Anda di halaman 1dari 6

TETP (TINGGI ENERGI DIET NEFROLITIASIS (BATU DIET BATU ASAM URAT

TINGGI PROTEIN) GINJAL) Meningkatkan pH urin menjadi 6,0-


Syarat : Syarat diet batu ginjal : 6,5
Makanan yg dpt m’urangi nafsu 1.Energi diberikan sesuai dgn Syarat diet :
makan (kue manis gurih tdk kebutuhan 1. Protein cukup, 10-15% dr
diberikan) 2.Protein sedang, yaitu 10-15% de kebutuhan energi total
Pemberian diet pd keadaan: keb energi total 2. Lemak sedang, 10-25% dr
gizi kurang dan gizi buruk, anemia 3.Lemak sedang yaitu 15-25% dr kebutuhan energi total
gizi, prsiapan operasi dan keb energi total 3. KH sisa dr kebutuhan energi total
pascaoperasi, luka bakar, baru 4.KH, sisa dr keb energi total 4. Hindari makanan mengandung
smbuh dr pnykt dgn pns tinggi dan 5.Cairan tinggi yaitu 2,5-3 liter/hari purin > 100mg/100 g bhn mknn
pnykt kronik. separunya brsl dr minuman 5. Makanan yg menghasilkan sisa
Cara memberi: 6.Pembatasan mknn sesuai dgn jenis basa tinggi diutamakan dan
Energi 1700-2500kkal, protein 60- batu menghasilkan sisa asam tinggi
93 gr shri. dibatasi
6. Cairan tinggi 2,5-3 liter/hari,
DIET GIZI BURUK DIET BATU KALSIUM separuhnya brsal dr air putih
Kwashiorkor (k’kurangan protein) OKSALAT DAN KALSIUM 7. Mineral dan vit cukup
marasmus (k’kurangan kalori) FOSFAT Batu Kalsium
Syarat: Syarat diet batu kalsium (Diet Rendah Oksalat Tinggi Sisa
 energi tinggi, bertahap mulai dr 1. Protein sedang, 10-15% dr Asam)
50kkal/kg bb hingga 150-300 kkal keb energi total atau 0,8 g/kg Batu Asam Urat
bb/hari. BB/hari (Diet Rendah Purin Tinggi Sisa
 protein tinggi, brtahap mulai dr 1 2. Lemak normal, 10-25% dari Basa)
gr/kg bb hingga 3-5 gr/kg bb/hari. keb energi total
 bnyk cairan diatur utk jaga 3. KH, sisa dr kebutuhan energi DIET RENDAH GARAM (RG)
keseimbangan cairan dan elektrolit total Diet RG 1 (200-400 mg Na) :
bila diare 4. Cairan tinggi, 2,2-3 liter/hari, pasien edema, asites dan hipertensi
 vit dan mineral tinggi. Bila prlu separo dr minuman berat (tidak menggunakan garam
diberikan tmbhn vit dan mineral 5. Natrium sedang, 2300 mg dapur).
sprit vitA, Bkompleks, C, zat besi (setara dgn 5gr grm dapur), Diet RG 2 (600-800 mg Na) :
indikasi pemberian: natrium memicu hiperkalsiuria pasien edema, asites dan hipertensi
 Thp 6. Kalsium normal, 500-800 tidak terlalu berat (1/2 sdt atau 2 g
mg/hari. garam dapur).
penyesuaian,penyembuhan,lanjuta
7. Serat tdk larut air tinggi, krn Diet RG 3 (1000-1200 mg Na) :
n
serat dpt mengikat kalsium pasien dengan edema, dan hipertensi
 Thp penyesuaian (smpai pasien
8. Oksalat rendah dgn ringan (1 sdt atau 4 g garam dapur).
mmpu menerima diet tetp selama
membatasi mkanan tinggi oksalat Syarat :
1-2minggu atau lbh). Jika bb
9. Fosfat normal. 1. Cukup E, P, mineral, dan vit.
pasien kurang dr 7kg, mknan yg
2. Jumlah Na disesuaikan dengan
diberikan brupa mknn bayi. Mknn
DIET SINDROMA NEFROTIK berat tidaknya retensi garam, air
utama (formula yg dimodifikasi)
Syarat: dan hipertensi.
Mis: susu rendah laktos+2,5-5%
1. Energi cukup untuk
glukosa+2% tepung. Scra DIET PRABEDAH
mempertahankan keseimbangan
berangsur ditambahkan mknan Syarat :
nitrogen positif, 35kkal/kg BB
lumat+lembek. Bila ada, berikan 1. Energi
perhari
asi
2. Protein sedang 1,0 g/kg BB,  pasien gizi kurang, E = 40-45
 Jika bb 7 kg atau lebih berikan 0,8g/kg BB kkal/kg BB
sperti maknn utk anak diatas 1thn. 3. Lemak sedang 15-20%  pasien gizi lebih, E = 10-25%
Dimulai dgn mknn cair – lunak – 4. Natrium 1-4 g/hari di bawah kebutuhan energi
biasa dgn ketentuan: 5. Kolesterol <300 mg normal.
- Energi 50kkal bb/hari
 pasien status gizi baik sesuai
- Jumlah cairan 200 ml/kg bb DIET GAGAL GINJAL AKUT dengan kebutuhan E normal
sehari Syarat: ditambah faktor stres 15% dari
- Protein utama (susu yg diberikan 1. Energi 25-35 kkal/kg BB AMB.
dgn keenceran 1/3, 2/3, 3/3 2. Protein katabolik ringan 0,6-  pasien penyakit tertentu
masing2 selama 2-3hari. Utk 1,5 g/kg BB, sedang 0,8-1,2 g/kg energi diberikan sesuai dengan
meningkatkan energi BB, berat 1-1,5 g/kg BB penyakit.
ditambahkan 5% glukosa 3. Lemak sedang 20-30% dari
- Maknan diberikan dlm porsi kebutuhan energi total, katabolik 2. Protein
kecil dan sering (8-10 kali sehari) berat 0,8-1,5 g/kg BB  Pasien gizi kurang, anemia,
tiap 2-3 jam 4. Karbohidrat setelah dikurangi albumin rendah (<2,5 mg/dl)
- Konsumsi per-oral tdk mncukupi, lemak dan protein diberikan P tinggi 1,5-2 g/kg BB
prlu diberi tmbhn mknn lwt pipa 5. Natrium dan kalium dibatasi  pasien status gizi baik dan
(per-sonde) bila ada anuria lebih protein normal 0,8-1 g/kg
Thp penyembuhan : 6. Bila muntah, diare dan urin + BB
secara brangsur tiap 1-2 hari, 150- 500 ml  pasien dengan penyakit
200 kkal/kg bb sehari, 2-5 gr prot/kg Bila ada hipertensi, edema dan tertentu diberikan sesuai dengan
bb sehari. asitesis batasi garam, serta sayuran penyakitnya.
Thp lanjutan: dan buah tinggi kalium jika ada 3. Lemak cukup (15-25%), KH
diberikan penyuluhan dgn hiperkalemia cukup, vit cukup (kec. B, C, dan K
suplementasi gizi yg mungkin ditambahkan dalam suplemen),
diperlukan: DIET TKTP 1 : mineral cukup dan rendah sisa
 Glukosa secara intravena jk E = 2600 kkal, P = 100 g (2 g/kg BB) agar mudah dilakukan
terdapat hipoglikemia Diet TKTP 2 : pembersihan saluran cerna.
 Kcl sesuai keb, bila ada E = 3000 kkal, P = 125 g (2,5 g/kg
hipokalemia BB) KOLOSTOMI : rektum dan anus
 Mg brupa mgso4 50%scra Syarat : dihilangkan
intramuskuler bla trdpt 1. E tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB Tatalaksana diet tergantung letak
hipomagnesia 2. P tinggi, yaitu 2-2,5 g/kg BB kolostomi & bentuk produk dari
3. L, KH, dan vit cukup kolostomi.
 Vit a sbg pncegahan sbnyk
4. Mudah dicerna Sebelah Kanan :
200.000si per-oral atau 100.000si
scra intramuskuler. Bila trdpt Tahap I : Serat Rendah Pektin
DIET PASCA BEDAH DIGESTIF Tinggi
xeroftalmia, vit a dberikan dgn
Perhitungan diet pasca bedah Tahap II : Serat Cukup Pektin Tinggi
dosis total 50.000 si/kg bb dan
digestif : Sebelah Kiri :
dosis mksimal 400.000 si
KKB (Kebutuhan Kalori Basal) : Tahap I : Serat Rendah Pektin
 Vit b dan vit c dpt dberikan scra Wanita = 655+(9,6 x BB) + (1,8 x Tinggi
suntikan atau per-oral TB) – (4,7 x U)
 Zat besi dan asam folat dberikan Tahap II : Serat Tinggi Pektin Tinggi
Pria = 66+(13,7 x BB) + (5 x TB) –
bila trdpt anemia yg biasanya (6,8 x U) ILEOSTOMI : kolon, rektum dan
menyertai kkp berat. KKT (Kebutuhan Kalori Total) = anus dihilangkan
KKB x Aktifitas x Injuri Pengaturan diet :
Prabedah darurat (cito) : Aktifitas : 1,2 di tempat tidur 
tidak diberikan diet tertentu Diet Sisa Rendah Pektin
(ringan); 1,3 duduk & berdiri Tinggi + makanan enteral sisa
Prabedah minor : (sedang); 1,5 kegiatan rawat jalan
tidak memutuhkan diet khusus (kec. rendah
Injuri : 1,1 bedah kecil (minor); 1,2  Dilanjutkan makanan saring
Apendiktomi, herniatomi, bedah besar (mayor)
hemoroidektomi diberikan diet sisa atau lunak serat rendah pektin
Infeksi : 1,2 (ringan); 1,5 (sedang); tinggi
rendah), pasien dipuasakan 4-5 jam 1,8 (berat)
sebelum pembedahan.  Hindari bumbu yang
Protein : stres rgn 1,3 g/kg BB, sdg merangsang
Prabedah mayor : 1,5 g, brt > 2 g
 Prabedah besar saluran cerna
diberikan diet sisa rendah selama DIET DISFAGIA
4-5 hari. Syarat :
H-4 diberi makanan lunak 1. Cukup energi, protein dan zat gizi
H-3 diberi makanan saring lain
H-2 dan 1 sebelum diberi Formula 2. Mudah dicerna, porsi makanan
Enteral Sisa Rendah. kecil, dan sering diberikan
 Prabedah besar di luar saluran 3. Cukup cairan
cerna diberikan Formula Enteral 4. Bentuk makanan bergantung pada
Sisa Rendah selama 2-3 hari. kemampuan menelan. Makanan
Pemberian makanan terakhir pada cairan jernih tidak diberikan
GASTREKTOMI : karena dapat menyebabkan
prabedah besar dilakukan 12-18 Pembedahan pada gaster yang
jam sebelum pembedahan, tersedak.
memotong sebagian atau semua DIET PASCA BEDAH
sedangkan minum terakhir 8 jam gaster
sebelumnya. Diet pasca bedah 1 (DPB 1) :
Pengaturan Diet : diberikan, 6 jam setelah
DIET HATI  Puasa peroral 3-4 hari (nutrisi pembedahan. berupa makanan cairan
Diet hati 1 : parenteral) jernih mulai dari 30 ml/jam serta
pasien akut dan sudah punya nafsu  Minum bertahap : air putih makanan parenteral.
makan. Makanan bentuk lunak. dilanjutkan makanan Enteral  Pasca bedah kecil : setelah sadar
Protein dibatasi (30 g/hari) dan  Hari ke 4-5 : mak. Saring atau rasa mual hilang.
lemak mudah cerna. Formula enteral dilanjutkan lunak  Pasca bedah besar : setelah sadar
dengan asam amino rantai cabang  Toleransi pasien, bila kembung atau rasa mual hilang serta ada
(Branched Chain Amino STOP makanan tanda-tanda usus mulai bekerja.
Acid/BCAA). Bila ada asites dan  E = 35-40 kkal/ kg BB, P = 1,5-2 g/ Diet pasca bedah 2 (DPB 2) :
diuresis belum sempurna cairan kg BB, L = sedang (MCT), KH perpindahan dari DPB 1. makanan
maksimal 1 L/hari. kompleks = 50-60 % E, batasi gula cair kental dengan pemberian secara
Diet hati 2 : pasir (hiperosmolar) berangsur dimulai 50 ml/jam.
pasien dengan nafsu makan cukup.  Hindari / beri sedikit susu Diet pasca bedah 3 (DPB 3) :
Makanan bentuk lunak atau biasa. pasien pasca bedah besar saluran
 Porsi makan kecil diberikan sering
Protein diberikan 1 g/kg BB dan cerna atau perpindahan dari diet
 Hindari makanan yang terlalu panas
lemak sedang (20-25% dari E total) pasca bedah 2. makanan saring
atau dingin.
dalam bentuk yg mudah dicerna. ditambah susu dan biskuit. Cairan
Diet hati 3 :  Minuman / cairan diberikan antara
tidak melebihi 2000 ml.
pasien hepatitis akut (hepatitis waktu makan 30-60 menit sebelum /
Diet pasca bedah 4 (DPB 4) :
infeksiosa/A dan hepatitis serum/B) sesudah makan. Untuk pasien
pasien pasca bedah kecil setelah
dan sirosis hati yg nafsu makannya TOTAL GASTREKTOMI :
DPB 1 dan kepada pasien pasca
telah baik, telah dapat menerima makanan enteral / saring agar
bedah besar setelah DPB 3.
protein dan tidak menunjukkan langsung diserap Suplemen vit. A,
Makanan lunak (dibagi dalam 3
gejala sirosis hati aktif. Makanan B12, C, D, asam folat, Fe & Ca.
makanan lengkap dan 1 selingan).
bentuk lunak atau biasa.  Sedikit sayuran & buah (BULK)
Syarat :
Syarat :  Na < 3 g /hr karena dapat menarik 1. Energi : Tanpa komplikasi 35-40
1. E tinggi (40-45 kkal/kg BB) cairan ke duodenum kkal/kg BB, dg komplikasi 40-50
2. L cukup (20-25% dari E kkal/kg BB
total) DM
2. Protein : 1,5 g/kg BB (15-20 % E)
3. Protein agak tinggi 1,25-1,5 Diet Diabetes Melitus tanpa
3. KH : 60 – 70 % E , Lemak = Sisa
g/kg BB. Untuk hepatitis fulminan komplikasi
dari total Energi
dengan nekrosis dan gejala Die E L KH
P (g) 4. Suplemen vitamin & mineral (vit.
ensefalopati yg disertai t (kkal) (g) (g)
A, B12, C, K, Fe & Zn) dan
peningkatan amoniak dalam darah I 1100 43 30 172 Cukup cairan
(30-40 g/hari). Untuk sirosis hati II 1300 45 35 192
terkompensasi (1,25 g/kg BB). III 1500 51,5 36,5 235
Asupan minimal protein 0,8-1 IV 1700 55,5 36,5 275 DIET LAMBUNG
g/kg BB. V 1900 60 48 299 Diet lambung 1 :
4. Vit B kompleks, C dan K VI 2100 62 53 319 pasien gastritis akut, ulkus peptikum,
serta mineral Zn dan Fe lebih baik VII 2300 73 59 369 pasca pendarahan, dan tifus
diberikan dalam bentuk suplemen. VII abdominalis berat. Makanan bentuk
2500 80 62 396
5. Na rendah, tergantung I saring. diberikan setiap 3 jam selama
tingkat edema dan asites. 1. Energi cukup 1-2 hari.
6. Cairan diberikan lebih dari 2. Protein normal, yaitu 10-15% Diet lambung 2 :
biasa. Makanan diberikan dalam kebutuhan energi total pasien ulkus peptikum atau gastritis
bentuk lunak dan sesuai dengan 3. Lemak sedang, yaitu 20-25% kronis, dan tifus abdominalis ringan.
kemampuan saluran cerna. kebutuhan energi total Makanan bentuk lunak, porsi kecil
<10% lemak jenuh serta diberikan berupa 3 kali
Diet Jantung 10% dari lemak tak jenuh ganda makanan lengkap dan 2-3 kali
1. Energi cukup sisanya dari lemak tidak jenuh selingan.
2. Protein cukup, 0,8 g/kg BB tunggal Diet lambung 3 :
3. Lemak sedang, 25-30% dari 4. Asupan kolesterol ≤300 mg/hari pasien dengan ulkus peptikum,
Keb E total 5. Kh 60-70% gastritis kronik atau tifus
10% dari lemak jenuh 6. Penggunaan gula murni tidak abdominalis yang hampir sembuh.
10-15% lemak tidak jenuh diperbolehkan Makanan bentuk lunak dan biasa
4. Kolesterol rendah 7. Penggunaan gula alternatif dalam tergantung toleransi pasien.
5. Vitamin dan mineral cukup jumlah terbatas Syarat :
6. Garam rendah 2-3 g/hari 8. Asupan serat dianjurkan 25 1. Mudah cerna, porsi kecil dan
7. Serat cukup gr/hari, utamakan serat larut air pd sering diberikan
8. Cairan cukup ± 2 lt/hari sayur & buah 2. Energi dan protein cukup
Diet Jantung I 9. Pasien dg tekanan darah normal 3. Lemak rendah (10-15% dari E
Diet ini diberikan pada pasien pny diperbolehkan mengonsumsi total) yg ditingkatkan bertahap
jantung akut seperti Myocard infact garam dapur 3000 mg/hari sampai mencapai kebutuhan
(MCI). Diet diberikan 1-1,5 10. Cukup vitamin & mineral normal.
liter/cairan/hari. diberikan selama 1- 4. Rendah serat terutama serat tidak
3 hari. rendah energi dan semua zat Diet DM dengan Nefropati larut air.
gizi. 1. Energi adekuat, 25-30 kkal/kb 5. Cairan cukup terutama bila ada
E = 905 kkal, P = 40 g BB ideal muntah
Diet Jantung II 2. Protein rendah, 10% dari 6. Laktosa rendah bila ada gejala
makanan saring atau lunak, kebutuhan E total atau 0,8 g.kg BB intoleransi laktosa
perpindahan dari DJ1. 3. KH sedang, yaitu 55-60% 7. Pada fase akut dapat diberikan
Jika disertai hipertensi/edema dari kebutuhan E total makanana parenteral saja selama
diberikan Diet Jantung II garam 4. Lemak normal yaitu 20-25% 24-48 jam untuk memberi
rendah. rendah energi, P, Ca dan dari kebutuhan E total. Asupan istirahat pada lambung.
tiamin. E = 1223 kkal, P= 44 g asam lemak jenuh <10% dari E
Diet Jantung III total. Kolesterol <300 mg Diet Dislipidemia
makanan lunak atau biasa, 5. Natrium : 1000-3000 mg, 1. Energi sesuai BB dan
perpindahan dari diet jantung II tergantung pada tekanan darah, aktivitas fisik
dengan kondisi pasien tidak terlalu edema dan ekskresi natrium 2. Lemak sedang, <30% dari
berat. Jika disertai hipertensi/edema 6. Kalium dibatasi 1600-2800 keb E total
diberikan diet jantung III rendah mg atau 40 mg/kg BB Dislipidemia tahap 1, <10% dari
garam. Diet ini rendah energi dan 7. Fosfor tinggi : 8-12 mg/kg keb E total
kalsium. E= 1662 kkal, P = 60 g BB Dislipidemia tahap 2, <7% dari
Diet Jantung IV 8. Kalsium tinggi : 1200-1600 keb E total
makanan biasa. perpindahan dari mg Lemak tak jenuh ganda dan
diet jantung III/ kpd pasien dg 9. Vitamin tinggi tunggal 10-15% dari keb E total
keadaan ringan. Jika Ada 8 jenis Diet Diabetes Melitus Dislipidemia tahap 1, Kolesterol <
hipertensi/edema diberikan diet Rendah Protein (DMRP) 300 mg
jantung IV garam rendah. Diet ini E Dislipidemia tahap 2, Kolesterol <
Diet P (g) 200 mg
cukup energi dan zat gizi lain, (kkal)
kecuali kalsium. E = 2004 kkal P = 31, 3. Protein cukup 10-20%
72 g I 1100 4. KH sedang 50-60%
42
31, 5. Serat tinggi
II 1300 6. Vitamin dan mineral cukup
42
31,
III 1500 Diet Dislipidemia Tahap 1 & 2
42
31, (kolesterol dan lemak jenuh lebih
IV 1700 tinggi dari pada diet dislipid 2)
42
31, E 1200 160 2000 2500
V 1900 (kkal 0
42
VI 2100 50 )
VII 2300 50
VIII 2500 55

Diet Penyakit Stroke


1. Energi 25-45 kkal/kg BB.
Fase akut 1100-1500 kkal/hari
2. Protein 0,8 g/kg BB, jika
gizi kurang 1,2-1,5 g/kg BB
Jika disertai komplikasi gagal
ginjal kronik 0,6 g/kg BB
3. Lemak cukup 20-25%
Lemak jenuh <10%
Kolesterol <300 mg
4. KH 60-70%, untuk pasien
DM diutamakan KH kompleks
5. Vitamin cukup (vit A,
riboflavin, B6, As Folat, B12, C
dan E)
6. Mineral cukup (natrium
dibatasi max 1 ½ sdt/hari = ± 5 gr
garam dapur/ 2 g natrium)
7. Serat cukup
8. Cairan cukup (6-8
gelas/hari)

Diet stroke ada 2 fase :


1. Fase akut (24-48 jam) : Fase
ini diberikan makanan parenteral
(NPO) dilanjutkan dengan enteral
(NGT). Kebutuhan E pada NPO
total adl AMB x 1 x 1,2
P = 1,5 g/kg BB
L = 2,5 g/kg BB
Dekstrosa max 7 g/kg BB
2. Fase pemulihan : pasien
sudah sadar dan tidak disfagia.
Makanan diberikan per oral dalam
bentuk makanan cair, makanan
saring, lunak dan biasa.

Diet Stroke I >>>


E = 1361 kkal, P = 56 g (16% E
total), L = 34 g (22% dari E total)
Diet Stroke II >>>
Diet Stroke II A : Makanan cair +
bubur saring 1700 kkal
Diet Stroke II B : Lunak 1900
kkal
Diet Stroke II C : Biasa 2100
kkal

Anda mungkin juga menyukai