dosis Anda perlahan-lahan guna mengurangi efek samping seperti pusing, mengantuk dan
kejang. Ikuti petunjuk dokter dengan tepat. Dosis Anda didasarkan pada kondisi medis Anda dan
respon terhadap perawatan. Karena clozapine dapat menyebabkan penurunan sel darah putih,
Anda akan perlu untuk mendapatkan tes darah dilakukan secara teratur seperti yang diarahkan.
Pastikan untuk menepati semua jadwal untuk tes laboratorium tersebut.
Jika Anda melewatkan dosis Anda selama lebih dari satu atau dua hari, konsultasikan dengan
dokter Anda untuk jadwal baru untuk kembali mengatur konsumsi dosis. Konsumsi obat ini
secara teratur untuk mendapatkan manfaat yang paling baik. Untuk membantu Anda mengingat,
konsumsi obat pada waktu yang sama setiap hari nya.
Jangan berhenti minum clozapine tanpa konsultasi dokter Anda. Beberapa kondisi mungkin
menjadi lebih buruk ketika konsumsi obat ini tiba-tiba berhenti. Juga, Anda mungkin mengalami
gejala seperti berkeringat berat, sakit kepala, mual, muntah, dan diare. Untuk mencegah gejala-
gejala ini saat Anda menghentikan pengobatan dengan obat ini, dokter dapat mengurangi dosis
secara bertahap. Konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk lebih jelasnya. Segera
laporkan gejala baru atau kondisi yang memburuk.
Mungkin diperlukan beberapa minggu sebelum manfaat penuh dari obat ini terasa. Selalu
konfirmasikan dokter Anda jika kondisi Anda tetap atau memburuk.
Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila
diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak
diperlukan lagi. Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal
mengenai bagaimana cara aman membuang produk Anda.
Dosis
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. SELALU konsultasikan
pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.
Tablet 25 mg 100 mg
Suntikan 50mg/2Ml
Efek Samping
Efek samping apa yang dapat dialami karena Clozapine?
Efek samping clozapine adalah:
Sembelit
Mulut kering
Penglihatan kabur
Keluar banyak keringat
Mengantuk
Pusing
Kliyengan
Gangguan tidur (insomnia)
Hubungi unit gawat darurat apabila Anda mengalami tanda-tanda reaksi alergi seperti gatal-gatal,
kesulitan bernapas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan. Selain itu, Anda
juga disarankan untuk berhenti minum obat clozapine dan hubungi dokter dengan segera apabila
terdapat efek samping serius yang meliputi:
Sakit kepala dengan nyeri dada dan pusing berat, jantung berdebar-debar
Kejang (gelap pandangan atau kejang-kejang)
Merasa lemas, lesu, dan tidak bertenaga hingga kesulitan bernapas
Merasa sesak napas (bahkan di malam hari atau dengan tenaga ringan), bengkak di
tangan atau kaki
Perasaan seperti akan pingsan
Denyut jantung lambat, denyut nadi lemah, napas melambat (pernapasan mungkin
berhenti)
Otot sangat kaku (rigid)
Berkedut atau gerakan tak terkendali dari Anda mata, bibir, lidah, wajah, lengan, atau
kaki atau
Nafsu makan menurun
Mengalami penyakit kuning (kulit atau mata menguning)
Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada beberapa efek samping
yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu,
konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Alergi. Beritahu dokter jika Anda pernah memiliki reaksi yang tidak biasa atau alergi
terhadap obat ini atau obat-obatan lainnya. Juga beritahu dokter jika Anda memiliki alergi lain
seperti: pewarna, pengawet, atau hewan.
Anak-anak. Belum diketahui efek samping clozapine pada anak. Jadi, keamanan dan
kemanjuran obat ini belum ditentukan.
Lansia. Pasien usia lanjut lebih mungkin untuk terkena sembelit, kesulitan buang air,
gerakan yang tidak terkendali, masalah hati dan ginjal, atau gangguan jantung yang berhubungan
dengan usia. Obat ini tidak boleh digunakan untuk masalah psikis pada orang tua yang
menderita demensia.
A = Tidak berisiko
B = Tidak berisiko menurut beberapa penelitian
C = Mungkin berisiko
D = Ada bukti positif dari risiko
X = Kontraindikasi
N = Tidak diketahui
Interaksi
Obat-obatan apa yang mungkin berinteraksi dengan Clozapine?
Meskipun beberapa obat-obatan tidak boleh digunakan secara bersamaan sama sekali, pada kasus
lain dua obat yang berbeda dapat digunakan bersama meskipun terdapat interaksi yang terjadi.
Pada kasus ini, dokter mungkin akan dapat mengganti dosis, atau pencegahan risiko lainnya
mungkin dibutuhkan. Beritahu dokter apabila Anda mengonsumsi obat lain baik yang diresepkan
maupun tidak.
Mengonsumsi obat ini dengan salah satu obat-obatan berikut ini tidak direkomendasikan. Dokter
Anda mungkin memutuskan untuk tidak memberikan Anda dengan obat ini atau mengubah
beberapa obat lain yang Anda ambil.
Amifampridine
Cisapride
Dronedarone
Droperidol
Fluconazole
Ketoconazole
Mesoridazine
Metoclopramide
Nelfinavir
Pimozide
Piperaquine
Posaconazole
Saquinavir
Sparfloxacin
Terfenadine
Thioridazine
Ziprasidone
Mengonsumsi obat ini dengan salah satu obat-obatan berikut biasanya tidak dianjurkan, tapi
mungkin diperlukan dalam beberapa kasus. Jika kedua obat yang diresepkan bersama-sama,
dokter Anda dapat mengubah dosis atau seberapa sering Anda mengonsumsi salah satu atau
kedua obat.
Abiraterone Acetate
Alfuzosin
Amiodarone
Amoxapine
Amprenavir
Anagrelide
Apomorphine
Aprepitant
Aripiprazole
Armodafinil
Arsenic Trioxide
Asenapine
Astemizole
Atazanavir
Azithromycin
Balofloxacin
Bedaquiline
Bepridil
Besifloxacin
Boceprevir
Bosentan
Bupropion
Buserelin
Buspirone
Caffeine
Carbamazepine
Ceritinib
Chloroquine
Chlorpromazine
Cimetidine
Cinacalcet
Cinoxacin
Ciprofloxacin
Citalopram
Clarithromycin
Clobazam
Cobicistat
Conivaptan
Crizotinib
Cyclobenzaprine
Dabrafenib
Darunavir
Dasatinib
Deferasirox
Delamanid
Deslorelin
Dexamethasone
Diltiazem
Disopyramide
Disulfiram
Dofetilide
Dolasetron
Domperidone
Doxorubicin
Doxorubicin Hydrochloride Liposome
Efavirenz
Enoxacin
Enzalutamide
Erythromycin
Escitalopram
Eslicarbazepine Acetate
Ethinyl Estradiol
Etravirine
Famotidine
Fentanyl
Fingolimod
Flecainide
Flumequine
Fluoxetine
Fluvoxamine
Fosamprenavir
Fosphenytoin
Gatifloxacin
Gemifloxacin
Gonadorelin
Goserelin
Granisetron
Halofantrine
Histrelin
Hydromorphone
Hydroquinidine
Ibutilide
Idelalisib
Iloperidone
Imatinib
Indinavir
Itraconazole
Ivabradine
Lapatinib
Leuprolide
Levofloxacin
Lithium
Lomefloxacin
Lomitapide
Lopinavir
Lumefantrine
Mate
Mefloquine
Methadone
Methoxsalen
Metronidazole
Mexiletine
Mibefradil
Miconazole
Mifepristone
Milnacipran
Mitotane
Mizolastine
Modafinil
Montelukast
Moricizine
Morphine
Morphine Sulfate Liposome
Moxifloxacin
Nadifloxacin
Nafarelin
Nafcillin
Nalidixic Acid
Nefazodone
Nevirapine
Nilotinib
Norfloxacin
Octreotide
Ofloxacin
Omeprazole
Oxcarbazepine
Oxolinic Acid
Oxycodone
Oxymorphone
Paliperidone
Pasireotide
Pazopanib
Pazufloxacin
Pefloxacin
Peginterferon Alfa-2b
Pentamidine
Perflutren Lipid Microsphere
Perphenazine
Phenobarbital
Phenylpropanolamine
Phenytoin
Pipemidic Acid
Pixantrone
Prednisone
Procainamide
Prochlorperazine
Promethazine
Propranolol
Protriptyline
Prulifloxacin
Quetiapine
Quinidine
Quinine
Ranolazine
Regorafenib
Rifabutin
Rifampin
Rifapentine
Rosoxacin
Rufinamide
Rufloxacin
Salmeterol
Sertindole
Sertraline
Sevoflurane
Siltuximab
Sodium Phosphate
Sodium Phosphate, Dibasic
Sodium Phosphate, Monobasic
Solifenacin
Sorafenib
Sotalol
St John’s Wort
Sunitinib
Suvorexant
Tacrolimus
Tapentadol
Tegafur
Telaprevir
Telavancin
Telithromycin
Terbinafine
Teriflunomide
Tetrabenazine
Thiabendazole
Ticagrelor
Ticlopidine
Tipranavir
Topiramate
Toremifene
Trazodone
Trifluoperazine
Trimipramine
Triptorelin
Umeclidinium
Vandetanib
Vardenafil
Vemurafenib
Verapamil
Vinflunine
Voriconazole
Zileuton
Zotepine
Mengonsumsi obat ini dengan salah satu dari berikut biasanya tidak dianjurkan, tapi mungkin
tidak dapat dihindari dalam beberapa kasus. Jika digunakan bersama-sama, dokter Anda dapat
mengubah dosis atau seberapa sering Anda mengonsumsi obat ini, atau memberikan instruksi
khusus tentang penggunaan makanan, alkohol, atau tembakau.
Jus grapefruit
Tembakau
Mengonsumsi obat ini dengan salah satu dari berikut dapat menyebabkan peningkatan risiko efek
samping tertentu tetapi mungkin tidak dapat dihindari dalam beberapa kasus. Jika digunakan
bersama-sama, dokter Anda dapat mengubah dosis atau seberapa sering Anda mengonsumsi obat
ini, atau memberikan instruksi khusus tentang penggunaan makanan, alkohol, atau tembakau.
Kafein
Penyalahgunaan alkohol
Masalah pembekuan darah (misalnya, trombosis vena dalam, emboli paru)
Masalah pembuluh darah (sirkulasi yang buruk)
Riwayat cedera kepala
Pernah/baru terkena serangan jantung
Penyakit jantung
Gagal jantung
Masalah irama jantung (misalnya, aritmia, sindrom long QT, denyut jantung lambat),
Hipokalemia (kalium rendah dalam darah)
Hypomagnesemia (magnesium rendah dalam darah)
Hipotensi (tekanan darah rendah) atau
Stroke
Gangguan sumsum tulang
Penyumbatan usus (misalnya, ileus paralitik)
Kejang (epilepsi)
Masalah pencernaan (misalnya, sembelit)
Diabetes
Dislipidemia (lemak tinggi dalam darah)
Pembesaran prostat
Glaukoma
Hiperglikemia (gula darah tinggi)
Neuroleptic sindrom ganas
Penyakit ginjal
Penyakit hati
Fenilketonuria
Overdosis
Apa yang harus saya lakukan pada keadaan gawat darurat atau
overdosis?
Pada kasus gawat darurat atau overdosis, hubungi penyedia layanan gawat darurat lokal (112)
atau segera ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat. Gejala overdosis mungkin termasuk:
Pusing
Pingsan
Sesak napas
Kehilangan kesadaran
Trihexyphenidyl
Golongan Obat antimuskarinik
Kategori Obat resep
Manfaat Mengatasi gejala ekstrapiramidal
Dikonsumsi oleh Dewasa
Kategori Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan
kehamilan dan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi
menyusui terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika
besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko
terhadap janin.
Belum diketahui apakah trihexyphenidyl dapat diserap ke dalam
ASI. Meski demikian, obat ini tidak disarankan untuk dikonsumsi
oleh ibu yang sedang menyusui.
Peringatan:
Dosis Trihexyphenidyl
Untuk mengobati gejala ekstrapiramidal akibat efek samping suatu obat, dosis awal
adalah 1 mg per hari. Selanjutnya, dosis dapat ditingkatkan menjadi 5-15 mg per hari,
yang dibagi menjadi 3-4 jadwal konsumsi.
Sedangkan pada penyakit Parkinson, dosis awal adalah 1 mg per hari, yang kemudian
bisa ditambahkan 2 mg tiap 3-5 hari, hingga mencapai dosis 6-10 mg per hari, yang
dibagi menjadi 3-4 jadwal konsumsi.
Interaksi Obat
Berikut ini adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi jika menggunakan
trihexyphenidyl bersama dengan obat-obatan tertentu, di antaranya:
Konstipasi.
Pusing.
Sulit buang air kecil.
Mulut kering.
Pandangan buram.
Mual.
Risperidone
Golongan Antipsikotik
Kategori Obat resep
Manfaat Menangani skizofrenia dan gangguan bipolar
Digunakan oleh Dewasa dan anak ≥ 5 tahun
Kategori kehamilan dan Kategori C: Studi pada binatang percobaan
menyusui memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin,
namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat
hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang
diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap
janin.Risperidone dapat diserap ke dalam ASI. Obat ini
tidak boleh digunakan selama menyusui.
Bentuk obat Tablet, sirop, suntik
Peringatan:
Dosis Risperidone
Kondisi Bentuk Obat Usia Dosis
Skizofrenia 12.5-50 mg disuntikkan ke otot
Dewasa bokong atau lengan atas,
Suntik setiap 2 minggu.
Tidak perlu penyesuaian
Orang lanjut usia
dosis.
Tablet Dewasa Dosis awal 2 mg per hari,
yang bisa ditingkatkan
menjadi 4 mg per hari pada
hari kedua. Obat bisa
diberikan sekali sehari atau
dibagi menjadi dua jadwal
konsumsi.Dosis perawatan
adalah 4-6 mg per hari.Dosis
maksimal adalah 16 mg per
hari.
Dosis awal 0,5 mg, 2 kali
sehari. Dosis bisa ditingkatkan
Orang lanjut usia
secara bertahap hingga 1-2
mg, 2 kali sehari.
Dosis awal 2 mg, sekali
sehari, dapat ditingkatkan
Dewasa
bertahap sampai dosis
Gangguan maksimal 6 mg per hari.
bipolar pada Tablet
episode manik Dosis awal 0,5 mg, 2 kali
sehari. Dosis bisa ditingkatkan
Orang lanjut usia
secara bertahap hingga 1-2
mg, 2 kali sehari.
Dosis awal 0,25 mg, 2 kali
sehari. Dosis pemeliharaan
0,5 mg, 2 kali sehari. Bila
Penyakit
Tablet Dewasa perlu, bisa ditingkatkan hingga
Alzheimer
1 mg, 2 kali sehari. Obat
diberikan maksimal hingga 6
minggu.
Anak-anak usia
5-18 tahun Dosis awal 0,5 mg per hari.
dengan berat Dosis pemeliharaan 1-1,5 mg,
badan kurang sekali sehari.
Gangguan dari 50 kg
Tablet
tingkah laku Anak-anak usia
5-18 tahun Dosis awal 0,25 mg per hari.
dengan berat Dosis pemeliharaan 0,5-0,75
badan 50 kg ke mg, sekali sehari.
atas
Interaksi Obat
Berikut ini adalah interaksi yang dapat terjadi jika menggunakan risperidone besama
dengan obat lain:
Meningkatkan efek obat antihipertensi.
Mempengaruhi kerja obat agonis dopamine, seperti levodopa.
Meningkatkan kadar risperidone dalam darah, jika digunakan dengan fluoxetine
dan verapamil.
Meningkatkan risiko aritmia jenis QT prolongation, jika digunakan bersama obat
antiaritmia, seperti amiodarone.
Efek Samping Risperidone
Efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan risperidone adalah:
Insomnia
Gelisah
Impotensi
Sakit kepala
Pusing
Tubuh mudah lelah
Gejala seperti penyakit Parkinson
Inkontinensia urine
Mual
Muntah
Sakit maag
Nafsu makan meningkat
Radang hidung dan tenggorokan
Penurunan kesadaran
Kejang
Bengkak pada wajah
Ruam
Nyeri dada
Takikardia
Bradikardia
Ginekomastia pada anak-anak
Amitriptyline
Golongan Antidepresan trisiklik
Peringatan:
Dosis Amitriptyline
Dosis amitriptyline berbeda-beda, disesuaikan dengan umur, kondisi, dan respons
tubuh pasien terhadap obat.
Interaksi Obat
Berikut ini adalah sejumlah interaksi yang dapat terjadi apabila mengonsumsi
amitriptyline bersama dengan obat-obatan lain:
Penglihatan kabur
Gelisah
Diare
Linglung
Anoreksia
Kebotakan
Aritmia
Koma
Diazepam
Golongan Antiansietas/antikonvulsan golongan benzodiazepine
Kategori Obat resep
Manfaat Mengatasi kejang dan memberikan efek penenang
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Kategori Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin
kehamilan dan manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih
menyusui besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang
mengancam jiwa.
Diazepam dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang
menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa memberi tahu
dokter.
Jangan menggunakan diazepam dalam jangka panjang atau tidak sesuai dengan
anjuran dokter karena dapat menyebabkan kecanduan dan overdosis.
Informasikan kepada dokter jika Anda memiliki alergi terhadap obat dan bahan
lain yang mungkin terkandung dalam obat ini.
Konsultasikan kepada dokter sebelum menggunakan obat ini jika Anda
menderita penyakit myasthenia gravis, sleep apnea, asma, gangguan ginjal,
gangguan hati, gangguan mental, serta glaukoma.
Temui dokter jika Anda mengalami perubahan pola pikir atau perilaku. Obat ini
bisa menyebabkan kebingungan, halusinasi, dan bahkan keinginan untuk bunuh
diri.
Hindari konsumsi minuman beralkohol untuk menghindari terjadinya efek
samping saat menjalani pengobatan dengan diazepam.
Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, seperti obat
antialergi, termasuk suplemen dan obat herbal.
Diazepam dapat mengakibatkan rasa kantuk, pusing, dan penglihatan kabur.
Jangan mengemudi atau mengoperasikan alat berat setelah mengonsumsi obat
ini.
Jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis, segera temui dokter.
Gangguan kecemasan
2-10 mg, dikonsumsi 2-4 kali.
Kejang
2-10 mg, dikonsumsi 2-4 kali.
Interaksi dengan Obat Lain
Berikut ini adalah beberapa risiko yang dapat terjadi jika menggunakan diazepam
bersamaan dengan obat-obatan tertentu:
Segera hubungi dokter bila timbul efek samping yang lebih parah, seperti
Sulit bicara
Kesulitan buang air kecil
Depresi
Halusinasi
Penyakit kuning
Sulit bernapas
Carbamazepine
Carbamazepine adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengontrol kejang. Obat ini
termasuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai anticonvulsant atau obat antiepilepsi. Selain itu,
obat ini dapat juga digunakan untuk mengobati kondisi mental atau suasana hati tertentu
seperti gangguan bipolar. Carbamazepine juga digunakan untuk meredakan jenis sakit saraf
tertentu seperti trigeminal neuralgia.
Carbamazepine bekerja dengan mengurangi penyebaran aktivitas kejang pada otak dan
mengembalikan keseimbangan normal aktivitas saraf.
Dosis berdasarkan kondisi kesehatan Anda dan respon pada pengobatan. Untuk
mengurangi efek samping, dokter Anda mungkin akan mengarahkan Anda untuk memulai
pengobatan dalam dosis rendah dan secara bertahap meningkatkan dosis Anda. Ikuti anjuran
dokter.
Hindari konsumsi grapefruit atau jus grapefruit saat menggunakan obat ini kecuali bila
dokter Anda berkata itu aman untuk dilakukan. Grapefruit dapat meningkatkan kemungkinan
efek samping dengan obat ini. Tanya dokter atau apoteker Anda untuk informasi lebih lanjut.
Gunakan obat ini dengan rutin untuk hasil terbaik. Untuk membantu Anda mengingat
minum pada waktu yang sama setiap hari.
Jangan hentikan pengobatan tanpa konsultasi dengan dokter. Beberapa kondisi (seperti
kejang) dapat menjadi lebih parah saat pengobatan dihentikan. Dosis Anda mungkin perlu
dikurangi secara bertahap.
Beritahu dokter Anda apabila kondisi tidak membaik atau apabila menjadi lebih parah.
Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila
diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak
diperlukan lagi. Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal
mengenai bagaimana cara aman membuang produk Anda.
Dosis
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. SELALU konsultasikan
pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.
Dosis awal: 200 mg oral dua kali sehari (immediate dan extended release) atau 100 mg
oral 4 kali sehari (suspensi).
Dosis lanjutan: 800-1200 mg/hari.
Dosis maksimal : 1200 mg/hari. Namun, dosis hingga 1600 mg/hari telah digunakan pada
kasus-kasus yang jarang terjadi.
Dosis Awal: 100 mg oral dua kali sehari (immediate atau extended release) atau 50 mg
oral 4 kali sehari (suspensi).
Dosis lanjutan: 400-800 mg/hari.
Dosis maksimal: 1200 mg/hari.
Dosis awal: 100mg oral dalam bentuk tablet tiap 12 jam atau 50mg solusi oral 4 kali
sehari.
Dosis lanjutan: 600-1200 mg sehari dalam 3-4 dosis mungkin diperlukan untuk
mempertahankan tingkat plasma pada kisaran terapi.
Dosis awal: 10-20 mg/hari oral dalam 2-3 dosis (tablet) atau 4 dosis (suspensi).
Dosis maksimal: 35 mg/hari.
Untuk epilepsi pada anak yang berusia 6-12 tahun, dosis carbamazepine adalah:
Untuk epilepsi pada anak yang lebih dari 12 tahun, dosis carbamazepine adalah:
Dosis awal: 200 mg oral dua kali sehari (immediate atau extended release) atau 100 mg
oral 4 kali sehari (suspensi).
Dosis lanjutan: 800-1200 mg/hari.
Dosis maksimal: 100 mg pada anak-anak usia 12-15 tahun dan 1200 mg pada pasien >15
tahun. Dosis hingga 1600 mg/ hari telah digunakan pada kasus-kasus yang jarang terjadi.
Efek Samping
Efek samping apa yang dapat dialami karena Carbamazepine?
Efek samping paling umum dari penggunaan obat carbamazepine adalah:
Pusing
Mengantuk
Mual dan muntah
Mulut kering
Lidah membengkak
Kehilangan keseimbangan atau koordinasi
Tidak semua orang mengalami efek samping di atas. Mungkin ada beberapa efek samping yang
tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu,
konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Segera hubungi dokter apabila Anda mengalami efek samping serius seperti:
Demam, perasaan lelah, keletihan, kebingungan, warna kulit pucat, kepala terasa ringan,
sulit bernapas.
Mudah lebam, pendarahan yang tidak biasa (hidung, mulut, vagina, atau rectum), bintik-
bintik ungu atau merah di bawah kulit.
Detak jantung yang lambat, cepat, atau berdegup
Kebingungan, masalah pada penglihatan, dan halusinasi.
Mual, sakit pada bagian atas perut, gatal, kehilangan nafsu makan, urin berwarna gelap,
feses berwarna pucat, dan penyakit kuning.
Buang air kecil lebih sedikit, atau tidak sama sekali.
Pembengkakan, kenaikan berat badan yang cepat.
Masalah dengan kuku jari tangan atau kaki.
Reaksi kulit yang parah, demam, sakit tenggorokan, pembengkakan pada wajah atau
lidah, perasaan terbakar pada mata, sakit kulit, diikuti dengan ruam berwarna merah atau ungu
yang menyebar dan menyebabkan luka melepuh dan kulit mengelupas.
Jangan gunakan Carbamazepine apabila Anda mengonsumsi penghambat MAO dalam 14 hari ke
belakang. Interaksi obat yang berbahaya dapat terjadi. Penghambat MAO termasuk furazolidone,
isocarboxazid, linezolid, phenelzine, rasagiline, selegilinem dan tranylcypromine.
Carbamazepine dapat menyebabkan ruam kulit yang fatal khususnya pada orang Asia. Dokter
Anda mungkin akan merekomendasikan tes darah sebelum memulai pengobatan untuk
mengetahui risiko Anda.
A = Tidak berisiko
B = Tidak berisiko pada beberapa penelitian
C = Mungkin berisiko
D = Ada bukti positif dari risiko
X = Kontraindikasi
N = Tidak diketahui
Interaksi
Obat-obatan apa yang mungkin berinteraksi dengan Carbamazepine?
Meskipun beberapa obat tertentu tidak direkomendasikan untuk digunakan bersamaan, pada
kasus lain dua obat-obatan yang berbeda dapat digunakan bersamaan meskipun interaksi obat
mungkin terjadi. Pada kasus-kasus seperti ini, dokter Anda mungkin akan mengganti dosis, atau
pencegahan lain yang perlu dilakukan. Beritahu penyedia layanan kesehatan Anda apabila Anda
menggunakan obat-obatan resep atau non-resep lain.
Penggunaan obat ini dengan obat-obat yang terlampir di bawah tidak direkomendasikan. Dokter
Anda mungkin akan memutuskan untuk tidak melanjutkan pengobatan dengan obat ini atau
mengganti obat lain yang Anda gunakan.
Amifampridine
Artemether
Atazanavir
Boceprevir
Clorgyline
Daclatasvir
Delamanid
Delavirdine
Efavirenz
Etravirine
Furazolidone
Iproniazid
Isocarboxazid
Linezolid
Lumefantrine
Lurasidone
Maraviroc
Methylene Blue
Moclobemide
Nefazodone
Nevirapine
Nialamide
Pargyline
Phenelzine
Praziquantel
Procarbazine
Ranolazine
Rasagiline
Rilpivirine
Selegiline
Telaprevir
Toloxatone
Tranylcypromine
Voriconazole
Penggunaan obat ini dengan obat-obat yang terlampir di bawah umumnya tidak
direkomendasikan, namun mungkin dibutuhkan pada beberapa kasus. Apabila kedua obat
diresepkan bersamaan, dokter Anda mungkin akan mengganti dosisnya atau seberapa sering
penggunaan obat satu atau lainnya.
Abiraterone Acetate
Adenosine
Ado-Trastuzumab Emtansine
Afatinib
Alfentanil
Almotriptan
Alprazolam
Amiodarone
Amlodipine
Amprenavir
Apixaban
Apremilast
Aprepitant
Aripiprazole
Astemizole
Atorvastatin
Axitinib
Bedaquiline
Bosutinib
Brentuximab Vedotin
Brinzolamide
Bromocriptine
Budesonide
Buprenorphine
Bupropion
Buspirone
Cabazitaxel
Cabozantinib
Ceritinib
Chlorpromazine
Cilostazol
Cinnarizine
Cisapride
Citalopram
Clarithromycin
Clevidipine
Clonazepam
Clozapine
Cobicistat
Conivaptan
Crizotinib
Cyclophosphamide
Cyclosporine
Dabigatran Etexilate
Dabrafenib
Darifenacin
Darunavir
Dasatinib
Desogestrel
Desvenlafaxine
Dexamethasone
Dienogest
Dihydroergotamine
Diltiazem
Docetaxel
Dolasetron
Dolutegravir
Doxorubicin
Doxorubicin Hydrochloride Liposome
Dronedarone
Drospirenone
Dutasteride
Eletriptan
Eliglustat
Elvitegravir
Enzalutamide
Eplerenone
Ergotamine
Erlotinib
Erythromycin
Eslicarbazepine Acetate
Estradiol
Estradiol Valerate
Ethinyl Estradiol
Ethynodiol Diacetate
Etonogestrel
Everolimus
Exemestane
Ezogabine
Felodipine
Fentanyl
Fluconazole
Fluoxetine
Fluticasone
Fosamprenavir
Fosaprepitant
Fosphenytoin
Gestodene
Granisetron
Halofantrine
Hydrocodone
Hydroxytryptophan
Ibrutinib
Idelalisib
Ifosfamide
Iloperidone
Imatinib
Indinavir
Irinotecan
Isoniazid
Isradipine
Itraconazole
Ivabradine
Ivacaftor
Ixabepilone
Ketoconazole
Ketorolac
Lamotrigine
Lapatinib
Ledipasvir
Letrozole
Levomilnacipran
Levonorgestrel
Linagliptin
Lomitapide
Lopinavir
Lorcaserin
Losartan
Lovastatin
Loxapine
Macitentan
Medroxyprogesterone
Mefloquine
Meperidine
Mestranol
Methadone
Mifepristone
Mirtazapine
Mitotane
Nateglinide
Nelfinavir
Netupitant
Nifedipine
Nilotinib
Nimodipine
Nintedanib
Nisoldipine
Norethindrone
Norgestimate
Norgestrel
Olanzapine
Ondansetron
Oritavancin
Orlistat
Paclitaxel
Palonosetron
Pazopanib
Perampanel
Phenytoin
Pimozide
Piperaquine
Pixantrone
Pomalidomide
Ponatinib
Prednisolone
Prednisone
Primidone
Propafenone
Propoxyphene
Quetiapine
Quinidine
Quinine
Regorafenib
Rifabutin
Riociguat
Ritonavir
Rivaroxaban
Roflumilast
Romidepsin
Salmeterol
Saquinavir
Saxagliptin
Sildenafil
Siltuximab
Simvastatin
Sirolimus
Sofosbuvir
Sorafenib
Sunitinib
Tacrolimus
Tamoxifen
Tamsulosin
Tasimelteon
Telithromycin
Temsirolimus
Terfenadine
Thioridazine
Ticagrelor
Tipranavir
Tofacitinib
Tolvaptan
Trabectedin
Tramadol
Trazodone
Triamcinolone
Triazolam
Ulipristal Acetate
Vandetanib
Vardenafil
Vemurafenib
Verapamil
Vigabatrin
Vilanterol
Vilazodone
Vincristine Sulfate
Vincristine Sulfate Liposome
Vinflunine
Vorapaxar
Vortioxetine
Zaleplon
Zileuton
Zolpidem
Penggunaan obat ini dengan obat-obatan yang terlampir di bawah dapat menyebabkan
peningkatan risiko dari beberapa efek samping tertentu, namun penggunaan kedua obat mungkin
dapat menjadi pengobatan terbaik untuk Anda. Apabila kedua obat-obatan diresepkan bersama,
dokter Anda mungkin akan mengganti dosisnya atau seberapa sering penggunaan obat satu dan
yang lainnya.
Acetaminophen
Acetylcysteine
Aminophylline
Amitriptyline
Amoxapine
Anisindione
Caspofungin
Dalfopristin
Danazol
Desipramine
Dicumarol
Doxepin
Etretinate
Felbamate
Flunarizine
Furosemide
Ginkgo
Haloperidol
Hydrochlorothiazide
Imipramine
Influenza Virus Vaccine
Levetiracetam
Lithium
Methylphenidate
Methylprednisolone
Metronidazole
Mianserin
Midazolam
Miokamycin
Nafimidone
Niacinamide
Nortriptyline
Omeprazole
Ospemifene
Oxcarbazepine
Paliperidone
Phenobarbital
Phenprocoumon
Pipecuronium
Primidone
Protriptyline
Psyllium
Quinupristin
Remacemide
Rifampin
Rifapentine
Risperidone
Rocuronium
Rufinamide
Sabeluzole
Sertraline
St John’s Wort
Theophylline
Tiagabine
Ticlopidine
Topiramate
Troleandomycin
Valnoctamide
Valproic Acid
Vecuronium
Viloxazine
Warfarin
Ziprasidone
Overdosis
Gejala-gejala overdosis di antaranya:
Alprazolam
Mungkin Anda sempat bertanya-tanya alprazolam obat apa. Obat alprazolam digunakan untuk
mengobati gangguan kecemasan dan serangan panik.
Alprazolam termasuk dalam kelas obat yang disebut benzodiazepin yang bekerja pada otak dan
saraf (sistem saraf pusat) untuk menghasilkan efek menenangkan. Alprazolam bekerja dengan
meningkatkan efek dari zat kimia alami tertentu dalam tubuh (GABA).
Alprazolam digunakan untuk pengobatan gangguan mental seperti gangguan kecemasan dan
serangan panik yang umumnya disebabkan oleh depresi.
Dosis Anda mungkin dapat meningkat secara bertahap sampai alprazolam mulai bekerja dengan
baik. Ikuti petunjuk dokter untuk mengurangi risiko efek samping.
Alprazolam adalah obat yang dapat menimbulkan kecanduan. Jangan memberikan obat Anda
kepada orang lain, khususnya mereka yang memiliki riwayat kecanduan atau penyalahgunaan
obat-obatan terlarang. Jauhkan obat ini dari jangkauan orang lain.
Penyalahgunaan obat ini juga dapat membahayakan penggunanya. Oleh sebab itu gunakan sesuai
dengan saran dokter saja. Jangan menjual atau memberikan obat ini kepada sembarang orang.
Jangan mengunyah atau menelan bulat-bulat obat ini. Biarkan obat alprazolam larut dengan
sendirinya di dalam mulut Anda dengan cara dikulum, bukan dikunyah.
Jika Anda menggunakan jenis sirup, gunakan sendok takar obat atau tutup dari botol obat.
Jangan menggunakan sendok lain karena Anda bisa saja menggunakan dosis yang salah.
Jika obat ini sudah bekerja dengan baik, segera hubungi dokter Anda. Jangan berhenti
menggunakan obat ini secara mendadak dan tanyakan kepada dokter bagaimana cara yang baik
untuk berhenti menggunakannya.
Ikuti aturan yang diberikan oleh dokter atau apoteker sebelum memulai pengobatan. Jika Anda
memiliki pertanyaan, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Catat setiap dosis yang Anda gunakan untuk menghindari penyalahgunaan obat oleh orang lain
karena obat ini dapat membahayakan kondisi seseorang jika diminum tanpa resep dokter.
Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan obat atau tanyakan pada apoteker Anda.
Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Jangan membuang obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan, kecuali bila
diinstruksikan. Buang obat ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak diperlukan
lagi.
Konsultasikan dengan apoteker atau instansi pembuangan sampah setempat mengenai bagaimana
cara yang aman untuk membuang obat Anda.
Dosis
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. SELALU konsultasikan
pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.
Dosis awal: 0,25-0,5 mg secara oral 3 kali sehari. Dosis ini mungkin meningkat secara
bertahap setiap 3-4 hari jika diperlukan dan ditoleransi.
Dosis pemeliharaan: Dapat meningkat sampai dosis harian maksimum 4 mg, yang dibagi
dalam tiga dosis.
Setelah mengetahui alprazolam obat apa, sebaiknya gunakan alprazolam dalam dosis terkecil,
dan jika Anda ingin menggunakannya dalam jangka panjang, harus dilakukan pengecekan
terhadap kondisi Anda secara berkala.
Untuk berhenti menggunakan obat ini, hal yang harus dilakukan adalah mengurangi dosis secara
bertahap. Kurangi dosis hingga 0.5 mg setiap tiga hari. Namun pada kondisi tertentu, Anda
mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengurangi dosis.
Dosis awal: 0,5 mg secara oral 3 kali sehari. Dosis ini mungkin meningkat secara
bertahap setiap 3-4 hari jika diperlukan dan ditoleransi.
Dosis pemeliharaan: 1-10 mg per hari dalam dosis yang terbagi.
Tablet extended-release:
Dosis awal: 0,5 mg secara oral 3 kali sehari. Dosis harian dapat ditingkatkan secara
bertahap tidak lebih dari 1 mg setiap 3-4 hari.
Dosis rata-rata: Studi tentang penggunaan alprazolam untuk pengobatan depresi telah
dilaporkan memiliki dosis efektif rata-rata 3 mg oral setiap harinya dalam dosis yang terbagi.
Dosis maksimum: Dosis maksimum dari alprazolam adalah 4.5 mg, dikonsumsi secara
oral, dan diminum dalam dosis yang terbagi.
Efek Samping
Efek samping apa yang dapat dialami karena alprazolam?
Dapatkan bantuan medis jika Anda memiliki tanda-tanda reaksi alergi, seperti mual, muntah,
berkeringat, gatal-gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau
tenggorokan, atau merasa seperti akan pingsan.
Hentikan menggunakan alprazolam dan hubungi dokter jika Anda memiliki salah satu dari efek
samping yang serius berikut ini:
Perasaan depresi, pikiran ingin bunuh diri atau menyakiti diri sendiri, perilaku berisiko
yang tidak biasa, berkurangnya pantangan, tidak takut bahaya
Kebingungan, hiperaktif, mudah marah, dan halusinasi
Merasa seperti Anda akan pingsan
Kencing lebih sedikit dari biasanya atau tidak sama sekali
Nyeri dada, jantung berdebar, atau rasa tertekan di dada
Gerakan otot yang tidak terkendali, tremor, kejang
Penyakit kuning atau jaundice (kulit atau mata)
Dengan mengetahui alprazolam obat apa, Anda bisa berhati-hati terhadap efek samping yang
telah disebutkan. Namun, tidak semua efek di atas terjadi pada pengguna alprazolam.
Efek samping yang terjadi juga mungkin hilang seiring dengan adaptasi yang dilakukan tubuh
Anda terhadap obat ini. Konsultasikan kepada dokter atau ahli profesional yang dapat membantu
Anda bagaimana cara menghindari efek samping dari alprazolam.
Beri tahu dokter dan apoteker Anda mengenai obat herbal yang Anda gunakan.
Beri tahu dokter Anda jika Anda memiliki glaukoma (peningkatan tekanan dalam mata
yang dapat menyebabkan kebutaan). Dokter Anda mungkin mengatakan kepada Anda untuk
tidak menggunakan alprazolam.
Beri tahu dokter jika Anda memiliki alergi terhadap obat chlordiazepoxide (Librium,
Librax), clonazepam (Klonopin), clorazepate (Tranxene), diazepam (Valium), estazolam
(ProSom), flurazepam (Dalmane), halazepam (Paxipam), lorazepam (Ativan), oxazepam (Serax),
prazepam (Centrax), quazepam (Doral), temazepam (Restoril), triazolam (Halcion), atau obat
lain.
Beri tahu dokter Anda jika Anda sedang atau pernah mengalami depresi; jika
Anda memiliki pikiran bunuh diri atau tindakan yang merugikan diri sendiri; jika Anda memiliki
kebiasaan minum alkohol atau kecanduan alkohol dalam jumlah yang besar; jika Anda
menggunakan atau pernah menggunakan narkoba atau menggunakan resep obat berlebihan; jika
Anda merokok; jika Anda memiliki kejang, atau jika Anda memiliki atau pernah memiliki
masalah paru-paru, ginjal, atau penyakit hati.
Bicaralah dengan dokter Anda tentang risiko dan manfaat dari minum obat ini jika Anda
berusia 65 tahun atau lebih tua. Orang dewasa yang lebih tua harus menerima dosis rendah dari
alprazolam karena dosis yang lebih tinggi mungkin tidak bekerja lebih baik dan dapat
menyebabkan efek samping yang serius.
Jika Anda menjalani operasi, termasuk operasi gigi, beri tahu dokter atau dokter gigi
tentang penggunaan alprazolam.
Anda harus tahu bahwa alprazolam dapat membuat Anda mengantuk. Jangan
mengendarai mobil atau mengoperasikan mesin sampai Anda tahu bagaimana pengaruh obat ini
terhadap tubuh Anda.
Bicaralah dengan dokter Anda tentang penggunaan alkohol yang aman saat Anda
menggunakan obat ini. Alkohol dapat membuat efek samping alprazolam lebih buruk.
Selalu konsultasikan dengan dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko
sebelum menggunakan obat ini. Alprazolam termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori D
menurut US Food and Drugs Administration (FDA).
A= Tidak berisiko,
B= Tidak berisiko pada beberapa penelitian,
C= Mungkin berisiko,
D= Ada bukti positif dari risiko,
X= Kontraindikasi,
N= Tidak diketahui
Interaksi
Obat apa yang mungkin berinteraksi dengan alprazolam?
Dengan pemahaman mengenai alprazolam obat apa, Anda harus lebih memperhatikan interaksi
obat, makanan, dan masalah kesehatan yang mungkin berinteraksi dengan alprazolam.
Interaksi obat dapat mengubah kinerja alprazolam atau meningkatkan risiko efek samping yang
serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam artikel ini.
Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan
produk herbal) dan konsultasikan pada dokter atau apoteker. Jangan memulai, memberhentikan,
atau mengganti dosis alprazolam apapun tanpa persetujuan dokter.
Sebelum menggunakan alprazolam, beri tahu dokter Anda jika Anda secara teratur menggunakan
obat-obatan lain yang membuat Anda mengantuk (seperti obat flu atau obat alergi, obat
penenang lain, obat nyeri, obat tidur, dan obat-obatan untuk kejang, depresi, atau kecemasan).
Obat-obatan tersebut dapat menambah rasa kantuk yang disebabkan oleh alprazolam.
Beri tahu dokter tentang semua obat-obatan lain yang Anda gunakan, terutama:
Makanan lain yang dapat berinteraksi dengan alprazolam adalah jeruk bali atau jus jeruk bali.
Jika mengonsumsi makanan ini saat Anda sedang menggunakan alprazolam ditakutkan akan
timbul efek samping yang membahayakan kesehatan Anda.
Depresi
Epilepsi atau riwayat kejang
Penyakit paru-paru. Gunakan dengan hati-hati. Mungkin bisa membuat kondisi lebih
buruk.
Glaukoma, sudut tertutup. Sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan kondisi ini.
Obesitas
Ketergantungan obat. Penggunaan obat alprazolam dapat menimbulkan ketergantungan,
sehingga sebaiknya tidak digunakan oleh orang yang memiliki riwayat ketergantungan pada
obat.
Penyakit ginjal. Penggunaan obat alprazolam sebaiknya diberikan dalam dosis sekecil
mungkin untuk menghindari interaksi dengan penyakit ginjal yang Anda miliki.
Penyakit hati. Gunakan dengan hati-hati. Efek dapat ditingkatkan karena pembersihan
obat lebih lambat dalam tubuh.
Overdosis
Apa yang harus saya lakukan overdosis obat alprazolam?
Pada kasus gawat darurat atau overdosis, hubungi penyedia layanan gawat darurat lokal
(118/119) atau segera ke unit gawat darurat di rumah sakit terdekat.
Kantuk
Kebingungan
Masalah dengan koordinasi tubuh
Hilang kesadaran
Clobazam
Clobazam adalah obat antikejang yang berfungsi untuk membantu mengendalikan
gejala kejang dan epilepsi. Obat ini termasuk dalam kelas obat bernama benzodiazepine, yang
bekerja di otak dan saraf (sistem saraf pusat) untuk menghasilkan efek yang menenangkan.
Obat ini bekerja dengan meningkatkan efek zat alami tertentu di dalam tubuh (dikenal sebagai
GABA).
Minum obat ini melalui mulut sebelum atau sesudah makan sesuai petunjuk dokter. Jika tidak
bisa menelan tablet, Anda bisa menghancurkan dan mencampurkannya dengan air atau madu.
Bila Anda sedang menggunakan obat berbentuk cairan, kocok botol dengan benar sebelum
diminum.
Ukur dosis dengan hati-hati menggunakan sendok takar atau alat suntik. Jangan gunakan sendok
rumah karena Anda bisa saja tidak mendapatkan dosis yang tepat.
Baca instruksi tentang bagaimana cara menggunakan sendok takar dengan benar. Jika ada
pertanyaan, tanyakan kepada apoteker.
Kalau Anda menggunakan obat clobazam sekali sehari, minum pada jam tidur. Kalau
menggunakan obat dalam dosis terpisah, minum dengan dosis tertinggi pada jam tidur.
Dosis berdasarkan kondisi medis dan respon terhadap pengobatan. Pada bayi, dosis mungkin
juga ditentukan berdasarkan berat badan.
Gunakan obat clobazam secara teratur untuk mendapatkan manfaat maksimal. Untuk membantu
Anda mengingat, gunakan pada waktu yang sama setiap hari.
Bila digunakan dalam waktu lebih lama, obat clobazam mungkin tidak bekerja lagi dan
memerlukan dosis berbeda. Bicarakan dengan dokter kalau obat berhenti bekerja dengan baik
dan kondisi Anda tidak kunjung membaik atau bertambah buruk.
Bagaimana cara penyimpanan obat ini?
Clobazam adalah salah satu obat yang baiknya disimpan pada suhu ruangan serta jauhkan dari
cahaya langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan
instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua
obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila
diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak
diperlukan lagi.
Konsultasikan kepada apoteker atau instansi pembuangan sampah setempat untuk membuang
obat.
Dosis
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. SELALU konsultasikan
pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.
Dewasa: dosis awal 20-30 mg per hari dalam dosis terbagai atau dosis tunggal di malam hari
selama 2-4 minggu; dapat ditingkatkan hingga 60 mg per hari untuk pasien opname.
Lansia: mulai dengan dosis kecil, kemudian tambahkan dosis hingga mencapai 10-20 mg per
hari.
Efek Samping
Efek samping apa yang dapat dialami karena clobazam?
Efek samping paling umum dari penggunaan obat clobazam adalah:
Tidak semua orang mengalami efek samping berikut. Mungkin ada beberapa efek samping yang
tidak disebutkan di atas.
Bila Anda mengalami kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada
dokter atau apoteker Anda.
Alergi
Beri tahu dokter kalau Anda pernah mengalami reaksi alergi atau gejala tidak biasa obat ini atau
obat-obatan lainnya. Juga beri tahu dokter jika Anda mempunyai jenis alergi lain, misalnya
makanan, pewarna, pengawet, atau hewan. Untuk obat tanpa resep, baca label atau bungkus obat
dengan hati-hati.
Anak-anak
Belum ada penelitian memadai tentang hubungan usia dengan efek clobazam pada anak yang
berusia kurang dari 2 tahun. Keamanan dan cara kerja obat ini pada anak-anak belum dipastikan.
Lanjut usia
Belum ada penelitian memadai mengenai masalah spesifik yang akan membatasi manfaat
clobazam bagi orang lanjut usia.
Namun, pasien lanjut usia lebih rentan terkena penyakit hati yang terkait dengan usia, yang
mungkin mengingatkan dan menyesuaikan dosis bagi pasien yang menerima clobazam.
Obat ini mungkin menyebabkan reaksi putus obat (sakau), terutama jika telah digunakan secara
teratur dalam waktu yang lama atau dosis tinggi. Dalam kasus seperti ini, gejala putus obat
(misalnya sakit kepala, sulit tidur, tidak dapat beristirahat, berhalusinasi, linglung, mual, dan
kejang) mungkin muncul jika Anda tiba-tiba berhenti menggunakan obat.
Untuk mencegah reaksi ini, dokter mungkin mengurangi dosis secara bertahap. Konsultasikanlah
kepada dokter atau apoteker untuk detail lebih lanjut, dan laporkan reaksi apa pun segera.
Walaupun sangat kecil kemungkinannya, kecanduan mungkin terjadi karena obat ini. Jangan
menambah dosis, menggunakan lebih sering atau lebih lama dari yang dianjurkan. Hentikan
pengobatan sesuai saran dokter.
Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C menurut Food and Drugs
Administration (FDA) Amerika Serikat, yang setara dengan Badan POM di Indonesia.
A = Tidak berisiko
B = Tidak berisiko pada beberapa penelitian
C = Mungkin berisiko
D = Ada bukti positif dari risiko
X = Kontraindikasi
N = Tidak diketahui
Interaksi
Obat-obatan apa yang mungkin berinteraksi dengan clobazam?
Walaupun beberapa jenis obat tidak bisa diminum secara bersamaan, ada juga kasus dimana obat
bisa diminum serentak jika ada interaksi.
Dalam kasus ini, dokter mungkin mengubah dosis, atau mungkin perlu adanya pencegahan.
Beritahu petugas kesehatan profesional bila Anda minum obat dengan atau tanpa resep.
Menggunakan obat ini bersamaan dengan obat-obatan lain biasanya tidak disarankan. Dokter
mungkin memutuskan untuk tidak mengobati Anda dengan obat-obatan di bawah ini atau
mengubah beberapa obat lainnya yang Anda gunakan.
Flumazenil
Thioridazine
Alfentanil
Depresi
Penyakit hati
Penyakit ginjal
Overdosis
Apa yang harus saya lakukan pada keadaan gawat darurat atau
overdosis?
Pada kasus gawat darurat atau overdosis, hubungi penyedia layanan gawat darurat lokal (112)
atau segera ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.
Mengantuk
Linglung
Kekurangan energi
Masalah koordinasi
Sesak napas
Sulit bernapas
Pingsan
Penglihatan buram