0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2 tayangan23 halaman
Penyakit ginjal kronis adalah penurunan fungsi ginjal yang berlangsung secara progresif dan irreversibel selama beberapa bulan atau tahun. Diet untuk pasien ginjal kronis fokus pada menjaga keseimbangan nutrisi, elektrolit, dan cairan serta menyesuaikan asupan protein dan fosfor berdasarkan tingkat fungsi ginjal. Tujuannya adalah mempertahankan status gizi yang optimal.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Pertemuan 11_asuhan Gizi Pada Penderita Penyakit Ginjak Kronik
Penyakit ginjal kronis adalah penurunan fungsi ginjal yang berlangsung secara progresif dan irreversibel selama beberapa bulan atau tahun. Diet untuk pasien ginjal kronis fokus pada menjaga keseimbangan nutrisi, elektrolit, dan cairan serta menyesuaikan asupan protein dan fosfor berdasarkan tingkat fungsi ginjal. Tujuannya adalah mempertahankan status gizi yang optimal.
Penyakit ginjal kronis adalah penurunan fungsi ginjal yang berlangsung secara progresif dan irreversibel selama beberapa bulan atau tahun. Diet untuk pasien ginjal kronis fokus pada menjaga keseimbangan nutrisi, elektrolit, dan cairan serta menyesuaikan asupan protein dan fosfor berdasarkan tingkat fungsi ginjal. Tujuannya adalah mempertahankan status gizi yang optimal.
progresif fungsi ginjal dalam beberapa bulan atau tahun yang didefinisikan sebagai kerusakan ginjal dan atau penurunan Glomerular Filtration Rate (GFR) kurang dari 90mL/min/1,73 m2 selama minimal 3 bulan Berlangsung secara progresif , persisten dan irreversibel Stase awal(normal-ringan):albuminuria, proteinuria,dan hematuria,fungsi ginjal normal tetapi perkembangan penyakit berlangsung progresif(PGK tahap 1 dan 2) Stase tengah (sedang sampai berat):fungsi ginjal mulai menurun, PGK tahap 3 dan 4 Statse akhir : gagal ginjal , uremia, memerlukan terapi pengganti berupa hemodialisis dan peritoneal dialisis. 1. Antropometri : Tinggi Badan (TB), Berat Badan (BB), Indeks Massa Tubuh (IMT), Lingkar Lengan Atas (LLA), Tebal Lipatan Kulit (TLK). 2. Biokimia : Albumin serum, Kolesterol total, Kreatinin serum, Transferin serum, Prealbumin serum, Bikarbonat serum, status inflamasi : seperti C- Reactive Protein (CRP), Ureum,, BUN 3. Klinik fisik : -Tensi, Nadi, Suhu, - sakit perut yang batasnya tidak jelas, mual dan muntah, tidak ada nafsu makan (syndrome uremik) - Interdyalitic Weight Gain (IDWG), - Bioelektrical Impedance Analysis (BIA), Subjective Global Assesment (SGA). 4. Riwayat diit/makan : Food recall and food record. 5. Riwayat lain-lain : penyakit, obat-obatan yang sering dikonsumsi Klasifikasi Antropometri berdasarkan IMT KLASIFIKASI IMT (kg/m²) BB kurang (underweight < 18,5 Normal 18,5 – 22,9 BB lebih ( overweight) ≥ 23
Dengan Resiko (at risk) 23,0 – 24,9
Kegemukkan (obese) I 25 – 29, 9 Kegemukkan (obese) II ≥ 30 Tujuan Penilaian Status Gizi adalah :menentukan status gizi, menentukan Derajat malnutrisi, memperkirakan risiko komplikasi, merekomendasikan dan memonitor kecukupan nutrisi Indikator Malnutrisi: 1) SGA (B) : Gizi kurang dan SGA (C) : gizi buruk 2) Albumin serum < 3 – 8 g/dl 3) Kreatini serum < 10 mg/dl 4) IMT < 20 kg/m² 5) Kolesterol < 147 mg/dl 6) Prealbumin serum < 3mg/dl 1. Asupan energi inadekuat (NI-1.2). 2. Asupan oral inadekuat (NI-2.1). 3. Asupan cairan berlebihan (NI-3.2). 4. Penurunan kebutuhan zat gizi (NI-5.4). 5. Asupan protein berlebihan (NI-5.7.2). 6. Jenis Asupan protein atau asam amino tidak optimal (spesifik) (NI-5.7.3). 7. Pemanfaatan zat gizi terganggu (NC-2.1). 8. Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (spesifik) (NC- 2.2). 9. Kepatuhan yang rendah terhadap rekomendasi gizi (NB-1.6). 10. Pilihan makanan yang tidak diinginkan (NB-1.7). PGK Predialisis : Tujuan diit : - Mempertahankan keadaan gizi yang optimal - Mengurangi atau mencegah gejala-gejala uremia - Mengurangi progresivitas gagal ginjal dengan memperlambat turunnya laju filtrasi glomerulus - Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit Prinsip dan syarat diit : - Energi 35 kkal/kkg BB/hari, pada manula > 60 tahun 30 kkal/kg BB /hari - Protein rendah tergantung TKK (Tes Kliren Kreatinin). Atau GFR. Digunakan pada stase 3 (GFR 25 ml/mnt) 0,6 gr - 0,75 gr/kg BB / hari bahkan sekarang sd bisa s/0,8 gr/kg BB/hari ( hanya utk pasien DM) dianjurkan Protein Nilai Biologi Tinggi : Nilai Biologi Rendah = 50% : 50 % - Lemak 30 % dari total Energi - KH sisa dari % Protein dan Lemak (± 60 % total Energi) - Na disesuaikan dengan kondisi (hipertensi/retensi cairan/udem) < 2400 mgNa/hr - K : disesuaikan dengan kondisi (40-70 meq/kg BB/hari apabila K serum normal tidak dibatasi - P : 800 – 1000 mg/hari - Air disesuaikan dengan jumlah urine / hari + 500- 750 cc jika badan besar(bule ) bisa + 750 cc BMI 20-25 Albumin 3,5 – 5,0 gr/dl Pottasium /Kalium 3,5-5,5 mEq/l Phospor 2,5 – 5,0 mg/dl Kalsium 8,5 – 10,5 mg/dl Hb 11-12 gr/l GFR statbil Adekuat simpana lemak dan otot Asupan makanan > 80 % kebutuhan PGK dengan HD ( stase 5 dg TKK <15 ml/mt Tujuan diit : - Memperbaiki dan mempertahankan status gizi optimal - Mengganti kehilangan zat gizi pada saat proses HD - Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit - Mengendalikan kondisi terkait PGK spt anemia, penyakit tulang, kardiovaskuler,DM Prinsip dan syarat diit :
- Energi cukup 35 kkal/kg BB/hr
usia >60 tahun 30 kkal/ kg BB/hr - Protein : HD 1, 2 gr/kg BB /hr CAPD 1,3 gr/kg BB/hr - Lemak 25- 30 % dr Total Energi( jenuh 5%, tidak jenuh 20 -25%) - KH minimal 60 % dr total Energi - Na 1 gr – 2 gr bila urine 1 lt/24 jam - K (Kalium): 2 – 3 gr bila urine 1 ltr/24 jam atau 40 mg/kg BB tanpa udem - P (Phosfor) : 17 mg/kgBBI atau 800- 1200 mgsehari (ADA 2002) Ada yang menyarankan pembatasan P 12 mg/kgBBI dan ini sulit dipenuhi , karena kebutuhan protein HD diatas 1,2gr/KgBB - Ca (calsium): 1000 – 1500mg/hari max 2000 mg /hari PGK dengan Dialisis Peritonium Mandiri Berkesinambungan (DPMB) atau Continous Ambolatory Peritoneal Dialysis (CAPD) Tujuan diit : - Mencukupi kebutuhan protein untuk menggantikan tingginya protein yang hilang dalam dialisat dan menjaga kesimbangan nitrogen - Mengatur asupan natrium - Membatasi asupan P untuk mengontrol hiperposfatemia Prinsip dan syarat diit : - Enegi 35 – 45 kalori/kg BB/hari. Energi dari cairan CAPD ( berupa infus Dextrosa dimana diperkirakan 80 % dextrosa dalam dialisat dapat diabsorpsi dan menyumbangkan 15-30% dari kebutuhan total kalori dengan konsentrasi pada umumnya : 1,5% , 2,5%, 3,5%, dan 4,5%. Berikut Energi yang diserap berupa ; - 510 kkal (dextrosa1,5%; 1,5%; 1, 5%; 4,5%) - 570 kkal( dex 1,5%; 2,5%; 1,5%; 4,5%) - 660 kkal ( dex 1,5%; 4,5%; 1,5% ; 4,5% - 680 kkal ( dex 2,55; 2,5%; 2,5%;4,5%) - 770 kkal( dex 2,5%;4,5%;2,5%; 4,5%) Pasien laki-laki TB 170 Cm, BBI 63 kg dan umur 40 tahun Kebutuhan Energi : 63 X 35 = 2205 kkal Kebutuhan protein: 63 x 1,3 =81 gr Menggunakan cairan CAPD dex 1,5% 3X di pagi -siang hari dan malam hari 4,5%berarti total energi = 510 kkal dari cairan dialisat maka kebutuhan Eenrgi dari makanan = 22o5 kkal – 510 kkal = 1695kkal dibulatkan 1700kkal P dan Ca : sama dengan pasien Hd Na dan Cairan : Na = < 2,4 gr/hari ( 1000-2300 mg/hari, Cairan tidak melebihi 2 ltr /hari. Atau sama dengan HD yaitu 500 – 750 ml+ urine tampung 24 jam. - Protein > dr Pasien PGK HD karena proses kehilangan protein lebih besar shg dibutuhkan ≥1,2 - 1,3 gr/kg BB -Lemak 30 % total energi