Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN GIZI DEMAM TIFOID (TYPHOID)

a. Pengertian
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C.. Sinonim dari
penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis, ( Syaifullah Noer,
1998 ). Penyakit demam Tifoid ini bisa menyerang saat kuman tersebut
masuk melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran
pencernaan yaitu usus halus. Dan melalui peredaran darah, kuman sampai di
organ tubuh terutama hati dan limpa. Ia kemudian berkembang biak dalam
hati dan limpa yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.
b. Gejala
Gejala klinik demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis
yang ringan bahkan dapat tanpa gejala (asimtomatik). Secara garis besar,
tanda dan gejala yang ditimbulkan antara lain ;
1. Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun
menjelang malamnya demam tinggi.
2. Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah.
Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin
makan yang asam-asam atau pedas.
3. Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak
di hati dan limpa, Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya
menekan lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang
berlebihan, akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan
biasanya keluar lagi lewat mulut.
4. Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna
menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi
diare, namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit
buang air besar). Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi
menimbulkan rasa lemas, pusing, dan sakit perut. Terjadinya
pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.
c. Asuhan Gizi
1. Menulis data anamnesa pasien sebagai berikut :
a. Diagnosa medis :
b. Keluhan pasien :
c. Data antropometri : BB, TB, IMT, LILA
d. Data Fisik Klinis : Tensi , Suhu, Nadi
e. Data Laboratorium :
f. Riwayat Gizi : Kebiasaan Makan , Food Recall
2. Penulisan diagnosa medis berdasarkan data anamnesa yang
didapatkan. Penulisan diagnosa berdasarkan Diagnosa medis yang
terdapat pada referensi Asuhan Gizi di Puskesmas 2015 Halaman 13
meliputi domain intake (N.I) ,domain klinik (N.C) , dan domain
behaviour (N.B) dan dihubungkan dengan hasil anamnesa.
3. Penulisan intervensi diet mencakup tujuan, prinsip, dan syarat.
A. Tujuan pemberian diet :
1. Memberikan makanan yang cukup dan tidak membebani saluran
pencernaan.
2. Mencegah penurunan berat badan.
B. Prinsip :
1. Energi tinggi
2. Protein tinggi
3. Lemak rendah
4. Karbohidrat cukup
5. Cairan tinggi
6. Na dan K tinggi
7. Makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan keadaan
penyakitnya (mula-mula lunak kemudian makanan biasa).
8. Tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang
maupun menimbulkan banyak gas
C. syarat :
1. Energi diberikan lebih tinggi karena kenaikan energi basal
2. Protein diberikan tinggi karena karena terdapat peningkatan
pemecahan protein dan peningkatan kebutuhan system imun
akibat peradangan seperti : leukosyt dan sebagainya
3. Cairan diberikan tinggi karena banyak kehilangan cairan melalui
pernafasan, muntah, diare, keringat dan kebutuhan untuk untuk
menstabilkan suhu tubuh
4. Elektrolit (mineral) terutama Na dan K diberikan tinggi untuk
koreksi keseimbangan akibat demam.
5. Bentuk makanan sebaiknya diberikan minimal lunak dan berlaku
syarat-syarat pengolahan menurut konsistensi lunak serta
pemilihan bahan makanan menurut syarat bentuk makanan
lunak.
6. Pada kondisi demam diberikan makanan dalam bentuk olahan
menggunakan cairan lebih banyak (berkuah) atau banyak
menggunakan olahan buah dalam bentuk disetup atau dibuat jus
/dibuat sari buah.
7. Peningkatan kebutuhan vitamin untuk proses optimalisasi energi
terutama vitamin B komplek.
8. Sebaiknya lemak dikurangi terutama sumber bahan makanan
yang mengandung lemak pro imflamasi yaitu ; asam lemak
omega 6: minyak kelapa, minyak kelapa sawit, margarine,
mentega dan sebagainya.
4. Monitoring dan Evaluasi hasil asuhan
A. Monitoring :
1. Keluhan : Frekuensi diare, mual
2. Fisik klinis : Suhu
3. Antropometri : BB,IMT
B. Evaluasi :Pemahaman pasien mengenai edukasi dan asuhan yang
diberikan
ASUHAN GIZI DIARE
a. Pengertian
Yang dimaksud dengan diare adalah anak buang air besar dengan frekuensi
dan lamanya diare lebih dari biasanya (3 kali sehari) serta konsistensi tinja
berubah dari lembek menjadi cair dan atau ditemukan darah dalam tinja.
b. Gejala
Diare cair akut diare lebih dari 3 kali sehari berlangsung kurang
dari 14 hari dan tidak mengandung darah

1. Diare seperti air cucian beras sering dan


Kolera
banyak dan cepat menimbulkan dehidrasi
berat.
2. Diare dengan dehidrasi berat selama terjadi
KLB, Kolera
3. Diare dengan hasil kultur tinja positif utnuk
Vibrio Cholerae 01 atau 0139

Diare berdarah
Disentri
Diare berlangsung 14 hari atau lebih
Diare persisten

c. Asuhan Gizi
1. Menulis data anamnesa pasien sebagai berikut :
a. Diagnosa medis :
b. Keluhan pasien :
c. Data antropometri : BB, TB, IMT, LILA
d. Data Fisik Klinis : Tensi , Suhu, Nadi
e. Data Laboratorium :
f. Riwayat Gizi : Kebiasaan Makan , Food Recall
2. Penulisan diagnosa medis berdasarkan data anamnesa yang
didapatkan. Penulisan diagnosa berdasarkan Diagnosa medis yang
terdapat pada referensi Asuhan Gizi di Puskesmas 2015 Halaman 13
meliputi domain intake (N.I) ,domain klinik (N.C) , dan domain
behaviour (N.B) dan dihubungkan dengan hasil anamnesa.
3. Penulisan intervensi diet mencakup tujuan, prinsip, dan syarat.
A. Tujuan pemberian diet :
1. Mencegah dan memperbaiki keadaan dehidrasi.
2. Memberikan makanan tanpa memberatkan pencernaan.
B. Prinsip :
1. Karbohidrat sisa kebutuhan dari kebutuhan protein dan lemak
2. Protein cukup
3. Lemak cukup
4. Vitamin mineral cukup
5. Cairan tinggi
6. Tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang
maupun menimbulkan banyak gas
C. syarat :
1. Pemberian ASI harus terus dilanjutkan selama anak sakit, lebih
sering dari biasanya jika memungkinkan.
2. Anak yang tidak diberi ASI, lihat kemungkinan untuk relaktasi
(memulai lagi pemberian ASI) atau beri susu formula yang biasa
diberikan
3. Anak-anak berumur 6 bulan atau lebih harus menerima
makanan seperti biasanya
4. Berikan makanan padat sesuai umur anak, disajikan secara
segar dan dimasak, bisa ditumbuk atau digiling.
5. Jenis makanan yang direkomendasikan: Sereal atau makanan
lain yang mengandung zat tepung dicampur dengan kacang-
kacangan, sayuran dan daging/ikan, jika mungkin dengan 1-2
sendok teh minyak sayur yang ditambahkan ke dalam setiap
sajian.
6. Makanan Pendamping ASI lokal yang direkomendasikan dalam
pedoman MTBS di daerah tersebut.
7. Sari buah segar seperti apel, jeruk manis dan pisang dapat
diberikan untuk penambahan kalium.
8. Bujuk anak untuk makan dengan memberikan makanan
setidaknya 6 kali sehari (porsi kecil tapi sering). Berikan
makanan yang sama setelah diare berhenti dan berikan
makanan tambahan per hari selama 2 minggu.
4. Monitoring dan Evaluasi hasil asuhan
A. Monitoring :
1. Keluhan : Frekuensi diare, mual
2. Fisik klinis : Suhu
3. Antropometri : BB,IMT
B. Evaluasi :Pemahaman pasien mengenai edukasi dan asuhan yang
diberikan
ASUHAN GIZI TBC
a. Pengertian
infeksi yg menyerang saluran pernafasan biasanya paru dan dapat
menyerang organ lain seperti; tulang, jaringan limfe, saluran kemih, syaraf
dan saluran cerna.
b. Gejala
1. Mula-mula tidak merasa enak badan dan lemah
2. Anoreksi dan BB turun
3. Sore demam dan malam hari berkeringat
4. Batuk lebih dari 2 minggu mengeluarkan sputum
5. Anemia
6. Tenaga makin lemah Pada stadium akhir terbentuklah caverne dan
dapat disertai hemoptoe
7. Pemeriksaan laboratorium : Hb dan LED.
c. Asuhan Gizi
1. Menulis data anamnesa pasien sebagai berikut :
a. Diagnosa medis :
b. Keluhan pasien :
c. Data antropometri : BB, TB, IMT, LILA
d. Data Fisik Klinis : Tensi , Suhu, Nadi
e. Data Laboratorium :
f. Riwayat Gizi : Kebiasaan Makan , Food Recall
2. Penulisan diagnosa medis berdasarkan data anamnesa yang
didapatkan. Penulisan diagnosa berdasarkan Diagnosa medis yang
terdapat pada referensi Asuhan Gizi di Puskesmas 2015 Halaman 13
meliputi domain intake (N.I) ,domain klinik (N.C) , dan domain
behaviour (N.B) dan dihubungkan dengan hasil anamnesa.
3. Penulisan intervensi diet mencakup tujuan, prinsip, dan syarat.
A. Tujuan pemberian diet :
1. Makan secukupnya karena terjadi peningkatan kebutuhan energi
dan protein
2. Mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
3. Menambah/mempertahankan berat badan menjadi normal
4. Mengurangi produksi CO2 melalui peningkatan konsumsi lemak
dan mengurangi konsumsi karbohidrat 40-50% dari total energi.
B. Prinsip :
1. Tinggi energi
2. Tinggi protein
3. Lemak cukup
4. KH sisa kebutuhan protein dan lemak
5. Cukup Vitamin dan Mineral
6. Mudah dicerna
7. Porsi kecil tapi sering
8. Prinsip bentuk makanan pada fase TBC aktif adalah konsistensi
lunak.
9. Hindari makanan yang menimbulkan gas (kol, lobak, ubi, durian,
kedondong, nanas, nangka, tape ).
10. Tinggi serat dan cairan
11. Tinggi antioksidan
C. syarat :
1. Energi: diberikan 30-35 kkal/kgBB/hari secara bertahap sesuai
kondisi pasien
2. Protein: diberikan 1,5-2 g/kg/BB
3. Lemak: diberikan 20-25% dari total energi. Tetapi bila CO2
meningkat, maka diberikan lemak yang tinggi sampai 45% dari
total energi
4. Karbohidrat: dianjurkan 60-70% dari total energi. Namun jika CO2
meningkat, dapat diberikan karbohidrat yang rendah sebanyak
40-50% dari total energi
5. Vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup (Vitamin A, C, D,
B6, zink dan Fe)
6. Cairan secukupnya, minimal 2 liter
7. Selain itu dalam melakukan proses perhitungan kebutuhan zat
gizi terutama energi petugas gizi sebaiknya menggunakan
formula yang memperhitungkan faktor koreksi stres dan koreksi
status gizi, karena biasanya secara nyata kondisi penderita TBC
sangat individualistik.
4. Monitoring dan Evaluasi hasil asuhan
A. Monitoring :
a. Antropometri : BB,IMT
B. Evaluasi :Pemahaman pasien mengenai edukasi dan asuhan yang
diberikan
ASUHAN GIZI PADA AIDS
a. Pengertian
b. Gejala
Tanda dan gejala kurang gizi ( sesuai stadium HIV dan AIDS ); kehilangan
massa lemak, massa otot, kekurangan cairan dan zat gizi mikro
c. Asuhan Gizi
1. Menulis data anamnesa pasien sebagai berikut :
a. Diagnosa medis :
b. Keluhan pasien :
c. Data antropometri : BB, TB, IMT, LILA
d. Data Fisik Klinis : Tensi , Suhu, Nadi
e. Data Laboratorium :
f. Riwayat Gizi : Kebiasaan Makan , Food Recall
2. Penulisan diagnosa medis berdasarkan data anamnesa yang
didapatkan. Penulisan diagnosa berdasarkan Diagnosa medis yang
terdapat pada referensi Asuhan Gizi di Puskesmas 2015 Halaman 13
meliputi domain intake (N.I) ,domain klinik (N.C) , dan domain
behaviour (N.B) dan dihubungkan dengan hasil anamnesa.
3. Penulisan intervensi diet mencakup tujuan, prinsip, dan syarat.
A. Tujuan pemberian diet :
a. Tercapainya berat badan normal
b. Teratasinya gejala diare, intoleransi laktosa, mual dan muntah
c. Terlaksananya pemberian konseling kepada pasien untuk
memilihmakanan sesuai dengan selera dan kebutuhan gizi
d. Terhambatnya progresivitas HIV menjadi AIDS
e. Tercapainya kualitas hidup yang optimal pada ODHA untuk tetap
produktif, aktif bersosialisasi dengan keluarga dan masyarakat .
B. Prinsip :
a. Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) diberikan bertahap secara
oral, kaya vitamin dan mineral, serta cukup air.
C. syarat :
a. Energi Tinggi. Pada perhitungan kebutuhan, diperhatikan faktor
stres, aktifitas fisik, dan kenaikan suhu tubuh. Tambahkan energi
sebanyak 13% untuk setiap kenaikan suhu 1○ C
b. Protein Tinggi, yaitu 1,1 – 1,5 g / kg BB untuk memelihara dan
mengganti jaringan sel tubuh yang rusak. Pemberian protein
disesuaikan bila ada kelainan ginjal dan hati
c. Lemak cukup, yaitu 10 – 25% dari kebutuhan energi total. Jenis
lemak disesuaikan dengan toleransi pasien.
d. Vitamin dan mineral tinggi, yaitu 1 ½ kali ( 150% ) Angka
Kecukupan Gizi yang dianjurkan ( AKG ) , terutama vitamin A,B6,
B12, C, E, folat, kalsium, magnesium, seng, dan selenium.
e. Serat cukup; gunakan serat yang mudah cerna
f. Cairan cukup, sesuai dengan keadaan pasien. Pada pasien
dengan gangguan fungsi menelan, pemberian cairan harus
g. hati-hati dan diberikan bertahap dengan konsistensi yang sesuai.
h. Elektrolit. Kehilangan elektrolit melalui muntah dan diare perlu
diganti ( natrium, kalium, dan klorida )
i. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering
j. Hindari makanan yang merangsang pencernaan
k. Bila ODHA mendapatkan obat ARV , pemberian makanan
disesuaikan dengan jadwal minum obat dimana ada obat yang
diberikan saat lambung kosong, pada saat lambung harus penuh,
atau diberikan bersama-sama dengan makanan
l. Sesuaikan syarat diet dengan infeksi penyakit penyerta ( TB,
diare, sarkoma, oral kandidiasis )
4. Monitoring dan Evaluasi hasil asuhan
A. Monitoring :
a. Keluhan : Frekuensi diare, mual
b. Fisik klinis : Suhu
c. Antropometri : BB,IMT
B. Evaluasi :Pemahaman pasien mengenai edukasi dan asuhan yang
diberikan
ASUHAN GIZI PADA DIABETES MELITUS
a. Pengertian
penyakit metabolik yang biasanya herediter, dengan tanda-tanda
hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik
akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif ; gangguan
primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang disertai gangguan
metabolisme lemak dan protein.
b. Gejala
1. Nafsu makan menurun
2. Banyak minum & kencing
3. Mudah capek/ mengantuk
4. BB turun 5 - 10 Kg/2 - 4 minggu.
5. Rasa mual bila berlanjut tidak sadarkan diri
6. Kesemutan, Rasa tebal di kulit terutama kaki
7. Kulit rasa panas, kram
8. Mata kabur
9. Gatal sekitar kemaluan (wanita).
10. Gigi mudah goyah dan lepas
11. Kemampuan sexual menurun (impoten)
12. Ibu hamil sering keguguran/bayi lahir mati.
c. Asuhan Gizi
1. Menulis data anamnesa pasien sebagai berikut :
a. Diagnosa medis
b. Keluhan pasien
c. Data antropometri : BB, TB, IMT, LILA
d. Data Fisik Klinis : Tensi , Suhu, Nadi
e. Data Laboratorium : GDP,GDJPP
f. Riwayat Gizi : Kebiasaan Makan , Food Recall
2. Penulisan diagnosa medis berdasarkan data anamnesa yang
didapatkan. Penulisan diagnosa berdasarkan Diagnosa medis yang
terdapat pada referensi Asuhan Gizi di Puskesmas 2015 Halaman 13
meliputi domain intake (N.I) ,domain klinik (N.C) , dan domain
behaviour (N.B) dan dihubungkan dengan hasil anamnesa.
3. Penulisan intervensi diet mencakup tujuan, prinsip, dan syarat.
A. Tujuan pemberian diet :
a. Menjaga gula darah dalam batas normal.
b. Mencapai BB normal
c. Menjaga Kadar Lemak darah dalam batas normal
d. Menekan atau menunda timbulnya komplikasi DM
e. Memperbaiki kesehatan umum pasien
B. Prinsip :
a. Energi Cukup
b. Protein normal
c. Lemak sedang
d. Karbohidrat sisa kebutuhan energi total
e. Serat cukup
f. Vitamin dan mineral cukup
C. syarat :
g. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
normal. Kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan
kebutuhan untuk metabolisme basal sebesar 25 - 30 kkal/kg BB
normal, ditambah kebutuhan untuk aktivitas fisik dan keadaan
khusus, misalnya kehamilan atau laktasi serta ada tidaknya
komplikasi.
h. Kebutuhan Protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi
total
i. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi
total
j. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total,
yaitu 60 – 70%
k. Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak
diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila
kadar glukosa darah sudah terkendali, diperbolehkan
mengkonsumsi gula murni sampai 5% dari kebutuhan energi
total.
l. Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Fruktosa
dalam jumlah 20% dari kebutuhan energi total dapat
meningkatkan kolesterol LDL, sedangkan gula alkohol dalam
jumlah berlebihan mempunyai pengaruh laksatif.
m. Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat
larut air yang terdapat di dalam sayur dan buah. Menu seimbang
rata-rata memenuhi kebutuhan serat sehari
n. Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan
mengkonsumsi natrium dalam bentuk garam dapur seperti orang
sehat, yaitu 3000 mg/hari Na. Apabila mengalami hipertensi,
asupan garam harus dikurangi ( diet rendah garam ).
4. Monitoring dan Evaluasi hasil asuhan
A. Monitoring :
a. Antropometri : BB,IMT
b. Laboratorium : GDP, GDJPP
B. Evaluasi :Pemahaman pasien mengenai edukasi dan asuhan yang
diberikan
ASUHAN GIZI PADA HIPERTENSI
a. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik yang
menetap. Tekanan sistolik adalah tekanan puncak yang tercapai pada waktu
jantung berkontraksi dan memompakan darah melalui arteri. Sedangkan
tekanan diastolik adalah tekanan pada waktu jatuh ke titik terendah saat
jantung mengisi darah kembali, atau disebut juga tekanan arteri di antara
denyut jantung.
b. Gejala
1. Peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik yang menetap
2. Tekanan darah normal 120/80 mmHg
3. Secara sederhana seseorang disebut hipertensi apabila tekanan darah
sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih besar dari
90 mmHg.
c. Asuhan Gizi
1. Menulis data anamnesa pasien sebagai berikut :
a. Diagnosa medis :
b. Keluhan pasien :
c. Data antropometri : BB, TB, IMT, LILA
d. Data Fisik Klinis : Tensi , Suhu, Nadi
e. Data Laboratorium :
f. Riwayat Gizi : Kebiasaan Makan , Food Recall
2. Penulisan diagnosa medis berdasarkan data anamnesa yang
didapatkan. Penulisan diagnosa berdasarkan Diagnosa medis yang
terdapat pada referensi Asuhan Gizi di Puskesmas 2015 Halaman 13
meliputi domain intake (N.I) ,domain klinik (N.C) , dan domain
behaviour (N.B) dan dihubungkan dengan hasil anamnesa.
3. Penulisan intervensi diet mencakup tujuan, prinsip, dan syarat.
A. Tujuan pemberian diet :
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi normal IMT antara
18,5 – 25
2. Mencapai kadar tekanan darah normal
B. Prinsip :
1. Natrium dibatasi
2. Energi cukup
3. Protein cukup
4. Lemak cukup
5. Tinggi Magnesium , Kalsium dan Kalium
6. Tinggi serat
C. Syarat :
a. Energi cukup sesuai dengan kebutuhan pasien.
b. Protein diberikan cukup 15% dari total kebutuhan energi sehari.
c. Lemak diberikan cukup 30 % dari total kebutuhan sehari
d. KH diberikan sisa dari total kebutuhan setelah dikurangi
kebutuhan protein dan lemak.
e. Memilih bahan makanan tinggi magnesium , kalsium dan kalium.
f. Asupan serat 30 – 50 gr / hari.
g. Rasa tawar dapat diperbaiki dengan menambah gula merah/
pasir, bawang (merah/putih), jahe, kencur, daun salam dan
bumbu lain yang tidak mengandung atau sedikit garam natrium
h. Makanan lebih enak ditumis, digoreng, dipanggang, walaupun
tanpa garam
i. Bubuhkan garam saat di atas meja makan, gunakan garam
beryodium tidak lebih dari ½ sendok teh/hari
j. Dapat menggunakan garam yang mengandung rendah natrium
k. Bila mengkonsumsi makanan/minuman suplemen, konsultasikan
terlebih dahulu dengan dokter
4. Monitoring dan Evaluasi hasil asuhan
A. Monitoring :
a. Antropometri : BB,IMT
b. Fisik Klinis : tensi
B. Evaluasi :Pemahaman pasien mengenai edukasi dan asuhan yang
diberikan
ASUHAN GIZI DISLIPIDEMIA
a. Pengertian
Dislipidemia adalah kelainan pada kadar lipid atau lemak yang terkandung
dalam darah . Umumnya isitilah ini lebih ditujukan pada meningkatnya kadar
kolesterol dan trigliserid. Dengan meningkatnyan kadar kolesterol, khususnya
LDL, dapat menimbulkan penumpukan “kerak” pada dinding pembuluh darah.
Kerak atau plaque atherosklerosis inilah yang mengakibatkan penyempitan
saluran darah. Jika yang menyempit adalah pembuluh koroner di jantung,
maka menimbulkan penyakit jantung koroner (Iwan Dakota, 2007).
b. Gejala
Biasanya tidak terdapat gejala yang timbul karena dislipidemia, sehingga
seseorang yang mengalami perubahan profil lipid tidak menyadarinya. Setiap
orang yang berumur 20 tahun atau lebih harus melakukan pemeriksaan
secara rutin satu kali setiap lima tahun sekali. Dan setiap orang harus
mendiskusikan kadar lemak hasil pemeriksaan dengan dokter (NHLBI, 2007).
c. Asuhan Gizi
1. Menulis data anamnesa pasien sebagai berikut :
g. Diagnosa medis :
h. Keluhan pasien :
i. Data antropometri : BB, TB, IMT, LILA
j. Data Fisik Klinis : Tensi , Suhu, Nadi
k. Data Laboratorium : Kolesterol, HDL, LDL
l. Riwayat Gizi : Kebiasaan Makan , Food Recall
2. Penulisan diagnosa medis berdasarkan data anamnesa yang
didapatkan. Penulisan diagnosa berdasarkan Diagnosa medis yang
terdapat pada referensi Asuhan Gizi di Puskesmas 2015 Halaman 13
meliputi domain intake (N.I) ,domain klinik (N.C) , dan domain
behaviour (N.B) dan dihubungkan dengan hasil anamnesa.
3. Penulisan intervensi diet mencakup tujuan, prinsip, dan syarat.
A. Tujuan pemberian diet :
1. Menurunkan berat badan bila kegemukan
2. Mengubah jenis dan asupan lemak makanan
3. Menurunkan asupan kolesterol makanan
4. Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan
asupan karbohidrat sederhana.
B. Prinsip :
1. Energi adekuat/cukup sesuai status gizi ; rendah energi jika status
gizi antropometri berlebih atau obesitas.
2. Lemak rendah sampai cukup ,hanya tinggi PUFA dan MUFA,
rendah lemak jenuh
3. Tinggi serat
4. Tinggi Antioksidan
5. Cukup karbohidrat
C. Syarat :
1. Energi yang dibutuhkan disesuaikan menurut berat badan dan
aktivitas fisik. Bila kegemukan makana penurunan berat badan
dapat dicapai dengan asupan energi rendah dan meningkatkab
aktivitas fisik. Penurunan asupan energi disertai penurunan berat
badan biasanya menghasilkan penurunan kadar trigliserida
darah yang cepat.
2. Lemak sedang 25 % dari kebutuhan.
3. Protein diberikan cukup yaitu 15 % dari total kebutuhan energi.
4. Karbohidrat sedang antara 50 – 60 % dari total kebutuhan.
5. Hindari makanan yang tinggi lemak seperti gorengan, daging
berlemak termasuk sosis, krim , margarin, mentega , keju , susu
reguler, krim, kulit hewani, fast food, kue kue.
6. Kurangi makanan tinggi kolesterol seperti, udang , jerohan , otak
, telur 2x seminggu.
7. Bila menggunakan minyak sebaiknya gunakan lemak jenis tak
jenuh , seperti kedelai, minyak jagung, minyak zaitun,alpukat,
kacang hijau , kacang kedelai.
8. Mengkonsumsi secara teratur buah – buahan , sayur – sayuran ,
sebaiknya dikonsumsi segar (bukan olahan) sehingga diperoleh
serat yang cukup (20-30 g/ hari)
9. Hindari konsumsi karbohidrat secara berlebihan.
10. Pengaturan porsi penyeimbang diet :
a. Buah-buahan paling sedikit 2-3 buah perhari.
b. Berbagai macam sayuran (hijau,kuning, oranye dan jenis
umbi - umbian), paling sedikit 3 – 4 porsi sehari.
c. Berbagai macam serealia seperti: rye, oat,roti bisa dikonsumsi
4 porsi sehari.
d. Kacang-kacangan paling sedikit 1 porsi perhari
e. Ikan sebaiknya dikonsumsi 2 kali perminggu bila perlu lebih
sering lebih baik. Ikan kaleng salmon atau tuna boleh
dikonsumsi.
4. Monitoring dan Evaluasi hasil asuhan
C. Monitoring :
c. Antropometri : BB,IMT
d. Fisik Klinis : tensi
e. Laboratorium : Kolesterol, HDL, LDL
D. Evaluasi :Pemahaman pasien mengenai edukasi dan asuhan yang
diberikan
ASUHAN GIZI GOUT

a. Pengertian
Hyperurecemia adalah kondisi dimana kadar asam urat di atas normal.
Nilai normal asam urat (Uric Acid) pada pemeriksaan laboratorium di
Indonesia umumnya adalah ;
a. Laki-laki : 3 – 7.2 mg/dl
b. Wanita : 2 – 6 mg/dl
Gout adalah suatu bentuk peradangan pada persendian yang ditandai
serangan sangat sakit tiba-tiba, memerah dan pembengkakan pada sendi.
Sendi yang mudah mengalami serangan biasanya jari jempol kaki , mata kaki,
jari-jari, pergelangan tangan atau siku.
b. Gejala
1. Sakit teramat sangat pada persendian.
2. Panas ,memerah dan potensial infeksi bersamaan dengan serangan
sangat nyeri.
3. Rasa sakit tersebut sangat menyiksa atau ekstrem, dan biasanya sia-
sia jika dipijat, serangan ini terjadi pada tahap-tahap awal Gout
tercetus, kemudian rasa nyeri dalam beberapa hari berangsur – angsur
surut.
c. Asuhan Gizi
1. Menulis data anamnesa pasien sebagai berikut :
a. Diagnosa medis :
b. Keluhan pasien :
c. Data antropometri : BB, TB, IMT, LILA
d. Data Fisik Klinis : Tensi , Suhu, Nadi
e. Data Laboratorium : Asam Urat
f. Riwayat Gizi : Kebiasaan Makan , Food Recall
2. Penulisan diagnosa medis berdasarkan data anamnesa yang
didapatkan. Penulisan diagnosa berdasarkan Diagnosa medis yang
terdapat pada referensi Asuhan Gizi di Puskesmas 2015 Halaman 13
meliputi domain intake (N.I) ,domain klinik (N.C) , dan domain
behaviour (N.B) dan dihubungkan dengan hasil anamnesa.
3. Penulisan intervensi diet mencakup tujuan, prinsip, dan syarat.
A. Tujuan pemberian diet :
1. Mengupayakan berat badan ke arah normal.Bila obesitas ,berat
badan diturunkan bertahap untuk menghindari ketonemia yang
merupakan faktor presipitasi serangan akut.
2. Meningkatkan ekskresi asam urat dan mencegah terbentuknya
batu ginjal
3. Menurunkan dislipidemia
4. Mencegah komplikasi seperti;hipertensi,penyakit ginjal dan stroke
B. Prinsip :
1. Energi Cukup
2. Protein cukup
3. Lemak rendah sampai moderat
4. Rendah purin
5. Tinggi hidrat arang
C. Syarat :
1. Energi yang dibutuhkan disesuaikan menurut berat badan dan
aktivitas fisik.
2. Lemak rendah 20 % dari kebutuhan.
3. Protein diberikan cukup yaitu 15 % dari total kebutuhan energi.
4. Karbohidrat tinggi antara 60 – 65 % dari total kebutuhan.
5. Hindari makanan yang tinggi lemak seperti gorengan, daging
berlemak termasuk sosis, krim , margarin, mentega , keju , susu
reguler, krim, kulit hewani, fast food, kue kue.
6. Kurangi makanan tinggi kolesterol seperti, udang , jerohan , otak
, telur 2x seminggu.
7. Bila menggunakan minyak sebaiknya gunakan lemak jenis tak
jenuh , seperti kedelai, minyak jagung, minyak zaitun,alpukat,
kacang hijau , kacang kedelai.
8. Mengkonsumsi makanan dengan kandungan purin rendah dan
sedang namun dibatasi
4. Monitoring dan Evaluasi hasil asuhan
A. Monitoring :
a. Antropometri : BB,IMT
b. Fisik Klinis : tensi
c. Laboratorium : Asam Urat
B. Evaluasi :Pemahaman pasien mengenai edukasi dan asuhan yang
diberikan
ASUHAN GIZI ANEMIA GIZI BESI

a. Pengertian
Anemia gizi adalah keadaan dimana kadar hemoglobin, hematokrit dan
jumlah sel darah merah lebih rendah dari normal, sebagai akibat dari
defisiensi salah satu atau beberapa unsur zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
untuk membentuk sel darah merah.
b. Gejala
1. Lemas, letih lesu
2. Mudah mengantuk
3. Pusing
4. Kadar Hb dibawah standar
No Parameter Anemia Normal
Defisiensi Besi
1 Laki – laki dewasa < 13 gr/dl 15 g/dl
2 Wanita Dewasa < 12 gr/dl 13 – 14 g/dl
3 Wanita Dewasa <11 gr/dl 12 g/dl

c. Asuhan Gizi
1. Menulis data anamnesa pasien sebagai berikut :
a. Diagnosa medis :
b. Keluhan pasien :
c. Data antropometri : BB, TB, IMT, LILA
d. Data Fisik Klinis : Tensi , Suhu, Nadi
e. Data Laboratorium : Hb /HCT
f. Riwayat Gizi : Kebiasaan Makan , Food Recall
2. Penulisan diagnosa medis berdasarkan data anamnesa yang
didapatkan. Penulisan diagnosa berdasarkan Diagnosa medis yang
terdapat pada referensi Asuhan Gizi di Puskesmas 2015 Halaman 13
meliputi domain intake (N.I) ,domain klinik (N.C) , dan domain
behaviour (N.B) dan dihubungkan dengan hasil anamnesa.
3. Penulisan intervensi diet mencakup tujuan, prinsip, dan syarat.
A. Tujuan pemberian diet :
1. Memberikan makanan dengan energi sesuai kebutuhan untuk
mencegah penurunan BB dan atau mencapai IMT Normal.
2. Membantu meningkatkan kadar hemoglobin dengan pemberian
makanan tinggi Fe dan pemicunya yaitu vitamin C
B. Prinsip :
1. Energi Cukup
2. Protein cukup
3. Lemak cukup
4. Kh sisa kebutuhan setelah dikurangi oleh protein dan lemak.
5. Tinggi Fe
6. Tinggi vit C,vitamin dan mineral lain cukup
C. Syarat :
1. Energi yang dibutuhkan disesuaikan menurut berat badan dan
aktivitas fisik.
2. Lemak cukup 25 % dari kebutuhan.
3. Protein diberikan cukup yaitu 15 % dari total kebutuhan energi.
4. Karbohidrat cukup antara 50 – 60 % dari total kebutuhan.
5. Hindari makanan yang menghambat penyerapan Fe yaitu fitat
pada dedak , katul , jagung, protein kedelai, susu coklat dan
kacang – kacangan. Polifenol termasuk tanin pada teh, kopi,
bayam , kacang – kacangan. Zat kapur/ kalsium pada susu, keju.
6. Tingkatkan makanan yang memudahkan penyerapan Fe yaitu
Vitamin C ( asam askorbat ) pada buah, Asam malat dan tartrat
pada sayuran : wortel, kentang, brokoli, tomat, kobis, labu
kuning, Asam amino cystein pada daging sapi, kambing, ayam,
hati, ikan.
4. Monitoring dan Evaluasi hasil asuhan
A. Monitoring :
1. Antropometri : BB,IMT
2. Fisik Klinis : tensi
3. Laboratorium : Hemoglobin/ HCT
B. Evaluasi :Pemahaman pasien mengenai edukasi dan asuhan yang
diberikan

ASUHAN GIZI GASTRITIS

a. Pengertian
Penyakit Lambung atau gastrointestinal meliputi Gastritis Akut dan Kronis,
Ulkus Peptikum, pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan “Dumping
Syndrome” dan Kanker Lambung. Gangguan gastrointestinal sering
dihubungkan dengan emosi atau psikoneurosis dan/atau makan terlalu cepat
karena kurang dikunyah serta terlalu banyak merokok.
b. Gejala
Gangguan pada lambung umumnya berupa sindroma dyspepsia, yaitu
kumpulan gejala yang terdiri dari mual, muntah, nyeri epigastrum, kembung,
nafsu makan berkurang, dan rasa cepat kenyang.
c. Asuhan Gizi
1. Menulis data anamnesa pasien sebagai berikut :
a. Diagnosa medis :
b. Keluhan pasien :Gejala Gastritis
c. Data antropometri : BB, TB, IMT, LILA
d. Data Fisik Klinis : Tensi , Suhu, Nadi
e. Data Laboratorium :
f. Riwayat Gizi : Kebiasaan Makan , Food Recall
2. Penulisan diagnosa medis berdasarkan data anamnesa yang
didapatkan. Penulisan diagnosa berdasarkan Diagnosa medis yang
terdapat pada referensi Asuhan Gizi di Puskesmas 2015 Halaman 13
meliputi domain intake (N.I) ,domain klinik (N.C) , dan domain
behaviour (N.B) dan dihubungkan dengan hasil anamnesa.
3. Penulisan intervensi diet mencakup tujuan, prinsip, dan syarat.
A. Tujuan pemberian diet :
Tujuan Diet Panyakit Lambung adalah memberikan makanan dan
cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah
dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan.
B. Prinsip :
1. Energi Cukup
2. Protein cukup
3. Lemak rendah
4. Kh sisa kebutuhan setelah dikurangi oleh protein dan lemak.
5. Cairan cukup terutama bila ada muntah
6. Vitamin dan mineral lain cukup
C. Syarat :
1. Mudah cerna, porsi kecil dan sering diberikan
2. Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk
menerimanya
3. Lemak rendah, yaitu 10 – 15% dari kebutuhan energi total yang
ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
4. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan
secara bertahap
5. Cairan cukup, terutama bila ada muntah
6. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik
secara termis, mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan daya
terima perorangan)
7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa; umumnya tidak
dianjurkan minum susu terlalu banyak
8. Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang.
4. Monitoring dan Evaluasi hasil asuhan
A. Monitoring :
1. Keluhan Pasien : terkait gejala gastritis
2. Antropometri : BB,IMT
3. Fisik Klinis : tensi
B. Evaluasi :Pemahaman pasien mengenai edukasi dan asuhan yang
diberikan

Anda mungkin juga menyukai