Anda di halaman 1dari 30

BEDAH PRODUK ENTERAL UNTUK GANGGUAN GINJAL

Dosen Pembimbing:
Ayu Rahadiyanti, S.Gz, M.Gz
Gemala Anjani, Ph.D
dr. Etisa Adi Murbawani, M.Si.,Sp.GK

disusun oleh

Rochanisa Sita A 22030114120062


Yossie Ayu Andini 22030114140075
Silvia Inge Safitri 22030114130076
Zulfa Amalia 22030114140077
Maghfira Tiara Adilla 22030114140086
Christina Reza Hastuti 22030114130096

PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
BEDAH PRODUK ENTERAL UNTUK GANGGUAN GINJAL

A. Pendahuluan menurut K-DOQI (Kidney Disease Outcomes Quality Initiative)


Zat gizi enteral adalah zat gizi yang diberikan melalui saluran pencernaan
menggunakan tabung, kateter, atau stoma yang menyediakan zat gizi distal ke rongga
mulut. Zat gizi enteral pada pasien GGK stadium 2-5 diberikan apabila makanan tidak
dapat diberikan secara oral. Peran zat gizi enteral yaitu untuk mencegah terjadinya
sindrom wasting energi-protein.1
Kebutuhan energi untuk anak yang mengalami GGK stadium 2-5 harus
dipertimbangkan 100% dari estimasi kebutuhan energi yang disesuaikan dengan
umur, tingkat aktivitas fisik, dan IMT tiap individu. Penyesuaian lebih lanjut
mengenai kebutuhan energi pasien dilihat berdasarkan tingkat kenaikan atau
penurunan berat badan. 1

Kenaikan berat badan yang signifikan dan percepetan pertumbuhan terjadi pada
anak yang diberikan makanan enteral lebih dari 2 tahun pada umur 2-5 tahun tanpa
melebihi kebutuhan energi normal. Hal tersebut telah dibuktikan pada 35 orang anak
yang berusia kurang dari 5 tahun dengan GGK stadium 4-5. Suplemen enteral bagi
anak-anak yang menderita GGK stadium 2-5 disarankan memiliki keseimbangan
kalori antara karbohidrat dan lemak tak jenuh yang sesuai dengan RAD (Referensi
asupan diet). Formula dan makanan enteral dapat dikonsentrasikan atau dilengkapi
dengan bubuk polimer glukosa komersial dan / atau lemak cair. Pemberian makanan
padat energi mungkin dibutuhkan pada anak-anak yang memiliki GGK stadium 5
dengan oligoanuria.1

Asupan protein makanan diberikan sebesar 100% sampai 140% RAD berat
badan ideal pada anak dengan GGK stadium 3 dan 100% sampai 120% RAD pada
anak-anak dengan GGK stadium 4 sampai 5. Penggunaan suplemen protein secara
enteral perlu dipertimbangkan apabila dari makanan dan cairan tidak terpenuhi.
Suplemen protein dapat digunakan untuk meningkatkan asupan protein.1

Pemberian asupan vitamin bagi anak-anak dengan GGK stadium 2 sampai 5


paling sedikit 100% RAD untuk thiamin (B1), riboflavin (B2), niacin (B3), asam
pantotenat (B5), piridoksin (B6), biotin (B8), cobalamin (B12 ),Asam askorbat (C),
retinol (A), tokoferol (E), vitamin K, asam folat, tembaga, dan seng.1
Jumlah asupan kalsium enteral yang berasal dari berbagai sumber zat gizi dan
pengikat fosfat berada pada kisaran 100% sampai 200% dari RAD bagi anak yang
menderita GGK stadium 2-5. Asupan kalsium enteral dan pengikat fosfat tersebut
tidak boleh melebihi 200% dari RAD.

Apabila level serum 25-hydroxyvitamin D kurang dari 30 ng/ mL (75 nmol/ L),
maka diperlukan suplementasi vitamin D2 (ergocalciferol) atau vitamin D3
(cholecalciferol).

Pada bayi yang mengalami GGK, diberikan asupan enteral rendah fosfor. Susu
tinggi fosfor baru diberikan apabila bayi sudah berusia 18-36 bulan. Asupan pengikat
fosfat juga dapat menurunkan konsentrasi serum fosfor secara efektif. 1
Pemberian suplemen bebas air dan suplemen sodium harus diperhatikan bagi
anak dengan GGK stadium 2-5 dan polyuria. Pemberian suplemen sodium secara
enteral sebesar 3.2 ±1.04 mmol/kg. Asupan sodium dibatasi apabila pasien menderita
GGK stadium 2-5 dengan hipertensi dan prehipertensi. Sedangkan asupan cairan
harus dibatasi pada anak-anak dengan GGK stadium 3-5 dan oligoanurik untuk
mencegah komplikasi kelebihan cairan.
Tabel Kebutuhan Zat Gizi pada Pasien Gangguan Ginjal2
Sindrom
Akut GGK Hemodialisis Peritonial Dialisis
Nefrotik
0,8-1,0 g/kg
0,6-0,8 g/kg
0,60-0,75 g/kg Menggantikan ≥1,2 g/kg ≥1,2-1,3 g/kg
berdasarkan
Memiliki urin yang Memiliki Memiliki
Protein fungsi/
bioavailabilitas hilang masih bioavailabilitas bioavailabilitas
pengobatan
tinggi ≥50% menjadi tinggi ≥50% tinggi ≥50%
ginjal
perderbatan
35 kkal/kg
Umur >60 Umur >60
kecuali Umur >60 tahun
tahun = 30-35 tahun = 30-35
obesitas; = 30-35 kkal/kg
35-50 kkal/kg kkal/kg kkal/kg
Karbohidrat
Energi berdasarkan
kompleks; Umur <60 tahun,
status gizi Umur <60 Umur <60
Rendah ternasuk dialysate
tahun = tahun =
kolesterol; = 35kkal/kg
35kkal/kg 35kkal/kg
Lemak <30%
1-2 g/ hari
berdasarkan
1-3 g/ hari
tekanan
hingga tidak 2 gr/ hari; diamati
darah, edema,
Na+ ditambahkan 1-2 g/ hari 2 g/ hari keseimbangan
menggantikan
garam sama cairannya
Na yang
sekali
hilang selama
fase diuretik
Menjaga Biasanya tidak Biasanya tidak 2-3 g/hari 3-5g/hari
K+
serum <5 dibatasi dibatasi menyesuaikan menyesuaikan
mEq/L; kecuali level level serum level serum
menggantikan serumnya
K yang hilang sudah tinggi
selama fase
diuretik
800-1000 800-1000
Serum fosfor Serum fosfor 800-1000 mg/hari
mg/hari mg/hari
Fosfor tidak ada tidak ada
batasan batasan 10-12mg/g pro
10-12mg/g pro 10-12mg/g pro
Berdasarkan
Sama dengan <0,2 g/ hari;
Serum tidak RAD; <0,2 g/ hari;
Kalsium kebutuhan Tidak ada
ada batasan Tidak ada Tidak ada batasan
predialisis batasan
batasan
Jumlah cairan Jumlah cairan
Menjaga Menjaga
yang keluar Biasanya tidak yang keluar
Cairan keseimbangan keseimbangan
ditambah dibatasi ditambah
cairan cairan
500cc/ hari 1000cc/ hari
Vitamin C =
Sesuai dengan Sesuai dengan 60-100
RAD; Vitamin RAD; Vitamin mg/hari; Sama seperti
B-kompleks & B-kompleks & Vitamin B6 = kebutuhan
C, memastikan C, memastikan 2mg/hari; hemodialisis, tapi
vitamin D vitamin D Folat = 1-5 ditambahkan
Sesuai
tercukupi; tercukupi; mg/hari; kebutuhan
dengan RAD;
Vitamin/ memberikan memberikan B12 = 3µg/ vitamin B1 = 1,5-
menyesuaikan
Mineral 1,25 vitamin D 1,25 vitamin D hari; yang 2mg/hari karena
derajat
untuk untuk lainnya sesuai zat tersebut hilang
katabolisme;
mengontrol mengontrol dengan RAD; saat dialisis;
PTH; Seng dan PTH; Seng dan Vitamin E= 15 memberikan 1,25
zat besi sesuai zat besi sesuai IU/ hari; vitamin D untuk
kebutuhan tiap kebutuhan tiap Seng = mengontrol SHPT
individu individu 15mg/hari;
Tidak Tidak
Serat 20-30 g 20-25 g 20-25 g
diketahui diketahui

B. European Society for Parenteral and Enteral Nutrition (ESPEN)


1. Enteral pada Pasien Gagal Ginjal Akut

Enteral pada Pasien Gagal Ginjal Akut


Indikator Zat Gizi Rekomendasi
Makronutrien Energi 20-30 kkal/kgBB/hr
Karbohidrat 3-5 g/kgBB/hr
Lemak 0,8-1,2 (max 1,5) g/kgBB/hr
Protein
-Terapi Konservatif -0,6 (max 1.0) g/kgBB/hr
-Terapi Ekstrakorporeal -1,0-1,5 g/kgBB/hr
-CCRT dengan -Sampai 1,7 g/kgBB/hr
Hiperkatabolik
Vitamin C < 30-50 mg/hr
Selenium 2x kebutuhan sehari
Mikronutrien
Tiamin 2x kebutuhan sehari
Zink Tidak butuh penambahan
Kalium Sesuai kebutuhan sehari
Elektrolit
Fosfat Sesuai kebutuhan sehari
Indikasi Gunakan tube feeding (TF) -
bila asupan normal dan
suplemen oral (ONS) tidak
mencapai kebutuhan.
Pada pasien ARF parah
dan pasien ICU gunakan
TF, jika memungkinkan
EN dimulai dalam 24 jam
Rute - ARF tanpa komplikasi : -
ONS
- ARF dengan gangguan
gastrointestinal :
nasogastrik tube atau
jejenostomy/gastrostomy
Apabila tidak dapat
terpenuhi dengan EN
maka gunakan parenteral
Tipe formula Formula standar sebagian -
besar cukup untuk
memenuhi keburuhan
pasien.

*catatan:

 Perhatikan bila pasien hipokalemia atau hipofosfatemia terutama pada kondisi


refeeding syndrome
 Formula enteral untuk penyakit spesifik:
 Bebas asam amino atau formula bubuk basis peptida: konsep diit rendah
protein dengan suplementasi asam amino esensial pada pasien CRF tidak
berlaku juga pada pasien ARF. Beberapa formula ini mengandung 8 asam
amino esensial ditambah histidin dan disuplementasi substrat energi, vitamin
dan mineral mikro. Kekurangannya adalah energinya sangat rendah tetapi
osmolalitasnya tinggi dan kesulitan dalam penyajiannya sehingga baik jika
disajikan dalam produk liquid siap konsumsi.
 Formula protein utuh untuk pasien non-uremia: pada pasien critical ill
dengan ARF formula standar biasa digunakan. Kekurangan formula ini yaitu
jumlah dan tipe protein dan tinggi elektrolit (seperti: kalium dan fosfat) yang
dapat menyebabkan masalah. Formula ini tidak diketahui jika diperkaya
substrat spesifik seperti glutamin, arginin, nukleotida atau asam lemak omega-
3 yang mungkin bermanfaat untuk pasien ARF.
Formula spesifik untuk penyakit ginjal: formulai ini merupakan tipe liquid
siap konsumsi yang tepat digunakan oleh pasien CRF. Produk ini memiliki
karakteristik rendah protein dan elektrolit. Tipe kedua formula ini diperuntukkan
pasien hemodialisis, mengandung tinggi protein dan rendah elektrolit dan tinggi
energi (1,5-2 kkal/ml). Untuk saat ini, formula tersebut paling tepat digunakan untuk
perawatan intensif pasien hiperkatabolik dengan ARF.3

2. Enteral pada Pasien Gagal Ginjal Kronis

Enteral pada Pasien Gagal Ginjal Kronis


Indikator Zat Gizi Rekomendasi
Makronutrien Energi 35 kkal/kgBB/hr
Karbohidrat -
Lemak -
Protein
-GFR 25-70 ml/min -0,55-0,6 g/kgBB/hr
-GFR <25 ml/min -0,55-0,6/kgBB/hr
Natrium 1,8-2,5 g/hr
Mineral Kalium 1500-2000 mg/hr
Fosfat 600-1000 mg/dhr
Indikasi Gunakan tube feeding (TF) bila asupan -
normal dan suplemen oral (ONS) tidak
mencapai kebutuhan.
- asuhan gizi diberikan seperti pada
pasien ARF yang menerima EN
- pasien CRF yang tidak dapat
mencapai kebutuhan oral maka
diberikan TF semalaman untuk
mencapai asupan zat gizi
- pasien CRF lansia memiliki asuhan
khusus. Kebutuhan zat gizi dan
dukungan gizi tidak diteliti lebih
lanjut, tetapi prevalensi pasien lansia
yang uremia >75 tahun meningkat
Tipe formula -Formula standar EN untuk jangka -
pendek pada pasien CRF dengan gizi
kurang.
-EN>5 hari menggunakan formula
khusus atau formula spesifik (formula
rendah protein dan elektrolit)
- asam amino esensial dan alfa keto-
analogues dalam diet rendah protein
bertujuan untuk memperbaiki fungsi
ginjal
*catatan :

 Pasien CRF yang menerima TF berdasarkan kondisi sebagai berikut:


 Pasien CRF dengan kondisi katabolik akut yang tidak memungkinkan
menerima makanan oral, dan diperlakukan seperti pasien ARF
 Pasien CRF yang tidak dapat memenuhi kebutuhan oral, dapat diberikan TF
semalaman untuk mencapai kebutuhan asupan optimal.
 Pasien CRF lansia membutuhkan asuhan dan dukungan gizi khusus yang
belum diteliti lebih lanjut.
 Formula standar dapat digunakan dalam jangka waktu pendek pada pasien CRF gizi
kurang, tetapi apabila EN akan diberikan lebih dari 5 hari maka digunakan formula
spesifik (rendah protein dan elektrolit)
 Formula saat ini yang tepat digunakan adalah dengan kandungan 8 asam amino
esensial klasik dengan tambahan histidin, substrat energi, vitamin dan mineral mikro.
Formula tipe baru dengan asam amino/peptida sebagai komposisi utama formula
modular dengan perpaduan protein dan energi yang tepat, tetapi kekurangannya yaitu
waktu persiapan yang kurang efisien dan memilliki risiko tinggi kontaminasi,
karenanya penggunaan formula bubuk berasis asam amino/peptida dapat diganti
dengan formula protein utuh yang siap konsumsi.
 Formula protein utuh untuk pasien CRF: Formula siap konsumsi ini adalah
perkembangan untuk EN pasien CRF dengan kondisi stabil. Produk ini mengandung
rendah protein dan elektrolit dengan energi 1,5-2 kkal/ml. Beberapa mengandung zat
gizi antara lain histidin, karnitin, dan tirosin dengan tambahan rasa yang dapat
memperbaiki penerimaan dalam bentuk ONS.3
3. Enteral pada Pasien Hemodialisis

Enteral pada Pasien Hemodialisis


Indikator Zat Gizi Rekomendasi
Makronutrien Energi 35 kkal/kgBB/hr
Karbohidrat 3-5 g/kgBB/hr
Lemak 0,8-1,2 (max 1,5) g/kgBB/hr
Protein 1,2-1,4 g/kgBB/hr
Vitamin Vitamin C 30-60 mg/hr
Vitamin D Diberikan sesuai serum
kalsium, fosfat dan hormon
paratiroid
Mineral Natrium 1,8-2,5 g/hr
Kalium 2000-2500
Fosfat 800-1000
Zink (suplemen) 15 mg/hr
Selenium (suplemen) 50-70 mcg/hr
Asam folat 1 mg/hr
B6 10-20 mg/hr
Cairan Cairan 1000 + volum urin
Indikasi EN diberikan bila: -
-pasien HD dengan kondisi
katabolik akut yang tidak
mampu memenuhi
kebutuhan normal asupan.
Asuhan gizi seperti pasien
ARF
- pasien HD dengan asupan
oral tidak adekuat.
- pasien HD yang tidak sadar
- pasien yang dirawat
dirumah dan membutuhkan
EN
Apabila pasien tidak dapat
memenuhi kebutuhan
dengan EN maka dapat
diberikan parenteral
Rute - menggunakan ONS untuk -
memperbaiki status gizi
- menggunakan TF jika
konseling gizi dan ONS
tidak berhasil
- ONS lebih baik diberikan
untuk pasien HD dalam
kondisi sadar
- TF melalui nasogastrik
digunakan bila pasien tidak
mampu ONS atau tidak
dapat mencukupi kebutuhan
asupan
- pada pasien gastroparesis,
nasojejunal TF dapat
digunakan atau dapat
menggunakan gastrostomy/
jejunostomy dalam jangka
waktu panjang
Tipe formula -Pasien CRF dengan dialisis -
diberikan terapi seperti ARF
dengan standar ONS.
Formula siap konsumsi
dengan kansungan tinggi
protein (bentuk oligopeptida
dan asam amino bebas),
rendah kalium dan fosfat
dengan energi spesifik (1,5-2
kkal/ml), tambahan histidin,
taurin, tirosin dan karnitin,
dengan tambahan rasa dapat
menjadi satu-satunya sumber
EN
- untuk TF menggunakan
formula spesifik HD dengan
kandungan fosfor dan
kalium yang diperhatikan
* catatan :

 ONS dapat diberikan setelah 2-3 jam makan utama dan mampu untuk mengurangi
komplikasi katabolisme. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ONS dalam 237
ml mengandung 16,6 g protein, 22,7 g lemak dan 53 g karbohidrat selama 6 bulan
dapat memperbaiki konsentrasi protein (albumin dan transtiretin), skor SGA, dan
sebagian kecil BMI
 Pemberian makanan dengan jalur nasogastrik dengan formula strandar yang
mengandung 44 g protein dan 2060 kkal energi pada pasien kurang gizi yang rutin
terapi dialisis menunjukkan perbaikan plasma protein. Penelitian lain
membandingkan formula standar, formula spesifik, dan formula spesifik dengan
suplementasi serat (fruktooligosakarida) dengan 35 kkal energi dan 1,25 g
protein/kgBB/hari selama 20 hari menunjukkan formula spesifik memperbaiki
konsentrasi serum elektorlit (fosfor, kalium, dan kalsium). Kemudian sebanyak 8 dari
10 pasien mengalami hipofosfatemia selama pemberian TF dengan formula rendah
elektrolit, sehingga diperlukan monitoring fosfor selama pemberian makan.3

4. Enteral pada Pasien Peritonial Dialisis

Enteral pada Pasien Peritonial Dialisis


Indikator Zat Gizi Rekomendasi
Makronutrien Energi 35 kkal/kgBB/hr
Karbohidrat 3-5 g/kgBB/hr
Lemak 0,8-1,2 (max 1,5) g/kgBB/hr
Protein 1,2-1,5 g/kgBB/hr
Terapi Konservatif 0,6 (max 1.0) g/kgBB/hr
Terapi Ekstrakorporeal 1,0-1,5 g/kgBB/hr
CCRT dengan Sampai 1,7 g/kgBB/hr
Hiperkatabolik
Mikronutrien Vitamin C (suplementasi) 100 mg/hr
Natrium 1,8-2,5 g/hr
Kalium 2000-2500 mg/hr
Fosfat 800-1000 mg/hr
Cairan Cairan 1000+volume urin
Indikasi ONS dapat membantu -
mengoptimalkan asupan oral
yang tidak adekuat dan TF
digunakan apabila tidak
mampu memenuhi kebutuhan
dengan oral
Tipe formula Formula dengan kandungan -
tinggi protein dan rendah
karbohidrat lebih baik
dengan rute ONS

* catatan :

 Pasien bayi dengan CAPD dapat menggunakan tube dalam pemberian makan,
sedangkan informasi mengenai EN pada pasien CAPD dewasa sangat terbatas dan
biasanya berkaitan dengan ONS dan makanan normal. Pada penelitian dengan
membandingkan pemberian rendah fosfat dan protein dengan ONS menunjukkan
perbaikan paramater gizi terkait berat badan, antropometri dan jumlah limfosit
dibandingkan dengan kelompok yang tidak menerima suplementasi.3

C. American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (ASPEN)


Panduan praktis menurut ASPEN4:
1. Pasien dengan penyakit ginjal sebaiknya menjalani pengkajian gizi, termasuk
evaluasi dari inflamasi dengan menerapkan rencana asuhan gizi.
Pasien dengan AKI memiliki kadar sitokin yang menunjukkan bahwa
hipoalbuminemia dapat terjadi akibat respons fase akut negatif terhadap inflamasi.
pasien GGK stage 5 memiliki tingkat inflamasi sitokin yang lebih tinggi.
Penurunan berat badan, rendahnya konsentrasi albumin serum dan penurunan nafsu
makan diakibatkan oleh terjadinya inflamasi.
2. Formula parenteral yang mengandung asam amino standar sebaiknya diberikan
kepada pasien gagal ginjal akut.
Produk enteral yang mengandung asam amino esensial (EAA) dapat diberikan
untuk pasien gagal ginjal akut. Sebuah penelitian melakukan penelitian terhadap 2
kelompok kecil untuk membandingkan efek penggunaan asam amino esensial saja
atau kombinasi antara asam amino esensial dengan asam amino non esensial.
3. Zat gizi parenteral intradialisis sebaiknya tidak digunakan sebagai suplemen gizi
pada pasien gagal ginjal stage 5 dengan malnutrisi
Zat gizi parenteral intradialisis dibatasi oleh kebutuhan yang berfungsi untuk
melengkapi asupan melalui infus selama hemodialisis (HD). Dengan potensi
seperti ini pemberian glukosa dan lipid cepat menyebabkan efek yang negatif.
IDPN dikaitkan dengan peningkatan berat badan dan konsentrasi albumin serum.
Dalam sebuah studi retrospektif pasien yang kurang gizi dengan albumin normal
yang menerima IDPN memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi daripada
mereka yang tidak menerima IDPN.
4. Pasien dengan gagal ginjal dapat menerima asupan enteral bila terdapat gangguan
saluran pencernaan.
Beberapa ulasan klinis mendukung penggunaan zat gizi enteral pada pasien
gagal ginjal. Pada pasien gagal ginjal akut pemberian asupan energi dan protein
dengan menggunakan zat gizi enteral tidak berbeda dengan pasien critical ill
dengan fungsi ginjal yang masih normal meskipun residu lambung dan oklusi
tabung lebih sering terjadi pada pasien AKI dengan dialisis.
Zat gizi enteral lebih mudah untuk dicerna secara efektif pada pasien gagal ginjal
akut dengan malnutrisi, sedangkan pasien yang menerima zat gizi parenteral
memiliki angka kematian dan infeksi yang lebih tinggi. Tingkat keparahan
penyakit dapat mempengaruhi hasil klinis dan rute pemberian makanan.
5. Kebutuhan energi pada pasien gagal ginjal dapat ditingkatkan dengan indirect
kalorimetri jika memungkinkan. Jika indirect calorimetri tidak memungkinkan,
maka perlu dilakukan pengkajian kebutuhan asupan energi secara individual, serta
dukungan zat gizi lain yang direkomendasikan
Penelitian awal tentang indirect kalorimetri menyarankan pasien gagal ginjal
akut dan sepsis meningkatkan kebutuhan energi sampai 30% dibandingkan dengan
pasien dengan fungsi ginjal normal dan tanpa sepsis. Penelitian yang dilakukan
pada tahun 2005 membandingkan keseimbangan nitrogen pada pasien dengan
gagal ginjal akut dan dialisis yang menerima protein 1,5 gr/kgBB/hr dan 30
kkal.kgBB/hr atau 40 kkal/kgBB/hr melalui jalur parenteral. Kemudian dapat
disimpulkan bahwa perbedaan kecil dalam keseimbangan nitrogen tidah diimbangi
dengan peningkatan risiko komplikasi metabolik.
6. Untuk meningkatkan keseimbangan nitrogen pada pasien gagal ginjal akut
kebutuhan protein diperkirakan berdasarkan tingkat katabolik, fungsi ginjal, dan
dialisis.
Pasien dengan gagal ginjal akut yang menerima terapi dialisis karena adanya
keterbatasan fungsi ginjal, tetapi juga karena gagal ginjal akut yang ditandai
dengan tingginya tingkat katabolisme. Beberaa penelitian menunjukkan bahwa
asupan protein selama Continous Renal Replacement Therapy (CRRT) harus
berkisar antara 1,8 – 2,5 gr/kgBB/hari. Pasien gagal ginjal akut yang menjalani
hemodialisis dapat menunjukkan keseimbangan nitrogen positif saat menerima
asupan protein sebanyak 1,5 gr/kgBB/hr. Sebuah penelitian mencatat bahwa 1 gr
peningkatan keseimbanagn nitrogen akan meningkatkan kelangsungan hidup
pasien sebesar 21%. Pasieng menjalani emodialisis sebanyak 3 kali atau lebih
dalam satu minggu atau yang menjalan Chronic Ambulatory Peritoneal Disease
(CAPD) setiap hari memerlukan asupan protein. Asupan protein bagi pasien yang
menjalani hemodialisis adalah 1,2 gr/kgBB/hr, dan bagi yang menjalani CAPD
sebanyak 1,3 gr/kgBB/hr. Dosis ini dianjurkan untuk mengganti albumin dan asam
amino yang hilang selama dialisis yang dikombinasikan dengan keadaan katabolik
pada pasien GGK, dan diukur berdasarkan keseimbangan nitrogen.
Sebaliknya, pasien GGK stage III atau IV memiliki fungsi ginjal yang tidak
optimal sehingga memerlukan pembatasan asupan protein sebanyak 0,3 – 0,6
gr/kgBB/hr. Proses katabolis yang berhubungan dengan penyakit akut atau infeksi
hampir meningkatkan kebutuhan protein dan energi pada pasien yang mendapat
pembatasan protein. Tetapi perlu dilakukan evaluasi terhadap hal tersebut sebelum
memberikan rekomendasi asupan energi.
7. Asupan elektrolit harus diperkirakan dengan memonitoring konsentrasi serum dari
kalium, magnesium, phosphat, dan kalsium.
Pasien dengan AKI mengalami kehilangan kalsium dan magnesium dalam
cairan dilasat. Untuk menjaga keseimbangan kalsium dan magnesium selama
dialisis, maka diperlukan infus kalsium dan magnesium secara berkelanjutan
selama dialisis.4
Indikator Zat gizi Rekomendasi
Makronutrien Energi 40 kkal/KgBB/hr
Protein:
Stage V dengan HD 1,2 gr/kgBB/hr
Stage V dengan PD 1,3 gr/kgBB/hr
Stage III atau IV 0,3-0,6 gr/kgBB/hr
Karbohidrat -
Lemak -
Mineral Kalium Disesuaikan dengan
Magnesium konsentrasi serum
Fosfor
Kalsium
Indikasi EN secara oral diberikan bila
sistem pencernaan masih
berfungsi.
Tipe formula Dapat menggunakan formula
standar untuk memenuhi
kebutuhan pasien.
D. PRODUK ENTERAL
1. Nephrisol-D5
a. Nama produk : NEPHRISOL-D

b. Nilai gizi, per saji :


Zat gizi Jumlah Zat gizi Jumlah
Energi 260 kkal Vitamin A 15 % AKG
Karbohidrat 39 g Vitamin B1 25% AKG
Lemak 6g Vitamin B2 25% AKG
Protein 13 g Niacin 20% AKG
Leucine 1,43 g Pantothenic acid 15% AKG
Isoleucine 1,06 g Vitamin B6 30% AKG
Valine 0,99 g Biotin 10 mg
Tryptophan 0,19 g Folic acid 15% AKG
phenylalanine 0,79 g Vitamin B12 10% AKG
Methionine 0,481 g Vitamin C 10% AKG
Threonine 0,73 g Vitamin D3 6% AKG
Lysine 1,00 g Vitamin E 10% AKG
Histidine 0,43 g Calcium 15% AKG
Aspartate 0,90 g Phosphorus 10% AKG
Glutamate 2,28 g Magnesium 8% AKG
Serine 0,53 g Chloride 60 mg
Glysine 0,17 g Zinc 15% AKG
Arginine 0,41 g Selenium 15% AKG
Alanine 0,56 g Sodium 65 mg
Tyrosine 0,35 g Potassium 85 mg

c. Bentuk sediaan:
Bubuk dalam sachet
d. Farmakologi:
Mengandung maltodextrin, minyak nabati, sukrosa, premiks asam amino,
whey protein, kalsium kaseinat, sukralosa, mineral, dan vitamin yang dapat
mencukupi kebutuhan kalori harian dan nutrisi pasien Penyakit Ginjal Kronik
(PGK), khususnya pada tahap dialisis.
e. Indikasi:
Makanan diet khusus diformulasikan untuk gangguan ginjal kronik pada tahap
dialisis, terutama untuk membantu memenuhi kebutuhan protein yang hilang
akibat dialisis untuk mencapai 1,2-1,3 g protein/kg/hari
f. Dosis :
Dosis : menurut petunjuk dokter/ahli gizi
Apabila diperlukan 1560 kkal dan 77 g protein, dapat diberikan 6 gelas
Nephrisol-D
g. Zat gizi Nephrisol-D berdasarkan ASPEN, ESPEN dan KDOQI
Zat Gizi Nephrisol-D ESPEN ASPEN KDOQI
Makronutrien
- Energi 260 kkal 35 40 Umur >60 :
kkal/kgBB/hr kkal/kgBB/hr 30-35
kkal/kgBB/hr
Umur <60 :
35
- Protein 13 g kkal/kgBB/hr
- Lemak 6g - 1,2 gr/kgBB/hr >1,2
0,8-1,2 (max - g/kgBB/hr
- Karbohidrat 39 g 1,5) g/kgBB/hr -
- Leucin 1,43 g 3-5 g/kgBB/hr -
- Isoleucine 1,06 g - - -
- Valine 0,99 - - -
- - -
-
Mikronutrien
- Trypthophan 0,19 g - - -
- Phenylalanine 0,79 g - - -
- Methionine 0,481 g - - -
- Threonine 0,73 g - - -
- Phenylalanine 0,79 g - - -
- Methionine 0,481 g - - -
- Threonine 0,73 g - - -
- Lysine 1,00 g - - -
- Histidine 0,43 g - - -
- Aspartate 0,90 g - - -
- Glutamate 2,28 g - - -
- Serine 0,53 g - - -
- Glysine 0,17 g - - -
- Arginine 0,41 g - - -
- Alanine 0,56 g - - -
- Tyrosine 0,35 g - - -
- Vitamin A 15 % AKG - - -
- Vitamin B1 25% AKG - - -
- Vitamin B2 25% AKG - - -
- Niacin 20% AKG - - -
- Pantothenic acid 15% AKG - - -
- Vitamin B6 30% AKG - - 2 mg/hr
- Biotin 10 mg - - -
- Folid acid 15% AKG - - 1-5 mg/hr
- Vitamin B12 10% AKG - - 3µg/ hari
- Vitamin C 10% AKG 100 mg/hr - 60-100 mg/hr
- Vitamin D3 6% AKG - - -
- Vitamin E 10% AKG - - 15 IU/hr
- Calcium 15% AKG - Disesuaikan <0,2 g/ hari;
dengan Tidak ada
konsentrasi batasan
serum
- Phosphorus 10% AKG - - 800-1000
- Magnesium 8% AKG - Disesuaikan mg/hr
dengan -
konsentrasi
serum
- Chloride 60 mg -
- Zinc 15% AKG - -
- Selenium 15% AKG - 15 mg/hr
- Sodium 65 mg 1,8-2,5 g/hr -
- potassium 85 mg 2000-2500 Disesuaikan 2 g/hr
mg/hr dengan 2-3 g/hr
konsentrasi
serum

Cairan 50 ml 1000 + volume - Jumlah cairan


urin yang keluar
ditambah
1000cc/ hari
Indikasi Makanan diet ONS dapat EN secara oral -
khusus membantu diberikan bila
diformulasikan mengoptimalka sistem
untuk n asupan oral pencernaan
gangguan yang tidak masih
ginjal kronik adekuat dan TF berfungsi.
pada tahap digunakan
dialisis, apabila tidak
terutama untuk mampu
membantu memenuhi
memenuhi kebutuhan
kebutuhan dengan oral
protein yang
hilang akibat
dialisis untuk
mencapai 1,2-
1,3 g
protein/kg/hari

Tipe formula Formula Dapat -


dengan menggunakan
kandungan formula standar
tinggi protein untuk
dan rendah memenuhi
karbohidrat kebutuhan
lebih baik pasien
dengan rute
ONS

2. Nephrisol6
a. Nama Produk: Nephrisol
b. Deskripsi Produk
Nephrisol adalah makanan Diet Khusus untuk gangguan ginjal kronis, dengan
nutrisi yang tepat dan cocok untuk kondisi Orang yang mengalami gangguan
ginjal. Mereka membutuhkan asupan nutrisi yang tidak menambah beban kerja
dari ginjal.
c. Bentuk sediaan: bubuk
d. Dosisi dan cara pemberian:
Menurut petunjuk dokter/ahli gizi, cara pemakaian 200 mL air hangat + 4
sendok takar (± 61 g) = 250 mL larutan (Kalori per 61 g : 260 Kkal)
e. Komposisi (per saji):
Zat gizi Jumlah Zat gizi Jumlah
Energi 260 kkal/saji Asam pantotenat 15% AKG
Lemak 6g Kalsium 20% AKG
Protein 5g Zat Besi 0% AKG
Karbohidrat 47 g Fosfor 10% AKG
Natrium 100 mg Magnesium 10% AKG
Kalium 60 mg Seng 15% AKG
Vitamin A 15% AKG Selenium 20% AKG
Vitamin C 10% AKG Klorida 60 mg
Vitamin D3 10% AKG Biotin 13 mcg
Vitamin E 10% AKG Nitrogen total 0,8 g
Vitamin B1 25% AKG Glutamin 0,2 g
Vitamin B1 25% AKG Taurin 0,2 g
Vitamin B2 25% AKG Valin 0,5 g
Niasin 20% AKG Fenilalanin 0,4 g
Vitamin B6 30% AKG Aspartat 0,2 g
Vitamin B12 15% AKG Treonin 0,3 g
Asam folat 15% AKG Leusin 0,7 g
Arginin 0,2 g Isoleusin 0,45 g
Histidin 0,2 g Serin 0,1 g
Prolin 0,2 g Glutamat 0,5 g
Alanin 0,1 gr Tirosin 0,1 g
Lisin 0,4 g Glisin 0,04 g
Triptofan 0,1 Metionin 0,4 gr
Sistein 0,04 g

f. Klaim Produk
Keunggulan dari Nephrisol adalah: Mengandung protein yang terdiri dari
asam amino esensial dan non esensial, Dilengkapi dengan vitamin dan
mineral, bebas laktosa, penggunaan Sukralosa sebagai pemanis yang aman
dikonsumsi penderita DM dan Tersedia dalam bentuk susu dan puding.
Tabel Komposisi Nutrisi Produk Enteral Kalbe7

Nama Produk Nephrisol Nephrisol-D


Energi (kkal/saji) 260 260
Karbohidrat (g/saji) 47 39
Protein (g/saji) 5 13
Lemak (g/saji 6 6
Densitas Kalori (kkal/ml) 1,04 1,04
Densitas Kalori
(Karbohidrat: Protein: Lemak) 72%: 8%: 20% 60%: 20%: 20%

Syarat untuk diet gagal ginjal adalah rendah protein, diutamakan mengandung
asam amino ketogenik (lysine dan leusine) dan BCAA (lysin, isoleusin, dan
valin). Penambahan asam amino ketogenik dapat mempertahankan
keseimbangan asam basa nitrogen sehingga terjadi perbaikan asidoi metabolik
pada GGK. Syarat lain formula enteral GGK adalah kepadatan energi
mencapai 2 kkal/ml. Kepadatan energi yang tinggi pada formula GGK
diperlukan karena adanya pembatasan atau retensi cairan dan mencegah
protein menjadi energi.8

Nephrisol ESPEN ASPEN KDOQI


Makronutrien :
- Energi 260 kkal/saji 35 kkal/BB/hri 40 kkal/BB/hri 30-35
- Karbohidrat 47 gram - - kkal/g
- Lemak 6 gram - -
- protein 5 gram 0,55-0,6 Stage V (HD) :
/kg/BB/hri 1,2 gram/BB/d 0,60-0,75
Stage V (PD) : gr
1,3 gram/BB/d
Stage III/IV :
0,3-0,6gr/BB/d
Mineral :
- Natrium 100 mg 1,8 – 2,5 g/hari - 1-3 g/hari
- Kalium 60 mg 1500-2000 mg Disesuaikan Tidak
- Fosfat 600-1000 mg - dibatasi

Indikasi Dalam Menggunakan Diberikan jika


bentuk bubuk tube feeding sistem GI masih
yang dapat Jika tidak bisa berfungsi
dijadikan mencapai
cair, asupan oral,
Menggunaka Formula EN
n tube diberikan
feeding atau semalaman
sonde agar mencapai
asupan zat gizi
Tipe formula Diberikan Formula Menggunakan
pada pasien khusus/ formula standar
gangguan spesifik ( untuk memenuhi
ginjal, rendah protein kebutuhan
Diberikan dan elektrolit ), pasien
rendah Untuk jangka
protein untuk pendek
mengurangi Asam amino
beban ginjal, esensial dalam
Mengandung diet rendah
protein yang protein untuk
terdiri dari memperbaiki
asam amino fungsi ginjal
esensial dan
non esensial

3. Novasource Renal9
a. Nama produk: NOVASOURCE RENAL

b. Produsen: NESTLE
c. Nilai gizi, per saji :
Energi 2,0 kkal / ml
Karbohidrat 37 %
Lemak 45 %
Protein 18 %
NPC: N 113: 1
N6: n3 2.7: 1
Air 72%
Memenuhi 100% RDI untuk 1000 mL
19 mikronutrien penting
Osmolalitas 800 (mOsm / kg air)
Renal Solute Load 605 (mOsm / L)
d. Bentuk sediaan: Bubuk dalam sachet
e. Varian rasa: Vanilla
f. Farmakologi:
Diformulasikan untuk memenuhi rekomendasi spesifik di dalam A.S.P.E.N.
Menyediakan 18% kalori dari protein (90,7 g / L). Padat kalori bagi pasien
yang membutuhkan pembatasan cairan. Memenuhi standar natrium,
potassium, dan klorida. Memiliki kandungan elektrolit yang optimal (kalium,
magnesium, fosfor) yang membantu mengatasi ketidakseimbangan.
g. Indikasi:
Makanan diet khusus diformulasikan untuk gangguan gagal ginjal akut
h. Dosis: menurut petunjuk dokter/ahli gizi
i. Zat gizi Novasource Renal berdasarkan ASPEN, ESPEN dan KDOQI
Zat Gizi Nephrisol-D ASPEN ESPEN KDOQI
Makronutrien
- Energi 2,0 kkal / ml 40 20-30 35-50 kkal/kg
kkal/KgBB/hr kkal/kgBB/hr berdasarkan
status gizi

- Protein 18 % 0,3-0,6 0,6 (max 1.0) 0,6-0,8 g/kg


gr/kgBB/hr g/kgBB/hr berdasarkan
fungsi/
pengobatan
ginjal
- Lemak 45 % - 0,8-1,2 (max -
1,5) g/kgBB/hr
- Karbohidrat 37 % - 3-5 g/kgBB/hr -
Cairan 72 % - - Jumlah cairan
yang keluar
ditambah
500cc/ hari
Indikasi Makanan diet EN secara oral Gunakan tube
khusus yang diberikan bila feeding (TF)
diformulasikan sistem bila asupan
untuk gangguan pencernaan normal dan
gagal ginjal masih suplemen oral
akut berfungsi. (ONS) tidak -
mencapai
kebutuhan.
Pada pasien
ARF parah dan
pasien ICU
gunakan TF,
jika
memungkinkan
EN dimulai
dalam 24 jam
Tipe formula Formula dengan Dapat Formula standar
padat kalori menggunakan sebagian besar
bagi pasien formula standar cukup untuk
yang untuk memenuhi -
membutuhkan memenuhi kebutuhan
pembatasan kebutuhan pasien.
cairan. pasien.
C. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

1. National Kidney Foundation. Clinical Practice guideline for nutrition in children with
CKD. Am J Kidney Dis. 2009;53(March 2009):1–124.
2. Nelms M, Sucher KP, Lacey K. Nutrition Therapy and Pathopysiology 2/e. 2nd editio.
Wadsworth; 2010.
3. Cano N, Fiaccadori E, Tesinsky P, Toigo G, Druml W. ESPEN GUIDELINES ESPEN
Guidelines on Enteral Nutrition : Adult Renal Failure. Clin Nutr [Internet].
2006;25:295–310. Available from:
http://intl.elsevierhealth.com/journals/clnu%5Cnhttp://espen.info/documents/ENKidney
.pdf
4. Mehta NM, Compher C, Directors ASPENB. A . S . P . E . N . Clinical Guidelines :
Nutrition Support of the Critically Ill Child. J Parenter Enter Nutr. 2010;34:260–76.
5. Kalbe. Medical K. Nephrisol-D [Internet]. 2013 [cited 2017 May 8]. Available from:
http://www.kalbemed.com/Products/Drugs/Branded/tabid/245/ID/4538/Nephri%0Asol-
D.aspx
6. Kalbemed. Nephrisol [Internet]. 2015. Available from:
http://www.kalbemed.com/Products/Drugs/Branded/tabid/245/ID/4537/Nephrisol.aspx
7. Kalbe. Kalbe. 2016;
8. Kresnawan T. Diet Rendah Protein dan Penggunaan Protein Nabati pada Penyakit
Gagal Ginjal Kronik. Instal gizi RSCM Jakarta.
9. Science NH. Novasource [Internet]. 2017 [cited 2017 May 10]. Available from:
https://www.nestlehealthscience.us/brands/novasource

Anda mungkin juga menyukai